Dipresentasikan Oleh: Hesti Nurhayati ( )
Karakteristik komunitas agrikultural Jepang masa kini merupakan karakteristik daerah rural Jepang yang dibentuk sejak zaman pertengahan Tokugawa hingga sekitar tahun 1950-an di dalam sebuah struktur susunan. Konsep desa sendiri sudah terbentuk sejak zaman Kamakura (sebelum Tokugawa) namun saat itu belum ada keteraturan mengenai pengaturan kekuasaan atas tanah. Mulai zaman Tokugawalah, diatur tentang kekuasaan Daimyo, urusan pajak dan pemilihan Kades. Mayoritas populasi terkait di dalam pertanian berskala kecil. Baik pemilik lahan ataupun petani penggarap lahan bertanggungjawab penuh pada manajemen dan budidaya tanaman di lahan pertanian mereka. Gambaran keseluruhan komunitas agrikultur di Jepang cenderung homogen tanpa pembedaan ke dalam strata yang berbeda, seperti yang terjadi di kebanyakan masyarakat.
a) Komposisi household (untuk selanjutnya disebut: ie) di dalam manajemen pertanian b) Status-status yang berbeda di antara rumah tangga di dalam desa c) Sistem berdasarkan jaringan air
1. Komposisi ie di dalam manajemen pertanian (ide terbtknya zaibatsu) ie adalah unit terpenting di dalam sebuah organisasi desa. K. Takao, seorang ahli sejarah ekonomi khususnya di dalam hal pertanian zaman Tokugawa membuat suatu studi kasus di desa Wakae dekat Osaka (Takao, 1958,pp.20-38). Beliau menemukan 3 tipe ie yang berbeda yang merepresentasikan ie yang ada di dalam sensus.
Ketiga tipe ie yang berbeda itu ditemukan di dalam: 1. ie Yamasaburo (menguasai ladang beras dari koku (ukuran beras utk pembayaran pajak, 1koku = 180 liter) yang setara dengan 3 cho dan 4 tan, memiliki sapi, anggota keluarganya ada 9 orang termasuk 6 orang pembantu) 2. ie Niuemon (tidak punya lahan sama sekali, menyewa rumah milik Yamasaburo, tidak punya sapi, anggota keluarganya ada 4 orang tanpa pembantu) dan 3. ie Chozaemon (kepala desa, menguasai 11 cho dan 6 tan ( koku),rumah tangga terbesar di desa yang beranggotakan 21 orang termasuk 13 pembantu dan 4 anak pembantu).
b) Status-status yang berbeda di antara ie di dalam desa Merupakan studi kasus S. Oishi pada desa Gorohei-shinden prefektur Nagano (Oishi, 1955,1956).Desa tersebut berada di lembah yang subur, dan perekonomiannya bergantung pada irigasi lahan beras. Dapat dikatakan sebagai salah satu tipe desa yang dibangun di zaman Tokugawa. Di tahun 1713 desa tersebut terdiri atas 133 ie. Dari 133 ie, 17 yang tidak mempunyai tanah sendiri.
Terdapat perbedaan status sosial di desa tersebut yaitu antara: honbyakusho dan kakaebyakusho. Honbyakusho (pemilik lahan) adalah anggota penuh desa tersebut,warga resmi yang bertanggungjawab atas pendapatan upah dan memiliki suara pada urusan menejemen desa, juga merupakan kandidat dan pemilih untuk posisi pengurus desa. Kakaebyakusho (penggarap lahan) tidak memiliki hak seperti honbyakusho dan posisinya bergantung pada honbyakusho. Gelar honbyakusho ditujukan pada rumah tangga, bukan pada individu. Hak-hak (kabu) honbyakusho diwariskan hanya kepada anak laki-laki yang sukses di dalam rumah tangga tersebut, bukan yang meninggalkan rumah tangga orang tuanya.
c) Sistem berdasarkan jaringan air Sistem irigasi zaman Tokugawa paling banyak diikuti bahkan sampai saat ini. Ladang padi dibudidayakan oleh penduduk desa, tersebar di seluruh desa tersebut, terbagi ke dalam bagian yang lebih kecil yang disebut hitsu. Untuk irigasi hitsu dikerjakan oleh 2 atau 3 orang untuk 1 ie. Ada kelompok ie yang tugasnya hanya mengatur hitsu untuk tanah pertanian ie-ie lain (seperti PAM-nya). Mereka sendiri tidak punya lahan, dan dibayar untuk itu (ada iurannya) supaya semuanya bisa teratur, seperti samurai yang dibayar untuk keamanan. Tidak ada perbedaan yang besar antara pemilik lahan dan penyewa lahan. Keduanya sama-sama pengolah tanah dan bekerjasama dalam posisinya masing-masing demi ketertiban aliran air.
Oyako-Kankei : sebuah hubungan yang dibangun di dalam ketentuan majikan/tuan rumah (oyabun) dan klien/pelanggan (kobun) melalui hubungan ekonomi dan politik 2 rumah tangga, tanpa hubungan kekeluargaan.Secara harfiah artinya “hubungan orang tua dan anak”. Kumi: salah satu jenis kelompok lokal di dalam sebuah desa di Jepang yang erat kaitannya dengan hidup bertetangga antara dozoku (nama keluarga)yang berbeda. Sebuah kumi bisa terdiri dari 1 atau lebih dozoku bersama dengan rumah tangga non-dozoku. Kumi terdiri dari beberapa nama keluarga.Sedangkan dozoku: 1 desa dengan 1 nama ie. Dozoku lebih survive drpd Kumi, sampai sekarang masih ada. Kumi, setelah zaman Edo banyak lahan yang dijual utk industri.
Dozoku merupakan cikal-bakal terbentuknya zaibatsu Oyako kankei = hubungan kumi dengan dozoku Chozaemon (OYOBUN) Yamasaburo (penggarap lahan)= KOBUN Niuemon (penyewa rumah n lahan) = KOBUN Hokonin (pembantu yg ikut Oyobun) Contoh ilustrasi KUMI : kelompok lokal (1 desa) dengan Nama ie yang berbeda-beda ; Berbeda dengan dozoku yang Nama ie semua anggotanya sama
This is the END of the SLIDES… PS: Yang tulisan warna ungu adalah tambahan catatan dari Sensei saat presentasi, gambatte buat final ya minna san!