Kriteria dan Indikator Tutupan Lahan (Tumbuhan) pada Agroekosystem Oleh : Tim Jurusan Budidaya Pertanian
Agroekosistem “ekosistem yang dimodifikasi dan dimanfaatkan secara langsung atau tidak langsung oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan akan pangan dan atau sandang” (Conway, 1985) Pengembangan sumber Daya alam harus didekati secara komprehensif sehingga harus menekankan pada hubungan satu sama lain antara pengaruh suatu sumberdaya alam terhadap sumberdaya lain (Sorianegara, 1977). Pemahaman proses pendekatan agroekosistem merupakan perpaduan konsep dan metodologi penelitian tentang sumberdaya alam dan ilmu sosial ekonomi.
Sifat – sifat Sistem Produktivitas (Productivity) Stabilitas (Stability) Keberlanjutan (Sustainability) Kemerataan (Equitability)
1. Produktivitas (Productivity) Def : produksi atau pendapatan bersih yang diperoleh setiap satuan sumberdaya
2. Stabilitas (Stability) kemantapan produktivitas akibat gangguan kecil yang disebabkan oleh gejolak normal setiap waktu tertentu seperti iklim dan harga
3. Keberlanjutan (Sustainability) kemampuan sistem mempertahankan produktivitas dalam jangka waktu panjang meskipun mengalami goncangan seperti banjir, serangan hama atau erosi.
4. Kemerataan (Equitability) menggambarkan sejauh mana hasil suatu agroekosistem terbagi diantara orang-orang dalam suatu sistem.
Kriteria yang digunakan dalam karakteristik agroekosistem : Ekonomi Sosial Teknologi konservasi yang sesuai
Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data Berupa data primer (wawancara) dan data sekunder (pustaka, peta, laporan, data cuaca, dll) 2. Jenis Data Berupa data biofisik (iklim, hidrologi, topografi, vegetasi, sifat tanah) dan sosial ekonomi
Jenis data A. Data biofisik 1. Iklim : curah hujan, hari hujan, suhu 2. Hidrologi : sistem irigasi 3. Topografi : kemiringan dan panjang lereng 4. Vegetasi : tanaman budidaya dan non budidaya (didalam plot utama & plot pendukung) 5. Sifat tanah: tekstur, struktur, kedalaman, permeabilitas
B. Data Sosial Ekonomi 1.Kependudukan (demografi & wilayah pertanian) 2. Latar belakang pendidikan & engalaman berusaha tani 3. Kelembagaan dan persepsi petani tentang teknologi konservasi 4. Produktivitas tenaga kerja, status lahan dan luas garapan 5. Pemahaman petani tentang pola usaha tani 6. Biaya input (teknologi,saprodi, tenaker) dan output (produksi) 7. Rata-rata penggunaan sarana produksi dan tenaga kerja 8. Rata-rata jenis tanaman pada lahan pengamatan
Analisis Vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi ekosistem, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan.
Komponen tumbuh-tumbuhan penyusun suatu vegetasi Belukar (Shrub) : Tumbuhan yang memiliki kayu yang cukup besar, dan memiliki tangkai yang terbagi menjadi banyak subtangkai. Epifit (Epiphyte) : Tumbuhan yang hidup dipermukaan tumbuhan lain (biasanya pohon dan palma). Epifit mungkin hidup sebagai parasit atau hemi-parasit. Paku-pakuan (Fern) : Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai, biasanya memiliki rhizoma seperti akar dan berkayu, dimana pada rhizoma tersebut keluar tangkai daun. Palma (Palm) : Tumbuhan yang tangkainya menyerupai kayu, lurus dan biasanya tinggi; tidak bercabang sampai daun pertama. Daun lebih panjang dari 1 meter dan biasanya terbagi dalam banyak anak daun. Pemanjat (Climber) : Tumbuhan seperti kayu atau berumput yang tidak berdiri sendiri namun merambat atau memanjat untuk penyokongnya seperti kayu atau belukar. Terna (Herb) : Tumbuhan yang merambat ditanah, namun tidak menyerupai rumput. Daunnya tidak panjang dan lurus, biasanya memiliki bunga yang menyolok, tingginya tidak lebih dari 2 meter dan memiliki tangkai lembut yang kadang-kadang keras. Pohon (Tree) : Tumbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu batang atau tangkai utama dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm.
parameter vegetasi yang diukur dilapangan Nama jenis (lokal atau botanis) Jumlah individu setiap jenis untuk menghitung kerapatan Penutupan tajuk untuk mengetahui persentase penutupan vegetasi terhadap lahan Diameter batang untuk mengetahui luas bidang dasar dan berguna untuk menghitung volume pohon. Tinggi pohon, baik tinggi total (TT) maupun tinggi bebas cabang (TBC), penting untuk mengetahui stratifikasi dan bersama diameter batang dapat diketahui ditaksir ukuran volume pohon.
Parameter Analisis Vegetasi Formulasi petak kuadrat untuk menghitung besarnya kerapatan (individu/ha), frekuensi dan dominasi (m2/ha) dan indeks nilai penting (INP)
Contoh pola pergiliran tanaman
Contoh penggunaan sarana produksi petani responden
Contoh total produksi, konsumsi dan penjualan usaha tani
Contoh penerimaan, biaya dan pendapatan usaha tani
Contoh rencana tindak lanjut