PEMIKIRAN NEO KEYNES Alvin Harvey Hansen (1887-1975) Simon Kuznets (1901 – 1985) John R. Hicks (1904) Wassily Leontief (1906) Paul Samuelson (1915
Alvin Harvey Hansen (1887 – 1975) Berhasil menyusun secara sistematis serangkaian pikiran Keynes dalam suatu serangka analisis yang rapi dan utuh. Hansen juga berhasil mengaplikasikan pemikiran Keynes terhadap kebijakan negara baik secara langsung maupun tidak langsung.Menemukan teori IS-LM Fiscal Policy and Business Cycle (1941) Business Cycle and National Income (1951) A Guide to Keynes (1953) Buku Hansen yang paling menonjol
Pemikiran Alvin Hansen Buku pertama dan kedua, banyak bertujuan untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan fluktuasi ekonomi, faktor-faktor penyebabnya.Yang lebih penting lagi cara mengantisipasi fluktuasi ekonomi. Hansen mengaitkan permasalahan mengenai pendapatan nasional, investasi, dan kesempatan kerja dengan gerak fluktuasi ekonomi. Buku ketiga, sangat berjasa dalam memperluas pemikiran-pemikiran Keynes. Dalam buku tersebut Hansen menyusun pemikiran-pemikiran Keynes dalam suatu kerangka analisis yang lebih sistematis dari buku aslinya
Simon Kuznets (1901 – 1985 Buku Kuznets yang ada hubungannya Simon Kuznets, merupakan ahli statistik yang mampu menggabungkan antara ilmu matematika dengan ilmu ekonomi. Buku Kuznets yang ada hubungannya Dengan Ekonomi National Income and Its Composition (1919–1938) Ecomonic Change (1953) Modern Economic Growth, Rate, Structure and Spread (1960)
Pemikiran Kuznets Berkat pemikiran Kuznets, pemikiran2 pokok dalam kerangka Keynes dapat diwujudkan secara kuantitatif-empiris. Hubungan antara pendapatan nasional, konsumsi, tabungan, pengangguran, inflasi, dan harga-harga dapat dikaji dan diamati menurut analisis kurun waktu (time series analysis) Berkat Pemikiran Kuznets, pemikiran-pemikiran Keynes bisa dibawa untuk menganalisis jangka panjang, bahkan bisa meramal, memperkirakan, dan sekaligus mengantisipasi kejadian2 yang tidak diinginkan terjadi pada masa yang akan datang.
Wassily Leontief (1906) Buku Leontief yang ditulis antara lain: Leontif merupakan pakar ekonomi kelahiran Rusia yang kemudian pindah ke Amerika Serikat Buku Leontief yang ditulis antara lain: Studies in the Structure of the American Economy: Theoritical and Empirical Explorations in Input- Output Analysis (1953) The Future of World Economic (1976)
Pemikiran Leontief Leontief sangat berjasa dalam menemukan analisis input-output. Dengan menggunakan analisis input-output, kegiatan dan keterkaitan antara sektor-sektor ekonomi dalam tata susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh dapat dilihat lebih jelas. Analisis input-output inspirasinya diperoleh Leontief dari pemikiran Leon Walras dalam teori keseimbangan umum. Karena jasanya tersebut Leontief menerima hadiah Nobel dalam bidang ekonomi pada tahun 1973
Paul Samuelson (1915) Buku Samuelson yang ditulis antara lain: Samuelson berperan dalam meringkas dan merangkum teori-teori ekonomi ortodoks sewaktu menyelesaikan program Ph.D (pada usia 26 tahun). Sejak usia 32 tahun sudah menjabat profesor penuh di MIT Berkat karya-karyanya yang brilian, ia pernah menerima hadiah John Bates Clark. Hadiah ini merupakan suatu penghargaan bagi pakar-pakar ekonomi muda (dibawah usia 40 tahun) Buku Samuelson yang ditulis antara lain: Foundations of Economics Analysis (1947) Economics (1948)
Pemikiran Samuelson Samuelson berhasil mengembangkan lebih jauh pemikiran Keynes dan melengkapinya dengan pemikiran-pemikiran barunya. Samuelson berhasil memasukkan variabel perdagangan luar negeri dalam kerangka umum teori ekonomi makro. Atas jasanya, banyak negara lebih terdorong untuk mengadakan perdagangan internasional. Samuelson juga berhasil menemukan konsep faktor pengganda (multiplier) dan accelerator dari beberapa variabel ekonomi seperti investasi, tabungan, dan konsumsi.
PEMIKIRAN NEW KEYNES
Pemikiran New Keynesian Pemikiran Keynesian Baru tetap mempertahankan tradisi dari Keynesian yaitu adanya kekakuan dalam harga dan upah nominal, sehingga Keynesian baru berusaha untuk mencari penjelasan yang lebih dapat diterima. David Romer merupakan salah satu tokohnya dan berpendapat bahwa pasar tidak berkompetisi sempurna dan ada penghalang untuk menerapkan harga nominal yang fleksibel.
Pokok Pikiran Aliran Kenesian Baru Perhatian utama dalam Keynesian Baru adalah mencari model yang kuat dan meyakinkan untuk menjelaskan adanya kekakuan upah dan harga dengan berlandaskan pada memaksimalkan perilaku dan ekspektasi rasional. Disamping itu, Keynesian Baru juga menaruh perhatian pada penelitian tentang proses penyesuaian harga yang terjadi di perusahaan.
Fokus kajiannya Salah satu kajiannya berfokus pada aspek menentukan tingkat upah dalam pasar tenaga kerja. Tingkat upah yang efisien muncul dari suatu gagasan yang apabila upah yang diterima oleh pekerja adalah terlalu rendah mengakibatkan hal-hal seperti : pekerja tidak termotivasi untuk menghasilkan ouput yang optimal (bermalas-malasan), masalah tentang moral dalam suatu perusahaan, kesulitan didalam mendapatkan dan mempertahankan pekerja yang berkualitas, dan lain sebagainya.
Kelompok ini juga tidak sepenuhnya menolak pandangan Klasik Baru Kelompok ini juga tidak sepenuhnya menolak pandangan Klasik Baru. Tetapi juga tetap memberikan sokongan kepada pandangan Keynes yaitu: Dalam perekonomian, adanya pengangguran yang tidak suka rela selalu berlaku. Pemerintah perlu secara aktif menjalankan kebijakan untuk mengatasi masalah pengangguran dan atau inflasi dan mewujudkan kegiatan pada kesempatan kerja penuh. Dalam hal ini Keynesian Baru berkeyakinan bahwa dalam jangka panjang ekonomi pasar masih tidak akan mampu dengan sendirinya menciptakan kesempatan kerja penuh, sehingga tetap dibutuhkan adanya kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah yang dimaksudkan di sini adalah yang bersifat untuk mengurangi terjadinya ketidaksempurnaan pasar.
Kekakuan Upah dan Harga Pada dasarnya Keynesian Baru berpendapat bahwa walaupun terdapat pengangguran yang tidak suka rela dan kelebihan penawaran barang pada masa resesi, harga-harga barang tidak menurun ke tingkat yang akan mewujudkan kesempatan kerja penuh. Adanya bentuk pasar yang bukan persaingan sempurna, pasar yang tidak lengkap, dan informasi yang tidak simetris membuat harga barang bersifat kaku dan tidak mudah berubah seperti pada pasar persaingan sempurna.
Model Kontrak Implisit 1 Model ini aslinya berasal dari Bailey (1974), D.F. Gordon (1974), dan Azariadis (1975). Kemudian dikembangkan menjadi hipotesis tingkat alamiah (natural rate hypothesis) oleh Friedman (1968) dan Phelps (1968) yang lebih menekankan proses memaksimumkan perilaku untuk pasar tenaga kerja. Secara ringkas model ini menunjukan bahwa upah pekerja di suatu perusahaan ditentukan secara kontrak antara majikan dan serikat pekerja. Serikat pekerja akan melakukan negosiasi dan menandatangani kontrak kerja diantara pekerja yang diwakilinya untuk suatu periode tertentu.
Bila perusahaan ingin menyesuaikan kontrak sebelum waktunya maka akan dapat mempunyai dampak yang tidak menguntungkan karena: Negosiasi kontrak memerlukan biaya dan waktu baik bagi pengusaha maupun serikat pekerja. Kegagalan dalam bernegosiasi dapat berdampak yang luas seperti terjadinya aksi mogok para pekerja. Bukan suatu strategi yang optimum bagi perusahaan untuk mengurangi upah, karena bila berlaku demikian akan banyak pekerja yang pindah ke perusahaan lain yang tidak menurunkan tingkat upahnya.
Model Upah Efisien 2 Teori ini dikemukakan oleh Gordon (1990), Yellen (1984), Katz (1986, 1988), Harley (1990) dan Weiss (1991). Solow (1979) memberi dasar pada model ini. Upah efisien akan sama dengan produk marginal yang dapat diturunkan berdasarkan syarat kondisi cukup untuk memaksimumkan keuntungan di suatu perusahaan. Menurut teori ini perusahaan cenderung untuk menetapkan upah yang lebih tinggi dari pada upah keseimbangan pasar persaingan sempurna.
Ada empat alasan perusahaan untuk memberikan upah yang tinggi, yaitu : Dengan upah yang lebih tinggi ini dimaksudkan untuk alat memaksimumkan disiplin pekerja dalam melaksanakan tugas. Upah yang tinggi akan membuat pekerja lebih giat bekerja dan meningkatkan produktivitasnya dan sumbangan kerjanya dapat meningkatkan produktivitas total perusahaan. Upah yang tinggi ini menyebabkan mereka takut kehilangan pekerjaan dan hal ini menyebabkan mereka bekerja dengan lebih giat. Untuk menghindari biaya penggantian pekerja. Dengan sistem upah yang baik maka kemungkinan pekerja keluar dari perusahaan dapat diperkecil, sehingga dapat dihindari pengeluaran biaya untuk mencari pekerja baru. Sebagai alat untuk memilih tenaga kerja yang berkualitas tinggi. Tenaga kerja yang tersedia bersifat heterogen, yang berbeda baik dari segi kepandaian, kerajinan, ketekunan maupun sikap dalam menjalankan tugas. Upah yang tinggi merupakan imbalan yang seimbang bagi pekerja yang mempunyai prestasi yang baik.
Model Orang Dalam – Orang Luar 3 Model ini dikembangkan pada tahun 1980an oleh Lindbeck dan Snower. Pada dasarnya teori ini menganggap pasar barang dan pasar tenaga kerja bersift persaingan tidak sempurna. Bila dalam pasar tenaga kerja terdapat serikat pekerja dan jumlah perusahaan relatif terbatas, maka tingkat upah ditentukan dari perjanjian kontrak kolektif antara serikat pekerja dengan majikan. Dalam pasar yang demikian tenaga kerja dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: yang menjadi anggota serikat buruh atau disebut orang dalam (insider) dan yang tidak menjadi anggota serikat buruh atau disebut orang luat (outsider).
Penyebab Kekakuan Harga Penganut aliran New Keynesian berpendapat bahwa sintesis yang timbul sebagai respon terhadap kritik ekspektasi rasional pada dasarnya adalah benar, yakni asumsi yang menyatakan bahwa nilai-nilai ekspektasi perlu menjadi pertimbangan dalam menentukan perekonomian nasional, dimana nilai tersebut harus serasional mungkin berdasarkan informasi yang tersedia. aliran New Keynesian menggali lebih dalam kepada isu-isu yang berkaitan dengan peranan dari ketidaksempurnaan pasar terhadap fluktuasi perekonomian.
1 Teori Biaya Menu Teori ini dikemukan oleh Akerlof dan Yallen (1985), Mankiw (1985), Parkin (1986) dan terakhir oleh Rotemberg (1987) dan sering disingkat menjadi Pandangan PAYM. Istilah biaya menu dimaksudkan sebagai biaya yang akan dibayar suatu restoran apabila membuat perubahan harga makanan yang dijualnya. Biaya untuk membuat daftar harga yang baru tersebut dapar berupa: pencetakan, pengedaran, pemberitahuan kepada agen, kekecewaan pelanggan bila mengetahui adanya perubahan harga. Berbagai bentuk biaya ini belum tentu dapat ditutupi oleh keuntungan tambahan yang diperoleh.
2 Harga Mark-Up Dalam pasar persaingan tidak sempurna, penentuan harga pada umumnya didasarkan pada penentuan nilai mark-up atau tambahan harga di atas biaya per unit utuk memproduksi barang tersebut. Perusahaan akan cenderung untuk menaikkan harga sesuai dengan mark-up yang telah ditetapkan apabila biaya produksi rata-rata meningkat, tetapi akan mempertahankan harga yang lama dan menambah mark-up apabila biaya produksi rata-rata menurun. Dengan kecenderungan ini berarti harga barang industri biasanya sukar untuk diturunkan walaupun dalam keadaan resesi. Dengan kata lain harga barang di pasar persaingan tidak sempurna bersifat kaku ke bawah.
Ekternalitas Pasar yang Tebal 3 Dalam dunia nyata penjual dan pembeli tidak dapat bertemu tanpa adanya biaya mencari (search cost). Sehingga ada kecenderungan orang akan lebih suka mencari pasar yang tebal karena mempunyai banyak pilihan. Jika ekternalitas pasar yang tebal ini membantu menggeser biaya marginal ke atas pada saat resesi dan ke bawah pada saat ekonomi membaik maka hal ini akan memberi kontribusi pada terjadinya kekakuan harga.
Pasar Konsumen 4 Pembeli selalu mempunyai informasi yang terbatas tentang harga yang termurah di pasar tersebut. Karena biaya mencari terkait dengan proses belanja maka penjual mempunyai kekuatan monopoli meskipun banyak perusahaan yang menjual barang yang sama di pasar tersebut. Karena banyaknya konsumen membeli barang yang sama berulang-ulang sehingga ada kecenderungan bagi penjual untuk menghalangi pembeli mencari ke tempat lain. Bila harga naik maka konsumen akan bereaksi pindah ke penjual lain dan jika harga turun konsumen akan lambat reaksinya, karena perlu waktu untuk menyebarkan informasi ini ke pembeli di perusahaan lain. Perbedaan reaksi perubahan harga ini dapat menyebabkan terjadinya kekakuan harga relatif.
Harga Sebagai Indikator Kualitas 4 Perusahaan cenderung tidak mau menurunkan harga bila ada penurunan permintaan karena adanya anggapan bahwa harga merupakan indikator dari kualitas barang. dengan menurunkan harga ada resiko konsumen akan menganggap bahwa kualitas barang tersebut sudah diturunkan.
Kekakuan Harga dan Tabel Input-Output 5 Saat ini satu perusahaan berhubungan dengan ratusan perusahaan lain melalui tabel input-output yang sangat kompleks. Bila ada kejutan permintaan maka tidak ada jaminan bahwa keuntungan marginal akan bergerak bersama-sama dengan biaya marginal. Jika terjadi penurunan permintaan agregat, dan satu perusahaan individu menurunkan jumlah produksinya maka belum tentu biaya marginalnya akan menurun secara proporsional. Setiap perusahaan akan mempunyai kondisi permintaan agregat yang berbeda, sehingga menurunkan harga pada kondisi tersebut bisa menyebabkan bangkrut.
KESIMPULAN DAN KRITIKAN
ideologi Keynesianisme Inti dari ideologi Keynesianisme adalah Keynes tidak percaya akan kekuatan hakiki dari sistem laissez faire untuk mengoreksi diri sendiri sehingga tercapai kondisi efisien (full employment) secara otomatis, tetapi kondisi full-employment hanya dapat dicapai dengan tindakan-tindakan terencana atau kebijakan pemerintah.
Patron Cleant Pengusaha dan Pengusaha Penguasa (Politic Area) Pengusaha (Economic Area) Kebijakan Kapital Kekuasaan Pasar
Kebijakan Ekonomi Indonesia BAntuan LAngsung Tunai (BLT) Mempertahankan tingkat suku bunga tetap tinggi Impres Desa TErtinggal (IDT) Program Pengentasan KEmiskinan Perkotaan (P2KP) Kebijakan2 diatas lebih jenderung mengikiti pemikiran KEynesian
Kebijakan Dalam TAta Niaga Politic Area Economy Area Tata Niaga Beras Perum Bulog Tata Niaga Cengkeh PT. Humpus Proyek Mobil Timor PT Timor Indonesia
Kebijakan Dalam Pengeluaran Anggaran KAsus PT. Lapindo: Pemerintah Menanggung Kerugian: PT. KAI = 100 juta/hari Pertamina = 183 M PT. Jasa Marga = 250 juta/Hari PT. BTN = gantirugi perum KAsus BLBI: Pemerintah telah mengucurkan dana sedikitnya Rp. 320 trilyun yang disebut Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), terdiri: Rp. 144,4 trilyun yang diterima 48 bank umum swasta nasional Rp. 175 trilyun yang diterima bank BUMN
Daftar Bank Penerima BLBI (dalam miliar Rp) NO NAMA BANK JUMLAH BLBI % PENANGGUNG JAWAB 1 Bank Dagang Nasional Indonesia 1) 37.039,76 25,63 Sjamsul Nursalim 2 Bank Central Asia (BCA) 2) 26.596,28 18,40 Sadono Salim 3 Bank Danamon 2) 23.188,38 15,99 Usman Atmadjaja 4 Bank Umum Nasional 1) 12.067,95 8,35 Mohammad Hasan, Kaharudin Ongko 5 Bank Indonesia Raya 3) 4.018,24 2,78 Atang Latief 6 Bank Harapan Sentosa 4) 3.866,18 2,67 Hendra Rahardja 7 Bank Nusa Nasional 2) 3.020,32 2,09 - 8 Bank Tiara Asia 2) 2.909,24 2,01 9 Bank Modern 1) 2.557,69 1,77 Samadikun Hartono 10 Bank Pesona (d/h Bank Utama) 3) 2.334,89 1,62 Sigit Harjojudanto 11 Bank Pacific 4) 2.133,37 1,48 Hendrik Willem Teori 12 Bank Asia Pacific 3) 2.054,97 1,42 Thomas Suyatno 13 Bank PDFCI 2) 1.995,00 1,38 14 Bank Pelita 1) 1.989,83 Hashim S. Djojohadikusumo 15 Bank PSP 3) 1.938,95 1,34 Slamet S. Gondokusumo
Lanjutan 16 Sejahtera Bank Umum 4) 1.687,35 1,17 Hasudungan Tampubolon Bank Surya 1) 1.653,75 1,14 H. Sudwikatmono 18 Bank Central Dagang 3) 1.403,49 0,97 Sam Handojo 19 Bank Papan 3) 928,91 0,64 Hashim S. Djojohadikusumo 20 Bank Ficorinvest 3) 917,85 Deddy Nurjaman 21 South East Asia Bank 899,40 0,62 Tidjan Ananto 22 Bank Subentra 1) 860,85 0,60 Benny Suherman 23 Bank Panaesaan 681,08 0,47 HR Rembert 24 Bank Sewu 3) 642,25 0,44 Dasuki Angkosubroto 25 Bank Centris 1) 629,63 Hubertus Setyawan 26 Bank Dewa Rutji 3) 609,41 0,42 Rudolf Kasendra 27 Bank Astria Raya 4) 578,92 0,40 Henry Liem 28 Bank Istimarat 1) 520,23 0,36 29 Bank Industri 4) 511,47 0,35 30 Bank Dagang Industri 3) 481,55 0,33 Prof. DR. Sukamdani SG 31 Bank Intan 3) 401,55 0,28 Fadel Muhammad 32 Bank Umum Servitia 3) 361,98 0,25 Rijanto Sastroatmodjo 33 Bank Mataram Dhanaarta 4) 336,76 0,23 Sri Sultan HB X 34 Bank Aken 3) 301,32 0,21 Indra Haryono SE 35 Bank Guna Internasional 251,06 0,17 Letjend TNI (Purn) Sutopo Yuwono
Lanjutan 36 Bank UPPINDO 3) 242,95 0,17 Miranda S Gultom 37 Bank Lautan Berlian 3) 240,82 Ulung Bursa 38 Bank Tata Internasional 3) 221,23 0,15 Ny. Susilawati Wijaya NG 39 Bank Hokindo 1) 214,23 Hokianto 40 Bank Jakarta 4) 210,99 H. Probosutedjo 41 Bank Anrico 4) 210,08 Prof. Harun Alrasyid Zain 42 Bank Kosagraha Semesta 4) 201,81 0,14 Setiawan Chandra 43 Bank Citrahasta Manunggal 4) 201,80 Suyono Sukarno 44 Bank Danahutama 3) 184,82 0,13 Sofjan Wanandri 45 Bank Deka 1) 152,91 0,11 Dewanto Kurniawan 46 Bank Dwipa Semesta 4) 110,11 0,08 Dr. Yoga Sugomo 47 Bank Baja Internasional 3) 35,77 0,02 Riyanto 48 Bank Umum Majapahit Jaya 4) 8,55 0,01 Roy E. Tirtadji TOTAL 144.535,98 100,00 Keterrangan : 1 : Bank Beku Operasi 2 : Bank Take Over (BTO) 3 : Bank Beku Kegiatan Usaha (BBKU) 4 : Bank Dalam Likuidasi (BDL)
Dampak Kebijakan
Dampak Kebijakan
Kondisi Terakhir Eknomi Indonesia Cadangan Devisa : 36 M Dollar AS 34 M Dollar AS Kenaikan BBM : Rata naik 140% Inflasi : Meningkat dari 10% menjadi 18% Pengangguran : 10,2 juta jiwa 12,0 juta jiwa Penduduk Miskin : 36,3 juta jiwa (16,6%) 70,0 juta jiwa (33,0%)
ungkapan Bung Hatta : "Kalau kita harapkan tabib dari luar, kita akan menunggu orang yang tidak akan datang. Yang sanggup mengobatinya banyak atau sedikit ialah rakyat kita sendiri. Dan pokok segala usaha ialah kemauan yang tetap. Kemauan itulah yang harus kita bangkitkan. Itulah dasarnya "self help yang senantiasa menjadi buah bibir kita. Rakyat kita sebagian besarnya adalah rakyat yang kena sugesti (pukau) ketidakmampuan. Pukul dan bunuh segesti itu dengan propaganda dan contoh (Hatta, 1933)."
Krisis Ekonomi Menurut Qur’an Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pstila Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya (QS: Al A’RAAf : 96)
Pemaknaan Terhadap Model Ekonomi Y = C + I/S + (Tx – G) + (Ex – Im) C = Kepuasan I = Eksploitasi S = Menimbun Kekayaan (Ex- Im) = Imprialisme (Tx – G) = Memprkaya Birokrat Y = Pendapatan Semu
Maka Perlu Dirubah C = Kebutuhan I = Ibadah S = Berjaga-jaga Y = C + I/S + (Tx – G) + (Ex – Im) C = Kebutuhan I = Ibadah S = Berjaga-jaga (Ex- Im) = Ibadah (Tx – G) = Pemerataan Y = Pendapatan Riil
aliran Moneteris Para ekonom dari aliran moneteris ini menyerang pandangan dari aliran Keynesian, terutama menyangkut penentuan pendapatan yang dinilai oleh mereka sebagai tidak benar. Kaum moneteris menghendaki agar analisis tentang penentuan pendapatan memberi penekanan pada pentingnya peranan jumlah uang beredar (money supply) di dalam perekonomian. Milton Friedman
Pemikiran Moneteris Bagi kaum moneteris, jumlah uang beredar merupakan faktor penentu utama dari tingkat kegiatan ekonomi dan harga-harga di dalam suatu perekonomian. Dalam jangka pendek (short run), jumlah uang beredar mempengaruhi tingkat output dan kesempatan kerja; sedangkan dalam jangka panjang (long run) jumlah uang beredar mempengaruhi tingkat harga atau inflasi.
Rational Expectation (Ratex) John Muth merupakan pencetus pertama ide ratex dimana pada awal 1960-an ia mengemukan premis : ”ekspektasi tiap individu bersifat rasional bila ekspentasi tersebut identik dengan hasil prediksi model”. Penganut rational expectation (ratex) tidak lain adalah kelompok klasik baru (new-classical), karena asumsi ratex dijadikan oleh kaum tersebut sebagai landasan pokok seluruh analisis dan pemikirannya.
SEMOGA BERMANFAAT TERIMAKASIH