Matakuliah : O0174/Komunikasi Antar Budaya Tahun : 2008 TEORI-TEORI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA BUKU: Communication Theories By: Em Griffin Bab 30-34, h. 424-514 dan Katherine Miller Bab 16 Pertemuan 21-22
TEORI-TEORI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA BUKU: Communication Theories by: Em Griffin Bab 30-34, h. 424-514 Membahas tentang teori-teori Komunikasi Antarbudaya Katherine Miller Bab 16 Membahas tentang beberapa teori Komunikasi Antarbudaya Bina Nusantara
TEORI-TEORI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA Anxiety Uncertainty Management Theory Face Negotiation Theory Speech Codes Theory Genderlect Styles Standpoint Theory Muted Group Theory Bina Nusantara
Anxiety Uncertainty Management Theory Teori ini dicetuskan oleh William B Gudykunts Dicetuskan pada tahun 1985 Asumsi Teori: Karakteristik pertemuan Antarbudaya dalam level tinggi cenderung ragu-ragu dan diliputi kegelisahan, khususnya dalam konteks ‘budaya tinggi’. Bina Nusantara
Sambungan … Mengefektifkan komunikasi memungkinkan kemampuan anda untuk mengelola kegelisahan dan mereduksi ketidakpastian dalam diri kita sendiri dan orang yang berkomunikasi dengan kita Bina Nusantara
Face Negotiation Theory Teori ini dicetuskan oleh Stella Ting Toomey Dicetuskan pada tahun 1985 Asumsi Teori: Anggota budaya kolektif yang memiliki budaya high contex (budaya tinggi) mempunyai perhatian dalam menghadapi termasuk mengelola konflik dengan orang lain dengan jalan menghindari, menuruti atau kompromi. Bina Nusantara
Sambungan … Asumsi teori: Dalam mencermati kemandirian dan otonomi dari orang-orang individualistik, low-context culture (budaya rendah) cenderung memanaj konflik dengan pemecahan masalah. Gambar 2: Skema Representasi Teori AUM (Anxiety Uncertainty Management) Bina Nusantara
Speech Codes Theory Teori ini dicetuskan oleh Gerry Philipsen Asumsi Teori: Teori ini meneliti tentang kemampuan orang asing dalam menyesuaikan suasana melalui gaya bahasa ketika bersama atau di lingkungan orang asing Terdapat tiga substansi speech codes, yakni menyangkut psikologi, sosiologi dan rhetoric Bina Nusantara
Sambungan … Psikologi Dalam konteks psikologi, setiap tanda dari cara berbicara secara tematis adalah keaslian dari individu-individu yang diungkapkan dengan cara berbeda Sosiologi Dalam konteks sosiologi, cara berbicara mencakup jawaban tentang hubungan antara diri sendiri dan orang lain yang dianggap pantas dan sumber apa yang pantas dan efektif digunakan dalam relasi tersebut Bina Nusantara
Sambungan … Rethoric Philipsen mendefinisikan rhetoric sebagai double sense yakni pengetahuan tentang kebenaran dan persuasi. Bina Nusantara
Genderlect Styles Teori ini dicetuskan oleh Deborah Tannen Dicetuskan pada tahun 1984 Asumsi Teori: Percakapan yang terjadi antara pria-wanita dalam komunikasi Antarbudaya. Gaya percakapan maskulin dan feminim akan terlihat dengan jelas pada dua perbedaan budaya dibanding gaya inferior dan superior. Pembicaraan pria akan berfokus pada status dan independensi, sementara pembicaraan wanita berfokus pada hubungan kemanusiaan. Bina Nusantara
Sambungan … Kecenderungan pada tendensi pembicaraan antara wanita dan pria, dijelaskan dalam lima kategori: Public speaking versus private speaking Telling a story Listening Asking questions conflict Bina Nusantara
Sambungan … Public speaking versus private speaking: Menurut Tannen, wanita berbicara banyak pada pembicaraan pribadi, sementara pria berbicara lebih banyak dari wanita dalam pembicaraan publik. Telling story: dalam telling story, pria cenderung membicarakan status dibanding wanita, terutama joke. Menceritakan joke adalah bagian dari pria dalam menegosiasikan status. Sementara, telling story wanita cenderung pada komunitas mereka. Bina Nusantara
Sambungan … 3. Listening: dalam mendengarkan, wanita cenderung melakukan kooperatif terhadap pembicaraan, sementara pria cenderung kompetitif dalam pembicaraan. 4. Asking questions:wanita cenderung bertanya untuk membangun hubungan dengan lainnya, sementara pria cenderung bertanya untuk menyatakan bahwa ia respek dengan seseorang. 5. Conflict: dalam memandang konflik, wanita cenderung memandang sebagai fashion, sementara pria memandangnya lebih comfortable. Bina Nusantara
Standpoint Theory Teori ini dicetuskan oleh Sandra Harding dan Julia T. Wood Dicetuskan pada tahun 1982 Asumsi Teori: Teori ini membahas tentang pengalaman individu, pengetahuan dan tingkah laku komunikasi yang sebagian besar terbentuk dari kelompok sosial ketika mereka bersama Bina Nusantara
Muted Group Theory Teori ini dicetuskan oleh Chris Kramarae Asumsi Teori: Perempuan dan anggota kelompok lainnya yang berada dalam kelompok sub-ordinasi tidak dapat secara bebas seperti pria untuk mengemukakan keinginan mereka, karena kata-kata diformulasi dan diterjemahkan oleh gaya dominan pria dalam komunikasi Bina Nusantara