Eka Syita Purnamadewi (3215096538) KELOMPOK 2 Disusun Oleh : Dio Sudiarto Ramdhani Purnomo Eka Syita Purnamadewi (3215096538)
PENGERTIAN TES Menurut Sudijono, tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Menurut Bruce, tes dapat digunakan untuk mngukur banyaknya pengetahuan yang diperoleh individu dari suatu bahan pelajaran yang terbatas pada tingkat tertentu. Muljono,Pudji danDjaali. 2004. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan.Jakarta: UNJ Halaman 8-13
FUNGSI TES Tes sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar siswa Tes sebagai motivator dalam pembelajaran Tes dapat mengupayakan perbaikan kualitas pembelajaran Tes dapat menentukan berhasil atau tidaknya siswa Fungsi Tes : Tes sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar siswa, dimaksudkan untuk mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan siswa setelah menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Tes sebagai motivator dalam pembelajaran, agar siswa dapat lebih giat belajar dan berusaha keras. Tes dapat mengupayakan perbaikan kualitas pembelajaran Tes dapat menentukan berhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi Muljono,Pudji danDjaali. 2004. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan.Jakarta: UNJ Halaman 8-13
PENGERTIAN TES LISAN Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Tes ini termasuk kelompok tes verbal, yaitu tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan. 2. TES LISAN Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Tes ini termasuk kelompok tes verbal, yaitu tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan. Namun demikian dapat juga soal-soal tes diajukan secara lisan dalam waktu yang ditentukan dan jawabannya harus dibuat secara tertulis. Adapun pada tes perbuatan, wujud soal tes adalah pemberian perintah atau tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa, dan cara penilaiannya dilakukan terhadap proses penyelesaian tugas dan hasil akhir yang dicapai setelah siswa melaksanakan tugas tersebut. Muljono,Pudji danDjaali. 2004. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan.Jakarta: UNJ Halaman 8-13
Macam-macam Tes Lisan Tes Lisan Bebas 2. Tes Lisan Berpedoman Thoha (2003:61) menjelaskan bahwa tes ini termasuk kelompok tes verbal, yaitu tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan. Dari segi persiapan dan cara bertanya, tes lisan dapat dibedakan menjadi dua yakni: a) Tes lisan bebas Yaitu pendidik dalam memberikan soal kepada peserta didik tanpa menggunakan pedoman yang dipersiapkan secara tertulis b) Tes lisan berpedoman Pendidik menggunakan pedoman tertulis tentang apa yang akan ditanyakan kepada peserta didik. Muljono,Pudji danDjaali. 2004. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan.Jakarta: UNJ Halaman 8-13
Tes Lisan Berpedoman Tes lisan berpedoman, yaitu pendidik menggunakan pedoman tertulis tentang apa yang akan ditanyakan kepada peserta didik. Contoh : Apa yang dimaksud dengan listrik statis ? Tes lisan berpedoman, yaitu pendidik menggunakan pedoman tertulis tentang apa yang akan ditanyakan kepada peserta didik. Muljono,Pudji danDjaali. 2004. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan.Jakarta: UNJ Halaman 8-13 Penilaian ini menggunakan keyword yang disampaikan oleh siswa. Misal dalam pertanyaan berikut?; “Jelaskan bagaimana pendistribusian PLN mulai dari pusat ke rumah-rumah?” Keyword yang kita siapkan ialah; Menggunakan trafo step up Menggunakan kabel yang panjang untuk mengurang hambatan Menggunakan trafo step down semisal siswa menjawab “listrik yang berasal dari generator masuk ke dalam gardu pusat yaitu menggunakan trafo step up yang bertujuan menaikan tegangan dan menggunakan kabel yang panjang, kemudian disalukan ke gardu-gardu kecil di sekitar rumah; gardu tersebut menggunakan konsep trafo step down dan didistribusikan ke rumah-rumah masyarakat”. Dalam jawaban ini telah mencakupi keyword yang kita siapkan, walaupun jawabannya luas tetapi guru dapat menilai dengan keyword.
Tes Lisan Bebas Tes lisan bebas, yaitu pendidik dalam memberikan soal kepada peserta didik tanpa menggunakan pedoman yang dipersiapkan secara tertulis. Contoh: Mengapa penggaris yang digosok-gosok pada rambut dapat menempel ke penggaris? Tes lisan bebas, yaitu pendidik dalam memberikan soal kepada peserta didik tanpa menggunakan pedoman yang dipersiapkan secara tertulis. Muljono,Pudji danDjaali. 2004. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan.Jakarta: UNJ Halaman 8-13 Dalam hal ini tes lisan bebas digunakan untuk menggali jawaban yang diawali dalam tes lisan berpedoman. Misal dalam pertanyaan tes lisan berpedoman sebelumnya, siswa menjawab “listrik yang berasal dari generator masuk ke dalam gardu pusat yaitu menggunakan trafo step up yang bertujuan menaikan tegangan dan menggunakan kabel yang panjang, kemudian disalukan ke gardu-gardu kecil di sekitar rumah; gardu tersebut menggunakan konsep trafo step down dan didistribusikan ke rumah-rumah masyarakat”. Guru dapat menggali lagi pengetahuan siswa dengan mengajukan pertanyaan,” apa tujuan dari penggunaan trafo step up dan kabel yang panjang?” Maka siswa akan menjawab “tegangan yang tinggi dan kabel yang panjang bertujuan agar mengurangi hambatan arus listrik yang mengalir”, Dalam hal ini guru tidak menyiapkan pedoman berupa keyword , inilah yang disebut dengan tes lisan bebas.
Kelebihan dan Kekurangan Tes Lisan Dapat menilai kepribadian dan pengetahuan peserta didik Dapat mengubah pertanyaan bila kurang jelas Hasil tes dapat langsung diketahui peserta didik. Dapat mengevaluasi kemampuan penalaran dan bahasa lisan peserta didik Tidak mungkin terjadi penyontekan Subjektivitas pendidik sering mengganggu hasil tes Memerlukan waktu yang lama sehingga tidak ekonomis Jika peserta didik memiliki sifat gugup dapat mengganggu kelancaran menjawab Pertanyaan yang diajukan tidak selalu sama pada tiap peserta didik Kelebihan : Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung. Bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud. Hasil tes dapat langsung diketahui peserta didik. Pengetes dapat mengorek isi pengetahuan seseorang sampai mendetail dan dapat mengetahui bidang mana dari pengetahuan itu yang disenangi. Untuk mengevaluasi kecakapan tertentu dalam bahasa, seperti bahasa inggris dan bahasa Indonesia Pengetes dapat langsung mengetahui hasilnya. Kelemahan: Jika hubungan antara pengetes dan yang akan dites kurang baik, dapat menggangu objektivitas hasil tes Sifat penggugup pada yang dites dapat menggangu kelancaran jawaban yang diberikan Pertanyaan yang diajukan tidak dapat selalu sama pada tiap-tiap orang yang dites Untuk mengetes kelompok memerlukan waktu yang lama sehingga tidak ekonomis Pribadi dan sikap pengetes dan hubungannya dengan yang dites memungkinkan hasil yang kurang obyektif Pertanyaan yang diajukan tidak selalu sama pada tiap peserta didik. Ngalami,Purwanto. 1988. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Penerbit Remadja Karya CV halaman 50 Subjektivitas pendidik sering mengganggu hasil tes maksudnya ialah hubungan kedekatan guru dan siswa yang diuji akan mengganggu hasil tes, misal anak yang diuji dengan tes lisan ini anak yang baik,sopan santun maka guru mungkin saja memberi nilai baik secara subjektif.
Merancang soal tes lisan Soal tes lisan diberikan kepada seorang peserta didik pada waktu terterntu sehingga: Pertanyaan atau petunjuk disampaikan secara lisan Peserta didik secara lisan menanggapi setiap pertanyaan atau petunjuk yang disampaikan Pertanyaan atau petunjuk berikutnya mungkin dipengaruhi oleh tanggapan yang diberikan oleh peserta sebelumnya Kunci skoring dibuat sedemikian rupa sehingga penguji : a. mencatat atau memberikan tanda pada format penilaian b. menetapkan skor atau hasil dari soalnya setelah selesai tes lisan. Merancang soal tes lisan Soal tes lisan adalah soal yang diberikan kepada seorang siswa pada waktu terterntu sehigga: Serangkaian pertanyaan atau petunjuk disampaikan secara lisan (terkadang dilengkapi dengan alat bantu visual) kepada siswa. Siswa secara lisan menaggapi setiap pertanyaan atau petunjuk yang disampaikan, biasanya dengan mendapat kesempatan untuk menguraikan jawabannya. Pertanyaan atau petunjuk berikutnya mungkin dipengaruhi oleh tanggapan yang diberikan leh siswa sebelumnya. Kunci skoring dibuat sedemikian rupa seningga penguji : a. mencatat atau memberikan tanda pada format penilaian ketika siswa memberikan tanggapan (baik selama tes lisan atau sambil mendengarkan rekaman) b. menetapkan skor atau hasil dari soalnya setelah selesai tes lisan. Cangelosi,James.1995.Merancang tes untuk menilai prestasi siswa. Bandung:ITB halaman 112
Gagasan dalam Memilih Soal Tes Lisan Menjelaskan Beralih (mencabang) dan mengorek Tes lisan sebagai tindak lanjut soal yang lain Menjelaskan Ada dua kelemahan yang cenderung mengganggu soal jawaban-pendek, pilihan ganda, esei dan wacana lisan. 1. tugas yang dirumuskan dengan taksa (taksa menurut Kamus BesarBahasa Indonesia tak·sa a mempunyai makna lebih dr satu; kabur atau meragukan (tt makna); ambigu; ke·tak·sa·an n perihal taksa; kekaburan; keraguan (tt makna); ambiguitas: ~ kalimat dapat diatasi dng memperhatikan konteks ) 2. keterganungn pada keterampilan berbahasa para siswa. Ciri utama bentuk tes lisan adalah bahwa tes tersebut menyediakan kesempatan untuk memberikan penjelasan dan uraian, baik bagi penanya ketika bertanya maupun siswa ketika menjawab. Beralih (mencabang) dan mengorek Urutan pertanyaan atau petunjuk dalam soal tes lisan bisa berbentuk lurus atau bercabang. Dengan urutan lurus, jawaban siswa untuk sebuah pertanyaan atau petunjuk tidak dapat mempengaruhi pertanyaan atau petunjuk berikutnya. Dengan urutan bercabang, garis pilihan pertanyaan atau petunjuk yang sudah ditentukan sebelumnya dipilih atas dasar kinerja siswa dalam tahap tes lisan sebelumnya. Urutan bercabang memungkinkan guru mengorek informasi yang lebih khusus untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa. Soal mudah mengukur pencapaian tingkat rendah dan soal sukar mengukur tingkat lanjut. Urutan bercabang memungkinkan penanya menyesuaikan tingkat kesukaran dengan kinerja siswa. Soal dibuat bercabang sehingga : a. siswa yang menunjukan kinerja sangat baik dalam pertanyaan awal selanjutnya dihadapkan dengan tugas yang makin sukar sampai merek mulai goyah dan tingkat pecapaian mereka bisa diukur. b. siswa yang berkinerja buruk pada pertanyaan awal selanjutnya diberi pertanyaan yang makin mudah sampai merika mulai berhasil dan tingkat pencapaian mereka bisa diukur Tes lisan sebagai tindak lanjut soal jenis lain. Soal tes lisan dapat bermanfaat untuk menindaklanjuti soal tes lain yang lebih tinggi keterpakaiannya, tetapi yang kurang dapat mengorek informasi, maksudnya ialah dalam evaluasi pembelajaran pendidik dapat menjadikan tes lisan sebagai bentuk tes remidial. Soal pada tes sebelumnya yang belum dituntaskan oleh peserta didik dapat dirubah ke dalam bentuk tes lisan.
Gagasan dalam Memilih Soal Tes Lisan Penggunaan alat perekam Keterpakaian yang rendah Meminimalkan pengaruh penanya Penggunaan alat perekam Dengan memiliki rekaman hasil tes lisan, guru dapat : 1. mendeteksi rincian yang pada awalnya mungkin terlaewatkan, 2. memeriksa kendalan penilai dan antar penilai, dan 3. memungkinkan siswa meninjau kembali hasil mereka. Jadi sangat dianjurkan untuk merekam tes lisan, kecuali dalam situasi begitu peka sehingga adanya alat perekam dapat menimbulkan kecemasan. Meminimalkan pengaruh penanya Sebagai guru memiliki tugas membantu siswa dalam mencapai sasaran belajar. Biasanya, guru mencoba memantapkan jawaban yang benar dan menghindari jawaban yang salah. Wajar bagi seorang guru membatu siswa ketika mereka bergulat dengan suatu tugas. Tetapi untuk melaksanakan tugas lisan secara benar, untuk sementara guru harus melupakan perilaku mengajar yang alam dan normal ini, sehingga jawaban para siswa mencerminkan tingkat pencapaian mereka dan bukan pengaruh guru selama tes lisan itu. Sebaiknya : a. mengingatan siswa sejak awal bahwa tujuan tes lisan adalah mengumpulkan informasi tentang pencapaian mereka dan akibatnya mereka tidak boleh berharap bahwa anda akan bersikap ‘selalu siap membantu’ seperti biasanya, b. Selama tes lisan, tempat duduk guru harus berhadapan sehingga guru dan siswa bisa saling memandang, tetapi siswa tidak bisa melihat apa yang ditulis pada lembar penilaian, c. hindari membuat komentar, gerakan, ungkapan wajah, atau suara yang bisa ditasirkan oleh siswa sebagai menyetujui atau tidak menyetujui jawaban yang diberikan, d. hindari penyimpangan dari catatan tes lisan yang sudah disiapkan ketika menyusun soal. Keterpakaian yang rendah Kelemahan utama soal tes lisan cukup serius sehigga membuat kebanyakan guru tidak mau sering memakainya. Karena berbagai alasan yang sudah jelas, soal tes lisan mempunyai keterpakaian rendah. Cangelosi,James.1995.Merancang tes untuk menilai prestasi siswa.Bandung:ITB halaman 113
Manfaat Tes Lisan Mengembangkan pemahaman peserta didik Mengembangkan kemampuan berpikir dan membuat keputusan Mengaktifkan kedua belah pihak pendidik dan peserta didik
Daftar Pustaka Ngalami,Purwanto. 1988. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Penerbit Remadja Karya CV. Muljono,Pudji danDjaali. 2004. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan.Jakarta: UNJ Cangelosi, James. 1995. Merancang Tes Untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung: ITB
pertanyaan Benedictus; maksud tes sebagai perbaikan pembelajaran?. Indah ; mengapa “Pertanyaan yang diajukan tidak selalu sama pada tiap peserta didik” dimasukan sebagai kelemahan? Ian; bagaimana cara penilaian tes lisan?, indikator?, Adi; contoh tes lisan dalam menggali pertanyaan awal tentang kinetik gas.? Arif; seberapa luaskah untuk mengetahui pengetahuan siswa SMA?. Benedictus: maksud tes sebagai perbaikan pembelajaran?. Dari hasil tes pendidik dapat mengetahui hasil evaluasi kemampuan siswa, dari sini pendidik dapat melakukan perbaikan pembelajaran. Dari hasil tes diketahui pada titik mana kelemahan siswa jadi pendidik memberikan tindak lanjut pada titik tersebut dengan bertujuan memperbaiki pembelajaran tersebut. Indah : mengapa “Pertanyaan yang diajukan tidak selalu sama pada tiap peserta didik” dimasukan sebagai kelemahan? Tes lisan memilik keterpakaian yang rendah, sehingga pertanyaan yang telah diajukan tidak dapat diajukan lagi kepada peserta didik. Padahal penilaian tiap peserta didik harus dengan instrumen yang sama. Ian; bagaimana cara penilaian tes lisan?, indikator?, Penilaian dengan tes lisan menggunakan indikator berupa keyword. “Jelaskan bagaimana pendistribusian PLN mulai dari pusat ke rumah-rumah?” Keyword yang kita siapkan ialah; Menggunakan trafo step up Menggunakan kabel yang panjang untuk mengurang hambatan Menggunakan trafo step down semisal siswa menjawab “listrik yang berasal dari generator masuk ke dalam gardu pusat yaitu menggunakan trafo step up yang bertujuan menaikan tegangan dan menggunakan kabel yang panjang, kemudian disalukan ke gardu-gardu kecil di sekitar rumah; gardu tersebut menggunakan konsep trafo step down dan didistribusikan ke rumah-rumah masyarakat”. Dalam jawaban ini telah mencakupi keyword yang kita siapkan, walaupun jawabannya luas tetapi guru dapat menilai dengan keyword. Namun tergantung dari soal yang diajukan, bila merupakan pertanyaan tentang proses. Maka jawaban yang diberikan siswa harus berupa urutan., Adi; contoh tes lisan dalam menggali pertanyaan awal tentang kinetik gas.? Guru dapat menggunakan analogi sederhana dalam menggali pengetahuan awal, kinetik gas dapat kita analogikan dengan suatu ruangan yang di dalamnya ada orang. Misal dalam ruangan itu kebakaran, maka orang-orang di dalamnya akan bergerak acak ,saling bertabrakan. Ini dapat menganalogikan manusia sebagai partikel dalam sebuah wadah yang memiliki tekanan tertentu, suhu tertentu dan partikel yang bergerak acak dan terjadi momentum. Arif; seberapa luaskah untuk mengetahui pengetahuan siswa SMA?. Cukup luas, dengan keterbatasan tes ini hanya mengetahui pengetahuan saat siswa menjawab saat itu. Kemungkinan siswa gugup menjawab menjadikan jawaban yang disampaikan kurang jelas. Subjektifitas guru akan mudah mempengaruhi guru dalam memberikan penilaian (semisal siswa baik dalam bahasa penyampaian)
Contoh Macam tes lisan, Maksud dapat mengganti pertanyaan kurang jelas. mengganti soal untuk memotivasi, dengan menggunakan clue. Maksud subjektivitas guru Kunci skoring dibuat, apakah digunakan di tes lisan bebas dan berpedoman. Maksud taksa? Tes lisan sebagai tindak lanjut soal yang lain Kelebihan dan kelemahan tes lisan bebas dan tes lisan berpedoman.