Indonesia’s Soil Account: Java Akuntansi Tanah di Pulau Jawa, Indoneisa

Depresiasi dari aset ekonomi (tanah), ekuivalen dengan kehilangan potensi pendapatan di masa yang akan datang dari usaha pertanian. Selain berimplikasi terhadap peningkatan biaya produksi pada lahan pertanian(on-site costs), Erosi tanah juga mengakibatkan timbulnya biaya di daerah hilir (off-site/downstream). Biaya yang timbul di daerah hilir antara lain biaya untuk pemeliharaan saluran irigasi, pengerukan pelabuhan dan saluran air lainnya sebagai akibat proses sedimentasi.

TAHAPAN DALAM MENGHITUNG NILAI EKONOMI EROSI TANAH Estimasi data fisik erosi tanah Estimasi biaya ekonomi erosi tanah

Estimasi data fisik erosi tanah Data erosi secara komprehensif di Indonesia tidak tersedia, oleh karena itu maka diestimasi dengan menggunakan pemodelan (model erosi). Erosi tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor: karakteristik tanah dan tipe land use.

Tingkat erosi tanah pada 5 tipe lahan, yaitu: Sawah dengan tingkat erosi tanah rendah, Tegal, dengan tingkat erosi tanah sangat tinggi, Hutan primer dan hutan tanaman, dengan tingkat erosi rendah, Hutan terdegradasi, dengan erosi tanah sedang sampai tinggi, Lahan basah, dengan tingkat erosi rendah.

2. Estimasi biaya ekonomi erosi tanah Prediksi kehilangan tanah akibat erosi Estimasi penurunan produktifitas lahan akibat erosi Menghitung biaya yang harus dikeluarkan untuk mencegah kehilangan per penurunan 1 % produktifitas Anggaran untuk penanggulangan dampak negatif di daerah hilir (out-farm)

Prediksi kehilangan tanah

Estimasi penurunan produksi akibat erosi tanah

Dampak erosi tanah terhadap penurunan income Mengganti komoditi dari sensitif komoditi (jagung) menjadi komodi yang tidak sensitif (singkong)  kasus DAS Citanduy Sebagian petani mengeluarkan biaya untuk tenaga kerja lebih banyak dan membeli lebih banyak pupuk untuk mengembalikan tingkat produktifitas Kedua upaya tersebut memiliki dampak yang sama yaitu MENURUNKAN INCOME

Menghitung biaya yang harus dikeluarkan untuk mencegah kehilangan per penurunan 1 % produktifitas TERGANTUNG KEPADA:  Profitabilitas masing-masing system pertanaman  Kebutuhan biaya produksi tetap

Total present value dari kehilangan pendapatan pada masa yang akan datang sebesar Rp 539 M (U.S. $484 million). Total present value dari kehilangan pendapatan dari pertanian adalah pendapatan masa kini (current value) dan future value. Biaya erosi satu tahun sekitar 4 % dari nilai tahunan output dari pertanian lahan kering The capitalized losses in future productivity are approximately 40 percent of the annual value of upland farm production.  Nearly 40 cent in future income is sacrificed to obtain each dollar for current consumption.

Terima kasih