Paradigma Ilmu Ahmad Arif Rifan, S.HI. M.SI
Paradigma Ilmu
Apakah Paradigma itu? Apakah Ilmu itu? Apakah Paradigma Ilmu Itu?
Paradigma Paradigma berasal dari bahasa Inggris Paradigm, asal kata ini berasal dari bahasa Yunani yaitu Para deigma, Para artinya disamping atau disebelah dan dekynai atau deigma artinya memperlihatkan yang maksudnya model, contoh, arketip dan ideal. Paradigma juga diartikan sebagai cara pandang. (Lorens Bagus, Kamus Filsafat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2002,hlm.779)
Ilmu Ilmu dalam bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Arab, Ilmu berasal dari akar kata alima-ya ’ lamu-ilman yang artinya mengetahui, sedangkan kata ilmu sendiri dari segi bahasa berarti kejelasan oleh karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan seperti kata alam(bendera), alamat(alamat) dan sebagainya. Sehingga Ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan yang jelas tentang sesuatu. (Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan,2000,hlm.434)
Ilmu Menurut al-Baqillani Ilmu adalah “ Ma ’ rifat al-Syai ’ ala ma huwa bihi ” atau “ Pengetahuan tentang sesuatu sebagaimana adanya ” (Franz Rosenthal, Knowledge Triumphant: The Concept of Knowledge in Medieval Islam, Leiden: E.J.Brill, 1970, hlm.53)
Ilmu Ilmu dalam bahasa inggris disebut Science, dari bahasa Latin Scientia yang berarti pengetahuan- scire artinya mengetahui. Sinonim yang paling akurat dalam bahasa Yunani adalah Episteme yang artinya adalah pengetahuan atau ilmu pengetahuan (Lorens Bagus, Kamus Filsafat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2002,hlm.779)
Ilmu Secara bahasa Science dapat berarti “ keadaan atau fakta mengetahui dan sering diambil dalam arti pengetahuan yang dikontraskan dengan intuisi atau kepercayaan ” ( Webster’s New World Dictionary of The American Language, Claveland and New York: The World Publishing Company, 1962, hlm. 1305)
Ilmu “Pengetahuan yang sistematis yang berasal dari observasi, kajian dan percobaan-percobaan yang dilakukan untuk menentukan sifat dasar atau prinsip dari apa yang dikaji” ( Webster’s New World Dictionary of The American Language, Claveland and New York: The World Publishing Company, 1962, hlm. 1305)
Ilmu Dari definisi “ Pengetahuan yang sistematis berdasarkan observasi indriawi ” menjadi “ Pengetahuan yang sistematis tentang alam dan dunia fisik ” ( Webster’s New World Dictionary of The American Language, Claveland and New York: The World Publishing Company, 1962, hlm. 1305)
Dengan mengikuti konsepsi Ibnu Manzhur tentang kebodohan, Syed Muhammad Naquib al-Attas menyatakan: Pertama, Kebodohan yang ringan, yaitu kurangnya ilmu mengenai apa yang seharusnya diketahui Kedua, Kebodohan yang berat, yaitu Keyakinan yang salah yang bertentangan dengan fakta ataupun realitas, meyakini sesuatu yang berbeda dari sesuatu itu sendiri, ataupun melakukan sesuatu dengan cara-cara yang berbeda dari bagaimana seharusnya sesuatu itu dilakukan (Wan Mohd Nor Wan Daud, Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed Muhammad Naquib al-Attas, Bandung: Mizan, 2003,hlm. 121)
Islamisasi Menurut Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islamisasi ialah “Pembebasan manusia, mulai dari magic, mitos, animisme dan tradisi kebudayaan kebangsaan, dan kemudian dari penguasaan paham sekuler atas akal dan bahasanya” (Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam and secularism, Kuala Lumpur: ISTAC, 1993, hlm. 41)
Ilmu di Barat Sumber dan metode penyelidikan ilmu di Barat bergantung sepenuhnya kepada kaedah empiris, rasional dan cenderung materialistik. ia juga mengabaikan dan memandang rendah cara memperoleh ilmu melalui wahyu dan kitab suci. Ilmu di Barat tidak berlandaskan nilai-nilai transenden dan juga tidak berkaitan dengan kepercayaan agama (Ismail Raji al-Faruqi, Islamization of Knowledge: General Principles and Workplan, Herndon: IIIT, 1982)
contoh: Islamisasi Paradigma Sains Posmodern (Armahedi Mahzar, Penulis Buku Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi Islami: Revolusi Integralisme Islam, Mizan: Bandung, 2004)
contoh: Paradigm Entrapment in Analyzing Terrorism (Anis Rasyid Baswedan, Rektor Universitas Paramadina Mulya, Jakarta)
contoh: Paradigma Jihad (Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan,2000,hlm.500)
Wassalam