Ekonomi Jepang Pasca PD 2

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERDAGANGAN INTERNASIONAL : RESTRIKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Advertisements

PEREKONOMIAN TERBUKA Samuelson Ch.30
NERACA PEMBAYARAN (BALANCE OF PAYMENT)
Nilai Tukar & Sistem Keuangan Internasional
Keseimbangan Pendapatan pada Perekonomian Terbuka
Persaingan dalam pasar bebas (Memahami konteks bisnis global)
OPEN - ECONOMY.
2. Arus Dana Internasional
PERDAGANGAN INTERNASIONAL (INTERNATIONAL TRADE)
OPEN ECONOMY MACROECONOMICS Makroekonomi Pada Perekonomian Terbuka
REVIEW MATERI EKONOMI MAKRO (BAHAN UAS)
Teori Makro Ekonomi Perekonomian Terbuka
Transformasi Struktural Perekonomian Indenesia
Macro Economics Policy: Exchange Rate
Indikator Perekonomian
BAGIAN VII PEREKONOMIAN DUNIA
PENDAPATAN NASIONAL Pertemuan 2 UNMURA. Two ways of viewing GDP Total income of everyone in the economy Total expenditure on the economy’s output of goods.
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL (BOP)
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
MODUL MAKROEKONOMI MANKIW
SISTEM NILAI TUKAR RUPIAH
MAKROEKONOMI, edisi ke-6.
Oleh: Ricky W. Griffin Ronald J. Ebert
GLOBALISASI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
PEREKONOMIAN TERBUKA (OPEN ECONOMY)
KEBIJAKAN EKONOMI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
PEREKONOMIAN TERBUKA Samuelson Ch.30
ARUS DANA INTERNASIONAL
Topik 11 KEBIJAKAN HARGA PRODUK PERTANIAN
PENGARUH PEMERINTAH DALAM PERDAGANGAN
ipanjaitan/globalmarketing/IEU
KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL
LESSON 10.
BISNIS GLOBAL.
Teori Makro Ekonomi Perekonomian Terbuka
PERDAGANGAN INTERNATIONAL
Aplikasi dari Model Persaingan Sempurna
Perekonomian Terbuka Akhmad Jayadi UTM 2012.
Preferential Trade Arrangements (peNGATURAN PERDAGANGAN PREFERENSIAL)
BALANCE OF PAYMENT.
BALANCE OF PAYMENT.
BAGIAN VII PEREKONOMIAN DUNIA
PROTEKSI PERDAGANGAN.
Teori Investasi,Perdagangan Internasional,Restriksi Perdagangan
Integrasi Ekonomi.
TEORI MAKROEKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA
Chapter 2: Arus Dana International
Overview Pembahasan Dalam Ekonomi Makro
EKONOMI INTERNASIONAL
PEREKONOMIAN TERBUKA Rowland B.F.P
Kebijakan perdagangan internasional
ARUS DANA INTERNASIONAL
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL
PEREKONOMIAN TERBUKA (OPEN ECONOMY)
Presented by Prasetyo Widyo Iswara, S.E., M.A.
EKONOMI INTERNASIONAL
PERDAGANGAN INTERNASIONAL Oleh : M. Zamrony, S.Pd.
Perekonomian Indonesia
Kebijakan ekonomi dan perdagangan internasional
MANAJEMEN DAN BISNIS Lingkungan Bisnis Pertemuan 10 1.
NERACA PEMBAYARAN INTERNATIONAL
PENGANTAR BISNIS G. A. SRI OKTARYANI, SE, MM.
PEREKONOMIAN TERBUKA Arus Modal dan Barang Internasional
Masalah – masalah EKONOMI INTERNASIONAL
Introduction to Business
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL
PERDAGANGAN DAN PEMBANGUNAN
OPEN ECONOMY MACROECONOMICS Makroekonomi Pada Perekonomian Terbuka
KEBIJAKAN INTERNASIONAL ZAHRINA NATASHA R.J. SEKAR AMARYLIS MUHAMMAD FARHAN.
Transcript presentasi:

Ekonomi Jepang Pasca PD 2 International trade & trade policy Dr. Iskandar Panjaitan Pasca Sarjana Kawasan Wilayah Jepang Univesitas Indonesia

Periode perkembangan Topik berikut bahas evolusi kebijakan perdagangan serta perdagangan internasional Jepang PD 2 serta dampaknya terhadap ekonomi Pembahasan dibagi dalam 3 periode: 1955-1967 : anggota GATT, industri kecil 1967-1975 : transisi 1976- current (?) : ekonomi industri besar

Anggota GATT, 1955-1967 Periode dgn nilai ekspor yang kecil, 2.4 % dr total dunia dgn labor-intensive-products dan peralatan yang tua Pada tahun 1955 Jepang menjalankan Repelita untuk economic independence (keizai jiritsu 5-ka-nen keikaku)

Tujuan kebijakan: moderenisasi peralatan industri, promosi perdagangan, penguatan swasembada, dan pengurangan konsumsi Penetapan nilai yen sebesar 360 adalah overvalue dengan hadir restriksi impor. Pemerintah mainkan disequiibrium sistem

Pada tahun 1950, promosi ekpor (perdagangan) adalah pilar pertama kebijakan sistem perdagangan. Ekspor dipromosi dengan berbagai policy measures: subsidies, pinjaman dengan bunga lunak, preferential tax treatment of income, dll Pada impor diperlakukan 2 tiers policies. Impor bahan mentah untuk produksi domestik diberi prioritas, sementara barang konsumsi dibatasi

Pilar kedua, pengembangan industri manufaktur seperti AS & Eropa Pilar kedua, pengembangan industri manufaktur seperti AS & Eropa. Pada Repelita: tujuan prioritas: penguatan dasar industri, pengayaan struktur industri, dan heavy & chemical industrialisation Pemerintah memperlakukan industri sebagai infant industri & memberikan proteksi dengan berbagai subsidi, preferential tax treatment for depreciation, low interest bank, and by border policies

Pertama kali Jepang masuk GATT ditentang anggota yang sudah ada karena memiliki pengalaman buruk atas ekspansi ekspor Jepang pada textiles, sundries, chinaware dan produk lain yang labor intensive US menginginkan hubungan ekonomi yang normal dengan Jepang. Dengan kuatnya ekonomi Jepang maka mengurangi beban bantuan ekonomi serta menjadi jembatan demokrasi barat ke Asia Timur

Pada tahun 1961, Pemerintah menyepakati suatu outline untuk peningkatan tingkat liberalisasi perdagangan dengan jalan menghilangkan hambatan pada transaski foreign exchange, import quota. Dengan cara ini, perusahaan dan industri jepang harus berkompetisi di open market. Namun ada situasi yg disebut: soron sansei, kakuron hantai.

Sistem administrasi Jepang merupakan sumber konflik bagi prinsip2 GATT Sistem administrasi Jepang merupakan sumber konflik bagi prinsip2 GATT. Setiap industri memiliki corresponding kantor pemerintah yang disebut genkyoku. Setiap genkyoku cenderung memperkenalkan berbagai measures dan memelihara sistem yang teratur. Kecendrungan pemerintah ikut dlm organisasi internasional bkn krn penganit sistem pasar tetapi karena ingin menjamin export market

Improving BOP, 1968- 1975 Sejak tahun 1960 an, ekonomi Jepang mengalami perumbuhan dgn ekpansi yang cepat pada ekspor dan impor Ada 3 perubahan dlm perdagangan intl: 1. sumbangan Jepang meningkat; 2. komposisi ekspor berubah dr yang labor intensif ke capital intensive; 3. balance of payment berubah dr defisit menjadi surplus

Ketika BOP Jepang positif maka permintaan terhadap Jepang untuk peningkatan impor barang manufactur dan pertanian sehingga dihilangkan beberapa hambatan Jepang kemudian menetapkan kebijakan Yen-defence melalui penghilangan hambatan kuantitaif, import quota, pemberian GSP, dan penurunan tarif. Penurunan tarif diikuti dengan peningkatan eskalasi tarif

Periode post oil crisis, 1976-1984 Setelah oil crisis krn kenaikan harga minyak terjadi stagflasi dimana2, namun dpt cepat pulih TOT Jepang memburuk setelah krisis dengan BOP negatif, namun setelah itu menjadi positif. Sejak 1982 tercatat surplus current account yang besar

Sejak 1975 terjadi perubahan struktur ekspor dengan karakter: 1 Sejak 1975 terjadi perubahan struktur ekspor dengan karakter: 1. processing industries, 2. use of technology for mass production, 3. strict quality control, 4. differentiated products, 5. contious cost reduction by small improvement in production process & design, 6. cooperation & coordination

Product-product yang terkait dgn karakter ini: otomobil, elektronik, motocycle, kamera, piano, peralatan audio, perlatan komunikasi, machine tools, machinery with electronic controls

Jepang tdk memiliki comparative advantage pada 1 Jepang tdk memiliki comparative advantage pada 1. fields dimana R&D memainkan peran penting, 2. industri butuh fixed plant atau aparatus besar, 3. industri terkait natural resources, 4. industri consuming large energy, 5. industri yang membutuhkan banyak tenaga kerja tak terlatih

Contoh produk semacam itu: airplane, industri kimia, farmasi, petrokimia, paper & pulp, non-ferrous metals

Sejak 1970-1980 terjadi perubahan filosofi kebijakan perdagangan di Jepang. Jika sebelumnya Jepang cenderung merkantilis, maka berubah menjadi perdagangan lebih bebas

Pada tahun 1955 Jepang menjalankan Repelita untuk economic independence (keizai jiritsu 5-ka-nen keikaku) Tujuan kebijakan: moderenisasi peralatan industri, promosi perdagangan, penguatan swasembada, dan pengurangan konsumsi Penetapan nilai yen sebesar 360 adalah overvalue dengan hadir restriksi impor. Pemerintah mainkan disequiibrium sistem