Matakuliah : D0684 – FISIKA I

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB III VEKTOR.
Advertisements

KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK
BAB 2 VEKTOR Besaran Skalar Dan Vektor
BAB 1 ANALISIS VEKTOR 1.1 SKALAR DAN VEKTOR Skalar Vektor Medan skalar
Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya
Vektor Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang
VEKTOR VECTOR by Fandi Susanto.
Bab 3: Kinematika 2 Dimensi
Matrik dan Ruang Vektor
Pengenalan Konsep Aljabar Linear
Vektor oleh : Hastuti.
Pengantar Vektor.
Diferensial Vektor TKS 4007 Matematika III (Pertemuan II) Dr. AZ
FISIKA LISTRIK DAN MEKANIKA
BAB 2 VEKTOR 2.1.
ALJABAR LINIER & MATRIKS
KONSEP DASAR ALJABAR LINEAR
Vektor Ruang Dimensi 2 dan Dimensi 3
BAB V (lanjutan) VEKTOR.
Kalkulus Vektor Pertemuan 13, 14, 15, & 16
Vektor By : Meiriyama Program Studi Teknik Komputer
Matakuliah : Kalkulus II
VEKTOR.
BESARAN FISIKA DAN SISTEM SATUAN
VEKTOR BUDI DARMA SETIAWAN.
Matakuliah : K0252/Fisika Dasar I Tahun : 2007 Versi : 0/2
1 Pertemuan 01 Matakuliah: K0614 / FISIKA Tahun: 2006.
BESARAN, SATUAN, DIMENSI, VEKTOR
MATA KULIAH MATEMATIKA LANJUT 1 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]
VEKTOR 2.1.
BAB 1 Vektor.
Tri Rahajoeningroem,MT T. Elektro - UNIKOM
VEKTOR VEKTOR PADA BIDANG.
P. X w A B B v v+w v+w w v v v+w w v -v v-w v v v-w -w w w
PERTEMUAN KE-2 VEKTOR 11/7/2017 Fisika Dasar FR 203.
OPERASI VEKTOR Pertemuan 3
PERKALIAN VEKTOR Di sini ditanyakan apa yang dimaksud dengan fisika.
BAB 2 VEKTOR Pertemuan
Vektor.
Besaran Vektor faridisite.wordpress.com.
Vektor Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang
BAB 4 VEKTOR Home.
PENJUMLAHAN VEKTOR SMA Titian Teras Jambi UNTUK SMA KELAS X (SEPULUH)
VEKTOR.
MATERI DASAR FISIKA.
VEKTOr Fisika I 4/30/2018.
MENERAPKAN ILMU STATIKA DAN TEGANGAN
BESARAN DAN SISTEM SATUAN
Pujianti Donuata, S.Pd M.Si
PENDAHULUAN Pertemuan 1-2
DIFERENSIAL VEKTOR Kuliah 1.
BESARAN FISIKA DAN SISTEM SATUAN
Vektor Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang
ALJABAR LINIER & MATRIKS
Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : X MIA / Ganjil Materi Pembelajaran : Vektor Alokasi Waktu : 1 x 120 menit.
BESARAN VEKTOR Disusun oleh: 1. Wasilah Arwanda Arna ( ) 2. Nur Chanif Muflichah ( ) 3. Dwi Indrawati ( ) Fakultas Keguruan.
BAB 3 VEKTOR 2.1.
Oleh : Farihul Amris A, S.Pd.
Pertemuan 1 Pengenalan Konsep Aljabar Linear
MATEMATIKA TEKNIK 2 SEMESTER III TEKNIK ELEKTRO
BAB I ANALISIS VEKTOR 1.1 SKALAR DAN VEKTOR Skalar Vektor Medan skalar
VEKTOR.
PENJUMLAHAN BESARAN VEKTOR
VEKTOR VECTOR by Fandi Susanto.
VEKTOR.
Pengantar Teknologi dan Aplikasi Elektromagnetik
Vektor Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang
BAB 2 VEKTOR 2.1.
VEKTOR.
Vektor Indriati., ST., MKom.
Transcript presentasi:

Matakuliah : D0684 – FISIKA I Tahun : 2008 VEKTOR Pertemuan 2

Contoh : gaya , kecepatan , percepatan, medan listrik, . 1. Vektor dan Skalar Berdasarkan sifatnya , besaran fisika dapat dibagi dalam dua kelompok , yaitu besaran vektor dan besaran skalar. Besaran Vektor, merupakan besaran yang mempunyai besar (nilai ) dan arah . Contoh : gaya , kecepatan , percepatan, medan listrik, . Besaran Skalar, merupakan besaran yang hanya mempunyai (cukup dinyatakan oleh ) besar ( nilai ) saja Contoh : massa, waktu, temperatur, usaha, energi, arus listrik Bina Nusantara

atasnya diberi tanda panah kecil ( )atau diberi garis Notasi Vektor Suatu vektor ditulis dengan sebuah huruf yang di atasnya diberi tanda panah kecil ( )atau diberi garis lurus kecil ( ) atau dicetak dengan huruf tebal ( A ) . Untuk memudahkan penulisan, akan digunakan huruf tebal miring ( A ). Sebuah vektor dilambangkan dengan sebuah anak panah, dimana panjang anak panah menunjukan besarnya vektor dan arah anak panah menunjukan arah dari vektor tersebut. A Sifat dari vektor adalah dapat digeser ke mana saja , selama besar dan arahnya tetap Bina Nusantara

 2. Penjumlahan Vektor Secara Grafis A B C B A Metode Segi tiga * Tempatkan vektor A sesuai besar dan arahnya * Tempatkan vektor B sesuai besar dan arahnya, dengan pangkalnya berada pada ujung vektor A * Tarik garis dari pangkal A ke ujung B , yang merupakan vektor A + B = ( misal = C ) Bina Nusantara

* Letakan vektor A sesuai dengan besar dan arahnya Metoda Jajaran Genjang B C=A+B  A Langkah-langkah dalam penjumlahan vektor di atas: * Letakan vektor A sesuai dengan besar dan arahnya * Letakan vektor B sesuai dengan besar dan arahnya, dengan pangkal vektor B berimpit dengan pangkal vektor A * Buat segi empat jajaran genjang dengan basis vektor -vektor A dan B , maka diagonal dari jajaran genjang tersebut merupakan vektor C=A+B * Besar vektor C adalah : C2 = A2 + B2 + 2A B Cos  Bina Nusantara

Vektor dalam bidang ( 2 dimensi ) 4. Penguraian Vektor Atas Komponen-komponennya Setiap vektor dapat diuraikan atas komponen-komponennya sesuai dengan sistem koordinat yang digunakan . Dalam pembahasan disini hanya akan ditinjau vektor dalam sistem koordinat kartesian. Vektor dalam bidang ( 2 dimensi ) Y Ay A AX = A Cos  Ay = A Sin   AX X Bina Nusantara

AX: proyeksi tegak lurus A pada sumbu X AY : proyeksi tegak lurus A pada sumbu Y.  : sudut vektor A terhadap sumbu X positif. Tranformasi sebaliknya : dan Selanjutnya Vektor A dapat dinyatakan dalam komponen- komponennya, yaitu : A = i AX + j AY Bina Nusantara

4. Vektor Satuan ( Unit Vektor ) Z k Y i j X Dalam sistem koordinat kartesian, vektor-vektor satuan yang bersesuaian dengan sumbu koordinat yang digunakan adalah i = vektor satuan dalam arah sumbu X positif j = vektor satuan dalam arah sumbu Y positif k = vektor satuan dalam arah sumbu Z positif Bina Nusantara

dimana: i  j  k dan besar i = besar j = besar k = 1 Vektor satuan dalam arah vektor itu sendiri : Vektor satuan sangat berguna pada penulisan vektor dalam komponen-komponennya serta dalam melakukan operasi vektor. Bina Nusantara

5. Penjumlahan Vektor Dengan Komponennya Misalkan vektor C merupakan penjumlahan dari dua buah vektor A dan B , yaitu : C = A + B Dua buah vektor, seperti C dan A + B akan sama, hanya jika komponen-komponen yang sesuai adalah sama , artinya: CX = AX + BX dan CY = AY + BY Maka : C = A + B = i (AX + BX ) + j ( AY + BY ) Untuk vektor dalam ruang (tiga dimensi) : C = A + B = i (AX + BX ) + j ( AY + BY ) + k (AY + BY ) Bina Nusantara