PENGELOLAAN TANAH SULFAT MASAM MELALUI PENGENDALIAN AKTIVITAS MIKROORGANISMA
Disusun Oleh : 1. Melikaries Silaban 2. Yunita Setyati 3. Rani 4 Disusun Oleh : 1. Melikaries Silaban 2. Yunita Setyati 3. Rani 4. Indri 5. Biner
TANAH MASAM Tanah masam menempati sebagian besar wilayah Indonesia TANAH MASAM Tanah masam menempati sebagian besar wilayah Indonesia. Tabel 1. Agihan tanah bereaksi masam di berbagai pulau diIndonesia ( pusat penelitian tanah, 1981 ) Pulau Aluvial (juta ha) Latosol (juta ha) Organosol (juta ha) Podzol Podzolik Jawa Madura 2.550 2.775 0.025 - 0.325 Sumatra 5.682 6.018 8.175 1.031 14.695 Kalimantan 5.744 4.468 6.523 4.581 10.947 Sulawesi 1.562 2.469 0.240 1.308 Nusa Tenggara 0.312 0.563 Maluku 0.488 0.331 0.525 2.406 Irian Jaya 2.575 0.356 10.875 8.706 Jumlah 18913 17.160 27.063 5.612 38.437
Penyebab tanah masam : 1. Curah hujan tinggi 2. Senyawa pirit FeS2 3 Penyebab tanah masam : 1. Curah hujan tinggi 2. Senyawa pirit FeS2 3. Pelapukan BO
Masalah utama tanah masam : Keracunan Al pembelahan sel fosforilasi serapan hara pertumbuhan akar terhambat Kelarutan Fe dan Mn yang tinggi unsur fosfor berkurang Kelarutan Mo rendah pembentukan bintil akar terhambat Oksidasi senyawa pirit Terlarutnya logam : tanah menjadi miskin dan kehidupan biota perairan terganggu
Solusi : mencegah kerja dari bakteri pengoksidasi 1. Pengendalian aktivitas mikroorganisma mencegah kerja dari bakteri pengoksidasi mempercepat proses reduksi sulfat dan besi 2. Meningkatkan produktivitas sistem lahan kering masam, antara lain : pemulsaan dan pengolahan tanah, penambahan bahan organik, kapur dan pupuk NPK, optimalisasi pola tanam, dan konservasi tanah
MATUR NUWUN