KONSUMSI ENERGI KERJA Pertemuan 7 Pertemuan 8.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
POLA HIDUP SEHAT.
Advertisements

SMK MARSUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
PENGUKURAN ENERGI FISIK SEBAGAI TOLOK UKUR PERBAIKAN TATA CARA KERJA
FISIOLOGI KERJA by YFN.
KELELAHAN KERJA DWI HURRIYATI, S.Psi., M.Si..
BAB 7 EKONOMI GERAKAN.
Senam Hamil; Langkah bijak mempersiapkan persalinan
Ayo Bersepeda! Bumi semakin tua, manusia pun cepat meninggal. Mengapa? Salah satunya mungkin karena gaya hidup mereka yang serba instan. Ada makanan cepat.
ILMU ALAMIAH DASAR KELOMPOK 8 PBA (C) 2012/2013.
LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS RESIKO
ASPEK ERGONOMIK.
Oleh : Irmayanti Sirman Nim : p Kelas : B
ANGINA PECTORIS.
Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual dan Pembebanan
Human Faktor dan Ergonomi (D0482)
Fisiologi Tubuh Lab Desain Sistem Kerja Dan Ergonomi
Aplikasi Ergonomi untuk perancangan tempat kerja
BEKERJA CERDAS “WORKING SMART”
ERGONOMI.
Istilah kelelahan biasanya menunjukan kondisi yang berbeda-beda dari
Perilaku Seksual dan Hubungannya dengan Kesehatan
MODUL 10. Analisa & Perancangan Kerja II
PENGUKURAN ENERGI FISIK SEBAGAI TOLOK UKUR PERBAIKAN TATA CARA KERJA
Hipertensi.
Pengukuran Energi Fisik Sebagai Tolak Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja
Penyakit Darah Rendah (Hipotensi)
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
STRESSOR PADA LANSIA Oleh; Syaifurrahaman Hidayat, S.Kep.,Ns.
BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS
ERGONOMI DAN FISIOLOGI KERJA
Dampak Negatif Hubungan Sex
Aplikasi Ergonomi untuk perancangan tempat kerja
(efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien)
FISIOLOGI KERJA Modul 13.
EKONOMI GERAKAN.
Mengenal Gejala Gangguan Jiwa
DASAR-DASAR KEPELATIHAN
PERSENTASE CAIRAN (LIQUID)
ANAMNESA,PEMERIKSAN FISIK,ANAMNESA DAN ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
JANTUNG KORONER Tessa Ayu Koropit.
FAAL KERJA: METABOLISME & KAPASITAS KERJA
KESEIMBANGAN ENERGI SYAFRIANI, SKM, M.KES.
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Jangan Biarkan Tubuh Dehidrasi Saat Puasa
PRINSIP LATIHAN FISIOLOGIK
RAHASIA SEHAT DIBALIK GERAKAN SHOLAT
PENGARUH LINGKUNGAN PADA FISIOLOGI KERJA
ERGONOMI.
Askeb 1 Oleh : atikah mayang sari Nim :
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN ASFIKSIA
Dr. Iphov Kumala Sriwana, ST., M.Si
DINAS KEPEMUDAAN, OLAHRAGA, PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.
Diet yang Tidak Diperbolehkan
Bagus Rulianto Vicky Febrian
Kurangi Stres di Pagi Hari dengan 10 Langkah Sederhana
Ayu Cahyani Noviana, dr., M.KKK
Perkembangan fisik adalah Perkembangan fisik atau pertumbuhan biologis (biological growth) merupakan salah satu aspek penting dari perkembanagan individu.
SIKAP TUBUH YANG ERGONOMI DALAM BEKERJA DAN DAMPAKNYA
Fisiologi Tubuh.
PENYAKIT JANTUNG Chania Dwi Mentary
Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja
Fatique dan jam biologis
School of Public Health
ERGONOMI DAN FAAL KERJA OLEH KELOMPOK 5 Alief Wijayanto Vivi Sefrinta Izza Afkarina Dewi Titah
01 Minggu 5 Cerebral Palsy.
Ergonomi: sistem kerangka dan otot manusia
TEKANAN DARAH TINGGI OLEH : MAHASISWA PRAKTIK PROFESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN 2016.
KESEIMBANGAN ENERGI (PENGENALAN GIZI MAKRO )
Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
FAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI
Transcript presentasi:

KONSUMSI ENERGI KERJA Pertemuan 7 Pertemuan 8

DEFINISI Konsumsi energi merupakan faktor utama dan tolok ukur yang dipakai sebagai penentu besar/ringannya kerja fisik yang dilakukan

Pulsa Jantung Pulsa jantung wanita umumnya akan berdenyut lebih tinggi dibandingkan dengan laki2 (sekitar 10 denyut/menit lebih tinggi). Bila tidak ada kegiatan fisik dilakukan (dalam kondisi istirahat) biasanya pulsa akan sebesar 62 denyut/menit sepadan dengan pengeluaran energi sebesar 1.25 Kkal/menit.

Untuk kegiatan yang memerlukan gerakan fisik anggota tubuh dalam klasifikasi ringan (berjalan, duduk/berdiri, berpakaian) memerlukan total kebutuhan energi sebesar 2300-2400 kcal/24 jam.

Waktu istirahat untuk kerja berat R = Waktu istirahat yang diperlukan (menit) T = Total waktu yang dipergunakan untuk kerja (menit) = Rata-rata energi yang dikonsumsi untuk kerja (kkal/menit) S = Standar beban kerja normal yang diaplikasikan

Kegiatan Otot Agar penggunaan tenaga otot bisa optimal maka pengaturan cara kerja otot harus diperhatikan dengan benar. Kegiatan otot dibedakan dalam 2 hal : 1. Kerja otot dinamik (berirama) Otot mengencang dan mengerut secara bergantian atau berirama. Sirkulasi darah + O2 dan metabolis akan berlangsung secara lancar.

Kegiatan Otot 2.Kerja otot statik (kerja tetap) Otot berada dalam posisi mengencang dalam waktu yang cukup lama. Mengencang otot dalam waktu lama akan menyebabkan aliran darah & O2 terganggu. Kondisi tersebut mengakibatkan rasa sakit dan lelah pada otot.

Pada usia sekitar 50-60 tahun, tenaga otot hanya bisa menghasilkan sekitar 75% dari maksimum. Kekuatan otot yang dihasilkan rata-rata wanita ternyata hanya sekitar 70% dari kekuatan otot laki-laki. Dalam perancangan dan penyusunan deskripsi pekerjaan harus ada pertimbangan-pertimbangan khusus yang berkaitan dengan kemampuan pekerja ditinjau dari jenis kelamin & usia.

Persentase Kemampuan (%) 96% 50 40 100% 20-30 Persentase Kemampuan (%) Usia (tahun) 90% 60 75% 65

Kelelahan Lelah otot. Otot menerima beban yang berlebihan Lelah visual. Mata yang berkonsentrasi terus-menerus pada suatu obyek. Misal komputer, chaya yg terlalu kuat yang mengenai mata juga akan bisa menimbulkan gejala yang sama.

Kelelahan Lelah mental Bukan aktivitas fisik, melainkan kerja mental (berpikir) – lelah otak. Lelah monotonis. Disebabkan oleh aktivitas kerja yang bersifat rutin, monoton atau lingkungan kerja yang menjemukan.

Cara Membawa Beban Metode Double Pack Beban dibawa dengan cara meletakkannya menempel lekat di bahu & dada. Kebutuhan O2 ditetapkan 100%.

Cara Membawa Beban Metode Head Pack Beban diletakkan di atas kepala. Kebutuhan O2 ditetapkan 105%.

Cara Membawa Beban Metode Yoke Pack Beban diletakkan pada masing-masing ujung alat pemikul beban. Kebutuhan O2 ditetapkan 130%.

Cara Membawa Beban Metode Hands Pack Beban dibawa oleh kedua tangan Kebutuhan O2 ditetapkan 145%.

Soal penjadwalan waktu istirahat Seorang pekerja pabrik setiap jam kerjanya harus melaksanakan tiga macam aktivitas fisik yang berbeda-beda dengan proporsi yang relatif sama untuk masing-masing aktivitas tersebut. Dari hasil pengukuran energi fisik yang diperlukan untuk masing-masing aktivitas tersebut diperoleh data sebagai berikut :

Soal penjadwalan waktu istirahat Aktivitas A = 5.8 Kkal/menit Aktivitas B = 4.7 Kkal/menit Aktivitas C = 5.5 Kkal/menit Bila standar beban kerja ditetapkan sebesar 4.0 Kkal/menit. Tentukan waktu istirahat yang diperlukan pekerja.