SUMBERDAYA LAHAN LAND >< SOIL  LAND = SOIL ?

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Oleh : kelompok 6 Murti Wulan Daru Rahadian Bagus P Selvi Oktaviana
Advertisements

PENDUDUK OPTIMAL: Penduduk, Pertanian dan Sumberdaya
SUMBERDAYA MANUSIA DALAM PERTANIAN
USAHATANI DI iNDONESIA
EKONOMI SUMBER DAYA ALAM (ESDA)
Makalah Kunci (Keynote Speech)
RUANG LINGKUP USAHATANI
DAYA DUKUNG SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN ( DDSAL )
Teori dasar pemanfaatan tanah
Mokh. Rum & Slamet Widodo,
ANALISA FINANSIAL DAN EKONOMI
DAMPAK KENAIKAN MUKA AIR LAUT PADA KOTA-KOTA PANTAI DI INDONESIA
Peluang Pasar Pemanfaatn Kompos Hasil Pengomposan Sampah Pasar
BAB VIII LAND REFORM.
Proses pembangunan Ekonomi dengan Kelebihan tenaga Kerja
Pengampu : achmad nur chamdi, spt., mSi shanti emawati, spt., mp.
PENERTIBAN TANAH TERLANTAR
PASAR INPUT.
Struktur Pasar Persaingan Sempurna
TANAH SEBAGAI FAKTOR PRODUKSI
4. PRINSIP-PRINSIP EKONOMI DALAM USAHATANI
Pengantar Ilmu Ekonomi
EKONOMI PERTANIAN INDONESIA
Ketimpangan Pendapatan di Jawa Barat: Penyebab dan Solusi
MASALAH DAN ISUE-ISUE PEMBANGUNAN PERTANIAN (1)
KELOMPOK 10 ANALISIS DAMPAK PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA DAFTAR ISI DATA A B TEORI A B ANALISIS A B c KESIMPULAN.
init Agroindustri = flow Agroindustri = +dt*Lj_Agroindustri
MASALAH UTAMA SETIAP PEREKONOMIAN
MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS.
Pasar Persaingan Sempurna
PERANAN EKONOMI MIKRO DAN PERMASALAHANNYA DI INDONESIA
PENENTUAN HARGA AIR MINUM
Prinsip-prinsip Ekonomi dalam Usahatani
PENETAPAN HARGA DALAM PRAKTEK
Analisis Ekonomi Regional
EKONOMI PERTANIAN ESL211 Ujang Sehabudin
UPAH, PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN PEKERJA
Teori Lokasi Von Thunen dan Aplikasinya pada Struktur Ruang Kota
SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP
KONDISI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN DI INDONESIA
Aplikasi dari Model Persaingan Sempurna
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNDIP – KELAS B
Teori Lokasi Industri.
1. Masalah Pertumbuhan dan Pemerataan: Pengalaman Asia Timur
Persoalan-persoalan Ekonomi Pertanian
PEMANFAATAN TANAH PERKOTAAN (Individual VS Kolektif)
KEMISKINAN.
Struktur Pasar & Tingkat Persaingan
STRATEGI PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN ( SAWAH)
Identifikasi Biaya-biaya
TEORI LOKASI EKONOMI REGIONAL Oleh :
EKONOMI PERTANIAN Bahan Kuliah 3 Ekonomika Produksi dalam Pertanian
PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN
EKONOMI SUMBER DAYA ALAM (ESDA)
TEORI PRODUKSI.
TEORI SEKTOR PUBLIK
Ruang lingkup dan pengertian ekonomi sumber daya alam
ANALISA BIAYA DAN MANFAAT DALAM PENGGUNAAN SUMBER DAYA ALAM
Kebijakan perdagangan
Struktur Pasar.
KERAGAAN LUASAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN,PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN DIKAB. BULUNGAN-PROP.KALTARA.
BAB 7 Proses Produksi: Perilaku Perusahaan yang Memaksialkan Keuntungan Fungsi produksi atau fungsi produk total adalah hubungan antara input dan output.
Kesuburan Tanah Dan Pemupukan
ANALISIS SHIFT - SHARE UNTUK MENGETAHUI PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI SUATU DAERAH DIBANDINGKAN DENGAN WILAYAH YANG BERADA DI ATASNYA. PADA HAKEKATNYA ANALISIS.
1. Masalah Pertumbuhan dan Pemerataan: Pengalaman Asia Timur
Perencanaan Teknis dan Sistem produksi
Ketahanan Pangan dan Gizi Ade Saputra Nasution. Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun.
PERUSAHAAN DALAM PASAR KOMPETITIF. FAJRI RIKO MAHARANI ( ) YASHINTA NUR F ( ) NITA SULISTYAWATI ( )
YULIA ANDRIANIYULIA ANDRIANI. pertanian Way of life Usaha tani Usaha tani adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang petani, menejer, penggarap atau.
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN
Transcript presentasi:

SUMBERDAYA LAHAN LAND >< SOIL  LAND = SOIL ? Land  Bagian permukaan bumi dimana manusia beraktivitas  Land Economics = Ekonomi Sumber-daya Lahan. Soil  Pembahasan thd struktur & Teksturnya

FUNGSI SD LAHAN : Dapat sbg. Simbul status seseorang : - sosial/ekonomi - politik Sebagai Faktor Produksi/Input Sebagai benda komersil yang dapat diperjual belikan Dapat berfungsi sebagai agunan (borg)

STUDI SUMBERDAYA LAHAN : Merupakan Sumberdaya Alam Tendensinya D > S  Tingkat kelangkaan semakin meningkat  Nilainya semakin naik Mempunyai Opportunity Cost dalam pemanfaatannya Kajian SD Lahan akan banyak berkisar pada pembahasan hubungan antara manusia dan lahan  Bagaimana manusia berusaha memanfaatkannya agar hasil pemanfaatannya tsb mampu memenuhi kebutuhan hidupnya  Terkait dengan kepentingan manusia

STUDI SUMBERDAYA LAHAN (Cont. ..): Penelaahan pemanfaatan SD Lahan  Penelaahan lintas waktu dan berpegang kepada ASAS KELESTARIAN (al. konservasi) Adanya heterogenitas dari sifat fisiknya (kesuburan) dan aksesibilitasnya ( biaya transport) Variasi dari property right - nya

Pengolahan Hasil/ Pasca Panen Pendidikan (Formal & Informal) Biaya Prod. (C = Px . X) Pasar Input Pasar Produk Penerimaan (R = Pq . Q) Teknologi Produksi Proses Produksi Produk (Q) Teknologi Pemilihan Teknologi Pengolahan Hasil/ Pasca Panen Pasar Produk + SDA (Lahan); KAPITAL SDM TINGKAT HIDUP Aspirasi Px = Harga Input Pq = Harga Produk X = Input Q = Produksi Interaksi harus Efektif & Efisien Peningkatan Kualitas SDM Pendapatan (R-C) Pendidikan (Formal & Informal) Hubungan SDM - SDL

TANAH DI INDONESIA  MEMPUNYAI FUNGSI SOSIAL Tidak boleh diterlantarkan Pemanfaatan dan penguasaannya harus mencerminkan keseimbangan antara kepentingan umum dan perorangan Kepentingan umum harus didahulukan daripada kepentingan perorangan, dalam batas-batas tidak merugikan kepentingan perorangan

BEBERAPA PERMASALAHAN PERTANAHAN DI INDONESIA 1. Aspek Land Use, baik antar sektor maupun dalam sektor tertentu. Menyangkut ketepatan alokasi peruntukannya, komitmen antara fihak-fihak terkait untuk melaksana-kan kesepakatan tersebut.  ISU KONVERSI LAHAN PERTANIAN KE PENGGUNAAN NON PERTANIAN !!

Data yang dihimpun Direktur Statitiska Pertanian BPS mengenai “Analisa Data Konversi dan Kebutuhan Lahan", selama periode 1999-2002 telah terjadi pengurangan lahan sawah seluas 563.159 hektar, atau rata rata 187.720 hektar pertahun. Sekitar 30 persen sawah yang hilang itu berada di Jawa (167.150 heltar ), dan 70 persen lainnya diluar Jawa. Untuk Jawa konversi yang cukup tinggi terjadi di Jawa Barat (5,2 persen) dan jawa Timur (6,3 persen). Padahal, kontribusi kedua provinsi ini terhadap padi nasional sangat besar sekitar 33 persen dari total produksi.

2. Meskipun sebagian besar sawah yang hilang berada di luar Jawa, tetapi kehilangan sawah di Jawa akan berdampak sangat besar, karena kualitas sawah di luar Jawa belum dapat mengimbangi kualitas sawah di Jawa. 3. Produktifitas padi di Jawa mencapai 51,94 kuintal per hektar, sementara di luar Jawa hanya 39,52 kuintal per hektar

BEBERAPA PERMASALAHAN PERTANAHAN DI IND. (Cont. .) 4. Penguasaan lahan dikaitkan dengan instrumen perpajakan 5. Pemusatan pemilikan/penguasaan lahan pada beberapa orang  Land Reform ?? 6. Upaya-upaya pelestarian SD Lahan  Konservasi (Penghijauan, Reboisasi, Terasering)

Harapan Hasil (Y) Dengan Upaya Pelestarian Yn N Tanpa Upaya Pelestarian O Tn Tahun (T) EFEK UPAYA PELESTARIAN THD HARAPAN HASIL

BEBERAPA PERMASALAHAN PERTANAHAN DI IND. (Cont. .) 7. Masalah perpecahan dan perpencaran pemilikan lahan pertanian  menurunkan produktivitas  Land Reform (merubah Landless  pemilik), Konsolidasi 8. Semakin meningkatnya petani dengan pemilikan/penguasaan lahan sempit  Petani Gurem  Inefisien

Seiring tekanan kebutuhan sektor lain terhadap lahan, rata-rata kepemilikan lahan petani pun menyusut. Tahun 1983 persentase petani yang menguasai (memilki atau menyewa dari pihak lain) tanah kurang dari 0,5 hektar (petani guren) mencapai 40,8 persen. Sepuluh tahun kemudian, persentase ini meningkat menjadi 48,5 persen, dan sensus pertanian tahun 2003 , memperlihatkan semakin meningkatnya jumlah petani gurem, mencapai 56,5 persen dari seluruh keluarga petani di Indonesia.

BEBERAPA PERMASALAHAN PERTANAHAN DI IND. (Cont. .) 9. Masalah yang terkait dengan permukiman  Pertumbuhan penduduk cepat (D lahan naik pesat), tersedianya lahan (S) relatif tetap  spekulasi, penglepasan lahan milik petani, tergesernya penduduk asli dari tempat strategis ke pinggir kota, penyimpangan land use, dll.

Fenomena baby booming menjadi permasalahan serius bagi penyediaan pangan. Pada tahun 2008 jumlah penduduk Indonesia 220 juta jiwa, dan akan menjadi 247,5 juta jiwa pada 2015, serta 273 juta jiwa pada 2025. Jika konsumsi beras masih tetap sebesar 139,15 kg/ kapita/ tahun, maka kebutuhan beras 2025 akan mencapai 38,85 juta ton. Artinya, harus ada tambahan produksi beras lima juta ton dari produksi sekarang ini yang besarnya 33 juta ton, atau meningkat 15%.

LAND RENT (SEWA LAHAN) Sebagai pembayaran dari penyewa kepada pemilik lahan karena adanya kontrak pakai dalam jangka waktu tertentu  CONTRACT RENT  istilah umum Sebagai SURPLUS USAHA  ECONOMIC RENT atau LAND RENT

ECONOMIC/LAND RENT Kelebihan nilai penerimaan dari hasil pemanfaatan lahan dengan biaya (tidak termasuk biaya untuk lahan) yang dikeluarkan Economic Rent yang semakin tinggi, dari aspek ekonomi, menandakan pemanfaatan lahan semakin efisien

LAND RENT  Dipengaruhi : Jenis penggunaannya (Hotel, usahatani) Dlm hal tertentu (pertanian) – fertilitas Teknologi yang dipakai  produktivitas Aksesibilitasnya  Lokasi – Jarak - Biaya Transport Harga produk yang dihasilkan Biaya/harga input yang dipakai

Rent Biaya Total Rent = abcd =abe

Total Rent = abc + bde abc = Rent lahan subur bde = Rent lahan kr. subur Total Rent = abc + bde

Intra Marginal Plot  Rent > 0

Np = Tenaga Keja optimum pada PPR Nc = Tenaga Kerja pada CPR WAC = Rent Maksimum pada PPR Pada B  Rent = 0

RENT LAHAN SEBAGAI SURPLUS EKONOMI C, P MC ATC P Rent Maksimum P = MR = AR ATC Biaya Produksi Total O Q* Q

EFEK PERBEDAAN KESUBURAN LAHAN THD. RENT LAHAN C, P MC ATC P P = MR = AR Rent Maksimum ATC Biaya Produksi Total O Q1* Q LAHAN PALING SUBUR (A)

EFEK PERBEDAAN KESUBURAN LAHAN THD. RENT LAHAN C, P MC ATC P Rent Maksimum P = MR = AR ATC Biaya Produksi Total O Q2* Q LAHAN KURANG SUBUR (B)

EFEK PERBEDAAN KESUBURAN LAHAN THD. RENT LAHAN MC C, P ATC P=ATC P = MR = AR O Q3* Q LAHAN TIDAK SUBUR (C)

EFEK PERBEDAAN LOKASI LAHAN THD. RENT LAHAN C, P MC ATC P1 P = MR = AR Rent Maksimum ATC Biaya Produksi Total O Q1* Q LAHAN PALING DEKAT KE PUSAT KEGIATAN EKONOMI (A)

EFEK PERBEDAAN LOKASI LAHAN THD. RENT LAHAN C, P MC ATC P2 P = MR = AR Rent Maksimum ATC Biaya Produksi Total O Q1* Q LAHAN AGAK JAUH KE PUSAT KEGIATAN EKONOMI (B)

EFEK PERBEDAAN LOKASI LAHAN THD. RENT LAHAN C, P MC ATC P3 Rent Maksimum P = MR = AR ATC Biaya Produksi Total O Q1* Q LAHAN PALING JAUH KE PUSAT KEGIATAN EKONOMI (C)

O = Pusat Aktivitas ekonomi OP = Harga/Unit Output OA = Biaya/Unit Output (Tak termasuk Biaya Lahan) P L T Economic Rent R Biaya Transport N Pd. Jarak O (di Pusat Akt. Ekonomi) Biaya Transport/Unit Output = 0 (Nol) Biaya Produksi/Unit Output = OA Economic Rent/Unit Output = AP A S Biaya Produksi O K M Jarak Model von Thunen Pada Jarak OK (di Titik K.) Biaya Transport/Unit Output = SR Biaya Produksi/Unit Output = KS Economic Rent/Unit Output = RL Pada Jarak OM (di Titik M.) Biaya Transport/Unit Output = NT Biaya Produksi/Unit Output = MN Economic Rent/Unit Output = 0 (Nol)

E = Economic Rent/Unit Area p = Harga/Unit produk yang dihasilkan lahan tsb c = Biaya produksi/Unit produk t = Biaya transport/Satuan jarak/Unit produk d = Jarak ke Pusat Kegiatan ekonomi Y = Produksi /Unit Area E Y(p – c) Bid Rent Curve  E = Y(p – c – td) Extensive Margin of Production O R Jarak (d) Rent = 0 BID RENT CURVE

Efisiensi Pemanfaatan Lahan Pada Berbagai Aktivitas Yang Berkompetitif E/Ha K Bid Rent Curve A L Bid Rent Curve B M Bid Rent Curve C N O d1 d2 d3 Jarak = d A B C Efisiensi Pemanfaatan Lahan Pada Berbagai Aktivitas Yang Berkompetitif

Efisiensi Pemanfaatan Lahan Pada Berbagai Aktivitas Yang Berkompetitif E/Ha K Bid Rent Curve A Efisiensi Pemanfaatan Lahan Pada Berbagai Aktivitas Yang Berkompetitif L Bid Rent Curve B M Bid Rent Curve C N O d1 d2 d3 Jarak = d Akt. A Aktivitas B Aktivitas C