Isu Terkini Masalah Kependudukan di Indonesia: Peran BKKBN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KEBIJAKAN OPERASIONAL PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA TAHUN 2012
Advertisements

KETERPADUAN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB NASIONAL DENGAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Oleh: Dr. dr. Sugiri Syarief, MPA Kepala.
KEPALA INSPEKTORAT UTAMA SEKRETARIAT UTAMA 1
PROGRAM KB PASCAPERSALINAN DAN KB PASCAKEGUGURAN DI RUMAH SAKIT
BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL
PROGRAM KELUARGA BERENCANA MENDUKUNG PENCAPAIAN MDG’s
DIREKTORAT STATISTIK KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI EKONOMI MASYARAKAT
POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)
EVALUASI HASIL KEGIATAN PERWAKILAN BKKBN PROVINSI JAWA TIMUR
PERAN BKKBN DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN JAMPERSAL.
DIREKTORAT STATISTIK KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN
PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI INDONESIA
Data: karakteristik individu, sangat sulit diinterpretasikan karena jumlahnya sangat banyak dan beragam bentuknya [nominal, ordinal, interval] dan sifatnya.
Strategy Map and Balanced Scorecard
DIREKTORAT STATISTIK KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN
SURVEI INDIKATOR KINERJA PROGRAM KKB (RPJMN) TAHUN 2014 PUSLITBANG KB DAN KELUARGA SEJAHTERA BKKBN, 2014  
EVALUASI RPJMN/RENSTRA DAN ARAH KEBIJAKAN
KEBIJAKAN PROGRAM KB PASCA SALIN
INDIKATOR KEPENDUDUKAN DI INDONESIA (Antara Harapan dengan Kenyataan)
KEBIJAKAN DAN PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI
PERAN KEPENDUDUKAN DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA *)
GAMBARAN DEMOGRAFI Prof. Dr. Sri Moertiningsih S. Adioetomo.
PENDUDUK DAN PEMBANGUNAN NASIONAL Oleh : Dr. Zulkifli Rangkuti
Laporan Pendahuluan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 BADAN PUSAT STATISTIK.
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
Biro Administrasi Kesra dan Kemasyarakatan Setda DIY
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana
KEBIJAKAN DAN STRATEGI KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI
Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tenggara
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB TAHUN 2012
KEPENDUDUKAN-DEMOGRAFI
BP3AKB PROVINSI JAWA TENGAH
FITRI RACHMAD KH (AKUNTANSI) 2. SUCI RACHMAWATI (AKUNTANSI)
KELUARGA BERENCANA Inya Winyo Lia Laurensia
Pemberdayaan Masyarakat & Perempuan, Perlindungan Anak, Pelayanan KB & KS PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEREMPUAN,
Menyongsong Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017
KEPALA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROV. SUMBAR
MASALAH KEPENDUDUKAN DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA
(TIPE A) BAGAN ORGANISASI
AGUS JOKO PITOYO, S,SI,, M,A Fakultas Geografi, UGM
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB TAHUN 2013
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KB PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2009
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI JAMBI
Oleh SUJOKO,S.Sos.,M.Si. Kepala BPMPKB Kabupaten Gunungkidul
Sirih berlipat sirih pinang
PEMBANGUNAN KETAHANAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
OPTIMALISASI PELAKSANAAN JAMINAN PERSALINAN Dalam rangka Percepatan Pencapaian MDGs 2015 Tjetjep Yudiana,SKM, M.Kes KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI KEPULAUAN.
Determinan Keinginan Mempunyai Anak Lagi (Analisis SDKI Tahun 2012)
PENDUDUK DAN PEMBANGUNAN NASIONAL Rina Herartri
KONDISI KEPENDUDUKAN DALAM MENYAMBUT BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI ACEH
Universitas Negeri Jakarta
KONSEP PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
PROGRAM KB PASCAPERSALINAN DAN KB PASCAKEGUGURAN DI RUMAH SAKIT
MORTALITAS ILSA WAHYUNI ( ) KELOMPOK 6 FITRIANI AHMAD
PEMANFAATAN DATA SURVEI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
FAKTOR PENENTU FERTILITAS
ICPD dan MDGS Indikator dan Pencapaian di Indonesia
RENCANA KEGIATAN BIDANG KB
RENCANA KEGIATAN BIDANG KB
PROGRAM KB (KELUARGA BERENCANA)
DUA ANAK CUKUP EVALUASI KEGIATAN BADAN KB DAN PP TAHUN 2013 Disampaikan oleh MURDASIH, SE Kepala Bidang Pedasi Badan KB dan PP Kabupaten Way Kanan Dalam.
Evaluasi dan Rencana Kerja
Balikpapan, 01 Nopember 2018 BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
MAHASISWA PEDULI KEPENDUDUKAN
RENCANA KEGIATAN BIDANG KB
RANCANGAN RENJA DINAS PPPA DALDUK KB PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020
Transcript presentasi:

Isu Terkini Masalah Kependudukan di Indonesia: Peran BKKBN Oleh: dr. Sugiri Syarief, MPA Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Disampaikan pada: Program Sarjana Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL Jakarta, 3 Maret 2009

KOMPONEN KEPENDUDUKAN KUANTITAS PENDUDUK KUALITAS PENDUDUK DATA DAN ADM PENDUDUK MOBILITAS PENDUDUK

PROFIL PENDUDUK INDONESIA 1. Kuantitas/ Jumlah Penduduk Besar Empat negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia: 2. Kualitas Rendah 1. MMR : 307/100.000 kelahiran (laporan UN: 220 / 100.000 kelahiran) 2. IMR : 34 per 1.000 (SDKI 2007) 3. 60% penduduk hanya tamat SD atau lebih rendah HDI peringkat ke 110 dari 177 Negara (thn 2005) –107 (2007) No-1- Norway, No-3 Australia No-25 Singapore dan No-177 Niger

3. PERSEBARAN PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK SUSENAS 2005 = 0 – 50 Pddk/Km2 = 51 – 100 Pddk/Km2 = 101 – 500 Pddk/Km2 = >500 Pddk/Km2

SINGLE IDENTITY NUMBER 4. ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN SINGLE IDENTITY NUMBER (KTP, SIM, PAJAK, DLL)

PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA 1600 – 2000 (Periode 100 tahunan) 225.00 205.8 200.00 AKIBAT ANGKA KEMATIAN MENURUN DENGAN CEPAT PENDUDUK MENINGKAT DENGAN PESAT 175.00 150.00 125.00 100.00 75.00 40.2 50.00 18.3 10.8 14.2 25.00 0.00 1600 1700 1800 1900 2000 Sumber: Hugo, et.al (1987) Sensus, 2000 (BPS) 2 x lipat 5 x lipat

PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA 1950 - 2015 248 250.00 234 219 225.00 PENDUDUK LIPAT DUA DALAM 30 – 40 TAHUN 206 200.00 180 175.00 148 150.00 125.00 119 97 100.00 77 75.00 50.00 25.00 0.00 1950 1961 1971 1980 1990 2000 2005 2010 2015 PROYEKSI Sumber: Hasil Sensus & Supas, BPS

LPP 1971-2025 JIKA KB TIDAK BERHASIL MENGENDALIKAN LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK, SASARAN RPJM DIPERKIRAKAN TIDAK AKAN TERCAPAI PROYEKSI SASARAN RPJM

118 JUTA > 219 JUTA KOMPOSISI PENDUDUK INDONESIA POTENSI BABY BOOM 118 JUTA > 219 JUTA PROYEKSI PENDUDUK DENGAN ASUMSI “PENDUDUK TUMBUH SEIMBANG” TAHUN 2015 (KB BERHASIL) --- SESUAI PROYEKSI PEMERINTAH (BPS): THN 2O10 : 234,139 JUTA JIWA THN 2015 : 248,180 JUTA JIWA THN 2020 : 261,539 JUTA JIWA THN 2025 : 273,651 JUTA JIWA

Proyeksi Penduduk Indonesia 1950-2050 325 300 Iskandar PBB 275 250 BPS 225 200 Widjojo Penduduk 175 PADA TAHUN 2000 PROGRAM KB TELAH BERHASIL MENCEGAH KELAHIRAN SEKITAR 80 JUTA JIWA 150 125 100 75 50 25 1950 1960 1970 1980 1990 2000 2010 2020 2030 2040 2050 TAHUN Sumber: Prof. Dr. Sri Murtiningsih Adioetomo

Hasil Kebijakan Kependudukan dan Kesehatan di Indonesia Proyeksi Widjojo tanpa penurunan fertilitas, estimasi jumlah penduduk 2000 mencapai 350 jt. Proyeksi Iskandar (I), CBR menurun 2001, hasil jumlah penduduk 2000 mencapai 280 jt Sensus 2000, jumlah penduduk 206 juta Pembangunan ekonomi dan kebijakan kependudukan dan KB menghindarkan kelahiran 80 juta penduduk. Meskipun begitu jumlah penduduk masa depan masih tetap meningkat

PROGRAM KELUARGA BERENCANA SAAT INI

MISI VISI Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera Seluruh Keluarga Ikut KB

MINDSET MANAGEMEN STRATEGI TIGA AGENDA PERUBAHAN MINDSET MANAGEMEN STRATEGI PERUBAHAN PARADIGMA SESUAI DENGAN LINGSTRA YANG BERUBAH KEUANGAN BERBASIS KINERJA  Balanced Score Card; SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PERUBAHAN VISI, MISI, GRAND STRATEGI & SASARAN DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI YANG MEMADAI

Faktor penentu fertililtas (Kingsley Davis & Judith Blake) Intercourse Variables: Umur memulai hubungan kelamin Selibat permanen Lamanya berstatus kawin Abstinensi sukarela Abstinensi terpaksa Frekuensi senggama DEMOGRAFI FERTILITAS SOSIAL EKONOMI Conception Variables: 7. Infekunditas sengaja Pemakaian kontrasepsi Infekunditas tidak disengaja VARIABEL LAINNYA Gestation Variables: Mortalitas janin tidak disengaja Mortalitas janin disengaja

TAMBAHAN PENDUDUK YG TERCEGAH SKENARIO KEBERHASILAN PROGRAM KB 44.4 juta 35.5 juta 17.8 juta Jumlah penduduk Tahun 2007: 226 jt TAMBAHAN PENDUDUK YG TERCEGAH CPR: Contraceptive Prevalence Rate 16

TOTAL FERTILITY RATE SASARAN TAHUN 2009 TFR = 2,14 Tahun 2015

TFR PER PROVINSI Sumber: SDKI 2007 NASIONAL 2.6 TFR, tidak mengalami perubahan yaitu 2,6, sasaran RPJMN 2009 sebesar 2,2 per WUS Sumber: SDKI 2007

FERTILITAS MENURUT PENDIDIKAN DAN KESEJAHTERAAN Anak Pernah Dilahirkan (SDKI 2002/2003) Pendidikan dan Indeks Kesejahteraan TFR Anak Pernah Dilahirkan Wanita 40 - 49 4.3 4.4 4.0 3.7 3.0 Pendidikan Tidak sekolah Tidak tamat SD Tamat SD Tidak tamat SMP Tamat SMP atau lebih 2.6 2.7 2.5 Indeks Kesejahteraan (quintile) Q1 (terendah) Q2 Q3 Q4 Q5 (tertinggi) 3.0 2.6 2.7 2.5 2.2 4.4 4.3 4.1 4.0 3.4 4.0 TOTAL 2.6 Semakin tinggi pendidikan, semakin rendah jumlah anak yang dilahirkan; semakin miskin semakin banyak jumlah anaknya RAKYAT MISKIN ANAKNYA BANYAK !

PERCEPATAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA

1. Program Penggarapan Daerah Miskin - Melakukan pelayanan melalui Tim KB Keliling; Menyediakan alokon untuk keluarga miskin; Melakukan advokasi kepada pemerintahan Kab/Kota agar pelayanan KB keluarga miskin tidak membayar; Memberikan insentif kepada petugas pelayanan KB

- Meningkatkan frekuensi pelayanan KB; 2. Program Penggarapan Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan, Kumuh, Pesisir dan Kepulauan - Meningkatkan frekuensi pelayanan KB; Melakukan pelayanan KB dengan memanfaatkan bakti-bakti sosial (Baskara Jaya); Meningkatkan akses informasi dengan mengoptimalkan penggunaan Mupen dan KIP/Konseling; Menggerakkan tokoh agama/masyarakat/LSOM; Meningkatkan kegiatan Beyond Family Planning seperti UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) dan kegiatan BKB (Bina Keluarga Balita) dan BKR (Bina Keluarga Remaja).

- Meningkatkan akses informasi dan pelayanan KB melalui kegiatan KIE; 3. Program Penggarapan Daerah Khusus Unmet Need Di atas Sasaran RPJMN 2004-2009 - Meningkatkan akses informasi dan pelayanan KB melalui kegiatan KIE; Meningkatkan pelayanan KB melalui Program Pelayanan KB Rumah Sakit (PKBRS); Membentuk dan mengembangkan pusat-pusat pelayanan kesehatan reproduksi vasektomi, rekanalisasi, konseling HIV/AIDS; Meningkatkan pelayanan KB mandiri

4. Program Penggarapan Daerah CPR Rendah (<67%) dan/atau TFR tinggi (>2,2) - Melakukan Intensifikasi KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi); Meningkatkan pemakaian kontrasepsi dengan efektivitas dan kelangsungan yg lebih tinggi (MOP, MOW, Implant, IUD); Melakukan pelayanan KB post partum (PUS hamil); Meningkatkan pelayanan KB rumah sakit (PKBRS)

5. Program Pengembangan Jaringan Operasional KB - Mengangkat PLKB dengan sistem kontrak; Memanfaatkan tenaga PLKB purna tugas; Memanfaatkan LSOM sebagai petugas PLKB; Memanfaatkan tenaga kader yang ada; Memanfaatkan tenaga penyuluh dari sektor lain; Melakukan capacity building bagi pengelola program dari kabupaten/kota ke bawah

Dampak Tidak Berhasilnya Program KB terhadap kondisi kependudukan di Indonesia 1. Kemiskinan meningkat. Tingkat kelahiran penduduk miskin lebih besar  penduduk miskin bertambah lebih cepat. 2. Kualitas penduduk rendah. TFR msh tinggi  penyediaan pelayanan dasar tidak memadai 26 26

3 . Pengangguran meningkat. TFR masih tinggi pertumbuhan ekonomi masih sekitar 6%, diperkirakan pengangguran bertambah 1,5 juta 4. Kebutuhan energi meningkat. pertambahan penduduk tinggi  penyediaan fasilitas yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan energi 5. Kebutuhan akan pangan meningkat. Pertambahan penduduk besar  penyediaan biaya lebih besar untuk pengadaan pangan . 27

Pengaruh terhadap capaian HDI (Human Development Index) Indonesia HDI atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM)  kesehatan, pendidikan, dan pendapatan keluarga Upaya peningkatan HDI akan mengalami hambatan manakala program KB tidak berhasil , karena : 28

1) Angka Harapan Hidup rendah. Angka kelahiran tidak dapat diturunkan  angka kematian bayi dari keluarga miskin sulit diturunkan

Akses pendidikan rendah. meningkatnya jumlah penduduk miskin  kesempatan penduduk bersekolah dan melanjutkan pendidikan lebih tinggi semakin sulit

3) Kemiskinan Struktural Meningkat. Keluarga miskin kemungkinan akan melahirkan kemiskinan pula  daya beli terhambat.

MDGs Halving extreme poverty and hunger, Achieving universal primary education Promoting gender equality Reducing under-five mortality by two- thirds Reducing maternal mortality by three- quarters Reversing spread of HIV/AIDS, malaria & TB Ensuring environmental sustainability Developing a global partnership for development, with targets for aid, trade and debt relief.

MDG’s TIDAK AKAN TERCAPAI RENUNGAN PROFIL GENERASI MENDATANG JIKA PERTUMBUHAN PENDUDUK TIDAK DIKENDALIKAN Kemiskinan Kesehatan Ibu Kesehatan Anak Pendidikan Lingkungan Pengangguran MDG’s TIDAK AKAN TERCAPAI WINDOW OF OPPORTUNITY DOOR TO DISASTER

UU No. 10/1992 KB : Peningkatan kepedulian dan peranserta masy. Dalam: pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, Dan peningkatan kesejahteraan keluarga

TERIMA KASIH

CONTOH VISI MISI KELUARGA BERENCANA KAB BANTUL Visi Pemerintah Kabupaten Bantul Bantul Projotamansari, Sejahtera, Demokratis dan Agamis Visi BANTUL SEJAHTERA 2015 Visi tersebut mengandung pengertian bahwa tujuan bersama antara pemerintah dan masyarakat Kabupaten Bantul yang ingin mewujudkan kondisi Kabupaten Bantul pada tahun 2015 yaitu kebutuhan dasar keluarga telah terpenuhi secara lahir dan batin yang diwujudkan melalui misi

Misi Misi I 1.Memberdayakan Keluarga dalam rangka mewujudkan Kesejahteraan dan Ketahanan Keluarga a.Pemberdayaan Keluarga Miskin Menurunnya Proporsi Keluarga Miskin. Peningkatan Kualitas SDM Keluarga Miskin dan terbukanya akses kesempatan kerja serta modal kerja. Meningkatkan produktifitas keluarga miskin. Tersedianya system informasi program (SIP) pengentasan kemiskinan. Terjadinya sinergi antar program dan kemitraan dalam usaha menanggulangi kemiskinan secara terpadu. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemberdayaan kelembagaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan. Meningkatkan kelembagaan Ekonomi Desa. b. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Meningkatnya jumlah keluarga yang mempunyai kegiatan Ekonomi Produktif. Meningkatnya partisipasi mitra usaha dalam kegiatan kelompok UPPKS. Berkembangnya program penguatan modal usaha. Meningkatnya penyerapan modal usaha oleh kelompok UPPKS c.Ketahanan Keluarga Meningkatnya partisipasi keluarga dalam Kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), dan Bina Keluarga Lansia (BKL). Berkembangnya Kuantitas dan Kualitas Kelompok BKB, Kelompok BKR dan Kelompok BKL.

Misi II Meningkatkan kualitas pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi untuk mendukung kebijakan kependudukan. a. Kesejahteraan Keluarga dan Keluarga Berencana Menurunya proporsi Unmeet need Meningkatnya kelestarian kesertaan KB Menurunnya TFR Meningkatnya Proporsi Keluarga Sejahtera yang menggunakan pelayanan mandiri. Meningkatnya usia kawin pertama wanita 21 tahun. Meningkatnya proporsi keluarga yang memahami tentang Kesehatan Reproduksi. Menurunya tingkat kegagalan penggunaan alat kontrasepsi. b. Operasional Kependudukan Komitmen politis untuk melindungi Meningkatnya derajat kesehatan ibu, bayi dan anak balita. Meningkatnya jumlah dan kualitas sarana pelayanan Konseling Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Keluarga. Meningkatnya partisipasi pria dalam program Kesejahteraan Keluarga dan Keluarga Berencana. Meningkatnya komitmen politis untuk perlindungan terhadap kekerasan dalam rumah tangga.

Misi III Memperkuat Jaringan Kelembagaan untuk mendukung kelancaran Program Kesejahteraan Keluarga, Ketahanan Keluarga dan Keluarga Berencana a. Penguatan dan Pemantapan Jaringan Kelembagaan Penguatan Kelembagaan Desa dan Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) dalam program Kesejahteraan Keluarga, Ketahanan Keluarga dan Keluarga Berencana. Meningkatnya peran serta masyarakat dan LSOM dalam Program Kesejahteraan Keluarga Ketahanan Keluarga dan Keluarga Berencana. Tersedianya petunjuk pelaksanaan dan petunjuk tehnis, pedoman operasional tentang Kesejahteraan Keluarga, Ketahanan Keluarga dan Keluarga Berencana. Tersedianya sarana pencatatan dan pelaporan. Meningkatnya kualitas SDM keluarga Meningkatnya partisipasi tenaga program dalam program Kesejahteraan Keluarga, Ketahanan Keluarga dan Keluarga Berencana. Mantapnya mekanisme operasional Kesejahteraan Keluarga, Ketahanan Keluarga dan Keluarga Berencana.

Misi IV Mendukung Kemitraan dalam rangka Pengembangan Jaringan Informasi Program Kesejahteraan Keluarga dan Keluarga Berencana a.Penguatan dan Pengembangan Jaringan Informasi Tersedianya data Keluarga Miskin, Keluarga Sejahtera, Ketahanan Keluarga dan Keluarga Berencana. Mantapnya pengelolaan pelayanan informasi dan Program Penanggulangan Kemiskinan, Program Kesejahteraan Keluarga, Ketahanan Keluarga dan Keluarga Berencana. Adanya hasil kajian periodic hasil program. Adanya inovasi program Penanggulangan Kemiskinan, Kesejahteraan Keluarga, Ketahanan Keluarga dan Keluarga Berencana. b. Advokasi KIE Kesejahteraan Kelaurga, Ketahanan Keluarga dan Keluarga Berencana Meningkatnya komitmen politis terhadap program Penanggulangan Kemiskinan, Kesejahteraan Keluarga, Ketahanan Keluarga dan Keluarga Berencana. Tersedianya sarana KIE Program Penanggulangan Kemiskinan, Kesejahteraan Keluarga, Ketahanan Keluarga dan Keluarga Berencana. Meningkatnya Jangkauan Pelayanan KIE Program Penanggulangan Kemiskinan, Kesejahteraan Keluarga, Ketahanan Keluarga dan Keluarga Berencana. Meningkatnya kepedulian Keluarga terhadap program Penanggulangan Kemiskinan, Kesejahteraan Keluarga, Ketahanan Keluarga dan Keluarga Berencana. Berkembangnya pusat konseling Program Penanggulangan Kemiskinan, Kesejahteraan Keluarga, Ketahanan Keluarga dan Keluarga Berencana. Meningkatnya kemampuan keluarga dalam pengambil keputusan terkait masalah Penanggulangan Kemiskinan, Kesejahteraan Keluarga, Ketahanan Keluarga dan Keluarga Berencana.