PENDAHULUAN DAN KONSEP PERENCANAAN MATERI I Dr. Maruf Akbar PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2009

PENDAHULUAN DEFINISI PERENCANAAN (PLANNING) DAN FUNGSI PERENCANAAN Perencanan adalah upaya rasional untuk mencapai tujuan melalui sejumlah tindakan (Planning is the rational pursuit of goals by actions) Robert Beach and Ronald Lindahl. Perencanaan adalah suatu orientasi masa depan dan suatu rancangan upaya yang bersekuensi secara bertahap yang mencakup beragam model, yang setiap pendekatan model itu menentukan tindakan-tindakan yang akan membawa perubahan yang diinginkan. Perubahan masa depan itu apakah jangka pendek, menengah, atau panjang. (Planning is a future-oriented and hierarchical discipline that encompasses various models, each prescribing approaches for actions that will bring about change. By definition, it can be thought of as an attempt to change the future by current and ongoing action. All planning is dedicated to changing some future—either in the very short term or over some longer period, perhaps decades) Aggarwal dan R.S. Thakur Perencanaan adalah proses formal untuk membuat keputusan-keputusan untuk masa depan dari seorang individu dan suatu organisasi/institusi. Perencanaan mencakup: Tujuan, Strategi dan Program untuk mencapai tujuan, penentuan dan alokasi sumber- sumber yang dibutuhkan, dan komunikasi perencanaan kepada semua pihak terkait. (Planning is the formal process of making decisions for the future of individuals and organizations. Planning involves dealing on aims and objectives, selecting to correct strategies and program to achieve the aims, determining and allocating the resources required and ensuring that plans are communicated to all concerned. Plans are statement of things to be done and the sequence and timing in which they should be done in order to achieve a given end)

VISUAL UNSUR-UNSUR PERENCANAAN An attempt to change the future by current and ongoing action. “LOOKING A HEAD” “BRING ABOUT BETTER FUTURE” MISI KONDISI SAAT SEKARANG KONDISI MASA DEPAN YG DIINGINKAN (DAS SOLLEN) I II III N PENCAPAIAN TUJUAN TUJUAN, STRATEGI, PROGRAM, ALOKASI SUMBER DAYA, DAN KOMUNIKASI PLANNING IS INTEGRATED DECISION MAKING FUNGSI PERENCANAAN: 1.PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN 2.MENGHINDARI PEMBOROSAN SUMBER DAYA 3.ALAT UTK PENGEMBANGAN QUALITY ASSURANCE 4. SBG AKUNTABILITAS INSTITUSI VISI

PERENCANAAN (TAHAPAN) TAHAPAN GOALS OBJECTIVES 1. IDENTIFIKASI 1. TARGETS 2. DEVELOPMENT AND EVALUATION 2. PENGEMBANGAN DAN EVALUASI STRATEGI –STRATEGI ALTERNATIVES STRATEGIES ALTERNATIF TO ACHIEVE GOALS 3. IDENTIFICATION OF THE PREFERED STRATEGY 3. PEMILIHAN DAN PENENTUAN STRATEGI 4. IMPLEMENTATIONS 4. PENERAPAN STRATEGI 5. MONITORING 5. MONITORING DAN EVALUASI ADJUSTMENT OF PLANS BASED ON MONITORING RESULTS

DIMENSI DALAM PLANNING 1. LINGKUP STRATEGI-STRATEGI DECISION-MAKING (the scope of decision-making strategies) 2. TANGGUNGJAWAB SECARA POLITIK UNTUK PROSES PERENCANAAN (political responsibility for planning processes), 3. MEKANISME UNTUK IMPLEMENTASI PERENCANAAN (mechanisms for planning implementation), 4. SUBJEK MATTER PERENCANAAN (and the subject matter of planning).

LANJUTAN 1. LINGKUP STRATEGI-STRATEGI DECISION-MAKING (the scope of decision-making strategies) STRATEGI PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN ANTARA LAIN DAPAT MENGACU KEPADA MODEL 1. KOMPREHENSIF - ARTINYA PERENCANAAN DIRANCANG MELIPUTI PERTIMBANGAN UNTUK SEMUA TUJUAN DAN CARA UNTUK MENCAPAI SEMUA HASIL AKHIR. - SEMUA HASIL DAN KONSEKUENSI YANG MUNGKIN DAN TELAH DIPILIH UNTUK MEMAKSIMALISASI KESEJAHTERAAN SOSIAL. - ASUMSINYA MODEL INI KEMAMPUAN PARA AHLI UNTUK MENGGUNAKAN ANALISIS ILMIAHNYA UNTUK IDENTIFIKASI DAN PENERAPAN TINDAKAN-TINDAKANNYA UNTUK MENCAPAI KEBUTUHAN PUBLIK - KELEMAHAN MODEL INI : TUJUAN TERLALU BERAGAM, DAN SYSTEM TERLALU KOMPLEKS UTK DIPAHAMI DAN DI MANAJE 2. REALISTIC MODEL (INCREMENTAL PLANNING) - PENDEKATAN INI BERFOKUS KEPADA PROBLEM SOLVING JANGKA PENDEK, BERDASAR PADA PEMBATASAN HASIL AKHIR YANG AKAN DICAPAI DAN KETERBATASAN METODE/ALAT. - KELEMAHAN MODEL INI ADALAH TIDAK EFEKTIF UNTUK MENCEGAH TIMBULNYA MASALAH KONSEKUENSINYA PENDEKATAN INI TIDAK EFEKTIF UNTUK JANGKA PANJANG 3. MODEL KOMBINASI ANTARA YANG PERTAMA DENGAN KEDUA - KOMOBINASI FAKTOR-GFAKTOR YANG MENGUTUNGKAN DENGAN PENGGNAAN STRATEGIC PLANNING - STRATEGIC PLANNING MENCOBA UNTUK MENYEDIAKAN KERANGKA KERJA YANG KOMPREHENSIF YANG BERFOKUS KEPADA ISUE-ISU PERMASALAHAN KUNCI, DAN LEBIH LUAS

LANJUTAN 2. TANGGUNGJAWAB SECARA POLITIK UNTUK PROSES PERENCANAAN (political responsibility for planning processes) PADA UMUMNYA DAPAT DIIDENTIFIKASI MODEL TANGGUNGJAWAB POLITIK DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN, YAITU : TEKNOKRAT, ADVOCACY, MEDIASI, KOLABORATIF, DAN POSTMODERN STRUCTURALIST - Technocratic planning MENDELEGASIKAN KONTROL TERHADAP PERENCANAANNYA KEPADA PARA AHLI DENGAN KEMAMPUAN ANALISIS ILMIAHNYA UNTUK MENYIAPKAN PERENCANAAN (INDEPENDENT EXPERTS ABOVE POLITICS) - NAMUN DIAKUI BAHWA PERENCANAAN TUJUAN-TUJUAN SEBAIKNYA MELALUI SUATU PROSES YANG DEMOKRATIS, TIDAK HANYA JUDGMENT PARA EXPERTS - Democratic processes UNTUK MENENTUKAN TUJUAN-TUJUAN TERMASUK ARAH- ARAHNYA SEBAIKNYA DATANG DARI PARA POLITISI MAUPUN KONSULTASI DENGAN PARA PENDUDUK/WARGA MASYARAKAT YANG MENJADI SASARAN PERENCANAAN - DEMOCRATIC PROCESS JUGA SEBAIKNYA DALAM PELIBATAN WARGA TIDAK HANYA KEPADA PENYUSUNAN TUJUAN, TETAPI KETIKA MELAKUKAN EVALUASI HASIL-HASIL - TEKNIK PELIBATAN WARGA SEPERTI : PENYEDIAAN INFORMASI, PEMBERIAN UMPAN BALIK, PUBLIC MEETINGS, DAN ongoing consultation by using citizen advisory committees - BEBERAPA MODEL YANG BARU ADALAH : ADVOCACY PLANINNG, MEDIATION PLANNING, DAN COLLABORATIVE PLANNING

LANJUTAN ADVOCACY PLANNING -BERDASARKAN PADA KELOMPOK-KELOMPOK INTEREST YANG BERBEDA YANG MEMILIKI PARA AHLINYA SENDIRI-SENDIRI UNTUK MEMBUAT PERSIAPAN PERENCANAAN DAN ADVOKASI ATAS NAMA KLIENNYA - PRESENTASI DIANTARA KELOMPOK-KELOMPOK INTEREST TSB DI FORUM PUBLIK YANG TERBUKA, - ADVOKASI PLANNING DAPAT MEMPERBAIKI HASIL-HASIL PERENCANAANNYA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASUKAN-MASUK YANG DIPEROLEHNYA KELEMAHAN ADVOKASI PLANNING MASING-MASING KELOMPOK INTEREST HANYA MEWAKILI KELOMPOK MASING-MASING, DAN PADA UMUMNYA TIDAK MEMBUAT SARAN-SARAN MASUKAN BAGAIMANA KEPUTUSAN AKAN DIBUAT YANG MEWAKILI SEMUA KELOMPOK-KELOMPOK INTEREST TSB.

LANJUTAN MEDIATION DAN COLLABORATIVE PLANNING -MODEL INI MENCOBA UNTUK MENGURANGI KELEMAHAN ADVOCACY PLANNING DG. CARA MENGUSULKAN MODEL CONSENSUS-BASED DECISION MAKING DG. MEMBUAT NEGOISASI FACE-TO-FACE DIANTARA KELOMPOK- KELOMPOK INTEREST, DAN BISA DG. MEMBERIKAN FASILITATOR PROFESIONAL. - PERBEDAAN ANTARA MEDIATION PLANNING DG. COLLABORATIVE PLANNING ADALAH MEDIATION PLANNING BERUPAYA UTK MEDIASI KONFLIK KEPENTINGAN ANTAR KELOMPOK, DAN KOLABORATIF ADALAH PROAKTIF DG. MENCIPTAKAN PROSES MEDIASI BERDASAR KONSENSUS DIMULAI PADA AWAL PROSES PERENCANAAN -PADA UMUMNYA DG. MODEL MEDIASI DAN COLLABOTAIVE PLANNING DAPAT TERCAPAI SUATU PERENCANAAN YANG REPRESENTATIF UNTUK SEMUA KELOMPOK -COLLABORATIVE PLANNING DILAKUKAN MEMALUI DIALOG INTERAKTIF DIANTARA STAKEHOLDER. KONSEKUENSINYA PERENCANAAN DIKEMBANGKAN LEBIH MEWAKILI KEPENTINGAN PUBLIK - MEDIASI DAN KOLABORATIF JUGA DAPAT MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN, PENGETAHUAN, DAN RELATIONSHIP DIANTARA STAKEHOLDER MENJADI LEBIH BAIK, YANG MEMBUAT PLANNING LEBIH MUSAH DAN LEBIH EFEKTIF

LANJUTAN 3. MEKANISME UNTUK IMPLEMENTASI PERENCANAAN (mechanisms for planning implementation), -STRATEGI PENERAPAN PLANNING DAPAT DIKATEGORIKAN DARI MULAI INDICATIVE (MENUNJUKKAN CARA), PASAR/MARKET, DAN REGULASI ATAU PENGATURAN/ (BERGANTUNG KEPADA INTENSITAS PENERAPAN) -INDICATIVE PLANNING BERDASARKAN PADA PENYEDIAAN INFORMASI UNTUK PEMBUAT KEPUTUSAN MENGIKUTI PENERAPAN PERENCANAAN INI DG. DIBERI KEBEBASAN TANPA PAKSAAN UNTUK MEMILIH SECARA RASIONAL (CONTOH: ENVIRONMENTAL PLANN- TO CHOOSE LOWER –EMITTING VEHICLES) -MARKET –BASED IMPLEMENTATION MEMILIKI PILIHAN-PILIHAN HARGA BARANG- BARANG, DAN SERVICE TANPA PAKSAAN UNTUK PENERAPAN PERENCANAANNYA. (CONTOH: taxes may be reduced on low-polluting automobiles ) -Regulatory implementation MENGGUNAKAN PERATURAN-PERATURAN DAN ENFORCEMENT UNTUK PENERAPAN PERENCANAANYA Regulatory planning is sometimes referred to as command planning.

LANJUTAN 4. SUBJEK MATTER PERENCANAAN (and the subject matter of planning). Dimensi ini menjelaskan materi utama apa yang dibicarakan /dinyatakan dalam perencanaan. Perencanan dibagi dua karakteristik : Spatial dan Fungsional Spatial : cakupan wilayah yaitu : Kota, Wilayah, dan Nasional Fungsional : Sosial, Economic, Transportasi, Infrastructur publik, Lingkungan, Pertanahan. (Social planning, for example, can be broken down into numerous subcategories, such as health, day care, education, social services, and so on) A recent international trend in planning is the emergence of sustainability planning. Sustainability is defined as meeting the needs of the current generation without sacrificing the needs of future generations. The interest in sustainability planning is increasing with the growing awareness of broad environmental trends such as global warming that challenge the integrity of the earth's ecological systems.

SINTESIS (SEMENTARA) Planning has a common theme: the attempt to achieve goals by rational implementation of strategies. Within this broad theme there is significant variation in the meaning of planning. This variation can best be understood as a multidimensional matrix organized around themes of decision-making strategies, political responsibility, implementation strategies, and spatial and functional subject matter. The emphasis on planning type within this typology varies with time, circumstance, and the dominant ideology of the society. Current trends point to increasing emphasis on collaborative planning and international and national sustainability planning to preserve integrity of ecological systems.

TIPE-TIPE PLANNING STRATEGICOPERATIONAL -LONG RANGE -COMPREHENSIVE --INTEGRATED -OVERALL AND MANAGERIAL PLANNING DIMENSI: 1.IDENTIFIKASI DAN EKSAMINASI KESEMPATAN-KESEMPATAN MASA DEPAN 2.THREATS AND CONSEQUENCES 3.PROSES ANALISIS LINGK. ORGA NISASI DAN PENGEMBANGAN TUJUAN-TUJUAN YANG KOMPATI BEL SESUAI DG. KEBIJAKAN-KEBI JAKAN UTK MENCAPAI TUJUAN TUJUAN TSB. 4.INTEGRASI RAGAM ELEMEN PLANNING KE DALAM STUKTUR (SEHINGGA SETIAP UNIT ORGANI SASI MEMAHAMI APA YANG HA RUS DIKERJAKAN) Operational planning, also known as divisional Planning, is concerned with the implementation of the larger goals and strategies that have been determined by strategic planning; it is also concerned with improving current operations and with the allocation of resources through the operating budget

TIPE-TIPE PLANNING YANG LAIN Macro Planning: Macro Planning deals with broad entities having such large magnitude, aggregates, and averages as National Income, Per Capita Income, National Expenditure on consumption and income; Balance of Trade and Balance of Payment, National Population, Total Enrolment, Enrolment Ratios, Age Structure etc. Thus, macro-planning deals with broad plans not taking note of breakdowns between skills or scheme implementation at grass root level Micro-Planning: As against macro theory, micro economic theory analyses consumption and investment of households, prices of particular goods, output, sales and purchase decisions of individual firms and industries. Micro-Planning in education starts from grass root level. For instance, the head of an institution has to plan how best he/she should bring all the children to school in his/her area. Here planning at the village level has to be done. How best individual schools can bring and retain all the children in schools; how schools in individual habitations can be provided; and whether eligible students are getting their scholarships on time.

LANJUTAN Decentralised Planning: Decentralization implies distribution of administrative powers and functions among local constituents. Decentralized planning means to confer the authority of planning for the local development. Under the decentralized planning model, all local units prepare their plans after due consultations with their people and analysis of the strengths and weaknesses of the planning area. These local level plans are then coordinated and summated to make the district plan by taking into account the availability of the physical and financial resources.

LANJUTAN Strategic Planning: The managerial process of developing and maintaining a viable link between the organization’s objectives and resources and its environmental opportunities Manpower Planning: A generic term for those techniques used to arrive at a specification of any aspect of future manpower requirement, deployment or development needs. Manpower planning has been an important feature of centralized planning in socialist countries. Indicative Planning: Indicative Planning is planning by agreement and indication of desirable targets rather than by compulsion or decree. It is also known as Participative Planning

PERENCANAAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN 1. MERUPAKAN PROSES SESEORANG MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN, SIKAP DAN BENTUK-BENTUK PERILAKU DALAM MASYARAKAT 2. PROSES SOSIAL, PERKEMBANGAN KEMAMPUAN SOSIAL DAN KEMAMPUAN INDIVIDU YANG MAKSIMAL PENDIDIKAN : 1. INDIVIDU PESERTA DIDIK 2. UPAYA UTK MENDIDIK (TERENCANA, TUJUAN PENDIDIKAN YANG DISEPAKATI BERSAMA) 3. INSTITUSI PENDIDIKAN 4. SITUASI PENDIDIKAN (DALAM TINDAKAN PENDIDIKAN) 5. LINGKUNGAN SOSIOKULTURAL

UPAYA PENDIDIKAN AKTUALISASI UPAYA PENDIDIKAN : 1. DALAM TATARAN PRAKTIS OPERASIOANAL TERBATAS 2. TATARAN SATUAN INSTITUSIONAL 3. TATARAN STRUKTURAL (REGIONAL, NASIONAL, INTERNASIONAL)

PERENCANAAN PENDIDIKAN DEFINISI EDUCATIONAL PLANNING IS THE PROCESS OF PREPARING DECISIONS FOR ACTION IN THE FUTURE IN THE FIELD OF EDUCATIONAL DEVELOPMENT IS THE FUNCTION OF EDUCATIONAL PLANNING (GURUGE) PERENCANAAN PENDIDIKAN ADALAH SUATU PENERAPAN RASIONAL DARI ANALISIS SISTEMATIS PROSES PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DENGAN TUJUAN AGAR PENDIDIKAN ITU LEBIH EFEKTIF DAN EFISIEN SERTA SESUAI DENGAN KEBUTUHAN DAN TUJUAN PARA PESERTA DIDIK DAN MASYARAKAT EMPAT PERSOALAN DALAM PERENCANAAN PENDIDIKAN: 1. TUJUAN YANG AKAN DICAPI 2. STATUS POSISI SYSTEM PENDIDIKAN 3. PILIHAN ALTERNATIF KEBIJAKAN DAN PRIORITAS 4. STRATEGI (CARA TERBAIK UTK MENCAPAI TUJUAN)

BERLANJUT KE MATERI 2