KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
HIPERTENSI (TEKANAN DARAH TINGGI)
Advertisements

H E A R T F A I L U R E. My Heart………………… Heart Failure : tjd apabila cardiac output tdk mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, walaupun.
Angiontensin II reseptor blockers(ARBs)
DIABETES MELLITUS DYAH UMIYARNI P, SKM, M.Si.
FARMAKOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
SINDROM NEFROTIK IGNATIUS WARSINO.
KEPERAWATAN SISTEM PERKEMIHAN GLOMERULUSNEFROTIK KRONIK
KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II
GAGAL GINJAL KRONIk (CHORONIC KIDNEY DISEASE)
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
Oleh : Irmayanti Sirman Nim : p Kelas : B
5 Opini Yang Salah Tentang Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Dr.Hendrik SB,drg.,Mkes ANTIHIPERTENSI Dr.Hendrik SB,drg.,Mkes
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Kardiovaskuler
ANAFILAKSIS Haryson Tondy Winoto, dr. Msi.Med. Sp.A Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
SISTEM GANGGUAN JANTUNG DAN PEREDARAN DARAH ROSIDA.
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Kardiovaskuler
TUGAS AA “ PENYAKIT JANTUNG KORONER ( PJK ) “
Tekanan Darah (TD,Tensi)
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
DIACONT.
PENGENALAN PENYAKIT GLOMERULONEPHRITIS DAN SYSTITIS
MAHMUDDIN & MARIO LAURENZA MD
PENYAKIT GINJAL Kelompok 10 : Nisatin Asila (D )
DIGESTIVA P R E S N T BY :.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
ANTIHIPERTENSI Disusun Oleh : KEOLOMPOK 12 KELAS B. MUNAWWARAH (12067)
JANTUNG KORONER Tessa Ayu Koropit.
VITA NIRMALA ARDANARI,DR, SP.PROS, SP.KG
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
FARMAKOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
FARMAKOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
PENYAKIT GINJAL KHRONIK
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN Riana Aini, Amd.Keb.
KELOMPOK VI GAGAL GINJAL AKUT & KRONIK
Pre test Sebutkan batasan tekanan darah yang normal!
TBC (Tuberculosis) Achmad Ramdani Agus Setiawan Bima Nafi N.C Karmelia
HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN PENGGUNAAN
TERAPI CAIRAN PARENTERAL
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN.
Assalamualaikum Kelompok 7 Ika Apriani Riza Sativa
ASSALAMMU’ALAIKUM WR. WB
MANAJEMEN NYERI FARMAKOLOGIS
PELATIHAN RUTIN IV SYOK HIPOVOLEMIK & SINKOP
Tanda dan Gejala Anafilaksis
PENILAIAN PENDERITA.
DIABETES MELLITUS DYAH UMIYARNI P, SKM, M.Si.
Obat Darurat yang Dapat Digunakan
Jurnal Reading Perbandingan Dopamin dan Norepinephrine dalam Pengobatan Syok Pembimbing Dr nunung SpAn Disusun oleh Yudha Ramdani ( ) KEPANITRAAN.
MEDICATION ERROR NIFEDIPIN
Nama: Franciska Danik Sandrayanti NPM:
Gabriella Caroline Beachi Tiatira Pangalerang Putu Ayu Puspitasari
Dr. Yusmardiati Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg. Meningkatnya.
UBAT MIGRAIN.
KELOMPOK 1 Yunika Kasyaningrum indriana Rahma Meimuna Siti m Prisma
BANTUAN DASAR PADA KASUS NON TRAUMA
HIPERTENSI (TEKANAN DARAH TINGGI)
GANGGUAN KESADARAN (PERUBAHAN STATUS MENTAL)
TINJAUAN MEDIS PUASA TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT
Kelompok V.  Riwayat Kesehatan masa lalu Secara khusus kita akan bertanya tentang masalah yang terjadi sebelumnya  Anemia, Gangguan perdarahan Melakukan.
Syok anafilaktik PKM ANREAPI. Syok Suatu sindrom klinik yang mempunyai cici-ciri berupa : Hipotensi Takikardi Hipoperfusi (urine
Apa sih HIV itu?? Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau:
dr. Denny Armin Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah lebih dari 140/90 dalam 2 waktu pengukuran Meningkatnya tekanan darah.
Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Meningkatnya tekanan darah.
INFORMASI DASAR TBC UPT PUSKESMAS NGAWI. Penyebab Sakit TBC Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis.
Hipertensi Geriatrik. Definisi Hipertensi didefinsikan sebagai kenaikan tekanan darah arterial. Pasien dengan nilai diastolic blood presure (DBP) 140.
DEFINISI  Syok merupakan kegagalan sirkulasi tepi menyeluruh yang mengakibatkan hipotensi jaringan.  Kematian karena syok terjadi bila kejadian ini.
Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg. Meningkatnya tekanan darah.
Transcript presentasi:

KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN ACE INHIBITOR Dr. Danu Lestariyanto

Nama anggota Santiningtyas ayu k. Soli rumiyati Sholihatun hasanah Sukengtyas utami Tanty hanani Titik sugiarti

Pengertian ACE Inhibitor ACE inhibitor atau angiotensin-converting enzyme inhibitor, adalah kelompok obat-obatan yang digunakan terutama dalam pengobatan hipertensi dan gagal jantung kongestif.

ACE inhibitor dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan struktur molekul : Sulfhidril yang mengandung agen Captopril (perdagangan Capoten nama), penghambat ACE yang pertama Zofenopril 2. Dicarboxylate yang mengandung agen (kelompok terbesar Enalapril (Vasotec / Renitec) Ramipril (Altace / Tritace / Ramace / Ramiwin) Quinapril (Accupril) Perindopril (Coversyl / Aceon) Lisinopril (Lisodur / Lopril / Novatec / Prinivil / Zestril) Benazepril (Lotensin) Fosfonat yang mengandung agen Fosinopril (Monopril) adalah satu-satunya anggota kelompok ini

1. Sulfhidril yang mengandung agen 1.1 Captopril Indikasi : antihipertensi, left ventricular disfunction yang disertai myocardial infarction, diabetes nefropati, vasodilator, CHF Kontrindikasi : hipersensitivitas terhadap Captopril, angiodema yang disebabkan oleh penggunaan ACE inhibitor sebelumnya, wanita hamil dan menyusui

Bentuk sediaan: tablet, tablet salut selaput, tablet salut gula, kaplet, kaplet salut selaput, kapsul-tablet Dosis : sebagai antihipertensi pada orang dewasa (oral) Dosis awal : 12,5-25 mg 2-3 kali/hari yang dapat ditingkatkan 12,5-25 mg dalam 1-2 minggu menjadi 50 mg 3 kali/hari Dosis perawatan : 50 mg 3 kali/hari Dosis maksimum : 150 mg 3 kali/hari

Aturan pakai  :   Diberikan dalam keadaan perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan)   Captopril digunakan setelah penggunaan antihipertensi lain dihentikan selama 1 minggu, kecuali pada pasien denganaccelerated or malignant hypertension atau hipertensi yang sulit dikontrol   Pasien yang tidak dapat menggunakan sediaan padat secara oral dapat dibuat larutan oral Captopril dengan cara menyerbuk 25 mg tablet Captopril yang dilarutkan dalam 25 atau 100 ml air dan diaduk hingga bercampur lalu segera diminum tidak lebih dari 10 menit karena sifat Captopril yang tidak stabil dalam bentuk larutan Efek samping : ruam, berkurangnya persepsi pengecapan, sakit kepala, batuk kering, hipotensi sementara, neutropenia, proteinurea

Gambar

1.2 Zofenopril gambar

2. Dicarboxylate yang mengandung agen 2.1 Enalapril Tujuan/ Kegunaan obat Enalapril merupakan ubat untuk mengawal dan merawat penyakit darah tinggi dan kegagalan jantung kongestif . Membantu meningkatkan fungsi ginjal dalam penyakit kencing manis. Cara Penggunaan Dimakan sekali atau 2 kali sehari mengikut arahan doktor Boleh dimakan bersama-sama atau tanpa makanan. Adalah dinasihatkan agar mengambil pada masa yang sama setiap hari untuk memberi kesan yang optimum. Dos maksimum untuk dewasa adalah 40mg setiap hari. Jika terlupa mengambil ubat Sekiranya terlupa, makan ubat dengan segera setelah mengingatinya. Sekiranya telah hampir kepada dos seterusnya, tinggalkan dos yang telah terlupa dan makan mengikut waktunya seperti biasa.

Penyimpanan Simpan obat jauh dari cahaya dan suhu tinggi. Simpan obat di tempat yang dingin dan kering.

Efek CV (hipotensi, angioedema) Efek CNS (kelelahan, sakit kepala) Efek GI (gangguan perasa) Efek berturut-turut (batuk tidak berdahak; upper resp tract symptoms) Efek Dermatologis (ruam, erythema multiforme, toxic epidermal necrolysis) reaksi hipersensitivitas Efek ginjal (kerusakan ginjal) Gangguan electrolyte (hiperkalemia, hiponatremia,) gangguan darah.

Gambar

2.2 Ramipril Ramipril merupakan penghambat angiotensin converting enzyme (ACE) generasi kedua Prinsip kerja dari ACE adalah mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II Ramipril menghambat pembentukan angiotensin II sehingga menyebabkan: Penurunan resistensi vaskular. Penurunan retensi natrium dan air. Penurunan efek trophic dari angiotensin II pada jantung dan pembuluh darah

Indikasi Hipertensi, dapat digunakan tunggal atau dikombinasikan dengan diuretik tipe tiazid. Gagal jantung kongestif pada beberapa hari setelah menderita infark miokardial akut. Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap obat ini Pasien dengan riwayat angioedema berhubungan dengan pengobatan sebelumnya dengan menggunakan penghambat ACE.

Dosis Hipertensi Dosis awal tanpa pemakaian diuretik: 2,5 mg, 1 x sehari. Dosis disesuaikan dengan respon tekanan darah. Dosis pemeliharaan pada orang dewasa: 2,5-20 mg perhari, 1 atau 2 kali sehari. Jika respon tekanan darah berkurang dengan pemberian sekali sehari pada akhir interval pemberian obat, dosis ditingkatkan atau pemberian obat dibagi menjadi 2 x sehari. Bila tekanan darah tidak dapat dikontrol hanya dengan ramipril, dapat ditambahkan dengan diuretik.

lanjutan Gagal jantung setelah infark miokard Pada pasien dewasa setelah infark miokardial yang secara klinis menunjukkan gagal jantung kongestif, terapi ramipril dimulai 2 hari setelah infark miokard. Dosis awal: 2,5 mg, 2 x sehari, jika terjadi hipotensi dosis dikurangi menjadi 1,25 mg, 2 x sehari. Dosis ditingkatkan hingga 5 mg, 2 x sehari. Setelah pemberian dosis awal ramipril, pasien harus diawasi selama paling sedikit 2 jam, sampai tekanan darah telah stabil selama paling sedikit 1 jam berikutnya. Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya hipotensi, dosis dari diuretik yang digunakan bersamaan, harus dikurangi, jika memungkinkan. Hipotensi setelah pemberian dosis awal tidak menghalangi penyesuaian dosis, setelah hipotensi dapat diatasi.

Gambar

2.3 Quinapril Quinapril adalah grup obat yang disebut angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi) atau gagal jantung. Indikasi: Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi) atau gagal jantung

lanjutan Dosis pada pasien gangguan ginjal Pasien dengan bersihan kreatinin < 40 ml/menit/1,73 m2 (serum kreatinin > 2,5 mg/dl), dosis diberikan 25% dari dosis normal. Pasien hipertensi dengan gangguan ginjal, dosis awal 1,25 mg, 1 x sehari. Kemudian dosis ditingkatkan tergantung toleransi individual dan respon tekanan darah hingga dosis maksimum 5 mg perhari. Pasien gagal jantung dengan gangguan ginjal, dosis awal 1,25 mg, 1 x sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 1,25 mg, 2 x sehari dan hingga mencapai dosis maksimum 2,5 mg, 2 x sehari tergantung pada respon klinis dan tolerabilitas pasien.

Efek samping: Seluruh tubuh: reaksi anafilaktoid Kardiovaskular: gejala hipotensi, sinkop, angina pektoris, aritmia, nyeri dada, palpitasi, infark miokard, serebrovaskular. Hematologi: pansitopenia, anemia hemolitik, dan trombositopenia. Ginjal: peningkatan nitrogen urea dalam darah dan kreatinin serum terutama pemberian ramipril bersama dengan diuretik. Edema angioneurotik: pada studi klinis 0,3% pasien dilaporkan mengalami edema angioneurotik Batuk: batuk yang gatal, kering, menetap dan non produktif dilaporkan terjadi dengan penggunaan penghambat ACE. Batuk akan hilang segera setelah menghentikan pengobatan.

lanjutan Gastrointestinal: pankreatitis, sakit perut, anoreksia, konstipasi, diare, mulut kering, dispepsia, disfagia, gastroenteritis, hepatitis, mual, peningkatan air liur, gangguan indera pengecap, dan muntah. Dermatologik: reaksi hipersensitivitas (seperti urtikaria, pruritus, atau rash, dengan/tanpa demam), eritema, pemfigus, fotosensitivitas dan purpura. Neurologik dan psikiatrik: Ansietas, amnesia, konvulsi, depresi, kekurangan pendengaran, insomnia, resah, neuralgia, neuropati, kesemutan, rasa kantuk, tinitus, tremor, vertigo dan gangguan penglihatan. Lain-lain: Kompleks gejala pernah dilaporkan, meliputi: ANA (Antinuclear antibodies) positif, peningkatan kecepatan sedimentasi eritrosit, artritis/artralgia, mialgia, demam, vaskulitis, eosinofilia, fotosensitivitas, rash dan manifestasi dermatologik lainnya. Terjadinya eosinophilic pneumonitis pernah dilaporkan juga.

Dosis Dosis awal: 5 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari Dosis rumatan: 10-20 mg/hari melalui mulut (per oral), dalam dosis yang dibagi Dosis maksimum: 40 mg/hari

Efek Samping: Efek CV (hipotensi,angioedema) Efek CNS (kelelahan, sakit kepala) Efek GI (gangguan perasa) Efek lainnya (batuk kering;upper resp tract symptomps) Efek dermatologis (ruam kulit, erythemamultiforme, toxic epidermal necrolysis) Reaksi hipersensitif: efek ginjal (kerusakan ginjal),gangguan electrolyte (hyperkalemia, hyponatremia);,gangguan darah.

Instruksi Khusus: Pasien dengan HF dan mereka yang kekurangan garam atau air (mengalami diuretik atau dialisis) mungkin mengalami hipotensi selama tingkatan awal terapi ACE inhibitor. (Mulai pengobatan hanya dalam pengawasan ahli; pada pasien ini gunakan dosis rendah dan pastikan pasien dalam posisi terlentang) Mulai dengan dosis rendah dan tingkatkan dosis secara bertahap jika dosis yang lebih rendah tersebut sudah dapat diterima. Hindari pada pasien dengan aortic stenosis atau outflow tract obstruction dan biasanya harus dihindari pada pasien yang diduga memiliki penyakit renovaskuler aktual (actual renovascular disease). Tidak boleh diberikan pada pasien jika pasien tersebut pernah mengalami efek samping yang mengancam nyawa (angioedema atau gagal ginjal) selama pemberian obat sebelumnya, pasien hipotensif yang berada pada risiko sedang dari syok kardiogenik. Gunakan dengan hati-hati pada pasien yang memiliki riwayat keturunan atau idiophatic angioedema. Periksa tekanan darah (BP), fungsi ginjal dan elektrolit 1-2 minggu setelah penambahan tiap dosis, pada waktu 3 bulan kemudian lakukan setiap 6 bulan. (Diperlukan lebih banyak pengawsaan pada pasien yang pernah atau yang baru mengalami disfungsi ginjal) NSAIDs harus dihindari karena hal tersebut bisa menutup manfaat dan meningkatkan efek samping dari ACE inhibitor dan mungkin secara sinergis membahayakan fungsi ginjal.

Gambar

2.4 PERINDOPRIL PENGERTIAN Perindopril adalah jenis obat yang disebut ACE (angiotensin converting enzyme) inhibitors. Perindopril bekerja dengan cara menghalangi ACE, yaitu enzim yang terlibat dalam penyempitan pembuluh darah dan menyebabkan retensi sodium dan cairan oleh ginjal. Hal ini menyebabkan pembuluh darah mengendur, membiarkan darah mengalir lebih bebas dan berada pada tekanan yang lebih rendah, dan meningkatkan kemampuan jantung memompa darah dalam beberapa jenis gagal jantung.

Indikasi  Indikasi: Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi) dan untuk mencegah serangan jantung pada orang dengan penyakit arteri coroner. Efek Samping: Efek CV (hipotensi, angioedema) Efek CNS (kelelahan, sakit kepala) Efek GI (gangguan perasa) Efek berturut-turut (batuk tidak berdahak; upper resp tract symptoms) Efek Dermatologis (ruam, erythema multiforme, toxic epidermal necrolysis); reaksi hipersensitivitas Efek ginjal (kerusakan ginjal) Gangguan electrolyte (hiperkalemia, hiponatremia,) Gangguan darah.

Instruksi Khusus: Pasien dengan HF dan mereka yang kekurangan gula atau air (melakukan diuretic atau dialysis) mungkin mengalami hipotensi selama tahapan pemberian dosis dalam terapi ACE inhibitor. (Mulai pengobatan atas pengawasan medis; pada pasien ini gunakan dosis rendah dan lakukan dengan posisi terlentang). Hindari pada pasien dengan aortic stenosis atau outflow tract obstruction dan harus terhindar dari penyakit actual renovascular. Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat keturunan atau idiophatic angioedema. Fungsi ginjal harus diukur sebelum pemberian ACE inhibitor dan harus diawasi selama terapi. (Pasien dengan penyakit ginjal atau yang menggunakan dosis tinggi harus diawasi secara reguler untuk mencegah proteinuria).

Dosis  Pemberian dosis melalui mulut (per oral) 4 mg sehari 1 kali, selama 2 minggu, kemudian boleh tingkatkan dosis ke dosis lanjutan. Dosis lanjutan melalui mulut (per oral) 10 mg sehari satu kali.

Gambar

2.5 LISINOPRIL

2.6 Benazepril (Lotensin) Benazepril adalahangiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor yang bekerja dengan cara mengurangi zat kimia yang menyempitkan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan pembuluh darah melonggar sehingga mengurangi tekanan darah. Efek Samping: Efek CV (hipotensi, angioedema) Efek CNS (kelelahan, sakit kepala) Efek GI (gangguan perasa) Efek lainnya (batuk kering, upper resp tract symptomps) Efek dermatologis (ruam kulit, erythemamultiforme, toxic epidermal necrolysis) Reaksi hipersensitif; efek ginjal (kerusakan ginjal) gangguan electrolyte (hyperkalemia,hyponatremia) gangguan darah.

Instruksi Khusus: Pasien dengan HF dan mereka yang kekurangan garam atau air (mengalami diuretik atau dialisis) mungkin mengalami hipotensi selama tingkatan awal terapi ACE inhibitor Mulai dengan dosis rendah dan tingkatkan dosis secara bertahap jika dosis yang lebih rendah tersebut sudah dapat diterima. Hindari pada pasien dengan aortic stenosis atau outflow tract obstruction dan biasanya harus dihindari pada pasien yang diduga memiliki penyakit renovaskuler aktual (actual renovascular disease). Tidak boleh diberikan pada pasien jika pasien tersebut pernah mengalami efek samping yang mengancam nyawa (angioedema atau gagal ginjal) selama pemberian obat sebelumnya, pasien hipotensif yang berada pada risiko sedang dari syok kardiogenik. Gunakan dengan hati-hati pada pasien yang memiliki riwayat keturunan atau idiophatic angioedema. Periksa tekanan darah (BP), fungsi ginjal dan elektrolit 1-2 minggu setelah penambahan tiap dosis, pada waktu 3 bulan kemudian lakukan setiap 6 bulan. (Diperlukan lebih banyak pengawsaan pada pasien yang pernah atau yang baru mengalami disfungsi ginjal) NSAIDs harus dihindari karena hal tersebut bisa menutup manfaat dan meningkatkan efek samping dari ACE inhibitor dan mungkin secara sinergis membahayakan fungsi ginjal.

Gambar

3. Fosfonat yang mengandung agen Fosinopril (Monopril) Fosinopril adalah grup obat yang disebut angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi) atau gagal jantung.

Indikasi  Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi) atau gagal jantung. Efek Samping: Efek CV (hipotensi, angioedema) Efek CNS (kelelahan, sakit kepala) Efek GI (gangguan perasa) Efek lainnya (batuk kering; upper resp tract symptomps) Efek dermatologis (ruam kulit, erythemamultiforme, toxic epidermal necrolysis) Reaksi hipersensitif; efek ginjal (kerusakan ginjal) gangguan electrolyte (hyperkalemia, hyponatremia) gangguan darah.

Instruksi Khusus: Pasien dengan HF dan mereka yang kekurangan garam atau air (mengalami diuretik atau dialisis) mungkin mengalami hipotensi selama tingkatan awal terapi ACE inhibitor. (Mulai pengobatan hanya dalam pengawasan ahli; pada pasien ini gunakan dosis rendah dan pastikan pasien dalam posisi terlentang). Mulai dengan dosis rendah dan tingkatkan dosis secara bertahap jika dosis yang lebih rendah tersebut sudah dapat diterima. Hindari pada pasien dengan aortic stenosis atau outflow tract obstruction dan biasanya harus dihindari pada pasien yang diduga memiliki penyakit renovaskuler aktual (actual renovascular disease).

4. Tidak boleh diberikan pada pasien jika pasien tersebut pernah mengalami efek samping yang mengancam nyawa (angioedema atau gagal ginjal) selama pemberian obat sebelumnya, pasien hipotensif yang berada pada risiko sedang dari syok kardiogenik. 5. Gunakan dengan hati-hati pada pasien yang memiliki riwayat keturunan atau idiophatic angioedema. 6. Periksa tekanan darah (BP), fungsi ginjal dan elektrolit 1-2 minggu setelah penambahan tiap dosis, pada waktu 3 bulan kemudian lakukan setiap 6 bulan. (Diperlukan lebih banyak pengawsaan pada pasien yang pernah atau yang baru mengalami disfungsi ginjal). 7. NSAIDs harus dihindari karena hal tersebut bisa menutup manfaat dan meningkatkan efek samping dari ACE inhibitor dan mungkin secara sinergis membahayakan fungsi ginjal.

Dosis  1. Dosis awal: 10 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari. 2. Sesuaikan dosis secara bertahap berdasarkan reaksi yang muncul. 3. Dosis maksimum: 40 mg/hari.

Gambar