Surface Chemistry Isotherm Model.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KINETIKA REAKSI Tri Yulianti, SF, Apt.
Advertisements

HUKUM-HUKUM LAJU REAKSI SEDERHANA.
Kinetika Kimia Studi/kajian tentang laju reaksi Pengertian Laju reaksi
Chemical Kinetics A study on reaction rate and mechanism Introduction
FISIKA TERMAL BAGIAN 2.
PHYSICS AND SYSTEM UNITS AMOUNT
KUSWANTO, SUB POKOK BAHASAN Mata kuliah dan SKS Manfaat Deskripsi Tujuan instruksional umum Pokok bahasan.
CHAPTER 2 THERMOCHEMISTRY.
Common Effect Model.
LAJU REAKSI KONSEP LAJU REAKSI
Korelasi Linier KUSWANTO Korelasi Keeratan hubungan antara 2 variabel yang saling bebas Walaupun dilambangkan dengan X dan Y namun keduanya diasumsikan.
Teorema Green.
Edge Detection (Pendeteksian Tepi)
KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASINYA PADA STRATEGI IS/IT
Proses Stokastik Semester Ganjil 2013/2014
BLACK BOX TESTING.
Presented By : Group 2. A solution of an equation in two variables of the form. Ax + By = C and Ax + By + C = 0 A and B are not both zero, is an ordered.
1 Diselesaikan Oleh KOMPUTER Langkah-langkah harus tersusun secara LOGIS dan Efisien agar dapat menyelesaikan tugas dengan benar dan efisien. ALGORITMA.
The Foreign Exchange Market Pertemuan 2
Ruang Contoh dan Peluang Pertemuan 05
Masalah Transportasi II (Transportation Problem II)
Bina Nusantara Mata Kuliah: K0194-Pemodelan Matematika Terapan Tahun : 2008 Aplikasi Model Markov Pertemuan 22:
HAMPIRAN NUMERIK SOLUSI PERSAMAAN NIRLANJAR Pertemuan 3
Penentuan Orde reaksi dan k Pengaruh Temperatur terhadap Laju Reaksi.
1 HAMPIRAN NUMERIK SOLUSI PERSAMAAN LANJAR Pertemuan 5 Matakuliah: K0342 / Metode Numerik I Tahun: 2006 TIK:Mahasiswa dapat meghitung nilai hampiran numerik.
9.3 Geometric Sequences and Series. Objective To find specified terms and the common ratio in a geometric sequence. To find the partial sum of a geometric.
The Three Principle Cooking Methods Dry Heat Moist Heat Combination Method.
1 CTC 450 ► Bernoulli’s Equation ► EGL/HGL. Bernoulli’s Equation 2
Thermodinamika FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA
KOMUNIKASI DATA Materi Pertemuan 3.
ADSORPSI KARBON AKTIF.
Portofolio Capm.
Konstruksi Persamaan Laju
COLLIGATIVENATURE SOLUTION
Karakteristik Umum Larutan Ideal
LIMIT FUNGSI LIMIT FUNGSI ALJABAR.
Cartesian coordinates in two dimensions
Cartesian coordinates in two dimensions
Nama : Muhammad Shidqi Barin NIM :
COMPOUND NOMENCLATURE AND EQUATION OF REACTION
Velocity of Reaction and Energy
Mole Concept For Technological And Agriculture
Work and Energy (Kerja dan Energi)
FISIKA TERMAL Bagian I.
Parabola Parabola.
TRANSPORT OF IONS IN SOLUTION
CLASS X SEMESTER 2 SMKN 7 BANDUNG
TERMODINAMIKA Departemen Fisika
References K. J. Laidler, Chemical Kinetics, McGraw-Hill, Inc, 1965.
Pertemuan <<11>> << LAJU REAKSI>>
KINETIKA REAKSI.
REAL NUMBERS EKSPONENT NUMBERS.
Basic Law and Chemical Calculation
Kk ilo Associative entity.
ADSORPTION.
Kinetika Reaksi Berkatalis Heterogen
Master data Management
Acids and Bases Copyright © The McGraw-Hill Companies, Inc.  Permission required for reproduction or display.
Analisis Korelasi dan Regresi Berganda Manajemen Informasi Kesehatan
AIR STRIPPING The removal of volatile contaminants from water and contaminated soils.
MATERI III. INTERPRETASI DATA PERCOBAAN [The Kinetic Analysis of Experimental Data] Dr. Sci. Muhammad ZAKIR Laboratory of Physical Chemistry Department.
Chapter 4 ENERGY ANALYSIS OF CLOSED SYSTEMS
Klasifikasi enzim.
THE INFORMATION ABOUT HEALTH INSURANCE IN AUSTRALIA.
HughesNet was founded in 1971 and it is headquartered in Germantown, Maryland. It is a provider of satellite-based communications services. Hughesnet.
 Zoho Mail offers easy options to migrate data from G Suite or Gmail accounts. All s, contacts, and calendar or other important data can be imported.
Right, indonesia is a wonderful country who rich in power energy not only in term of number but also diversity. Energy needs in indonesia are increasingly.
Al Muizzuddin F Matematika Ekonomi Lanjutan 2013
Electrochemical sensors
Draw a picture that shows where the knife, fork, spoon, and napkin are placed in a table setting.
Transcript presentasi:

Surface Chemistry Isotherm Model

ADSORPTION EQUILIBRIA If the adsorbent and adsorbate are contacted long enough an equilibrium will be established between the amount of adsorbate adsorbed and the amount of adsorbate in solution. The equilibrium relationship is described by isotherms.

Isotherm Adsorpsi Ketergantungan penutupan permukaan adsorben oleh adsorbat pada tekanan dan temperatur tertentu disebut isoterm adsorpsi. Jika suatu adsorben dibiarkan kontak dengan larutan, maka jumlah zat yang teradsorpsi akan bertambah naik secara bertahap sampai suatu keadaan seimbang tercapai. Proses penyerapan biasanya dinyatakan sebagai suatu isoterm adsorpsi (Atkins, 1999 : 39). Beberapa persamaan matematis telah dikembangkan untuk mempelajari adsorpsi.

Some general isotherms are shown in the figure below.

Model / Persamaan Isotherm Gambar di halaman berikut menunjukkan 4 model isotherm yang umum.

Langmuir Irving Langmuir (1918) menggunakan model sederhana untuk mendeskripsikan jerapan molekul pada permukaan padatan, dan menurunkan persamaan untuk isoterm. Langmuir Menganggap bahwa padatan mempunyai permukaan yang sama, molekul yang di adsorpsi ditempatkan pada tempat yang spesifik, energi permukaan tidak tergantung pada ditempati atau tidaknya permukaan, dan molekul yang diadsorpsi hanya membentuk satu lapis (monolayer) (Ira. N. Levine, 2003:399-340). Dengan asumsi ini, maka sorbat maksimal yang dapat dijerap oleh sorben dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Langmuir berikut (Jaslin et. al. 1999, Rengaraj et. al. 2003, Reddy 2006, Sivaprakash et. al. 2009).

Persamaan Langmuir ASSUMPTIONS ARE: CONFIRMATION OF LANGMUIR MODEL SINGLE MONOLAYER FINITE NUMBER OF SITES REVERSIBLE ADSORPTION FINITE EQUILIBRIUM CONFIRMATION OF LANGMUIR MODEL REQUIRES LINEARIZATION OF THE DATA USING a PLOT

Persmaan Langmuir Untuk reaksi : A + S (permukaan) AS Laju adsorpsi = KaC (1- ) Laju desorpsi = Kd  Pada keadan setimbang, maka laju adsorpsi dan desorpsi molekul-molekul pada permukaan adalah sama. KaC (1- ) = Kd·  dengan

Maka: Dimana fraksi penutupan permukaan adsorbat oleh molekul pada konsentrasi secara isoterm : Transformasi ke persamaan linier menjadi :

Keterangan : C = konsentrasi zat terlarut pada keadaan stimbang  = fraksi penutupan permukaan oleh adsorbat 1-  = fraksi permukaan yang kosong Ka = konstanta laju adsorpsi Kd = konstanta laju desorpsi b = konstanta langmuir X = jumlah molekul adsorbat yang diserap per-m2 penyerap (mol.m-2) Xm = jumlah molekul adsorbat yang dapat diserap per- m2 zat penyerap yang membentuk sebuah lapisan tunggal (mol.m-2 ).

1/bXm Slope = 1/Xm C/X C

Freundlich Isoterm Freundlich dapat diambil dengan mengubah anggapan Langmuir untuk memperbolehkan beberapa macam tempat adsorpsi pada padatan. Setiap tempat adsorpsi mempunyai panas adsorpsi yang berbeda (Ira. N. Levine, 2003 : 401). Hubungan antara jumlah zat yang diadsorpsi dan konsentrasi dapat dinyatakan sebagai berikut: X/M = jumlah adsorbat yang diadsorpsi per m2 sorben (mol/m2) Ce = konsentrasi sorbat dalam larutan setelah diadsorpsi K dan n = konstanta yang tergantung pada suhu

Dinyatakan dlm Log X/M Log K tg = 1/n C - - - - - - - - - - - -

BET (Brunauer, Emmett and Teller) isotherm: This is a more general, multi-layer model. It assumes that a Langmuir isotherm applies to each layer and that no transmigration occurs between layers. It also assumes that there is equal energy of adsorption for each layer except for the first layer.

Define the following: qe = mass of material adsorbed (at equilibrium) per mass of adsorbent. Ce = equilibrium concentration in solution when amount adsorbed equals qe. qe/Ce relationships depend on the type of adsorption that occurs, multi-layer, chemical, physical adsorption, etc. CS =saturation (solubility limit) concentration of the solute. (mg/liter) KB = a parameter related to the binding intensity for all layers. Note: when Ce << CS and KB >> 1 and K = KB/Cs BET isotherm approaches Langmuir isotherm.

For the BET isotherm we can arrange the isotherm equation to get: Intercept = Slope =

Adsorption Kinetics. Adsorption is usually modeled as a three consecutive step process. These steps are film transport (through the stagnant boundary layer about the adsorbent/ edges); transport of the solute through the internal pores; and finally adsorption to the surface site. One or more of these steps can limit the rate of solute adsorption. In most cases the actual adsorption process does not limit the process. In some cases film transport limits and in other cases (most likely) pore diffusion limits.

Kinetika adsorpsi selalu dikaitkan dengan waktu kontak antara sorbat dan sorben, yang merupakan suatu proses yang menyeluruh tentang konsentrasi awal, akhir, dan waktu yang dibutuhkan untuk perubahan dari konsentrasi awal ke akhir, sehingga melengkapi informasi proses adsorpsi dan mekanisme reaksi adsorpsi berdasarkan data eksperimen sorpsi. Data kinetika sorpsi dapat dimodel/dianalisis dengan menggunakan persamaan Lagergren yang sering disebut Lagergren Pseudo First Order atau Second Order Kinetic Model (Ho and McKay 1998). Persamaan tersebut telah dimanfaatkan untuk memodel data kinetika sorpsi (Reddy 2006, Sivaprakash et. al. 2009, Renigadevi 2011).

Ho and McKay (1998) melakukan kajian tentang persamaan Lagergren Ho and McKay (1998) melakukan kajian tentang persamaan Lagergren. Pseudo-first Order Kinetic Model, yang mana persamaan tersebut dituliskan sebagai berikut. Di mana qe dan qt adalah kapasitas sorpsi pada saat kesetimbangan dan pada saat t, dengan satuan mg g-1, sedangkan k1 adalah konstanta laju dari sorpsi pseudo reaksi pertama dengan satuan menit-1. Integral terhadap persamaan tersebut pada batas-batas t=0 sampai t=t, dan qt=0 sampai qt= qt, maka persamaan Lagergren Pseudo-first Order Kinetic menjadi: Persamaan ini dapat digunakan untuk model data eksperimen kinetika, di mana plotting log(qe -qt) versus t akan menghasilkan suatu garis lurus.

Untuk persamaan mekanisme reaksi order kedua dalam suatu sorpsi, persamaan laju Lagergren Pseudo-first Order Kinetic dinyatakan dengan persamaan: Dimana satuan kapasitas sorpsi q adalah mg g-1, sedangkan satuan konstanta laju k adalah mg g-1 min-1. Integral yang sama dengan reaksi order pertama, diperoleh persamaan: Plotting t/qt versus t akan menghasilkan garis lurus.

Competitive adsorption: If more than one solute is competing for the same adsorption site the isotherm must be modified. For example, the multi-solute Langmuir isotherm would look like: