Psychological Disorder Sumber: King, 2008, Ch. 14
Kerangka Bab Definisi dan penjelasan perilaku abnormal Anxiety Disorder Mood Disorder Dissociative Disorder Schizophrenia Personality Disorder Psychological Disorder and Health and Wellness
1. Definisi dan Penjelasan Perilaku Abnormal Pendekatan teoretis Psychological Disorder Pendekatan biologis Pendekatan psikologis Pendekatan sosiokultural Klasifikasi perilaku abnormal DSM-IV-TR
2. Anxiety Disorder Generalized Anxiety Disorder Panic Disorder Phobic Disorder Obsessive Compulsive Disorder Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
3. Mood Disorder Depressive Disorder Bipolar Disorder Penyebab Mood Disorder Faktor biologis Faktor psikologis Faktor sosiokultural Suicide
4. Dissociative Disorder Dissociative Amnesia dan Fugue Dissociative Identity Disorder
5. Schizophrenia Simtom-simtom Schizophrenia Tipe-tipe Schizophrenia Penyebab Schizophrenia
6. Personality Disorder Odd/Eccentric Cluster Dramatic/emotionally problematic cluster Chronic-fearfulness/avoidant cluster
7. Psychological Disorder and Health and Wellness Targeting Illness and Unhealthy Lifestyles Facing Up to an Overcoming Stigma
1. Definisi dan Penjelasan Perilaku Abnormal Pendekatan teoretis Psychological Disorder Pendekatan biologis Pendekatan psikologis Pendekatan sosiokultural Klasifikasi perilaku abnormal DSM-IV-TR
1. Definisi dan Penjelasan Perilaku Abnormal Perilaku abnormal ditinjau dari berbagai disiplin ilmu 1.1 Definisi perilaku abnormal Abnormal behavior: Behavior that is deviant, maladaptive, or personally distressful over a long period of time Perilaku abnormal adalah perilaku yang menyimpang, maladaptive, atau kesedihan yang mendalam secara personal selama jangka waktu yang cukup lama
Penjelasan 3 kriteria perilaku abnormal Deviant (menyimpang) tidak sesuai standar, tidak dapat diterima dalam suatu budaya Contoh: orang yang mencuci tangan 4 kali dalam satu jam; mandi 7 kali sehari Maladaptive ketidakmampuan seseorang untuk berfungsi secara efektif di dunia Contoh: orang yang percaya ia dapat mempengaruhi bahkan membahayakan orang lain melalui nafasnya, maka ia mengisolasi diri Personal distress over a long period of time kesedihan mendalam selama jangka waktu yang lama atau ketidakmampuan seseorang untuk menemukan kesenangan pada kegiatan yang sebelumnya ia gemari.
1.2. Pendekatan teoretis Psychological Disorder (1) Pendekatan biologis: gangguan psikologis disebabkan oleh faktor internal atau berkaitan dengan organ tubuh Medical model: pendekatan biologis yang menggambarkan gangguan psikologis sebagai penyakit medis berasal dari faktor biologis (abnormalities = mental illness) 3 kategori utama dari pandangan biologis: Structural views: ketidaknormalan dalam struktur otak menyebabkan gangguan psikologis Biochemical views: ketidakseimbangan dalam neurotransmitters atau hormon menyebabkan gangguan psikologis Genetic views: kelainan gen menyebabkan gangguan psikologis
1.2. Pendekatan teoretis Psychological Disorder (2) Pendekatan psikologis menggunakan perspektif kepribadian dalam memahami faktor psikologis dalam psychological disorder. Perspektif psikodinamik: gangguan psikologi muncul dari konflik yang tidak disadari yang dapat menimbulkan kecemasan dan menjadi perilaku yang maladaptive Perspektif behavioral dan social cognitive. Behavioral: reward dan punishment dari lingkungan menyebabkan perilaku abnormal. Social cognitive: faktor-faktor seperti observational learning, harapan, self-efficacy, self-control, keyakinan tentnag diri dan lingkungan dan proses kognitif lainnya sebagai aspek kunci dalam gangguan psikologis Perspektif traits: Five-factor model digunakan dalam mengevaluasi gangguan psikologis terutama gangguan kepribadian Perspektif humanistik: gangguan psikologis menunjukkan ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi potensi diri, kemungkinan muncul dari tekanan sosial untuk menyesuaikan diri dengan harapan dan nilai dari orang lain
1.2. Pendekatan teoretis Psychological Disorder (3) Pendekatan sosiokultural: menekankan pada konteks sosial yang lebih luas pernikahan/keluarga, lingkungan sekitar, status sosioekonomi, etnis, gender, dan budaya Pendekatan Interactionist (The biopsychosocial model): perilaku abnormal dapat dipengaruhi oleh faktor biologis, psikologis, dan sosiokultural (tidak ada faktor yang lebih penting dari faktor yang lain)
1.3 Klasifikasi perilaku abnormal (1) Klasifikasi/penggolongan perilaku abnormal Dampak positif: sistem klasifikasi dapat membantu dalam berkomunikasi, misalnya dalam menentukan penyebab gangguan, bagaimana prognosisnya. Dampak negatif: labeling dan stigma. Label dapat merusak ketika seseorang hanya memperhatikan satu aspek dari seseorang dan mengabaikan aspek lainnya. Stigma: tanda dari aib (sesuatu yang memalukan) yang dapat menyebabkan penolakan atau reaksi negatif dari orang lain
1.3 Klasifikasi perilaku abnormal (2) The DSM-IV Classification System Th.1952: American Psychiatric Association mempublikasikan klasifikasi gangguan psikologis untuk pertama kali Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. Yang saat ini dipakai: DSM-IV (th.1994) dan diperbaiki menjadi DSM-IV-TR (th.2000) Multiaxial system: menggolongkan individu dalam 5 dimensi/axes, yang dapat memberi penjelasan tentang sejarah individu dan fungsi tertinggi yang dicapai seseorang pada tahun sebelumnya
1.3 Klasifikasi perilaku abnormal (3) 5 axes: Axis I: semua kategori diagnostik kecuali gangguan kepribadian dan retardasi mental Axis II: gangguan kepribadian dan retardasi mental Axis III: kondisi medis secara umum Axis IV: masalah psikososial dan lingkungan Axis V: level of functioning saat ini Kritik terhadap DSM
2. Anxiety Disorder Generalized Anxiety Disorder Panic Disorder Phobic Disorder Obsessive Compulsive Disorder Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
2. Anxiety Disorder Anxiety disorder (gangguan kecemasan): gangguan psikologis yang ditunjukkan dengan ketegangan motorik, hiperaktivitas, dan kekhawatiran akan harapan dan pemikiran
2.1 Generalized Anxiety Disorder (1) Generalized anxiety disorder: gangguan kecemasan yang menetap selama paling sedikit 6 bulan; individu dengan gangguan ini tidak dapat menjelaskan alasan dari kecemasan
2.1 Generalized Anxiety Disorder (2) Penyebab: Faktor biologis: predisposisi genetik, defisiensi neurotransmiter GABA, ketidaknormalan sistem pernafasan Faktor psikologis dan sosiokultural: memiliki standard diri yang tidak mungkin dicapai atau dipertahankan, orang tua yang strict/kaku dan suka mengkritik, memiliki sejarah tekanan/trauma yang tidak terkontrol, misalnya orang tua yang kasar/melakukan kekerasan
2.2 Panic Disorder (1) Panic disorder: gangguan kecemasan yang ditandai oleh serangan yang tiba-tiba dan berulang-ulang dari rasa takut yang teramat sangat akan sesuatu yang akan terjadi atau teror Di dalam DSM-IV panic disorder diklasifikan dengan atau tanpa agoraphobia (ketakutan/kekhawatiran berada di tempat umum, merasa tidak mampu melarikan diri atau mencari bantuan yang membuat orang merasa tidak mampu)
2.2 Panic Disorder (2) Penyebab: Faktor biologis: fraternal twins, autonomic nervous system terlalu aktif, hormonal Faktor psikologis mis: panic attack dengan agoraphobia, misinterpretasi keterbangkitan fisiologis sebagai sesuatu yang berbahaya Faktor sosiokultural: Amerika: wanita 2 kali lebih banyak dari pria (sosialisasi gender: pria lebih mandiri, wanita lebih dijaga) India: pria jauh lebih banyak dari wanita (wanita India jarang meninggalkan rumah sendiri) Pengalaman traumatis (pemerkosaan pada wanita lebih banyak)
2.3 Phobic Disorder (1) Phobic Disorder atau phobia: gangguan kecemasan di mana individu memiliki ketakutan/kekhawatiran yang sangat besar, tidak masuk akal, dan terjadi berulang-ulang pada objek atau situasi tertentu Jenis-jenis phobia (lihat gambar 14.3) Social phobia: kekhawatiran untuk dipermalukan dalam situasi sosial
2.3 Phobic Disorder (2) Penyebab: Faktor biologis: identical twins, neural circuit (thalamus, amydala, cerebral cortex), neurotrasmitter – serotonin Faktor psikologis: teori psikodinamik vs teori learning Psikodinamik: phobia sebagai defense mechanism untuk menghindari impuls yang mengancam atau sulit diterima Cth: ketakutan bahwa id akan mengambil alih untuk terjun takut ketinggian Teori belajar: classical conditioning Pengalaman jatuh jatuh selalu diikuti dengan rasa sakit takut ketinggian observational learning Melihat ibu dan anak kecil yang ketakutandi roller coaster
2.4 Obsessive Compulsive Disorder (OCD) - 1 Obsessive Compulsive Disorder: gangguan kecemasan di mana individu memiliki pemikiran akan kecemasan yang selalu ada (obsession) dan terdorong untuk melakukan perilaku yang ritual dan berulang-ulang untuk mencegah atau menghasilkan situasi di waktu yang akan datang (compulsion) Beberapa contoh yang umum: perilaku yang berlebihan dalam mengecek, membersihkan, dan menghitung
2.4 Obsessive Compulsive Disorder (OCD) - 2 Penyebab: Faktor biologis: komponen genetik, frontal cortex sangat aktif berbagai impuls mencapai thalamus menghasilkan pemikiran obsessive dan tindakan yang compulsive Faktor psikologis Tekanan dalam periode kehidupan tertentu, mis: kelahiran anak, perubahan dalam status pekerjaan atau pernikahan
2.5 Post-Traumatic Stress Disorder (1) Post-Traumatic Stress Disorder: gangguan kecemasan yang timbul karena kejadian traumatis, situasi yang berat/sulit ditanggulangi, perlakuan yang kejam (abuse), bencana alam atau bukan alam
2.5 Post-Traumatic Stress Disorder (2) Simtom/gejala: Mengenang kembali kejadian Kesulitan dalam merasakan emosi, mati rasa, ditunjukkan dengan tidak mampu mengalami kebahagiaan, dorongan seksual, hubungan interpersonal yang menyenangkan Keterbangkitan yang berlebihan, ditunjukkan dengan respon terkejut yang berlebihan, tidak bisa tidur Kesulitan dalam memory dan konsentrasi Rasa ketakutan yang mendalam akan sesuatu yang akan terjadi sampai gemetar karena gelisah/gugup Perilaku yang meluap-luap dan tiba-tiba, seperti agresif dan perubahan gaya hidup
2.5 Post-Traumatic Stress Disorder (3) Penyebab: Trauma peperangan Contoh: tentara yang dikirim ke Iraq dan Afganistan 17% PTSD Abuse kekerasan seksual dan pemerkosaan adalah kelompok terbesar penderita PTSD Bencana alam dan bukan alam Bencana alam: tornado, badai, gempa bumi, kebakaran Bencana bukan alam: pesawat jatuh, serangan teroris
3. Mood Disorder Depressive Disorder Bipolar Disorder Penyebab Mood Disorder Faktor biologis Faktor psikologis Faktor sosiokultural Suicide
3. Mood Disorder Mood Disorder (gangguan suasana hati): gangguan psikologis di mana gangguan utama pada suasana hati (emosi yang berlangsung sangat lama yang menggambarkan status emosional individu secara keseluruhan). Ada 2 tipe utama yaitu depressive disorder dan bipolar disorder
3.1 Depressive Disorder Depressive Disorder: mood disorder di mana individu menderita depresi (tidak memiliki kesenangan dalam hidup) Depresive Disorder digolongkan menjadi: 1. Major depressive disorder 2. Dysthymic disorder
3.1.1 Major depressive disorder (MDD) Major depressive disorder (MDD): mood disorder yang diindikasikan dengan major depressive episode dan depressed characteristic, seperti kelesuan dan putus asa, yang menetap sedikitnya 2 minggu 9 simtom dalam menjelaskan MDD (sedikitnya 5 simtom tampak selama periode 2 minggu): Suasana hati yang depresi seharian Berkurangnya minat/kesenangan di hampir semua aktivitas Berat badan turun atau naik secara signifikan (minat makan) Masalah dalam tidur atau tidur terlalu banyak Psikomotor yang terhambat atau lamban Perasaan lelah atau kehabisan tenaga Perasaan tidak berarti atau rasa bersalah yang berlebihan atau sikap yang tidak pantas Masalah dalam berpikir, konsentrasi, dan membuat keputusan Pemikiran yang terus menerus mengenai kematian dan bunuh diri Sesilia Monika
Dua atau lebih dari 6 simtom ini harus ada: 3.1.2 Dysthymic disorder (DD): Dysthymic disorder: depressive disorder yang biasanya lebih kronis dan gejalanya lebih sedikit daripada major depressive disorder Individu mengalami depresi seharian selama sedikitnya 2 tahun untuk dewasa, dan 1 tahun untuk anak-anak dan remaja Dua atau lebih dari 6 simtom ini harus ada: Rendahnya nafsu makan atau makan terlalu banyak Gangguan tidur Kurang energi atau lelah Self-esteem rendah Konsentrasi rendah atau sulit membuat keputusan Merasa putus asa
3.2 Bipolar Disorder Bipolar Disorder adalah mood disorder yang ditunjukkan dengan adanya perubahan suasana hati yang ekstrim termasuk satu atau lebih kejadian mania (overexcited, unrealistically optimistic state) Bipolar berarti seseorang mengalami baik depresi dan mania Bipolar = manic depressive
3.3 Penyebab Mood Disorder (1) Faktor biologis: Hereditas/keturunan Ketidaknormalan neurobiologis sebagian besar area di otak kurang aktif Masalah dalam regulasi neurotransmiter ketidaknormalan dalam monoamine neurotransmitters Hormon perubahan hormonal
3.3 Penyebab Mood Disorder (2) Faktor Psikologis Pandangan psikodinamik: depresi berasal dari pengalaman masa kecil individu dalam rangka membentuk perasaan kuat dan positif terhadap diri sendiri terlalu bergantung pada penilaian orang lain, pola asuh yang tidak adekuat Pandangan behavioral: Stres hidup dapat menjadi depresi karena kurangnya reinforcer positif dalam kehidupan seseorang. Alur: stres menolak pengurangan reinforcer positif Pandangan kognitif Individu yang depresi jarang berpikir positif, memiliki harapan yang negatif akan masa mendatang Attributional reformulation: uncontrollable aversive events attribution to internal, stable, and global causes sense of helplessness depression
3.3 Penyebab Mood Disorder (2) Faktor Sosiokultural Relasi interpersonal: adanya masalah dalam relasi dengan orang lain; mis: dalam pernikahan, orang tua – anak Faktor sosioekonomi dan etnis: Individu dengan status sosioekonomi kurang/ miskin cenderung lebih mungkin mengalami depresi Gender Bipolar disorder: jumlah hampir sama antara pria dan wanita Depresi: jumlah penderita wanita dua kali lebih banyak dari pria
3.4 Suicide (bunuh diri) Depresi dan gangguan psikologis lainnya dapat menyebabkan individu menginginkan untuk mengakhiri hidupnya Penyebab: Faktor biologis: faktor genetis, rendahnya neurotransmiter serotonin, fisik kurang sehat Faktor psikologis: gangguan mental dan trauma, seperti kekerasan seksual Faktor sosiokultural: Kehilangan orang yang dicintai Wanita 3 kali lebih banyak dari pria
4. Dissociative Disorder Dissociative Amnesia dan Fugue Dissociative Identity Disorder
4. Dissociative Disorder Dissociative Disorder adalah gangguan psikologis yang ditandai dengan hilangnya memory yang tiba-tiba, atau perubahan identitas
4.1 Dissociative Amnesia dan Fugue Dissociative amnesia adalah dissociative disorder yang ditangandai dengan hilangnya memory yang ekstrim yang disebabkan oleh beban psikologis yang berat Dissociative fugue adalah dissociative disorder di mana individu tidak hanya mengalami amnesia tetapi juga secara tidak diharapkan pergi jauh dari rumah dan membentuk identitas baru
4.2 Dissociative Identity Disorder (DID) Dissociative Identity Disorder (DID) sebelumnya disebut multiple personality disorder, adalah dissociative disorder yang paling dramatis namun paling jarang terjadi, individu yang mengalami gangguan ini memiliki 2 atau lebih kepribadian atau diri yang berbeda
5. Schizophrenia Simtom-simtom Schizophrenia Tipe-tipe Schizophrenia Penyebab Schizophrenia
5. Schizophrenia Schizophrenia: gangguan psikologis yang berat yang ditandai dengan tingginya gangguan dalam proses berpikir
5.1 Simtom-simtom Schizophrenia Simtom positif Halusinasi: pengalaman sensoris akan stimulus nyata yang sebenarnya tidak ada Delusi: keyakinan yang salah, kadang tidak masuk akal yang bukan merupakan bagian dari budaya individu Referential thinking: menganggap arti-arti personal tertentu sebagai kejadian yang acak Catatonia: keadaan tidak bergerak dan tidak responsif, untuk waktu yang cukup lama Simtom negatif Flat affect: simptom negatif di mana individu menunjukkan kurangnya atau ketiadaan emosi, berbicara dengan nada suara yang datar, dan ekspresi muka yang datar juga Cognitive deficit Kesulitan dalam mempertahankan atensi, masalah dalam menyimpan informasi dalam memory, ketidakmampuan dalam menginterpretasikan informasi dan membuat keputusan
5.2 Tipe-tipe Schizophrenia Disorganized Schizophrenia Tipe schizophrenia di mana individu mengalami delusi dan halusinasi yang tidak/kurang memiliki arti Biasanya menghindari kontak dengan orang lain Catatonic Schizophrenia Tipe dari schizophrenia yang ditandai dengan perilaku motorik yang aneh yang kadang keadaannya seperti pingsan dan tak bergerak Paranoid Schizophrenia Tipe dari schizophrenia yang ditandai dengan delusi reference, grandeur, dan persecution Undifferentiated Schizophrenia Tipe dari schizophrenia yang ditandai dengan perilaku yang kacau, halusinasi, delusi, dan ketidaklogisan
5.3 Penyebab Schizophrenia Faktor biologis Hereditas/genetik Ketidaknormalan struktur otak Masalah dalam regulasi neurotransmiter Faktor psikologis Diathesis-stress model: kombinasi dari kecenderungan biogenetis dan stres menyebabkan schizophrenia Faktor sosiokultural Lebih banyak ditemukan pada individu yang tingkat sosial ekonominya rendah
6. Personality Disorder Odd/Eccentric Cluster Dramatic/emotionally problematic cluster Chronic-fearfulness/avoidant cluster
6. Personality Disorder Personality Disorder: integrasi kepribadian seseorang yang kronis, pola kognitif dan perilaku yang maladaptive
6.1 Odd/Eccentric Cluster Paranoid: individu mengalami kepercayaan yang minim pada orang lain dan penuh kecurigaan Schizoid: individu tidak memiliki relasi sosial yang adekuat ‘cold people’ Schizotypal: individu memiliki pola pikir yang ganjil dan menunjukkan keyakinan yang eksentrik, kecurigaan, dan pertentangan yang terang-terangan
6.2 Dramatic/emotionally problematic cluster Histrionic: individu sangat cari perhatian dan cenderung overact Narcissistic: individu memiliki perasaan yang tidak realistis mengenai pentingnya diri sendiri, tidak dapat menerima kritik, memanipulasi orang dan kurangnya empati Borderline: individu kurang stabil secara emosional, impulsif, tidak dapat diprediksi, sensitif/mudah marah, pencemas Antisocial: individu tidak memiliki rasa bersalah, tidak mengikuti aturan, memeras, mementingkan diri sendiri, tidak bertanggung jawab, dan mengganggu
6.3 Chronic-fearfulness/avoidant cluster Avoidant: individu merasa malu dan mengalami hambatan dalam keinginan membina relasi interpersonal Dependent: individu kurang memiliki rasa percaya diri dan tidak mengekspresikan kepribadiannya sendiri Passive-aggessive: individu sering menunjukkan ketidaksenangan, menunda, keras kepala, berusaha menyusahkan orang lain Obsessive-compulsive: individu yang menunjukkan obsesi perfeksionis, kekakuan, dan kebutuhan untuk menerapkan aturan-aturan moral yang sangat kaku.
7. Psychological Disorder and Health and Wellness Targeting Illness and Unhealthy Lifestyles Individu yang mengalami gangguan psikologis biasanya lebih mudah sakit secara fisik Facing Up to an Overcoming Stigma Stressor bagi individu dan anggota keluarga yang mengalami gangguan psikologis adalah stigma Tidak membiarkan gangguan yang dialami merusak kehidupannya