HISTOLOGI - FISIOLOGI JAR. SPES.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Neuron merupakan unit dasar dari sistem syaraf , terdiri atas :
Advertisements

JARINGAN IKAT Anies Setiowati.
INTEGUMEN Membentuk lapisan terluar tubuh.
Standar Kompetensi yang harus dicapai:
HISTOLOGI FUNGSIONAL KULIT
KULIT.
Sistem Ekskresi t K i u l by : Beryl Sadewa.
Identifikasi dan Karakterisasi Sel
JARINGAN HEWAN.
BIOFISIK DALAM FISIOTERAPI
FISIOLOGI NYERI (PAIN) Suzy Rahardja.
“Sistem Sensorik” SENSASI & NYERI.
Kelompok 8 Idham Ilhami Gumilar Rani Sri Yulianti Regina Bilqis
TULANG DAN TULANG RAWAN
Manusia Reproduksi Sel, Jaringan, Pencernaan,& organ Metabolisme
TISSUE RESPONS JARINGAN TUBUH STRESSOR FISIKA REAKSI CELL - JARINGAN REAKSI FISIOLOGIS PENGARUH TERAPI.
PENGANTAR FISIOLOGI 1 dr. Santi Kartikasari Dudung Angkasa
PALPASI Anatomi Terapan.
STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK
CERVICAL, THORACAL, LUMBOSACRAL
Muthiah Munawwarah SSt.Ft, M.Fis
STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK
STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK
DASAR DAN FILOSOFI MANUALTERAPI II Pertemuan 1
Ekskresi Melalui Kulit
BONE, CARTILAGE,TENDON AND JOINT
Oleh : maria poppy herlianty
DASAR DAN FILOSOFI MANUALTERAPI SPINE
JARINGAN IKAT Kelompok 1 : Anggraini Dwi I (02)
INTERVENSI MODALITAS ELEKTROTERAPI PADA CIDERA OLAH RAGA
PENGANTAR FISIOLOGI MANUSIA
MODULE DISKUSI- PRAKTIKUM SPINE
Manusia Reproduksi Sel, Jaringan, Pencernaan,& organ Metabolisme
Muthiah Munawwarah SSt.Ft, M.Fis
JARINGAN OTOT Tdd : - sel-sel otot - Jaringan ikat
JARINGAN OTOT.
Process Inflammation, pain & Repair Soft Tissue
(sel saraf) neuron.
2. LAPISAN DERMIS Batas dermis sukar ditentukan krn lapisan ini menyatu dg lapisan subkutis (hipodermis) dan ketebalannya antara 0,5 – 3 mm. Derivat dermis.
Proses patologi jaringan
STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK
PRAKTIKUM DAN DISKUSI PROSES ASSESSMENT MANUALTERAPI II Pertemuan 2
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN SERTA ORGAN

DISKUSI DAN PRAKTIKUM RESPONSI INTRODUKSI MANUALTERAPI III Pertemuan 1
INTEGUMEN / CUTIS / CUTAN
ANATOMI & FISIOLOGI.
Struktur Rangka dan Otot Manusia
STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Sistem Gerak Pada Manusia
DISKUSI DAN PRAKTIKUM RESPONSI INTRODUKSI MANUALTERAPI II Pertemuan 1
SISTEM INDERA PERABA.
OLEH Dr. Moh. Natsir M. Abdul
TES CEPAT TEMPORO MANDIBULAR JOINT: depression & elevation
JARINGAN HEWAN Apa itu Jaringan ?
Sistem Gerak Manusia Biologi KelasXI Semester 1 SMA KTSP videO.
JARINGAN HEWAN OLEH : Nur rosyidah,S.PD
Anatomi Kulit Jati Nurwigati B1.
Sistem Integumen.
STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN HEWAN DAN MANUSIA
KULIT / INTEGUMEN.
SISTEM-SISTEM ORGAN MANUSIA
JARINGAN PADA KULIT.
Disusun oleh : Tri Hesti Prihatini. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menyebutkan ciri-ciri jaringan ikat 2. Menjelaskan fungsi jaringan.
Transcript presentasi:

HISTOLOGI - FISIOLOGI JAR. SPES. Komponen dasar dan penunjang Struktur cellular Spesifikasi komponen Fisiologi jaringan spesifik GERAK DAN FUNGSI Gerak molecular - cellular - jaringan - organ - sistem - individu - lingkungan Fungsi sbg. Pemelihara sikap dan pembentuk gerak Fungsi lokal, segmental dan total 1

JARINGAN IKAT Mrpk komponen dasar dan penyangga jar. tubuh. Komposisi: Cells, Collagen, elastin, GAG, dan matrix serta Miofibroblas Dihasilkan oleh fibroblast Kekuatan oleh collagen, kelenturan oleh elastin dan viscositas matrix 2

STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK OSTEOGEN T.a. collagen, osteoblast, osteocyte, osteoclast dan matrix dg komponen pengisi calcium Membentuk tubuh Memelihara posisi/sikap dan ‘mbentuk gerak tubuh secara pasif. Melindungi organ tubuh Memproduksi erythrocyte Menyimpan cadangan calcium Bersifat lentur terhadap tekanan axial dan tangensial Kekuatan oleh kandungan calcium, kelenturan oleh collagen 3

STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK CHODRIUM-MENISCUS-DISCUS Tanpa kapiler T.a. collagen, chondroblast, chondrocyte dan matrix dg komponen pengisi utama, GAG’s, proteoglycans, hyalluronic acid. Fungsi sbg: shock absorber, melicinkan gerak (scratch resistant), mengarahkan gerak. Terdapat pada facets dan discus intervertebralis Kelenturan oleh kadar GAGs, kekuatan oleh collagen, pertautan oleh proteoglicans 4

STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK CAPSULOLIGAMENTAIR T.a. tunica fibrosa bag. luar dan membrana sinovialis bag dalam. Ligament mrpk penebalan tunica fibrosa atau berdiri sendiri. Terdpt lipatan membr sinovialis facet: Meniscoide Mrpk stabilisator sendi pasif Mengarahkan gerak sendi Memproduksi synovium Terdapat serabut saraf sensosis, capilair T.a. srbt collagen sejajar bersilang, elastin; cell fibroblast, dan matrix dg. komponen utama: GAG’s, air, 5

STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK MUSCULOTENDINOGEN Otot rangka melekat pd tulang/fascia melalui tendon. Otot tonic (red) dan phasic (white). Terbungkus oleh jar ikat fascia. Komponen contractile oleh myofrile, komponen penunjang/static oleh jar. ikat Sbg. stabilisator aktif dan penggerak sendi. Terdapat serabut saraf motoris. sensosis, dan vegetatif, capilair. 6

STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK NEUROGEN: Motoric: A dlm satu motor unit; synaps spinal cord dan cortex motoric Sensoric: Ujung sensor; A, A, A dan C; synapstic spinal; cortex sensoric Vegetatif: sympathic dan para sympathic Terdapat integrasi fungsi senso-motoric-vegetatif 7

DERMATOMES ZONE Daerah kulit (pola tertentu) yg secara dominan disarafi dari segment spinal tertentu. 8

NERVINAL ZONE Daerah kulit yang secara spesifik disarafi oleh cabang saraf tertentu Menggambarkan pola berbeda Berasal dari cabang saraf perifer 9

SCLEROTOMES Daerah periost yg secara dominan disarafi dari segment spinal tertentu. 10

STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK DERMATOGEN/INTEGUMEN Bag terluar tubuh sbg isolator, protector, penyangga dan organ sensor. Tersusun sbg epidermis, dermis dan subcutan. Pd subcutan terdpt jar ikat penyangga, lemak sbg isolator, saraf sensoris penerima impulse panas dingin, raba, tekan, maupun nyeri, serta pembuluh darah utk nutrisi Terdapat kelenjar keringat dan lemak. Kelenturan oleh sub cutan collagen & air Radic, jar segmental: Dermatomes, sclerotome dan myotome; saraf perifer: nervinal. 11

PATHOLOGY INFLAMASI Tissue respons thd injury Regenerasi Jar ikat, Jar otot, Tulang, Jar mitochondria Regenerasi Collagen wound healing Aktualitas patologi Tanda2: Tumor, dolor, calor, rubor, dan fungsiolesa. Penting dlm penentuan metoda dan dosis intervensi Pd spine referred pain luas dan jauh Tanda aktualitas: tumor dolor color fungsiolesa rubor 12

Tissue damage & haemorrhage WOUND HEALING PROCESS Injury Algogene.Fibrin menutup luka Tissue damage & haemorrhage 20 - 30 menit Inflamasi primer. Inflamasi neurogenik Gejala radang Inflamation 24 - 36 jam Proliferasi Produksi Remodeling <3-4 hr;Cell pertahanan & fibroblast <3 mgg; produksi collagen maksimal <3 bl; resorbsi collagen, penyesuaian bentuk semula 13

INFLAMASI JAR OTOT-TENDON Strain, rupture, avulsion. Myositis, tendinitis, myotendinosis, myofascial syndrome. Spasm/guarding spasm, muscle taut band/twisting. Nyeri kontraksi, tenderness. Pd spine  postural deviation, referred pain. 14

INFLAMASI PD JAR. SARAF Infected, injury, Intrapment, stenosis. Neuritis: Neropraxia, axonotmesis, Neurotmesis. Dpt diikuti neurofibrosis Triad symptom pd lesi saraf perifer. Nyeri pd distribusi saraf, paraesthesia, hypoaesthesia. Dermatomal zone (radix = radicular pain), nervinal zone (srbt saraf) Sympathetic reflex dystrophy, trophic changes. 15

INFLAMASI JAR CAPSULE FACET Injury, arthritis, iritasi osteophyte, RA. Sprain, capsulitis/arthritis, spondyloarthrosis Compression pain, Pseudoradicular pain. Diikuti capsular pattern hypomobility. Nyeri gerak segmental, joint play movement positif 16

INFLAMASI LIGAMENTS Sprain, rupture, avulsion. Tergantung kedalaman jar: lokal luas atau pseudoradicular pain. Diikuti tegang/kontraktur, instabilitas atau tumbuh osteophyte. Nyeri regang, joint play movement positif 17

INFLAMASI JAR INTERNAL / PELVIC Referred pain segment somatovegetative Gejala dermatom overlapping Tes alat gerak negatif Pemeriksaan data medik lain 18

INAKTIFITAS & IMMOBILISASI Kontraktur mrpk peristiwa Collagen adhesion: Immobilisasi menimbulkan circulatory statis dan abnormal cross links. Bila ada inflamasi jumlah sangat besar shg kontraktur berat Collagen waving + cross links  kontraktur. Pd otot spasm dpt timbul sindroma myofascial Dpt jadi fibrosis 19

INAKTIFITAS & IMMOBILISASI Capsule & Ligament contracture Collagen waving + cross links Seluruh capsule sendi  capsular pattern. Sebagian capsule sendi  non capsular pattern. Pd aging  jumlah air dlm matrix dan srbt elastin menurun  kelenturan menurun dan rapuh. Sinovium meningkat nutrisi kurang 20

INAKTIFITAS & IMMOBILISASI Muscle tightness & Contracture Otot spine umumnya jenis tonic, ( guarding spasm & kontrantur) Jumlah sarcomer menurun pd posisi memendek. Dipilah spasm/tightness (myofibrile) dg contracted (connective tissue) Muscle weakness & Atrophy Otot phasic Kelemahan & pengecilan. Kelemahan juga terjadi pd tonic ms bila kronik  spine: deviasi postural dan stabilitas. 21

INAKTIFITAS & IMMOBILISASI Bone osteoporosis Lebih karena menurunnya circulatory, jml fibroblast & osteoblast rendah Aktifitas osteoclast > osteoblast Karena beban tulang menurun Pd aging (senile osteoporositc) atau immobilization porotic. Pada spine: compression fracture  kyphosis/gibbus. Ditanggulangi dengan aktifitas pembebanan tulang pd posisi tubuh normal 22

INAKTIFITAS & IMMOBILISASI Circulatory disturbance Aktifitas turun  COP turun, tensi turun, nadi meningkat. Stasis dpt timbul deep vein thrombosis/ thrombophlebitis  hati2 imboli Reflex vasoconsrtiction turun  orthostatic hypotension Hiperaktifitas simphatic: ketegangan abnormal kulit punggung Suhu tubuh menurun 23

INAKTIFITAS & IMMOBILISASI Gangguan Neurogenik Penurunan aktifitas neurotransmiter  Synaps: sleeping neuron Ambang rangsang  motoneuron turun  reflex turun, muscle contraction lamban-perlu kalori besar. Ambang rangsang A , A, A menurun reflex turun, keseimbangan turun Sifat otot lebih tonic Vegetative Nocisensoric  Micro circulatory: vegetative reflex. 24

INAKTIFITAS & IMMOBILISASI Skin atrophy Akibat circulasi kulit turun, reflex dilatasi turun  kulit kering, keriput, pucat, dingin. Gangguan micro circulation: ketegangan sub cutan connective tissue, Sensasi turun  hati2 decubitus. Gangguan respiratory, ginjal, gastrointestinal, psicologis, dll. 25

PROSES FISIO-MANUALTERAPI Temu 2 Assessment and intervension PROSES FISIO-MANUALTERAPI ASESSMENT DIAGNOSE PLANNING INTERVENTION REEVALUATION COORDINATION, COMMUNICATION, DOCUMENTATION STANDAR PRAKTEK FISIOTERAPI 26

PROSES ASSESSMENT MANUALTERAPI ANAMNESIS  R/sementara INSPECTION  R/sementara QUICK TEST  R/sementara PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK DASAR Active  R/sementara Passive  R/sementara Isometric  R/sementara PEMERIKSAAN KHUSUS  R/sementara DATA medik/ profesi kesehatan lain  R/sementara  R/ akhir sbg diagnosis manualterapi 27

ANAMNESIS Pain & sensation: jenis,lokasi-distribusi, provokasi-peringanan Joint mobility: hipo/hiper-mobil, unstable, blockade, Muscle power: Lemah, penurunan krn nyeri Hand function: Power grip, prehension, coordination, dll Gait: balance, nyeri, coordination dll Dll 28

INTERVENSION JOINT MOBILIZATION Indikasi capsuloligamentair contracture  peregangan Traction (gapping)-regional/ segmental mobilization dan manipulasi. Mulai pd MLPP (tanpa nyeri) Gerakan pd pembatasan tiap ROM dgn intensitas III/IV/IV+. Teknik gerakan: Oscillation/Stacato/Static Diakhiri active stabilization 29