Penggunaan Reaktor Nuklir di Indonesia Kelompok 13: 1. dicky a 2. Putri Elita R 3. Septiani F 4. Sri devi s xii ipa 3
REAKTOR NUKLIR DI INDONESIA Saat ini Indonesia memiliki 3 buah reaktor nuklir : 1. Reaktor Triga Mark II (Training Research and Isotope Production by General Atomic) di Bandung, yang digunakan untuk penelitian, pelatihan, dan produksi radioisotop. 2. Reaktor Kartini di Yogyakarta, digunakan untuk pendidikan dan pelatihan. 3. Reaktor G.A. Siwabessy di Serpong, merupakan reaktor serba guna, digunakan untuk produksi (isotop, radiofarmasi, dan elemen bakar, serta untuk penelitian).
Tampilan sistem informasi Reaktor Kartini Reaktor Kartini (TRIGA MARK II 100kW) Gambar di samping merupakan tampilan informasi kondisi reaktor saat beroperasi. Terlihat beberapa parameter seperti daya, reaktivitas, periode ada di sana. Reaktor terlihat sangat sederhana seperti sebuah kolam yang berisi air dan memiliki teras (core) reaktor berbentuk persegi yang dipasang dibagian bawah kolam. Terlihat juga ada 3 batang kendali, yaitu safety, regulating, dan shim. Beroperasi pada daya 90 kw (90% dari daya maksimum). Bagi penulis (yang pernah melihat sendiri para operatornya yang bekerja) reaktor dapat dioperasikan dengan mudah. Reaktor Kartini (TRIGA MARK II 100kW) Gambar di samping merupakan tampilan informasi kondisi reaktor saat beroperasi. Terlihat beberapa parameter seperti daya, reaktivitas, periode ada di sana. Reaktor terlihat sangat sederhana seperti sebuah kolam yang berisi air dan memiliki teras (core) reaktor berbentuk persegi yang dipasang dibagian bawah kolam. Terlihat juga ada 3 batang kendali, yaitu safety, regulating, dan shim. Beroperasi pada daya 90 kw (90% dari daya maksimum). Bagi penulis (yang pernah melihat sendiri para operatornya yang bekerja) reaktor dapat dioperasikan dengan mudah.
Radiasi Cerenkov reaktor Kartini Pada gambar di atas terlihat radiasi Cerenkov dari reaktor Kartini yang beroperasi. Warna biru tersebut merupakan karakteristik dari reaktor nuklir. Warna biru tersebut merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang disebabkan interaksi partikel bermuatan (elektron) dipancarkan oleh reaktor dengan insulator (air).
Gambar di atas, dek reaktor Kartini (bagian atas dari bejana reaktor), merupakan gambar yang paling berkesan buat penulis. Bagaimana penulis merasakan duduk bersama dengan teman-teman yang ikut praktikum di pinggir reaktor ini. Sesekali kami memandang reaktor dari pagar dan melihat bagaimana para operator bekerja dengan alat-alat yang tersedia. Reaktor ini terlihat sangat mudah untuk dioperasikan tetapi itu semua berkat desain reaktor dengan teknologi tinggi meskipun berasal dari puluhan tahun yang lalu.
Untuk penelitian, reaktor riset telah dibuat di Indonesia: 1. Bandung, Jawa Barat. Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Bandung (reaktor Triga Mark II - berkapasitas 250 kW diresmikan 1965, kemudian ditingkatkan kapasitasnya menjadi 2 MW pada tahun 2000 ). 2. Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (Reaktor penelitian nuklir Kartini - kapasitas 100 kW operasi sejak 1979). 3.Serpong (Banten). (reaktor penelitian nuklir MPR RSG-GA Siwabessy - kapasitas 30 MW diresmikan tahun 1987). Berbagai lokasi yang dipelajari kelayakannya sebagai calon tapak untuk membangun reaktor untuk memproduksi listrik (PLTN): 1.Muria Jawa Tengah. 2.Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Berdasarkan UU No 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, PLTN hanya dapat dibangun dan dioperasikan oleh perusahaan swasta, BUMN atau Koperasi. Sedangkan BATAN berkewajiban menyiapkan infrastruktur dasar seperti persiapan SDM, studi kelayakan calon tapak, kajian teknologi sebagai TSO (technical support organization), dan pengolahan limbah.
Sumber daya alam. Indonesia memiliki dua lokasi eksplorasi uranium, yaitu tambang Remaja-Hitam dan tambang Rirang-Tanah Merah. Kedua uranium tersebut terletak di Kalimantan Barat. Jika uranium tidak cukup, Indonesia memiliki pilihan mengimpor uranium yang banyak tersedia di pasaran internasional. Kerjasama. Indonesia adalah anggota aktif IAEA (International Atomic Energy Agency) yang berkedudukan di Vienna, Austria. Kerjasama multilateral via IAEA berlangsung baik dan telah menghasilkan ratusan pakar dan ahli di Indonesia melalui pelatihan di luar negeri maupun via kunjungan ekspert ke Indonesia. Selain itu ada pula kerjasama regional di Asia dan Asean yang berlangsung saling menguntungkan. Pada tahun 2006, Indonesia menandatangani perjanjian dengan negara lain untuk nuklir, termasuk Korea Selatan, Rusia, Australia dan Amerika Serikat. Australia tidak bermasalah untuk mengirim uranium ke Indonesia, dan terdapat kesepahaman dengan pihak Rusia yang menawarkan untuk membangun reaktor nuklir di Gorontalo.