KEWIRAUSAHAAN DAN GLOBALISASI, MEA 2015

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB 6 EKONOMI MIKRO DAN EKONOMI MAKRO.
Advertisements

ASEAN ECONOMIC COMMUNITY MASYARAKAT EKONOMI ASEAN TAHUN 2015
B. Kombaitan dan Ridwan Sutriadi
ALIRAN STRUKTURALIS Adalah aliran pengembangan ide dasar sosialisme yang muncul di akhir 1940 dan 1950an. Teori strukturalis percaya bahwa pembangunan.
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOPERASI DI INDONESIA
KEWIRAUSAHAAN DAN PERSPEKTIF PENGUSAHA USAHA KECIL
KOPERASI DI ERA GLOBAL.
LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL
Hubungan internasional Tema : Organisasi internasional
KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO DAN MIKRO Eny Lia purwandari A
Kebijakan Pemerintah dalam Menghadapi Masalah Ekonomi
Oleh : Edwin Karim, SE., MM M-UKM.
& Globalisasi Pendidikan Pancasila.
EKONOMI KREATIF DI BIDANG PARIWISATA TERHADAP MEA
Disampaikan pada Kuliah Umum di Universitas Muria Kudus, 16 Mei 2016
Inti dan Hakikat Kewirausahaan
MEMBANGUN UMKM yang UNGGUL dengan ‘e-Commerce”
PELUANG BISNIS BERBASIS POTENSI LOKAL JAWA BARAT UNTUK PASAR GLOBAL
PROSPEK DAN TANTANGAN HUKUM INTERNASIONAL DI ASEAN DAN INDONESIA PASCA PIAGAM ASEAN: PERSPEKTIF HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL Nandang Sutrisno.
Peranan Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Menengah (UMKM)
Hutang Luar Negeri.
Seminar Nasional MEMASUKI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN MELALUI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER   H.M. Tauchid Noor Pascasarjana Universitas Kanjuruhan Malang.
KEBIJAKAN PERDAGANGAN DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU
GLOBALISASI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
BAB 6 EKONOMI MIKRO DAN EKONOMI MAKRO.
Perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM)
Garapan Drs. Puji Suharjoko
Gambaran Umum Ekonomi Internasional
STRATEGI PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT
PEMAHAMAN PADA KONSEP LINGKUNGAN GLOBAL
PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN DIY
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
PEREKONOMIAN INDONESIA DALAM ERA GLOBALISASI
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Implementasi Pemahaman Globalisasi Ekonomi dalam Pembangunan Wilayah: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DI ERA MASYARAT EKONOMI ASEAN (MEA) Oleh : Dr. Kurniyati.
GLOBALISASI dan DAMPAKNYA
KESIAPAN KOPERASI DAN UMKM INDONESIA MEMASUKI PASAR GLOBAL
KONSEP DASAR ILMU EKONOMI MAKRO
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN KOPERASI DAN UMKM
PERAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN DI INDONESIA
PEMBANGUNAN USAHA KECIL MENENGAH & KEMITRAAN
BAHAN AJAR EKONOMI Kelas X Semester 2.
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
KERJASAMA BILATERAL INDONESIA DAN AMERIKA DI BIDANG EKONOMI
KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN USAHA UKM ( Studi Kasus, “ Jurnal Koperasi dan UKM”, ) mustikalukmanarief.
KONSEP PEMBANGUNAN EKONOMI
ANALISIS EKONOMI POLITIK TERHADAP MEA
“Pemanfaatan Global Value Chain (GVC) oleh Industri Nasional”
Perdagangan bebas dan bisnis global
MANAJEMEN DAN BISNIS Lingkungan Bisnis Pertemuan 10 1.
ACFTA Asean-China Free Trade Area
PEREKONOMIAN INDONESIA
Mempercepat Transformasi Industri Manufaktur Untuk Mewujudkan Industrialisasi Indonesia Yang Berdaya Saing Global Presented by :
Oleh : Setiawan Wakil Ketua DPD KNPI Kota Palangka Raya
MSDM Indonesia dalam MEA
Analisis Kebijakan Penggunaan Mata Uang Tunggal di ASEAN
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
KESIAPAN UMKM BABEL MENJALANKAN MEA
PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK UKM BERBASIS AGRIBINSIS
PEMAHAMAN PADA KONSEP LINGKUNGAN GLOBAL
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI MASALAH EKONOMI
KEWIRAUSAHAAN DAN PERSPEKTIF PENGUSAHA USAHA KECIL
LEADERSHIP AND ENTREPRENEURSHIP
EKONOMI MIKRO dan EKONOMI MAKRO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN.
Kebijakan penumbuhan iklim & pengembangan usaha PERTEMUAN – 12 Mata Kuliah: Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
Globalisasi Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Kebijakan Fiskal dalam Hutang Pemerintah dan Pengaruhnya Bagi Perekonomian Negara Nama : Zuda Karimatur Rohmah NIM :
BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL
Bab 1 Overview dan Review
Transcript presentasi:

KEWIRAUSAHAAN DAN GLOBALISASI, MEA 2015 Pertemuan 13 KEWIRAUSAHAAN DAN GLOBALISASI, MEA 2015 Eman Sulaiman, ST, MM STIE CIREBON 2015

Sejarah Awal Globalisasi Petualangan christopher coumbus menjelahaji dunia yang bernama asli cristobal colon melakukan expedisi dari spanyol ke india 3 agst 1493 Kisah Vasco da Gamma 8 juli 1497 portugal, kisah kedua tokoh merupakan babak awal globalisasi Lahirnya globalisasi merupakan penyempurnaan perdagangan luntas dunia yang berlangsung tanpa batas

Pengertian Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Pengertian Globalisasi, mengacu pada keseberagaman hubungan dan saling keterkaitan antara negara dan masyarakat yang membentuk sistem dunia modern. Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa kosekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain A.G.McGrew (1992)

pengertian Globalisasi adalah sebuah istilah yg digunakan untuk menjelaskan perubahan-perubahan dalam masyarakat (changes) dan dalam perekonomian dunia yang dihasilkan oleh meningkat pesatnya perdagangan dan pertukaran kebudayaan. Dalam arti ekonomi, globalisasi mengacu terutama pada liberalisasi perdagangan atau perdagangan bebas (free trade).w ikipedia Encyclopedia.

GLOBALISASI MENURUT PARA AHLI Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial. Setiap beberapa ratus tahun dalam sejarah manusia, transformasi hebat terjadi. Dalam beberapa dekade saja, masyarakat telah berubah kembali baik dalam pandangan mengenai dunia, nilai-nilai dasar, struktur politik dan sosial, maupun seni. Lima puluh tahun kemudian muncullah sebuah dunia baru.

pengertian Globalisasi berarti kebebasan dan kemampuan individu dan perusahaan untuk memprakarsai ekonomi dengan orang-orang dari negara lain. Bank Dunia Globalisasi adalah proses meningkatnya aliran barang, jasa, uang, dan gagasan melintasi batas-batas negara dan sebagai akibarnya terjadi integrasi ekonomi global (http://www.afsc.org/trade-matters/learn-about/glossry.htm)

Globalisasi dan Kewirausahaan Pergeseran ekonomi gkobal yang sangat pesat membuka peluang dan tantangan besar bagi wirausahawan yang berkeinginan mengusai dunia Thomas w Zimmerer “Perusahaan kecil yang teah berhasil memperluas diri kedalam pasar luar negeri cenderung untuk bergantung pada strategi2 berikut ini ;” Meneliti pasar luar negeri secara menyeluruh Menfokuskan diri pada satu negara pada awalnya Menggunakan sumber daya pemerintah yang dirancang membantu perusahaan kecil dalam memantapkan keberadaanya dipasar internasional Membangun aliansi dengan mitra setempat

Globalisasi dan Posisi Indonesia Indonesia di mata internasional memiliki pengaruh besar, dianggap negara dengan potensi besar baik dari SDA dan SDM Gobalisasi telah melahirkan peluang dan tantangan, sbb: Bidang politik Demokrasi menjadi sistem poitik indonesia yang berintikan bebas mengemukakan pendapat Politik luar negeri yang bebas aktif Melakukan sistem pemerintahan yang baik dengan pronsip pastisipasi, efektif, efisien

Bidang ekonomi Menjaga kestabiana ekonomi makro dengan menstabilkan nilai rupiah dan suku bunga Menyediakan lembaga ekonomi (pasar modal, perbankan, dll) Mengekploitasi SDA secara proposional Bidang sosial- budaya Meningkatkan SDM (melalui demokratiasi pendidikan) Penguasaan ilmu dan teknologi serta aplikasinya di masyarakat Menyusun kode etik profesi sesuai dengan karakter dan budaya bangsa

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015

SEKILAS TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)/ MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Kerjasama ekonomi ASEAN mengarah kepada pembentukan komunitas ekonomi ASEAN sebagai suatu integrasi ekonomi kawasan ASEAN yang stabil, makmur dan berdaya saing tinggi. MEA yang akan diberlakukan pada Desember 2015, bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan budaya.

4 Pilar Asean Economic Community Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 Pasar Tunggal dan Basis Produksi Regional Kawasan Berdaya- saing Tinggi Kawasan dengan Pembangunan Ekonomi yang Merata Integrasi dengan Perekonomian Dunia

SEKILAS TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)/ MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) (b)

4 Hal Yang Harus Diantisipasi Dalam ASEAN Economic Community: SEKILAS TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)/ MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) (c) 4 Hal Yang Harus Diantisipasi Dalam ASEAN Economic Community: Ketiga, implementasi AEC juga akan membebaskan aliran tenaga kerja sehingga harus mengantisipasi dengan menyiapkan strategi karena potensi membanjirnya Tenaga Kerja Asing (TKA) akan berdampak pada naiknya remitansi TKA yang saat ini pertumbuhannya lebih tinggi daripada remitansi TKI. Akibatnya, ada beban tambahan yaitu dalam menjaga neraca transaksi berjalan dan mengatasi masalah pengangguran. Keempat, implementasi AEC akan mendorong masuknya investasi ke Indonesia dari dalam dan luar ASEAN. implementasi AEC berpotensi menjadikan Indonesia sekedar pemasok energi dan bahan baku bagi industrilasasi di kawasan ASEAN, sehingga manfaat yang diperoleh dari kekayaan sumber daya alam mininal. melebarnya defisit perdagangan jasa seiring peningkatan perdagangan barang.

SEKILAS TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)/ MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) (d) PENDUDUK ASEAN 2011 Penduduk ASEAN 2011 No Negara Jumlah Penduduk 1 Indonesia 241,452,952 2 Filipina 86,241,697 3 Vietnam 82,689,518 4 Myanmar 42,720,196 5 Thailand 64,865,523 6 Malaysia 23,522,482 7 Kamboja 13,363,421 8 Laos 5,631,585 9 Singapura 4,353,893 10 Timor Leste 1,019,252 11 Brunei Darussalam 365,251   566,225,770

PENDAPATAN PER KAPITA ASEAN 2011 SEKILAS TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)/ MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) (e) PENDAPATAN PER KAPITA ASEAN 2011 No Negara Dalam US $ 1 Singapura 57,238 2 Brunei Darussalam 47,200 3 Malaysia 14,603 4 Thailand 8,643 5 Indonesia 4,380 6 Philippines 3,725 7 Vietnam 8 Laos 2,435 9 Kamboja 2,086 10 Burma 1,900 Tingginya kesenjangan ekonomi antar negara ASEAN dapat diukur dari ketimpangan produk domestik bruto per kapita.

PELUANG EKONOMI ASEAN BAGI UMKM Globalisasi ekonomi terutama konteks implementasi MEA dapat menciptakan peluang pasar bagi produk UKM. Pasar ASEAN sebesar 600 juta, dengan jumlah kelas menengah yang semakin meningkat. Menurut catatan Asian Development Bank (ADB), kelas-menengah ASEAN berjumlah 24% pada 2010 akan meningkat menjadi 65% pada 2030. Potensi pengembangan industri nasional dan mendorong Indonesia sebagai production base di kawasan dengan ditopang pasar domestik yang besar, penduduk usia muda/produktif, investasi yang meningkat dan sumber daya alam yang besar. Perdagangan intra-ASEAN cenderung meningkat, tetapi porsinya masih relatif kecil (25%). Keunggulan produk KUKM (memiliki keunikan/nilai seni tinggi berbasis kebudayaan lokal, handmade) dan telah memenuhi standar kualitas (Eropa Timur, UEA, & China peluang pasar untuk produk kerajinan). Dukungan kebijakan pemerintah/lintas terkait (Hulu: peningkatan daya saing produk (diklat, sertifikasi produk, penguatan branding, dll) dan Hilir : promosi & pemasaran melalui fasilitasi pameran, temu bisnis, konsolidasi kargo) Semakin terbukanya peluang kerjasama ekonomi bilateral, kawasan, regional.

TANTANGAN: PEMASARAN & JARINGAN USAHA PRODUK UMKM a) Persepsi terhadap peluang MEA terbatas dan memandang besarnya pasar domestik yang mendorong pelaku usaha memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pasar tersebut; b) Kapasitas daya saing pelaku dan tenaga kerjanya; c) kemampuan UMKM agar mampu memanfaatkan fasilitas sumber daya yang ada. a) Kualitas dan standardisasi; b) su global (green product, HACCAP); c) Kreativitas dan inovasi (nilai budaya, hand made, sentuhan teknologi); d) Characteristic global/ sesuai selera pasar PELAKU UMKM INFRASTRUKTUR/ SARANA-PRASARANA Ketersediaan dam Kualitas infrastruktur/sarana serta prasarana pemasaran yang lebih baik PRODUK: KEBIJAKAN/REGULASI Harmonisasi kebijakan/regulasi yang mendukung pelaku usaha dalam peningkatkan daya saing dan pengembangan bisnisnya. Menurut Journal of Current Southeast Asian Affairs (Guido Benny dan Kamarulnizam Abdullah – 2011), kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai ASEAN masih sangat terbatas. K ;

KARAKTERISTIK UMKM Usaha Besar Usaha Menengah Usaha Kecil Usaha Mikro 55.586.176 Unit (98,79%) 629.418 Unit (1,11%) 48.977 Unit (0,09%) 4.968 Unit (0,01%) TOTAL : 56.539.560 UNIT Usaha Besar Omzet/tahun lebih dari Rp 50 Miliar Asset lebih dari 10 Miliar Usaha Menengah Omzet/tahun Rp 2,5 Miliar s.d. Rp 50 Miliar Asset Rp. 500 juta s.d. Rp 10 Miliar Usaha Kecil Omzet/tahun Rp 300 Juta s.d. Rp 2,5 Miliar Asset Rp. 50 juta s.d. Rp 500 Juta Usaha Mikro Omzet/tahun s.d.Rp 300 Juta Asset s.d. Rp. 50 juta PDB: 59,08% (Rp.4.869,5 T) TENAGA KERJA: 97,16% (107.657.509) EKSPOR NON MIGAS: 16,4% Rp.166.625,5 M) Diprediksi kontribusi oleh 678.415 KUKM potensial ekspor (1,2% dari total UKM) Sumber: UU No. 20/2008; Data BPS 2012

Kesiapan Indonesia Menghadapi MEA 2015 KEKUATAN: Pelemahan ekonomi AS dan austerity measures di Uni Eropa telah menciptakan kebijakan moneter yang ‘loose’, sehingga arus investasi dari kedua kawasan tersebut cukup deras. Dari tiga pusat pertumbuhan dunia (Asia Selatan, AsiaTimur dan Asia Tenggara), yang menikmati pertumbuhan tertinggi yaitu Asia Tenggara-ASEAN. Dari seluruh anggota ASEAN, pertumbuhan ekonomi tertinggi dialami Indonesia yaitu sebesar 6,4% % (Bank Dunia 2011),berada pada urutan ketiga di Asia, setelah China dan India. Realisasi Investasi pada 2012 mencapai Rp. 313,2 triliun (tertinggi sepanjang sejarah Indonesia) Kelas Menengah (middle class) Indonesia yang terus meningkat, dari hanya sebesar 37,7% pada 2003, menjadi 56,6% pada 2010 atau mencapai 134 juta jiwa (Bank Dunia) Total PDB Indonesia sebesar US$846 milyar (2011) terbesar di ASEAN dan ke-16 di dunia (satu-satunya anggota ASEAN yang menjadi anggota G20) Debt to GDP Ratio (Rasio Hutang terhadap PDB) Indonesia cukup rendah dibanding negara ASEAN lainnya yaitu 24% (2011), sebagai salah satu indikator membaiknya makro-ekonomi. Sebagai ilustrasi, Debt to GDP Ratio Malaysia mencapai 56%. Peta usia penduduk Indonesia yang cukup muda, sumber daya alam yang besar dan pasar yang besar mampu mendukung produktivitas nasional (Pulling Factor).

Kesiapan Indonesia Menghadapi MEA 2015 TANTANGAN Mind-set masyarakat, khususnya pelaku usaha Indonesia yang belum seluruhnya mampu melihat KEA 2015 sebagai peluang. Menurut Journal of Current Southeast Asian Affairs (Guido Benny dan Kamarulnizam Abdullah – 2011), kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai ASEAN masih sangat terbatas. Sinkronisasi program & kebijakan pemerintah (pusat dengan daerah) menghadapi MEA 2015, diperlukan kesamaan pandang diantara pejabat pusat dan daerah. Global Competitive Index oleh World Economic Forum menempatkan Indonesia pada urutan ke 50, dibawah sebagian negara ASEAN (Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand). Lemahnya Infrastruktur, khususnya bidang transportasi dan energi menyebabkan biaya ekonomi tinggi, utamanya sektor produksi dan bagi pasar. Pelaku usaha yang inward-looking. Besarnya pasar domestik mendorong pelaku usaha memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pasar domestik. Terbatasnya jumlah SDM yang kompeten untuk mendukung produktivitas nasional Birokrasi yang belum efisien dan belum sepenuhnys berpihak pada pebisnis.

Potensi ASEAN bagi Pelaku Usaha PELUANG EKONOMI: Pasar ASEAN sebesar 600 juta, dengan jumlah kelas menengah yang semakin meningkat. Menurut catatan Asian Development Bank (ADB), kelas-menengah ASEAN berjumlah 24% pada 2010 akan meningkat menjadi 65% pada 2030. Kebijakan makro ekonomi dan kondisi yang kondusif di ASEAN telah meningkatkan peluang masuknya investasi (FDI) dari luar kawasan. Sejak 2007 hingga 2010, investasi yang masuk ke ASEAN dari luar kawasan meningkat sebesar 75% (Sumber: BKPM). Perdagangan intra-ASEAN cenderung meningkat, tetapi porsinya masih relatif kecil (25%). Sebagai ilustrasi, perdagangan intra NAFTA 50%, sedangkan EU mencapai 70%. Potensi pengembangan industri nasional dan mendorong Indonesia sebagai production base di kawasan dengan ditopang pasar domestik yang besar, penduduk usia muda/produktif, investasi yang meningkat dan sumber daya alam yang besar. Total Wisatawan intra-ASEAN dalam setahun mencapai lebih dari 76 juta (Sumber: WEF 2012). Saat ini, namun posisi Indonesia masih dibawah Malaysia, Thailand, Singapura.

Potensi ASEAN bagi Pelaku Usaha PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA (JOB-CREATION) Pada 2012, seluruh anggota ASEAN telah meratifikasi ASEAN Comprehensive Investment Agreement (ACIA), yang membawa dampak positif bagi iklim investasi dan usaha di seluruh ASEAN – dengan semakin meningkatnya transparansi, kepastian-hukum, serta fasilitasi. Sejak 2007 hingga 2010, investasi (FDI) yang masuk ke ASEAN dari luar kawasan meningkat sebesar 75% (Sumber: BKPM). Berlakunya ACIA harus dijadikan momentum untuk mengakselerasi masuknya FDI, yang secara langsung menumbuhkan sektor produksi dan industri nasional. UKM sebagai tulang-punggung perekonomian nasional dan regional (ASEAN) berkontribusi secara signifikan bagi PDB nasional dan menyerap sebanyak 97,2% dari seluruh tenaga kerja di Indonesia. Dengan jumlah UKM lebih dari 55,2 juta atau terbesar di ASEAN, Indonesia harus menjadi penggerak utama pengembangan UKM di ASEAN agar akses UKM terhadap permodalan, teknologi dan pasar semakin meningkat. Komitmen-komitmen Negara Mitra Wicara ASEAN dan lembaga keuangan dunia untuk merealisasikan berbagai proyek peningkatan konektivitas di kawasan telah menjadi katalis pertumbuhan sektor-sektor lainnya. Konektivitas yang handal akan membuka peluang-peluang usaha baru dan kegiatan ekonomi lainnya.

Arah Pengembangan UMKM ASEAN Arahan Menteri Ekonomi dan Leaders ASEAN menuju ASEAN Economic Community pada tahun 2015, berkaitan dengan pengembangan UKM: Menumbuhkan iklim berusaha yang kondusif bagi UKM; Pengembangan SDM dan Kapasitas UKM: Mengembangkan Common Curriculum for Entrepreneurship in ASEAN Menumbuhkan wirausaha baru yang inovatif Fasilitasi Akses Pasar Fasilitasi dan pengembangan teknologi: Inkubator Bisnis dan Teknologi; Meningkatkan akses finansial bagi UKM: Pengembangan Fasilitasi Finansial bagi UKM Pengembangan ASEAN SME Development Fund Pengembangan Credit Rating System Membentuk ASEAN Advisory Board;

ARAH KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN KUKM (2010-2014) Peningkatan kapasitas, produktivitas, nilai tambah dan daya saing KUKM 1. Peningkatan Iklim Usaha yang Kondusif bagi Koperasi dan UKM 2. Peningkatan Akses Sumber daya Produktif 3. Pengembangan Jaringan Pemasaran Produk Koperasi dan UKM 4. Peningkatan Daya Saing SDM Koperasi dan UKM 5. Penguatan Kelembagaan Koperasi

Posisi UMKM Peranan strategis UMKM: Permasalahan UMKM: Di ASEAN: Di Indonesia (BPS-2009): Jumlahnya 52,76 juta unit (99,9%); Kontribusi dalam PDB 56,92%; Kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja 97,30%. Di ASEAN: Lebih dari 96 % perusahaan di ASEAN adalah UMKM; Kontribusi dalam PDB 30-57%; Kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja 50-98% Permasalahan UMKM: Iklim berusaha belum kondusif (un fair business practices) Keterbatasan akses pasar Rendahnya produktivitas (teknologi rendah) keterbatasan akses kredit dari bank Rendahnya jiwa dan semangat kewirausahaan

Produktivitas UMKM Kriteria Produktivitas/Tenaga Kerja Produktivitas/Unit Rp. Juta Rasio Rp.Juta Usaha Mikro 18,00 1,00 29,69 Usaha Kecil 118,54 6,59 909,74 30,64 Usaha Menengah 193,72 10,76 15.906,02 535,70 Usaha Besar 804,29 44,69 477.383,58 16.077,93

Target Pengembangan UMKM tahun 2015 Produktivitas dan daya saing UMKM meningkat; Perkembangan ekspor UMKM tumbuh 20% per-tahun; Tumbuhnya wirausaha baru yang inovatif; Meningkatnya akses kredit perbankan bagi UMKM, khususnya KUR sebesar Rp.100 triliun;

Tantangan UMUM UMKM dalam MEA Persaingan yang makin tajam, termasuk dalam memperoleh sumber daya Menjaga dan meningkatkan daya saing UKM sebagai industri kreatif dan inovatif Meningkatkan standar, desain dan kualitas produk agar sesuai ketentuan ASEAN (Misal ISO-26000) Diversifikasi output dan stabilitas pendapatan usaha mikro  agar tidak “jatuh” ke kelompok masyarakat miskin Meningkatkan kemampuan UMKM agar mampu memanfaatkan fasilitas pembiayaan yang ada, termasuk dalam kerangka kerjasama ASEAN

Isu-isu dan Tantangan Khusus Akses Pasar Kurang paham akan FTAs – implikasi dan manfaatnya Aktivitas promosi ekspor terbatas Penggunaan e-channel and e-commerce belum meluas Masih ada hambatan non-tarif Kurang faham akan fasilitas perdagangan prosedur kepabeanan Tidak ada market intelligence di ASEAN dan luar ASEAN Mahalnya biaya untuk menyesuaikan standar dan sertifikasi internasional (e.g. HACCP, GMP, halal, ISO, analisa sertifikasi) Akses Finansial Bank masih ragu memberikan pinjaman kepada UMKM, khususnya untuk pengusaha pemula dan UKM inovatif Kewajiban penggunaan jaminan dalam pinjaman Tingkat suku bunga yang tinggi bagi Usaha Mikro Lembaga jaminan kredit belum ada atau terbatas Pemeringkat kredit dan sistem informasi kredit tidak ada Lembaga keuangan non-bank kurang berkembangn luas (e.g. venture capital, angel investment, factoring and leasing) Sebagian terbesar UMKM tergantung pada lembaga keuangan informal Jasa Konsultasi dan informasi Informasi masih belum terpusat Biaya membuat sistem informasi virtual secara komprehensif dan terpusat masih mahal Perlu melatih konselor bisnis Kurang faham akan tersedianya layanan konsultasi Perlu pengembangan template standar, misal perencanaan bisnis dan pemasaran bagi UMKM Teknology dan inovasi Investasi UMKM untuk R&D masih rendah sehingga produktivitas dan efisiensinya rendah Dana untuk komersialisasi R&D tidak tersedia karena ketidakpastian permintaan, pasar dan cash flow Apresiasi dan promosi UKM inovatif belum berkembang luas Mahalnya biaya sertifikasi

Isu-isu dan Tantangan Khusus Kerangka Kebijakan dan Pengaturan Perlu pengembangan mekanisme pemantauan Perlu pengembangan kordinasi terpusat untuk mengkordinasikan kegiatan nasional Walaupun mahal, perlu ada pengkajian terhadap keluaran/dampak AFTA Mungkin perlu pengembangan SME Policy Index Pengurangan biaya birokrasi doing business (e.g. import regulation, licensing, registration of business)