Sistem Reproduksi (Menstruasi) Wiwin Novianingsih
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas. Kompetensi Dasar : 3.7 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI, serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia.
Menstruasi Menstruasi adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan endometrium pada saat ovum tidak dibuahi. Pada umumnya, siklus menstruasi ini terjadi setiap 28 hari. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan siklus dan pola menstruasi menjadi tidak teratur, yaitu: 1) kondisi hormonal belum stabil, 2) Kondisi fisik terganggu, 3) kondisi psikis terganggu, 4) kurangnya asupan gizi, 5) hamil.
Menstruasi Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi 4 fase, yaitu: Fase menstruasi Fase pra-ovulasi Fase ovulasi Fase pascaovulasi
Menstruasi Fase menstruasi Fase menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon estrogen & progesteron. Turunnya kadar estrogen & progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Lepasnya ovum menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis.
Menstruasi 2. Fase pra-ovulasi Pada fase ini, FSH dan LH merangsang sel-sel folikel untuk menghasilkan estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini diperlukan untuk merangsang pertumbuhan endometrium yang luruh pada waktu menstruasi kembali menebal.
Menstruasi 3. Fase Ovulasi Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Produksi estrogen yang tinggi dapat menghambat FSH dan memacu produksi LH. Akibatnya, sel telur menjadi matang dan memicu terjadinya ovulasi.
Menstruasi 4. Fase Pascaovulasi Fase ini berlangsung dari hari ke-15 sampai dengan hari ke-28. Pada saat itu, LH akan merangsang korpus luteum untuk menghasilkan estrogen dan progesteron. Dalam fase ini peranan progesteron lebih dominan dibandingkan estrogen. Produksi progesteron oleh korpus luteum menyebabkan endometrium menjadi tebal dan uterus menyekresi lendir. Pada saat itu, endometrium siap menerima penanaman embrio.
Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berdegenerasi menjadi korpus albikans. Korpus lutem yang tidak berfungsi menyebabkan kadar estrogen dan progesteron menurun. Keadaan demikian menyebabkan produksi FSH dan LH naik secara bertahap. Dengan demikian, fase pasacaovulasi sudah berlanjut ke fase menstruasi berikutnya membentuk daur menstruasi. menstruasi ovulasi