BAB IX LOGIKA, SENI BERPIKIR KRITIS Pertemuan 09 Matakuliah : L0022 – Filsafat Ilmu dan Logika Tahun : 2007 BAB IX LOGIKA, SENI BERPIKIR KRITIS Pertemuan 09
Tujuan: Mahasiswa mampu menunjukkan konsep, tipe, sejarah, dan manfaat belajar Logika serta menghubungkannya dengan disiplin Ilmu Psikologi Bina Nusantara
Definisi Logika Adalah ilmu pengetahuan, kecakapan, keterampilan, seni berpikir lurus dan tepat. Logika menyelidiki, merumuskan dan menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati sehingga orang mampu berpikir lurus, tepat, benar, logis dan teratur. Logika bukan teori belaka melainkan keterampilan/kecakapan untuk menerapkan hukum berpikir dalam praktek, disebut juga Filsafat Praktis. Bina Nusantara
Sejarah Ringkas Logika Yunani Kuno Kaum Sofis dan Plato (427-347 SM) sudah merintis jalan di bidang ini. Sokrates dengan metode bidan (mayeutica tecne) pun telah banyak memberi dasar bagi Logika. Namun penemuan logika banyak terjadi zaman Aristoteles (384-322 SM). Aristoteles mewariskan 6 buku yang disebut to Organon. Bina Nusantara
To Organon terdiri dari: Categoriae (pengertian) De Interpretatione (keputusan) Analytica Priora (silogisme) Analytica Posteriora (pembuktian) Topica (metode berdebdat) De Sophisticis Elenchis (kesalahan Berpikir) Bina Nusantara
Lalu ada usaha sistematisasi logika, di antaranya dengan menggunakan ilmu ukur yang dikembangkan Galenus (130-201 M) dan Sextus Empiricus (200 M). Logika lalu berkembang terus hingga memasuki Abad Pertengahanan (IX-XVI). Bina Nusantara
Abad Pertengahan Usaha melakukan sistematisasi dikembangkan terus oleh Thomas Aquinas (1224-1274) lalu muncul logika modern Eropa yang dikembangkan Petrus Hispanus, Roger Bacon, Raymunduc Lullus dan W. Ockham. Lullus temukan metode logika baru Ars Magna (Aljabar Pengertian). Sementara Logika Aristoteles terus dikembangkan murni oleh Thomas Hobbes (1588-1679) dan John Locke (1632-1704). Bina Nusantara
Eropa Modern Pada masa ini ada penemuan baru. Francis Bacon (1561-1626) mengembangkan metode induktif, Lebnitz menyusun Logika Aljabar untuk menyederhanakan kerja akal budi memberikan kepastian. Sementara Logika Aristoteles terus dikembangkan murni Neo-Thomis dengan menekankan metode induksi (J.S. Mill, 1806-1873). Lalu logika dikembangkan menjadi sebuah peristiwa psikologis dan metodogis (J.Wund, J. Dewey 1859-1952, dan Baldwin 1861-1934). Lalu tiba di Abad 20 ini. Bina Nusantara
Di Indonesia: masih sedikit orang saja yang berminat mengembangkan Logika, padahal Logika berperan penting dalam memecahkan masalah-masalah keilmuan. Yang patut diacungi jempol, Logika terus diajarkan di lingkungan perguruan tinggi (PT) sebagai upaya menciptakan generasi Indonesia berintelek tinggi. Bina Nusantara
Tipe-Tipe Logika Makna Sempit: Logika Deduktif, Logika Formal. Makna Luas: sistem mencapai kesimpulan dalam Ilmu Alam Deduktif: menarik kesimpulan dari pangkal pikirnya (contoh=silogisme) Induktif: asa penalaran yang benar dari sejumlah hal khusus sampai pada kesimpulan umum yang boleh jadi benar. (Contoh: 500 dari 1000 responden mahasiswa Binus berusia 15-25 tahun. Maka boleh jadi 40-55 % Binusian berumur 15-25 tahun. Bina Nusantara
Formal: kadang disamakan dengan Logika deduktif, kadang dianggap bagian dari logika, disebut juga Logika Mayor. Material: Pelajari kemampuan akal untuk mencapai kebenaran yaitu kesesuaian antara pikiran dan kenyataan, disebut juga Epistemolog atau Logika Mayor. Bina Nusantara
Selanjutnya kita akan memakai Logika Filsafat Aristoteles saja. Murni: Asas Logika yang berlaku umum, terlepas dari arti istilah-istilah dalam ilmu-ilmu tertentu (Contoh: kalau X punya hubungan dengan Y, dan Y punya hubungan dengan Z, maka X punya hubungan dengan Z. Terapan: diterapkan dalam Ilmu, Filsafat, percakapan sehari-hari (Contoh: Kalau manusia purba keturunan kera dan kalau manusia itu keturunan manusia purba, maka manusia sekarang keturunan kera (Logika Biologi). Selanjutnya kita akan memakai Logika Filsafat Aristoteles saja. Bina Nusantara
Manfaat Belajar Logika Bantu orang berpikir lurus, tepat, teratur, rasional, kritis, tertib, metodis, koheren. Bantu orang berpikir sendiri/otonom Bantu manusia mendasarkan tindakannya di atas pikirannya Membantu orang untuk masuk ke dalam dunia Ilmu Pengetahuan (termasuk Psikologi), karena dunia ilmu pengetahuan tak mungkin diselami tanpa Logika. Bina Nusantara
Hubungan Logika dengan Psikologi Psikologi menyelidiki perkembangan pemikiran, khususnya pengalaman-pengalaman pribadi/subjektif sebagai proses-proses psikologis/kejiwaan dalam diri manusia dan memberikan sejarah/historisasi perkembangan aktivitas berpikir manusia. Sebagai cabang filsafat, Logika berperan mengatur/membimbing akal budi manusia agar menjalankan proses berpikir/refleksi secara tepat, lurus, benar, logis dalam mencapai kebenaran. Bina Nusantara