Tinjauan Manajemen Promosi Penjualan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SIKLUS HIDUP PRODUK.
Advertisements

MANAJEMEN PEMASARAN BAB 9 Strategi Produk.
Maiza Fikri, ST., M.M Blog : Meiza86
Promosi Penjualan yang Berorientasi Konsumen
Manajemen Pemasaran bank
Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen
PEMASARAN Oleh: Fera Susanti Maschandra Rusman Iskandar
Komunikasi Pemasaran Terpadu
Penetapan Harga.
SIKLUS HIDUP PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLE)
E-COMMERCE Komunikasi Pasar dan Branding
BAB 17 Merancang dan Mengelola Komunikasi Pemasaran Terintegrasi
BAB 12 MEMBENTUK POSITIONING MEREK
STRATEGI PEMASARAN 1. Strategi Daur Hidup Produk : 1. Tahap Pengenalan
PROMOSI PENJUALAN.
Tinjauan tentang IMC Sumber :Shimp, A. Terence: Periklanan Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jilid 1 Edisi Kelima. Erlangga 2003.
Promosi Sumber :Philip Kotler, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jilid 2, Penerbit Prehallindo, Jakarta.
Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Pasar
BAB 14 Strategi Media Penerbit Erlangga.
Seni Penetapan Harga.
Periklanan & Promosi Terence A. Shimp Jilid I Edisi Kelima
Harga (Price) Jumlah dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan suatu produk. Nilai yang disebutkan dalam Rp atau satuan.
Harga (Price) Jumlah dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan suatu produk. Nilai yang disebutkan dalam Rp atau satuan.
TINGKATAN STRATEGI.
Chapter 8 By. Sari Yuniarti,SE,MM
Komunikasi Pemasaran Terpadu
Promosi Penjualan yang Berorientasi Perdagangan
Aspek Pasar dan Pemasaran
Periklanan & Promosi Terence A. Shimp Jilid I Edisi Kelima
Strategi Pemasaran Dalam Product Life Cycle
Mengembangkan Dan Menetapkan Harga Produk
BAB 10 MEMBENTUK POSITIONING MEREK
Aspek Pemasaran 1 Disusun oleh: Lily W
Membentuk Positioning Merek
SIKLUS HIDUP PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLE)
Mengevaluasi Efektivitas Iklan
menanggapi tantangan-tantangan baru.
Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen
STRATEGI & PERENCANAAN MEDIA
BAB 10 MEMBENTUK POSITIONING MEREK
STRATEGI PEMASARAN 1. Strategi Daur Hidup Produk : 1. Tahap Pengenalan
IKLAN YANG EFEKTIF Program periklanan harus disusun dengan memperhatikan lima M (Kotler, 2003), yaitu: Mission (misi): apakah tujuan periklanan? Money.
STRATEGI PROMOSI KHUSNUL KHOTIMAH ( )
Bab 17 Merancang & Mengelola Komunikasi Pemasaran Terintegrasi
Mengelola periklanan, promosi penjualan dan hubungan masyarakat
SIKLUS HIDUP PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLE)
Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan Harga
ETIKA BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
Bagian 3 Merancang Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan dan Bauran Pemasaran yang Terintegrasi Bab 7 Strategi Pemasaran yang Digerakkan.
12. Promosi Prinsip-prinsip promosi Pertemuan ke 12 .
Promotion Management, Marketing-Oriented Public Relations, and Sponsorship Shela Pijar A P Amalia Indah K D Zaki Rachman.
Tinjauan Psikologi Promosi Penjualan.
Learning Outcomes Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dan strategi promosi penjualan dan publisitas dalam pemasaran.
Tinjauan tentang IMC Sumber :Shimp, A. Terence: Periklanan Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jilid 1 Edisi Kelima. Erlangga 2003.
ETIKA BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
suspects prospek Pembeli pertama Pelanggan berulang Klien yang loyal penganjur.
II. PERILAKU PEMBELIAN PELANGGAN DALAM BISNIS RITEL
Learning Outcomes Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dan strategi promosi penjualan dan publisitas dalam pemasaran.
Harga (Price) Jumlah dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan suatu produk. Nilai yang disebutkan dalam Rp atau satuan.
Harga (Price) Jumlah dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan suatu produk. Nilai yang disebutkan dalam Rp atau satuan.
Salah satu aspek dalam strategi pemasaran adalah promosi.
Tinjauan tentang IMC Sumber :Shimp, A. Terence: Periklanan Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jilid 1 Edisi Kelima. Erlangga 2003.
Bagian 3 Merancang Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan dan Bauran Pemasaran yang Terintegrasi Bab 8 Strategi Pemasaran yang Digerakkan.
Suatu Tinjauan Pemasaran
BAB 10 MEMBENTUK POSITIONING MEREK
ManajemenPemasaran.
Bab 18 Mengelola Komunikasi Massa: Iklan, Promosi Penjualan, Acara & Pengalaman, Serta Hubungan Masyarakat.
Bagian 3 Merancang Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan dan Bauran Pemasaran yang Terintegrasi Bab 7 Strategi Pemasaran yang Digerakkan.
MEMBENTUK POSITIONING MEREK
Bab 9 Pengembangan Produk Baru dan Strategi Siklus Hidup Produk
Transcript presentasi:

Tinjauan Manajemen Promosi Penjualan Penerbit Erlangga

Tujuan BAB 16 Menjelaskan sifat dan tujuan promosi penjualan. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan kenaikan investasi dalam promosi penjualan. Menjelaskan tugas yang dapat dan tidak dapat dilaksanakan oleh promosi. Memahami sembilan generalisasi empiris mengenai promosi. Membahas keadaan yang menentukan kapan promosi penjualan akan menguntungkan. Penerbit Erlangga

Promosi Penjualan Promosi penjualan atau promosi mengacu pada setiap insentif yang digunakan oleh produsen untuk memicu transaksi pedagang ritel maupun konsumen untuk membeli suatu merek dan mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif menjual merek tersebut. Berbeda dengan periklanan yang biasanya berorientasi jangka panjang dan mempengaruhi sikap, promosi lebih berorientasi jangka pendek dan mempengaruhi perilaku. Promosi memiliki karakter urgensi dengan mendorong prinsip “bertindak SEKARANG” (act NOW). Penerbit Erlangga

Sasaran Promosi Promosi penjualan memiliki tiga kelompok sasaran, yaitu: Tenaga penjual Harus secara antusias dan agresif menjual produk. Penjual ritel Didorong untuk memasok dan mempromosikan merek dengan cara diberikan imbalan berupa allowances, diskon, kontes, dan program pendukung periklanan lainnya. Konsumen Didorong untuk membeli merek dengan imbalan kupon, sampel, premi, cent-off deal, undian, dan insentif lainnya. Penerbit Erlangga

Promosi Penjualan Penerbit Erlangga

Pertumbuhan Promosi Penjualan Pengeluaran untuk iklan sebagai persentase dari total biaya komunikasi pemasaran telah menurun belakangan ini, sementara pengeluaran untuk promosi telah meningkat dengan pesat. Terdapat dua istilah yang sering digunakan dalam penjelasan promosi penjualan: Mendorong (push): perusahaan mengarahkan penjualan dengan mendorong tenaga penjual ataupun pedagang ritel. Menarik (pull): promosi merek ditujukan langsung kepada konsumen. Penerbit Erlangga

Pertumbuhan Promosi Penjualan Banyaknya perkembangan dalam bidang pemasaran menyebabkan perusahaan melakukan pergeseran alokasi anggaran dari periklanan ke promosi perdagangan. Setiap perkembangan saling terkait dan tidak terjadi secara terpisah ataupun berbeda. Penerbit Erlangga

Pertumbuhan Promosi Penjualan Pergeseran balance-of-power. Sebelumnya produsen lebih berkuasa daripada pengecer karena dua alasan: (1) produsen melakukan tarikan langsung kepada konsumen dan menuntut para pengecer untuk menangani merek mereka, (2) pengecer hanya mengetahui informasi dari produsen. Tetapi sejak televisi menjadi media iklan yang paling efektif dan munculnya teknologi alat pemindai optik, para pengecer mulai ikut menentukan apa saja yang menjadi persyaratan penjualan, bukan lagi persyaratan produsen semata. Penerbit Erlangga

Pertumbuhan Promosi Penjualan Kenaikan paritas merek dan sensitivitas harga. Semakin banyak merek yang saling bersaing, tanpa ada merek yang memiliki keunggulan yang berbeda lagi. Dalam hal ini konsumen menjadi semakin memperhatikan harga dan insentif harga sebagai cara untuk membedakan paritas merek. Penurunan loyalitas merek. Saat ini konsumen tidak lagi loyal pada merek daripada sebelumnya. Konsumen pada akhirnya hanya membeli produk-produk yang memberikan promosi saja. Penerbit Erlangga

Pertumbuhan Promosi Penjualan Pemecahan pasar massal dan penurunan efektivitas media. Efektivitas periklanan semakin menurun yang diakibatkan oleh: (1) gaya hidup konsumen semakin beragam, sehingga media periklanan memiliki daya tarik yang semakin sempit; dan (2) semakin meningkatnya kekusutan iklan dan ekskalasi biaya media. Orientasi jangka pendek dan struktur corporate reward. Struktur imbalan dalam perusahaan-perusahaan yang diorganisir sebagai lini manajemen-merek menekankan respons penjualan jangka pendek dan bukan pertumbuhan jangka-panjang yang lambat. Penerbit Erlangga

Pertumbuhan Promosi Penjualan Daya respons konsumen. Konsumen saat ini memberi respons yang baik pada kesempatan menghemat-uang dan promosi penjualan bernilai tambah lainnya. Penerbit Erlangga

Kemampuan Promosi Penjualan Promosi tidak dapat menyebabkan perubahan besar, tetapi dapat melaksanakan tugas-tugas berikut: Merangsang antusiasme tenaga penjualan untuk menjual produk baru, yang dikembangkan, atau lama. Promosi penjualan yang menggembirakan akan memberikan amunisi kepada wiraniaga untuk membujuk ketika berinteraksi dengan para pembeli. Penerbit Erlangga

Kemampuan Promosi Penjualan Memperkuat penjualan merek yang sudah lama. Promosi dapat memperkuat penjualan produk yang sudah matang atau lama yang memerlukan darah segar. Memfasilitasi pengenalan produk dan merek baru kepada dunia perdagangan. Promosi penjualan ditujukan kepada para pengecer agar mau menjual produk-produk dan merek-merek baru. Menambah on-shelf dan off-shelf space untuk barang dagang. Promosi penjualan memungkinkan produsen untuk memperoleh rak penyimpan barang ekstra untuk sementara. Penerbit Erlangga

Kemampuan Promosi Penjualan Menetralisir periklanan dan promosi penjualan kompetitif. Mendapatkan pembelian percobaan dari para konsumen. Para pemasar bergantung pada sampel gratis, kupon, dan promosi penjualan lainnya untuk mendorong pembelian percobaan atas merek-merek baru. Mempertahankan para pemakai saat ini dengan mendorong pembelian ulang. Dengan memberikan program refund, undian, dan berbagai program kontinuitas lainnya. Penerbit Erlangga

Kemampuan Promosi Penjualan Meningkatkan pemakaian produk dengan meloading konsumen. Promosi yang berorientasi transaksi akan mempengaruhi konsumen untuk membeli lebih banyak daripada biasanya. Hal ini dapat menyebabkan konsumen meningkatkan konsumsinya untuk produk-produk yang tidak tahan lama seperti yoghurt, air jeruk, dll (alasan ofensif). Sedangkan untuk produk-produk seperti kecap, cara ini hanya mempromosikan harga untuk mengimbangi usaha pesaing yang mencoba merebut pangsa pasar (alasan defensif). Penerbit Erlangga

Kemampuan Promosi Penjualan Memenangkan persaingan dengan meloading konsumen. Memperkuat periklanan. Sebuah kampanye periklanan dapat diperkuat dengan usaha promosi penjualan yang terkoordinasi dengan baik. Penerbit Erlangga

Keterbatasan Promosi Penjualan Ketidakmampuan untuk memberi kompensasi kepada tenaga penjualan yang kurang terlatih atau kurangnya periklanan. Lemahnya tenaga penjualan, kurangnya kesadaran akan merek, lemahnya citra merek, dan berbagai sebab lainnya hanya dapat diatasi oleh manajemen penjualan dan usaha periklanan yang benar. Tidak dapat menyediakan profesi atau pedagang atau konsumen alasan jangka panjang yang memaksa untuk terus membeli suatu merek. Ketidakmampuan untuk secara permanen menghentikan tren penjualan merek yang menurun atau mengubah penolakan dasar atas produk yang tidak diinginkan. Penerbit Erlangga

Generalisasi tentang Promosi Penjualan Telah dilakukan berbagai riset tentang fungsi dan efektivitas promosi penjualan. Hasil-hasil riset tersebut dapat dirangkum ke dalam 9 generalisasi empiris berikut: Penurunan harga ritel untuk sementara secara substansial akan meningkatkan penjualan (disebut sales spikes). Semakin besar frekuensi deals (transaksi) semakin rendah puncak deals spike. Frekuensi deal mengubah harga referensi konsumen. Para pengecer mengalami kurang dari 100 persen trade deal. Penerbit Erlangga

Generalisasi tentang Promosi Penjualan Pangsa pasar merek yang lebih tinggi kurang lentur terhadap deal. Promosi yang diiklankan dapat menyebabkan meningkatnya lalu lintas toko. Fitur periklanan dan display yang beroperasi secara sinergis untuk mempengaruhi penjualan merek yang dikenakan diskon. Promosi dalam satu kategori produk mempengaruhi penjualan merek dalam kategori komplementer dan kompetitif. Dampak mempromosikan merek-merek bermutu lebih tinggi atau lebih rendah adalah asimetris. Penerbit Erlangga

Dealing Promosi tidak selalu Menguntungkan Volume penjualan sebuah merek hampir selalu meningkat selama periode penawaran kupon atau price-on deal. Akan tetapi kenaikan volume penjualan ini tidak langsung meningkatkan laba. Penerbit Erlangga

Daya Respons Konsumen terhadap Deal Promosi Pasar untuk setiap kategori produk terdiri dari konsumen yang memiliki daya respons yang berbeda terhadap deal: Beberapa konsumen loyal terhadap satu merek. Sebagian konsumen tidak memiliki loyalitas dan hanya membeli produk yang ada pada deal. Sebagian besar lainnya berada di tengah kedua ekstrim di atas. Terdapat kerangka kerja yang dapat menunjukkan berbagai segmen konsumen dalam batas-batas kecenderungan deal mereka. Penerbit Erlangga

Daya Respons Konsumen terhadap Deal Promosi Penerbit Erlangga

Daya Respons Konsumen terhadap Deal Promosi Konsumen on-deal only (S8): konsumen yang hanya membeli bila suatu merek sedang on-deal. Konsumen on-deal dan off-deal: Loyalis: konsumen yang membeli merek yang sama secara berulang apabila tidak ada merek yang sedang on-deal. Loyalis non-deal-prone (S1): konsumen yang konsisten membeli satu merek dan tidak dipengaruhi oleh deal. Penerbit Erlangga

Daya Respons Konsumen terhadap Deal Promosi Loyalis deal-prone Loyalis penimbun barang (S2): hanya membeli satu merek dan loyal terhadap merek itu di samping memanfaatkan penghematan dengan menimbun barang saat on-deal. Loyalis eksepsionis (S3): meskipun loyal terhadap satu merek yang sedang off-deal, namun akan mempertimbangkan pengecualian dan membeli merek lain yang tidak disukai apabila merek itu, dan bukan merek yang mereka sukai, sedang on-deal. Loyalis eksepsionis-penimbun barang (S4): seperti loyalis eksepsionis tetapi juga menimbun merek lain yang sedang on-deal. Penerbit Erlangga

Daya Respons Konsumen terhadap Deal Promosi Switchers: konsumen yang, meskipun semua merek off-deal, namun tetap beralih ke merek lain Switchers non-deal-prone (S5): konsumen sering berganti merek karena kebutuhan pembaruan dan bukan memanfaatkan deal. Switchers deal-prone: Switchers bukan penimbun barang (S6): sangat responsif terhadap deal tetapi tidak membeli kuantitas ekstra jika setiap merek yang sesuai sedang on-deal. Switchers penimbun barang (S7): memanfaatkan peluang deal dengan membeli berbagai unit apabila setiap merek yang sesuai sedang on-deal. Penerbit Erlangga

Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi Dari segmentasi respons konsumen terhadap deals yang telah dibahas sebelumnya, didapatkan lima kategori pola pembelian: Promosi yang tidak sensitif (segmen 1 dan 5) Loyalis yang menimbun barang (segmen 2) Promosi sensitif yang tidak menimbun barang (segmen 3 dan 6) Promosi sensitif yang menimbun barang (segmen 4 dan 7) Konsumen on-deal only (segmen 8) Penerbit Erlangga

Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi Promosi yang tidak sensitif (segmen 1 dan 5) Jika pangsa pasar seluruhnya terdiri dari konsumen yang tidak sensitif terhadap deal promosi, maka tidak akan menguntungkan untuk menempatkan merek on deal. Hal ini disebabkan karena promosi yang tidak sensitif tidak akan mengubah perilaku pembelian mereka sebagai kegiatan dealing. Penerbit Erlangga

Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi Promosi yang tidak sensitif (segmen 1 dan 5) [ilustrasi sampo MorningGlow] Penerbit Erlangga

Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi Loyalis penimbun barang (segmen 2) Jika semua konsumen merupakan loyalis penimbun barang, maka kegiatan dealing juga tidak akan menguntungkan. Saat on-deal penjualan akan meningkat secara mencolok tetapi kenaikan tersebut hanya dipinjam dari penjualan di masa depan saat off-deal. Deal hanya akan meningkatkan volume penjualan jangka pendek, tetapi tidak menguntungkan. Penerbit Erlangga

Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi Loyalis penimbun barang (segmen 2) [ilustrasi sampo MorningGlow] Penerbit Erlangga

Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi Promosi sensitif yang tidak menimbun barang (segmen 3 dan 6) Pada kategori konsumen ini, depresi penjualan muncul akibat promosi pesaing. Tetapi konsumen akan kembali membeli merek saat on-deal. Dalam hal ini kegiatan dealing akan membuat merek mendapatkan keuntungan. Penerbit Erlangga

Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi Promosi sensitif yang tidak menimbun barang (segmen 3 dan 6) [ilustrasi sampo MorningGlow] Penerbit Erlangga

Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi Promosi sensitif yang menimbun barang (segmen 4 dan 7) Pada konsumen kategori ini, garis penjualan didepresi baik oleh kegiatan dealing-nya sendiri maupun dealing kompetitif. Jika kegiatan dealing menguntungkan pada saat konsumen tidak menimbun barang, maka perilaku menimbun akan menyebabkan profitabilitas yang jauh lebih besar. Hal ini disebabkan karena produsen memperoleh laba dengan merebut konsumen dari pesaing selama masa on-deal. Penerbit Erlangga

Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi Konsumen on-deal-only (segmen 8) Promosi ke suatu pasar yang didominasi oleh konsumen on-deal only akan memberikan keuntungan bagi produsen. Penerbit Erlangga

Kesimpulan Pembahasan sejuah ini memberikan beberapa petunjuk mengenai profitabilitas dealing: Menempatkan suatu merek untuk on-deal adalah tidak menguntungkan jika pasar terdiri dari konsumen yang tidak sensitif terhadap promosi atau loyalis penimbun barang. Menempatkan sebuah merek agar on-deal adalah menguntungkan jika pasar mencakup konsumen on-deal only. Menempatkan sebuah merek agar on-deal mungkin atau tidak menguntungkan jika pasar terdiri dari konsumen yang sensitif terhadap promosi yang tidak menimbun barang atau yang menimbun barang. Penerbit Erlangga