Penjernihan Air Limbah Rumah Tangga Bekas Cucian Baju Menggunakan Metode Penyaringan Pasir Lambat Untuk Sarana Penyiraman Tanaman Kelompok 4 A Novita Dewi V. D 101011038 Moiko Sivatino 101011050 Astin Rochdya Sari 101011060 Dwika Sari Sasoka 101011103
Tujuan a. Tujuan Umum Mengolah air limbah menjadi air bersih dengan cara penyaringan pasir lambat sehingga dapat digunakan untuk penyiraman tanaman. b. Tujuan Khusus Memahami pengertian air limbah rumah tangga. Memahami karakteristik kualitas air limbah rumah tangga sebelum penyaringan. Memahami proses penerapan metode penjernihan air menggunakan penyaringan pasir lambat. Memahami efektifitas penjernihan air dengan metode penyaringan. Dapat membandingkan kualitas air sebelum dan sesudah penjernihan air. Mengetahui kegunaan air hasil penjernihan.
Dasar Teori
1. Air Limbah a. Dampak Negatif : Gangguan kesehatan. Penurunan kualitas lingkungan. Bau Transmisi penyakit Pencemaran Gangguan terhadap keindahan. Mengurangi produktivitas. Kegunaan Pengolahan Air Limbah : Menjaga keseimbangan alam. Segi ekonomi. Segi pertanian dan penggunaan pribadi.
2. Penyaringan Pasir Lambat 3. Standar Air Untuk Penyiraman Tanaman Kebutuhan air domestik/ rumah tangga menurut Darmanto (1994) (Utomo, 1997) mengandung dua hal pokok, yaitu air yang dapat digunakan untuk kegiatan internal dan eksternal harus memenuhi persyaratan kualitas air bersih. Kriteria kualitas air bersih: PERMENKES RI No. 416 Th.1990 Penyaringan pasir lambat yang digunakan dalam praktikum penjernihan air ini bersifat sederhana. Konsep yang digunakan adalah penyaringan tanpa menggunakan koagulan, sehingga proses penyaringan hanya menggunakan media penyaring dengan beberapa lapisan. Terdapat 7 media pada saringan lambat yaitu: batu kali, ijuk, pasir halus, kerikil (batu zeolit), arang batok, arang kayu, dan ember pengendapan.
4. Standart Mutu Air Bersih PERMENKES RI No. 416 Th.1990 Air bersih yang digunakan untuk menyiram tanaman minimal harus memiliki kriteria air bersih Golongan B. Persyaratan kualitas air bersih Golongan B terdiri dari: Persyaratan Fisik Tidak berbau dan tidak berasa Temperatur 10-25oC Tidak berwarna Kekeruhan turbidity 5-23 NTU. Persyaratan Kimia Persyaratan kimia air besih golongan B yaitu PH berkisar antara 5-9.
Lanjutan... Persyaratan Biologis Dalam persyaratn ini ditentukan batasan tentang jumlah bakteri dan kuman-kuman penyakit atau bakteri coli yang masih bisa ditolerir. Namun dalam praktikum penyaringan pasir sederhana menggunakan indikator biologi berupa tanaman kacang hijau sebagai test untuk penyiraman.
Lokasi dan Waktu Praktikum Tempat : Laboratorium Kesling FKM UA dan Rumah Moiko, jalan Rungkut Asri Timur 5 No. 3 Surabaya. 2. Hari : Kamis, Jum’at - Minggu 3. Tanggal : 25, 26 - 28 April 2013 4. Waktu : 13.00 WIB
Alat dan Bahan Alat : Bahan : Ember plastik ukuran sedang Pipa paralon 1 m Toples plastik sedang 7 buah Lem Filter Spidol marker Botol Mineral dipotong ¼ bagian Sendok Teh Bahan : Batu Kali ukuran sedang Ijuk Pasir Akuarium Batu Zeolit Arang Arang Tempurung Kelapa Kertas Indikator pH Tunas Kacang Hijau Kapas Air hasil cucian
Rincian Biaya Ember plastik ukuran sedang Rp 10.000,- Pipa paralon 1 m Rp 13.000,- Toples plastik 7 buah Rp 60.000,- Corong plastik Rp 5.000,- Lem Rp 3.000,- Filter Kassa Rp 5.000,- Spidol Marker Rp 5.000,- Ijuk Rp 12.000,- Pasir Akuarium Rp 20.000,- Arang Rp 5.000,- Arang Tempurung Kelapa Rp 5.000,- Batu Zeolit Rp 20.000,- Batu Kali ukuran sedang Rp 20.000,- Kertas Indikator pH Rp 20.000,- Tunas Kacang Hijau Rp 2.000,- TOTAL Rp205.000,-
Rancangan Bangun Urutan Media Batu Kali ukuran sedang (3cm) Ijuk (5cm) Pasir Akuarium (3cm) Batu Zeolit (3cm) Arang + Arang Tempurung Kelapa (2cm) NB : Di setiap dasar media diberi ijuk 1cm.
Prosedur Kerja Memodifikasi tiap-tiap toples plastik pada bagian bawahnya diberi lubang berjumlah 13 lubang, dan pada toples terakhir bagian bawahnya diberi pipa paralon untuk outlet air hasil penyaringan. Memberi filter pada pipa outlet. Menyusun bahan penyaringan sederhana pada masing masing toples sesuai dengan urutan dari paling atas ke bawah sesuai urutan. Pada bagian dasar tiap media diberi ijuk 1 cm. Susunan tersebut merupakan susunan yang tidak dapat diubah urutannya, dikarenakan urutan yang telah ditentukan tersebut memiliki tujuan agar air limbah dapat di saring dari partikel besar sampai partikel terkecil. Adapun ketebalan tiap media tersebut diadaptasi dan disesuaikan untuk skala rumah tangga. 5. Meletakkan toples plastik diatas meja agar posisisnya lebih tinggi dari ember.
Lanjutan... Ukur kekeruhan dan pH air limbah sebelum dimasukkan kedalam water treatment menggunakan alat Turbidimeter dan kertas indikator pH, catat hasil pengukuran. Masukkan air limbah kedalam toples plastik melalui corong, dengan menyisakan sebotol air limbah untuk digunakan pada penyiraman tanaman tunas kacang hijau. Amati perubahan air yang telah tersaring di akhir proses water treatment. Ukur kembali kekeruhan dan pH air setelah dijernihkan menggunakan alat Turbidimeter dan kertas lakmus, catat hasil pengukuran (pH normal 6 - 7,2), catat hasil pengukurannya. Gunakan air limbah, air hasil olahan limbah, dan air kran untuk disiram pada tanaman tunas kacang hijau selama 3 hari. Catat hasil pengamatan pada pertumbuhan tunas kacang hijau setelah 3 hari.
Hasil Praktikum Fisik dan Kimia Kekeruhan (NTU) pH Air Sebelum Pengolahan 32,8 7 Air Sesudah Pengolahan 7,24 7
Biologi Hari Panjang Tanaman Dengan Penyiraman Air Sebelum Penyaringan (cm) Panjang Tanaman Dengan Penyiraman Air Sesudah Penyaringan (cm) Panjang Tanaman Dengan Penyiraman Air Kran (cm) 1. - 2. 0,4 0,7 3. 0,9 1,4
Pembahasan Pengukuran Fisik (Kejernihan Air) Kekeruhan menurun karena air bekas cucian melewati berbagai macam tahapan penyaringan, di mana tiap penyaringan memiliki kemampuan untuk menyaring. PERMENKES RI No. 416/Men/Kes/Per/IX/1990 air hasil penyaringan sudah sesuai dengan Kriteria standart air bersih Gol.B berkisar antara turbidity 5-23 NTU. 2. Pengukuran Kimia (pH) Dengan media penyaringan berupa batu kali, ijuk, batu zeolit, arang, dan pasir akuarium yang disusun sesuai dengan urutannya dan ketebalan tertentu dapat menjadikan pH tetap normal, yaitu sebesar 7 Sesuai dengan standart air bersih Gol.B berkisar antara 5-9.
3. Pengukuran Biologi Hari Pertama Ketiga media uji tidak menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan kacang hijau Hari Kedua Media sebelum penyaringan masih tidak ada tanda-tanda pertumbuhan. Media air sesudah penyaringan tunas tumbuh sepanjang 0,4 cm dan media menggunakan air kran sepanjang 0,7 cm. Hari Ketiga Media dengan air sebelum penyaringan masih tidak menunjukkan pertumbuhan dan pada media air sesudah penyaringan tunas kacang hijau bertambah panjang menjadi 0,9 cm dan pada media air kran bertambah menjadi 1,4 cm.
Lanjutan... 4. Faktor Yang Mempengaruhi Semua media sebelum digunakan sebagai media penyaringan harus dibersihkan terlebih dahulu yaitu dicuci dengan air bersih. Ketebalan tiap-tiap media harus sangat diperhatikan karena akan mempengaruhi hasil penyaringan air. Hasil penyaringan dipengaruhi salah satunya karena penambahan media ijuk pada setiap media. Setelah jenis pasir diganti menjadi pasir akuarium, maka didapatkan air yang lebih jernih. Media arang batang dan arang batok, dijadikan satu pada satu tempat dan direbus terlebih dahulu. Media kerikil menggunakan batu zeolit . Setelah semua media diatur, dilakukan pembilasan terlebih dahulu menggunakan air bersih sebelum digunakan.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Pengolahan air bekas cucian baju dapat dilakukan melalui metode penyaringan pasir lambat. Dari hasil pengolahan tersebut dapat dilakukan pengukuran kualitas air, meliputi pengukuran fisik, kimia, dan bakteriologis. Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, kualitas air hasil pengolahan menunjukkan peningkatan secara fisik, kimia, dan biologi. Ini dipengaruhi oleh susunan media, pembilasan media, dan teknik penataan di setiap media. Air hasil pengolahan dapat dimanfaatkan sebagai sarana irigasi (penyiraman) tanaman. 2. Saran Dari hasil percobaan di atas menyatakan bahwa air limbah dalam hal ini air bekas cucian dapat diolah menjadi air yang lebih baik kualitas secara fisik, kimia, dan biologi. Dari hasil tersebut maka dapat menjadi acuan untuk rumah tangga agar menerapkan teknik pengolahan air bekas cucian dengan penyaringan pasir lambat, sehingga dapat dimanfaatkan menjadi sarana irigasi atau penyiraman tanaman.
Daftar Pustaka http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/test/PerMenKes%20416_90.pdf (diakses pada 30 April 213, jam 17.00) http://anomali-dunia.blogspot.com/2012/12/cara-menyuburkan-tanah-berdasarkan.html (diakses pada 30 April 213, jam 17.00) http://www.docstoc.com/docs/85306172/makalah-limbah (diakses pada 21 April 2013, jam 20.00) http://www.slideshare.net/septyazee/makalah-pengolahan-air-limbah (diakses pada 21 April 213, jam 17.00) http://aminleoo14.blogspot.com/2012/01/pengolahan-air-bersih-dengan-cara.html (diakses pada 30 April 213, jam 15.00) http://sera-envirotama.com/bedasaringanpasircepatdanlambat/ diakses pada 30 April 213, jam 13.00)
Dokumentasi
TERIMAKASIH