Chapter 8 The Floor-time Approach

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENDEKATAN-PENDEKATAN PLAY THERAPY
Advertisements

Kualifikasi Profesi Public Relations
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Pendidikan Anak Usia PRA SEKOLAH
Vygotsky dan Erikson Pertemuan 3.
Bermain dan Kreativitas Anak Usia Dini
KELOMPOK 3 (TIGA) Chandra. radiansyah N.Irmayanti WT Markus. Tipagao Apolonaris. P. tangi
Keterampilan Dasar Mengajar
THE POWER OF PLAY OLEH FRANCISCA, M. PSI. 10 MEI 2014.
Analisis Transaksional (Eric Berne)
Benny A. Pribadi METODEPEMBELAJARAN Benny A. Pribadi
Oleh : Valentin Quanti s
Organizational Behavior
OBSERVASI dalam penelitian kualitatif
THE CHILD WITH SPECIAL NEEDS Nama : sigit wisnu tamtomo nim :
KETERAMPILAN MENJELASKAN
Tingkah Laku Prososial Menolong Orang Lain
TEORI KOMUNIKASI UNCERTAINTY REDUCTION THEORY
MENTORSHIP STUDY DAY Oleh Ambarukmi Team CI.
ASSALAMUALAIKUM Wr. Wb..
METODE PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK
STKIP-PGRI Banjarmasin
Pertemuan ke – IV, Perilaku Individu dalam Organisasi
SIKAP DAN TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
KONSEP DASAR, PRILAKU DALAM BERORGANISASI
Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Ditinjau dari jumlah klien yang dibantu
BERMAIN DAN JENIS PERMAINAN
Keterampilan Observasi
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI Pertemuan 9 Komunikasi Interpersonal
Pertemuan ke XI, Persepsi dan Komunikasi
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
Komunikasi terapuetik
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Pertemuan 5.
KONFLIK DALAM KELUARGA MENURUT PERSPEKTIF PEKERJAAN SOSIAL
MENJUAL SEBAGAI SALAH SATU KEGIATAN DASAR KEWIRAUSAHAAN
Asesmen Gangguan Psikologis
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
SEKOLAH SEBAGAI SISTEM SOSIAL DAN SUB KULTUR
Pengantar.
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
TEKNIK PELATIHAN.
PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI
MEMBANGUN HUBUNGAN PRIBADI DENGAN MUTARABBI
Petolongan Pertama Psikologis Psychological First Aid (PFA)
Person centered.
Keterampilan Dasar Mengajar
Materi 2 - Komputer Multimedia
3 Keterampilan Dasar Bertanya
METODE PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK
KOMUNIKASI EFEKTIF Oleh: M. Noor Alamsyah Rain Suyati.
KOMUNIKASI EFEKTIF.
Keterampilan Dasar Mengajar
Model problem based learning
MEMBACA NYARING Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Tangerang 2015.
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah Secara Kreatif Dan Konsep Belajar Kelompok 6 : Amelia Agustina Derra Farhan F Dicky Moch Zaelani.
Pengaruh Faktor-Faktor Non-Rasional Dalam Pengambilan Keputusan
PERTEMUAN 6 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun.
KISI-KISI MATERI SPB.
Bermain dan Kreativitas Anak Usia Dini
KET. INTER-INTRA PERSONAL
KET. INTER-INTRA PERSONAL
Sexual Behaviour Bayi dan Anak. Perkembangan seksualitas bukan hanya perilaku pemuasan seks semata, tapi juga mencakup pembentukan nilai, sikap, perasaan,
TERAPI BERMAIN (Play Therapy)
Komunikasi dalam Keluarga
PEMBUATAN PERMAINAN ANJING GEMBALA MENGGUNAKAN J2ME Bayu Septio Anggoro, for further detail, please visit
Transcript presentasi:

Chapter 8 The Floor-time Approach Part II Encouraging Emotional and Intellectual Growth Chapter 8 The Floor-time Approach By: Eva Tantri Mahastri 69080083

Clip / Movie

6 Milestones: Self regulation and interest in the world Intimacy Two way communication Complex communication Emotional ideas Emotional thinking

What is Floor Time? A special play time that is set aside for the child. a spontaneous, unstructured activity when caregiver gets down on the floor with the child and try to follow his/her lead. The goal is to tune in to whatever motivates or is of interest to the child. Is used to reaffirm a rhythm and sense of connectedness and elaborate growing empathy and shared meanings (Essential Partnership, p.19).

Apakah ‘Floor Time’? Cara sistematis untuk membantu anak mengembangkan kemampuannya yang tertinggal Keuntungan dari sebuah ‘Floor Time’: Kemampuan anak meningkat Anak meendapatkan pengalaman berinteraksi dengan orang lain Anak mendapatkan kepuasan dalam berinisiatif Anak mendapatkan pengalaman ‘dipahami’ harapan dan kebutuhannya Anak mengalami mendapatkan respon Mengembangkan sebuah dialog yang panjang (bermula dari ‘tanpa dialog’, ‘dialog singkat’, lalu pengembangan imajinasi dan pikiran (p.121).

Apakah‘Floor Time’? Semacam interaksi natural dan permainan yang spontan dan menyenangkan Anak menjadi pemain utamanya, tugas orang tua / terapis adalah mengikuti permainannya (apa pun yang menjadi ketertarikannya saat itu) Orang tua / terapis pada waktu yang tepat, menggiring permainan itu menjadi permainan interaktif antara 2 orang (p.123-124).

Apakah ‘Floor Time’? ‘Floor time’ dapat diimplementasikan baik sebagai prosedur maupun filosofi, di sekolah, di rumah, atau pun di tempat terapi (p.121).

Bagaimana Floortime bekerja? Mulanya kita mendeskripsikan floor time sebagai pengalaman intensif dan satu lawan satu. Kemudian kita sudah mendiskusikan mengenai tim terapi dan pendekatan pendidikan. (p.121-122).

Bagaimana Floortime bekerja? Dengan interaksi yang melibatkan emosi, mengikuti ketertarikan dan motivasinya, kita dapat membantu dia terkoneksi dengan kita. Dengan adanya koneksi, kita dapat membuatnya masuk kedalam dialog. Kita dapat menginspirasi dia dengan ide-ide baru, hubungan sebab akibat, dan pemikiran logis, bahkan untuk memecahkan masalah. Kita dapat menghubungkan emosinya dengan tindakan dan kata-katanya. Dengan tindakan-tindakan dan perkataan-perkataan bermakna, kita dapat membangun hubungan yang lebih dekat, spontan, fleksibel, dan hangat. Dengan ini pula, anak membangun kemampuan dasar kognisinya. (p.122-123).

Bagaimana Floortime bekerja? Anak berkebutuhan khusus sangat membutuhkan waktu yang banyak untuk mempraktekkan dan menghubungkan maksud dan emosinya ke dalam prilaku dan kata-katanya. Floor time adalah waktu untuk melatih dan mempraktekkan itu. Dengan melakukan aktivitas-aktivitas pada ‘floortime’ anak mendapat kesempatan untuk mengeluarkan emosi, mengembangkan ekpresi sesuai dan kata-kata. (p.123).

Bagaimana Floortime bekerja? Mengikuti arahan anak bukan berarti secara pasif menurut melainkan ikut bermain bersama anak, yang memancing anak membuka komunikasi, dan berhenti dari aktivitasnya yang berulang-ulang (keluar dari dirinya). Baru setelah komunikasi terbuka, kita dapat menggiring dia ke tonggak-tonggak berikutnya.

Seberapa sering? Anak berkebutuhan khusus sering membutuhkan banyak sesi floor time dalam sehari. Bagi anak yang sangat parah, 6-10 sesi dengan durasi 20-30 menit sehari adalah ideal. (p.129).

Bagaiman Floortime bekerja? Dengan menaruh boneka di atas mobil-mobilan yang sedang didorongnya, membawa anak kepada permainan yang lebih kompleks. Dengan memerankan karakter yang di’sutradarai’nya, kita dapat meneruskan interaksi sambil pelan-pelan memberkenalkan kata. Ketika permainan semakin kompleks dan kemampuan berbahasanya meningkat, kita dapat membantunya untuk mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata dan menggiringnya ke arah komunikasi dua arah. Dengan cara ini, kita dapat secara bertahap menghubungkan dia ke dunia yang penuh ide dan pemikiran-pemikiran logis. (p.124).

Empat Tujuan Tujuan 1: Menarik perhatian dan membangun keintiman. Dimulai dengan kemampuan untuk merasakan ketenangan, fokus, dan keintiman, membina ‘saling perhatian’ dan ikatan. Tujuannya adalah membantu anak merasa cocok dan menikmati kehadiran orang tua/ terapis. (Tujuan ini mendukung tonggak perkembangan 1 dan 2.)

Empat Tujuan Tujuan 2: Komunikasi 2 arah. Selanjutnya orang tua/terapis akan membuka tutup lingkaran komunikasi. Awalnya dimulai dengan ekpresi wajah dan tatapan mata, komunikasi tanpa kata. Tugas utama orang tua/terapis adalah mengembangkan komunikasi dengan membantu anak menggunakan emosi, tangan, wajah, dan tubuhnya untuk mengkomunikasikan harapan, kebutuhan, dan maksudnya. (Pencapaian ini akan memenuhi tonggak perkembangan 3 dan 4).

Empat Tujuan Tujuan 4: Memancing expresi dan penggunaan perasaan dan ide-ide anak Dengan menggunakan permainan drama mengembangkan kepercayaan, sehingga anak dapat mengekspresikan kebutuhan, maksud dan perasaannya, dan pada akhirnya membantunya mengekspresikannya dengan kata-kata. (Ini mendukung tonggak perkembangan 5)

Empat Tujuan Tujuan 4: Pemikiran Logis. Akhirnya, orang tua/ terapis dapat membantu anak untuk menghubungkan ide-ide dan perasaannya ke dalam pengertian logis yang dapat diterima. Fokusnya adalah membantunya untuk berpikir secara logis. (Kemampuan ini sesuai tonggak perkembangan 6)

Bab 9, 10, 11, dan 12 berturut-turut akan menjelaskan keempat tujuan: Floor Time I: Perhatian, Ikatan, Keintiman. Membantu anak menjadi tertarik dengan dunia sekitar dan tertarik dengan orang. Floor Time II: Komunikasi 2 arah. Membantu anak berkomunikasi dengan bahasa tubuh dan ekspresi Floor Time III: Perasaan dan Ide. Membantu anak membangun dan mengekspresikan perasaan dan ide. Floor Time IV: Pemikiran logis. Membantu anak menghubungkan ide dan membentuk pemahaman logis tentang dunia sekitarnya.