ekmakro08-ittelkom-mna

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENDAPATAN NASIONAL Pertemuan ke
Advertisements

PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
PENDAPATAN NASIONAL Mengukur tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai dan perubahan serta pertumbuhannya dari tahun ke tahun $ DR. NURITA ANDRIANI.
PENGANTAR ILMU EKONOMI
INDIKATOR EKONOMI (ECONOMIC INDIKATORS) (the ultimate target)
UNIKA SOEGIJAPRANATA PENGANTAR EKONOMI MAKRO SEMESTER GASAL 2011/2012
BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL
Mengukur Pendapatan Suatu Negara
KONSEP DASAR EKONOMI MAKRO DAN PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
ekmakro08-ittelkom-mna
GROSS DOMESTIC PRODUCT
Penghitungan Pendapatan Nasional
Produk Domestik Regional Bruto
PENDAPATAN NASIONAL Pertemuan 2 UNMURA. Two ways of viewing GDP Total income of everyone in the economy Total expenditure on the economy’s output of goods.
DATA, VARIABEL DAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO
PENGANTAR ILMU EKONOMI
Pengukuran Pendapatan Nasional Perhitungan Pendapatan Nasional ada tiga metode/pendekatan : 1.Metode produksi ( Production Approach) 2.Metode Pendapatan.
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan national Pertemuan 9.
OLEH : HERTIANA IKASARI, SE,MSi
Berbagai Istilah Dalam Perhitungan Pendapatan Nasional
PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
ARUS PERPUTARAN EKONOMI
Penghitungan Pendapatan Nasional
Konsep Dasar Ekonomi Makro
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
Penghitungan Pendapatan Nasional
KONSEP PENGHITUNGAN OUTPUT NASIONAL Penghitungan GDP dan Pendekatannya
PENDAPATAN NASIONAL.
PERTEMUAN KE-2 PENDAPATAN NASIONAL
METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Konsep dan Analisis Sistem Neraca di Indonesia
Penghitungan Pendapatan Nasional
Pengantar ekonomi makro
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
Makroekonomi Mengapa pendapatan pada tahun 2005 lebih tinggi dari tahun 2000? Mengapa beberapa negara mempunyai tingkat inflasi yang tinggi, sedangkan.
Aniesa Samira Bafadhal, SAB, MAB
PENDAPATAN NASIONAL Oleh : SUKIRNO, S.E M.Si.
PERTEMUAN KE-9 PENDAPATAN NASIONAL & MODEL PEREKONOMIAN
PENDAPATAN NASIONAL Teori Ekonomi Makro Ekonomi Pembangunan.
PRODUKSI NASIONAL PERPUTARAN PEREKONOMIAN
GDP & NATIONAL INCOME Pertemuan 3.
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
Macam penggunaan hasil produksi (expend)
GROSS DOMESTIC PRODUCT
METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Chapter 21: Perhitungan Pendapatan Nasional
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Oleh : Nurheni Dwinanti, S.E
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
PENDAPATAN NASIONAL STIESS BATANG.
Pertemuan 6 Pendapatan nasional.
KONSEP DASAR EKONOMI MAKRO DAN PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
KONSEP DASAR EKONOMI MAKRO DAN PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL Tugas Pembelajaran Membaca dan mempelajari File presentasi – Diskusi dan mengerjakan Tugas.
Oleh : Nurheni Dwinanti, S.E
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
“PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL” (2)
Pendapatan Nasional & Inflasi
Pengukuran Pendapatan Nasional
03 PEREKONOMIAN INDONESIA PENDAPATAN NASIONAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
“PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL” (1)
KONSEP DASAR PENDAPATAN NASIONAL
EKONOMI MAKRO Pertemuan 3 IVAN AKMAL NUR, M.EP JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS PERADABAN 2016.
Bab 2 Data, Variabel, dan Indikator Ekonomi Makro
DATA, VARIABEL DAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO
MEMAHAMI ILMU EKONOMI Nuryana Haprin. Teori Ekonomi Mikro Teori Ekonomi Mikro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis bagian-bagian kecil.
1 Pendapatan Nasional 1. 1.Konsep Dasar Pendapatan Nasional 2. 2.Metode Perhitungan Pendapatan Nasional 3. 3.Perbedaan GDP vs GNP 4. 4.Pertumbuhan Pendapatan.
Transcript presentasi:

ekmakro08-ittelkom-mna Pendapatan Nasional Konsep Dasar Pendapatan Nasional Metode Perhitungan Pendapatan Nasional Perbedaan GDP vs GNP Pertumbuhan Pendapatan Nasional Index Harga Konsumen GDP dan Distribusi Pendapatan week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

1. Konsep Dasar Pendapatan Nasional Pendapatan Nasional adalah: “Nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh sebuah perekonomian dalam satu periode dengan menggunakan faktor produksi yang berada dalam wilayah perekonomian tersebut” (Case & Fair, 1996) Pendapatan Nasional didefinisikan sebagai jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu negara pada periode tertentu, biasanya 1 tahun. Pendapatan Nasional merupakan salah satu indikator yg dapat digunakan untuk mengukur laju pembangunan dan perkembangan tingkat kesejahteraan suatu negara dari waktu ke waktu. week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

ekmakro08-ittelkom-mna Dengan mengetahui pendapatan nasional maka dapat diketahui struktur perekonomian negara. Pendapatan Nasional diukur dengan GNP (Gross National Product) atau PNB (Pendapatan Nasional Bruto). Pengukuran pendapatan nasional digunakan untuk menghadapi berbagai masalah sentral yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, siklus usaha, pengangguran, dan inflasi. week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

ekmakro08-ittelkom-mna Sebelum konsep GNP ditemukan, kondisi atau kinerja suatu perekonomian sulit dipastikan. GNP mengukur 2 hal secara bersamaan: total pendapatan semua orang untuk membeli barang dan jasa dalam perekonomian, serta total pengeluaran untuk menghasilkan barang dan jasa selama 1 tahun tertentu. Untuk suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan pasti sama dengan pengeluaran. week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

2. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional Ada 3 pendekatan pendapatan nasional: Pendekatan produksi (production approach) Pendekatan pendapatan (income approach) Pendekatan pengeluaran (expenditure approach) a. Pendekatan Produksi  pendapatan nasional dihitung berdasarkan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan dari masing-masing sektor ekonomi pada periode tertentu. week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

2. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional Di Indonesia, ada sembilan sektor ekonomi yang dihitung, yaitu: Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan (manufactur) Listrik, air dan gas Bangunan Perdagangan, hotel dan restoran Pengangkutan dan telekomunikasi Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Jasa lain-lain. week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

ekmakro08-ittelkom-mna 9 Sektor ekonomi tsb dikelompokkan menjadi 3 kelompok. Sektor primer: pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan Pertambangan dan penggalian Sektor sekunder: Industri pengolahan (manufactur) Listrik, air dan gas Bangunan Sektor tersier: Perdagangan, hotel dan restoran Pengangkutan dan telekomunikasi Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Jasa lain-lain. week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

Masalah Penghitungan Ganda Dalam perhitungan GNP yang dihitung adalah seluruh nilai dari barang dan jasa akhir (final product). Sedangkan barang antara (intermediate goods) tidak diikutsertakan. Contoh: GNP akan memasukkan roti, tetapi tidak memasukkan gandum. GNP akan memasukkan mobil, tetapi tidak memasukkan baja. Dalam pendekatan arus penghasilan, masalah penghitungan ganda diselesaikan dengan metode nilai tambah. Nilai tambah (value added) merupakan nilai selisih antara nilai penjualan perusahaan dengan nilai pembelian bahan mentah serta jasa dari perusahaan lain. week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

Penghitungan GNP dengan Metode Nilai Tambah Tahap Produksi (1) Pendapatan Penjualan (2) Biaya bahan/ barang antara (3) Nilai tambah (gaji, laba, dsb) (3) = (1) – (2) Gandum Tepung gandum Adonan Roti Roti 24 33 60 90 207 -0 -24 -33 -60 -117 9 27 30 (jumlah nilai tambah) GNP merupakan jumlah nilai tambah dari berbagai tahap produksi week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

ekmakro08-ittelkom-mna b. Pendekatan Pendapatan  pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan pendapatan masing-masing faktor produksi pada tahun tertentu. Faktor Produksi Pendapatan Tenaga kerja Modal Tanah Keahlian upah/gaji Bunga Sewa Laba PNB = Upah + Bunga + Sewa + Laba GNP = W (wages) + I (interest) + r (rent) +  (profit) week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

Komponen GNP dari Sisi Penghasilan/Biaya Gaji, upah, bunga, sewa, dan laba (dengan metode nilai tambah, penghitungan ganda atas barang antara yang dibeli perusahaan-perusahaan lain bisa dihindari). Pajak tak langsung perusahaan yang merupakan biaya produksi. Contoh pajak tak langsung : PPN (Pajak Pertambahan Nilai) Penyusutan Penyusutan terhadap barang modal yang terpakai pada tahun tertentu. week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

ekmakro08-ittelkom-mna Contoh Perhitungan GNP suatu Negara dari sisi Penghasilan/Biaya ($ milyar) Gaji dan kompensasi tenaga kerja Bunga Penghasilan sewa rumah tangga Pajak tidak langsung perusahaan, (penyesuaian dan selisih statistik) Penyusutan Laba perusahaan informal Laba perusahaan sebelum pajak Dividen Laba yang ditahan Pajak penghasilan perusahaan 134 32 132 3.244 467 7 526 520 403 298 GNP 5.465 week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

ekmakro08-ittelkom-mna c. Pendekatan Pengeluaran pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan pengeluaran dari masing-masing pelaku ekonomi pada periode terentu (1 tahun). Pelaku Ekonomi Pengeluaran Konsumen Produsen Pemerintah Sektor Luar Negeri Konsumsi (C) Investasi (I) Pengeluaran Pemerintah (G) Ekspor – Impor (X) PDB = C+I+G+ X week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

Komponen GNP dari Sisi Produk RUMUS : GNP = C + I + G + X Konsumsi (C) Pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga. Termasuk barang yang tahan lama seperti kendaraan, dan barang tidak tahan lama seperti makanan dan pakaian. Jasa mencakup barang yang tidak berwujud Investasi (I) Pembelanjaan barang yang nantinya akan digunakan untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa. Seperti barang modal, persediaan, dan struktur (bangunan) week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

ekmakro08-ittelkom-mna Belanja Pemerintah (G) Pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah. Belanja pemerintah mencakup upah pegawai pemerintah dan pembelanjaan untuk kepentingan umum. Pembelanjaan transfer (transfer payment) seperti jaminan sosial, tidak dihitung sebagai bagian dari belanja pemerintah, karena tidak dibelanjakan untuk mendapatkan barang dan jasa yang diproduksi. Ekspor Neto (X) Pembelanjaan barang-barang dalam negeri oleh orang asing (ekspor) dikurangi pembelanjaan barang-barang asing oleh warga negara (impor). EKSPOR NETO = EKSPOR - IMPOR week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

Contoh Perhitungan GNP dari Sisi Produk ($milyar) Konsumsi rumah tangga Barang tahan lama Barang tidak tahan lama Jasa Investasi swasta bruto Perumahan Perusahaan Perubahan persediaan Pembelian pemerintah untuk barang dan jasa Ekspor neto Ekspor Impor 480 1.194 1.983 222 524 -5 673 704 3.675 741 1.098 -31 GNP 5.465 week-3 ekmakro08-ittelkom-mna 16

ekmakro08-ittelkom-mna 3. Perbedaan GDP dengan GNP GDP atau PDB (Produk Domestik Bruto) adalah jumlah output total yang dihasilkan dalam batas wilayah suatu negara selama satu tahun. Contoh : Mobil-mobil yang dihasilkan oleh FORD (perusahaan milik Amerika) dari pabrik yang berada di Inggris masuk ke dalam GNP Amerika Serikat, tapi tidak masuk ke dalam GDP Amerika Serikat. Sebaliknya masuk dalam GDP Inggris, tapi tidak masuk dalam GNP Inggris. Sampai saat ini GNP dan GDP merupakan ukuran produksi nasional yang paling sering digunakan. week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

ekmakro08-ittelkom-mna Gross Domestic Product (GDP) vs Gross National Product (GNP) Indonesia Malaysia GNP Warga Negara Indonesia Warga Negara Indonesia Warga Negara Asing Warga Negara Malaysia GDP week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

5. Pertumbuhan Pendapatan Nasional Dalam mengukur pertumbuhan pendapatan nasional digunakan Pendapatan Nasional Riil Pendapatan Nasional Riil dihitung dengan mendeflasikan Pendapatan Nasional Nominal Cara mendeflasikan yaitu dengan menilai berdasarkan nilai tahun dasar (base year). Pendapatan Nasional Nominal = Pendapatan Nasional menurut harga yang berlaku. Pendapatan Nasional Riil = Pendapatan Nasional menurut harga konstan. week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

Harga dan Kuantitas Tahun Harga Hotdog Kuantitas Hotdog Harga Hamburger Kuantitas Hamburger 2001 2002 2003 $ 1 2 3 100 150 200 $ 2 4 50 Tahun Perhitungan GDP Nominal 2001 2002 2003 ($1 per hotdog x 100 hotdog) + ($2 per humburger x 50 humburger) = $ 200 ($2 per hotdog x 150 hotdog) + ($3 per humburger x 100 humburger) = $ 600 ($3 per hotdog x 200 hotdog) + ($4 per humburger x 150 humburger) = $ 1.200 Tahun Perhitungan GDP Riil (tahun dasar 2001) 2001 2002 2003 ($1 per hotdog x 100 hotdog) + ($2 per humburger x 50 humburger) = $ 200 ($1 per hotdog x 150 hotdog) + ($2 per humburger x 100 humburger) = $ 350 ($1 per hotdog x 200 hotdog) + ($2 per humburger x 150 humburger) = $ 500 Tahun Perhitungan Deflator GDP 2001 2002 2003 ( $200/$200 ) x 100 = 100 ( $600/$350 ) x 100 = 171 ( $1.200/$500 ) x 100 = 240 week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

ekmakro08-ittelkom-mna Deflator GDP Deflator GDP adalah rasio antara GDP nominal terhadap GDP riil. Deflator GDP mencerminkan tingkat harga saat ini relatif terhadap tingkat harga di tahun dasar. Deflator GDP = GDP Nominal GDP Riil X 100 week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

ekmakro08-ittelkom-mna Kesimpulan: GDP nominal merefleksikan baik harga barang dan jasa maupun kuantitas barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. GDP Riil hanya merefleksikan kuantitas yang diproduksi. Deplator GDP, merefleksikan harga barang dan jasa, bukan kuantitas yang diproduksi. Pertumbuhan ekonomi: Gt Gt = pertumbuhan ekonomi tahun ke t Yrt = pendapatan nasional riil tahun ke-t Yrt-1 = pendapatan nasional riil tahun ke-t-1 Gt = ( Yrt – Yr t-1 ) Yrt-1 X 100 week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

ekmakro08-ittelkom-mna GDP Nominal Indonesia No Sektor Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 1 Pertanian, Peternakan, dan Perikanan 216.831,3 263.327,8 298.876,8 325.653,8 354.347,2 2 Pertambangan dan Penggalian 167.692,1 182.007,9 161.023,9 167.535,5 197.162,4 3 Industri Pengolahan 385.598,0 506.319,7 553.746,6 590.051,5 652.729,3 4 Listrik, gas, dan air bersih 8.393,7 10.854,7 15.391,9 19.540,8 22.855,3 5 Bangunan 76.573,3 89.298,9 101.573,6 112.573,4 134.388,2 6 Perdagangan, hotel, dan restoran 224.451,9 267.656,2 314.646,7 337.820,3 372.340,4 7 Pengangkutan dan komunikasi 65.012,2 77.187,6 97.970,2 118.267,4 140.604,2 8 Keuangan , persewaan, dan jasa perusahaan 115.463,1 135.369,8 154.442,2 174.323,6 194.542,1 9 Jasa-jasa lain 129.753,8 152.257,9 165.602,9 198.069,3 234.244,5 Total 1.389.769,4 1.684.280,5 1.863.274,8 2.043.835,6 2.303.213,6 dikutip dari: "Prinsip-prinsip Ekonomi Makro", Bramantyo Djohanputra, MBA,Ph.D., hal:63. week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

ekmakro08-ittelkom-mna GDP Riil Indonesia No Sektor Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 1 Pertanian, Peternakan, dan Perikanan 216.831,3 225.685,6 232.973,4 243.076,0 252.954,0 2 Pertambangan dan Penggalian 167.692,1 168.244,3 169.932,0 168.426,8 160.655,3 3 Industri Pengolahan 385.598,0 398.323,8 419.388,0 441.754,7 469.118,2 4 Listrik, gas, dan air bersih 8.393,7 9.058,3 9.868,2 10.448,0 11.066,1 5 Bangunan 76.573,3 80.080,4 84.469,8 90.103,4 97.466,6 6 Perdagangan, hotel, dan restoran 224.451,9 234.273,1 243.409,3 256.299,6 271.176,7 7 Pengangkutan dan komunikasi 65.012,2 70.276,1 76.173,1 84.979,1 95.772,1 8 Keuangan , persewaan, dan jasa perusahaan 115.463,1 123.085,5 130.928,1 139.117,3 150.935,9 9 Jasa-jasa lain 129.753,8 133.957,4 138.962,3 144.354,2 151.435,2 Total 1.389.769,4 1.442.984,5 1.506.104,2 1.578.559,1 1.660.580,1 dikutip dari: "Prinsip-prinsip Ekonomi Makro", Bramantyo Djohanputra, MBA,Ph.D., hal:64. week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

ekmakro08-ittelkom-mna Indeks Harga Konsumen IHK (CPI): adalah suatu ukuran perubahan rata-rata keseluruhan biaya hidup (pembelian barang dan jasa) oleh konsumen dari waktu ke waktu. Yang menghitung IHK adalah Biro Pusat Statistik (BPS) Perhitungan IHK Tetapkan isi keranjang --barang apa saja yang paling penting bagi konsumen, tentukan bobotnya. Tetapkan harga Hitung harga/biaya isi keranjang Pilih tahun dasar dan hitung indeksnya week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

Langkah-2 ketahui harga masing-masing contoh: Langkah-1 menetapkan jenis barang rata-rata yang dibeli konsumen (contoh: 40 kg beras dan 10 kg gula) Langkah-2 ketahui harga masing-masing Langkah-3 hitung biaya keranjang belanjaan Langkah-4pilih tahun dasar (2001), hitung IHK setiap tahun Tahun Harga beras/kg Harga gula/kg 2001 2002 2003 3.500 4.000 5.000 4.500 5.500 Tahun Total biaya beras dan gula 2001 2002 2003 (3.500 x 40)+(4.500 x10)=185.000 (4.000 x 40)+(5.000 x10)=210.000 (5.000 x 40)+(5.500 x10)=255.000 Tahun IHK 2001 2002 2003 (185.000/185.000) X 100 = 100 (210.000/185.000) X 100 = 113 (255.000/185.000) X 100 = 138 (IHKt - IHKt-1) IHKt-1) X 100 Laju Inflasi = week-3 ekmakro08-ittelkom-mna

PDB & Distribusi Pendapatan Indikator kemakmuran Bukan besarnya PDB atau PDB per kapita Merata  keadilan Merata jika setiap individu mendapatkan bagian yang sama Untuk mengukur tingkat ketimpangan : Lorenz Curve Gini Coeficient week-3 ekmakro08-ittelkom-mna 27

ekmakro08-ittelkom-mna 1. KURVA LORENZ Paling Miskin Paling Miskin Paling Kaya week-3 ekmakro08-ittelkom-mna Paling Kaya 28

ekmakro08-ittelkom-mna 2. KOEFISIEN GINI week-3 ekmakro08-ittelkom-mna 29

Hitunglah PDB negara ABC dengan data-data sbb : Tangkapan ikan Rp 350 M, hasil industri pengolahan ikan Rp 600 M, hasil perdagangan hasil laut Rp 1.000 M, Pendapatan upah Rp 700 M, pendapatan hasil sewa Rp 270 M, pendapatan bunga Rp 100 M, pendapatan hasil keuntungan Rp 680 M Tingkat konsumsi RT Rp 1.210 M, konsumsi pemerintah Rp 1.450 M, tingkat investasi Rp 500 M, eksport Rp 1.350 M, import Rp 1.500 M week-3 ekmakro08-ittelkom-mna 30

ekmakro08-ittelkom-mna JAWAB SEKTOR NILAI OUTPUT NILAI INPUT NILAI TAMBAH Perikanan 350 M Industri pengolahan ikan 600 M 250 M Perdagangan 1.000 M 400 M PDB = w + r + i + π = Rp 1.750 M PDB = C + G + I + (X-M) = Rp 3.010 week-3 ekmakro08-ittelkom-mna 31