DESAIN ALUR NAVIGASI Pemahaman mendasar tentang perilaku kapal diperlukan dalam mendesain sebuah alur navigasi di pelabuhan. Alur navigasi harus cukup.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Maneuverability Kapal
Advertisements

Keteknikan Hutan Kuliah IX Kuliah 2.
JUNCTION DIODE Junction artinya pertemuan, Petemuan ini antara type-p dan type-n, dimana type-p adalah hole dan type-n adalah elektron JUNCTION.
PENYIAPAN LAHAN KILANG MINYAK BALONGAN INDRAMAYU
KETEKNIKAN HUTAN KTM 342 Laboratorium Pemanenan Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.
Bangunan Pengambilan dan Pembilas
LOKASI KEPERLUAN PENGERUKAN (HARBOURENTRANCE)
TINJAUAN ASPEK GEOTEKNIK
Pertemuan 4 Perencanaan Pelabuhan
PERENCANAAN PELABUHAN
PERSIAPAN MENGHADAPI CUACA BURUK
DERMAGA Peranan Demaga sangat penting, karena harus dapat memenuhi semua aktifitas-aktifitas distribusi fisik di Pelabuhan, antara lain : menaik turunkan.
Kuliah ke-8 PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI
FASILITAS PELABUHAN.
IV. ALUR PELAYARAN Deskipsi Menjelaskan Alur Pelayaran meliputi Alur Pelayaran, Bagian-bagian alur pelayaran, arah alur pelayaran, kedalaman alur pelayaran,
PERENCANAAN PELABUHAN
SQUAT ADALAH PENYEBAB PENURUNAN YANG SEJAJAR DAN TRIM YANG BARU.
III. KAPAL Deskipsi Menjelaskan tentang Kapal yang meliputi pengertian kapal, jenis kapal, bagian-bagian kapal, karakteristik kapal, istilah – istilah.
Pertemuan 8 Alur Pelayaran
PERSIMPANGAN BERSINYAL
Marine Science Department Brawijaya University
H A R B O R.
REKAYASA TRANSPORTASI
PELABUHAN Oleh : Eka O. N..
REKAYASA SUNGAI Nastain, ST., MT. PENGERTIAN SUNGAI adalah torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah air dan material sedimen.
DERMAGA Peranan Demaga sangat penting, karena harus dapat memenuhi semua aktifitas-aktifitas distribusi fisik di Pelabuhan, antara lain : menaik turunkan.
REKAYASA TRANSPORTASI
PELABUHAN ALUR PELAYARAN.
UKURAN DERMAGA Panjang Dermaga
SOSIALISASI PENGOPERASIAN ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA BAGI PANDU
GERAK GELOMBANG.
KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG
REKAYASA TRANSPORTASI
Pertemuan <<#>> <<Judul>>
Manual Material Handling
Stabilitas Melintang (Athwart/Traverse Stability)
REKAYASA TRANSPORTASI
PROSES DAN FAKTOR PEMBENTUKAN GELOMBANG
Teknologi Dan Rekayasa
II. Perencanaan Pelabuhan
VI. DERMAGA Deskipsi  Menjelaskan tentang Dermaga meliputi prinsip dasar dermaga, Rancangan dermaga, tipe dermaga dan panjang dermaga.
TEKNIK PELABUHAN.
MEMAHAMI STABILITAS KAPAL
Mengolah Gerak dan Mengendalikan Kapal Perikanan
REKAYASA PANTAI (#3) Nastain, ST., MT.
PROSES DAN FAKTOR PEMBENTUKAN GELOMBANG
Gelombang.
S E I C H E S.
FASILITAS PELABUHAN.
Pengukuran Gaya Berat.
Gelombang.
Design Load : Dead Loads Vertical Live Loads Mooring Loads
PENGARUH ANGIN DAN OMBAK
PARAMETER PERENCANAAN
DASAR-DASAR REKAYASA TRANSPORTASI KIS_237
Perpindahan Panas Minggu 07
Pertemuan 8 Gelombang Baruna Kusuma, S.Pi, M.P.
T I D E S (PASANG SURUT).
Sub sistem transportasi laut.
FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN
PERENCANAAN PELABUHAN
O L E H : ZULFATHRI RANDHI
5 PROYEK CIVIL – DERMAGA TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN ALAT BERAT
TEKNIK PELABUHAN. Introduction Teknik Pantai dan Pelabuhan PlanningDesignConstructionMonitoring Coastal Projects / Development Society’s needsCoastal.
Stabilitas Hidrodinamika pada Perpipaan Oleh Kelompok 4 Yuliani Sulaeman (D ) Putri Sri Wahyuni Kasba (D ) Islamiah (D ) Wahyudi.
Pelabuhan Penyeberangan adalah pelabuhan yang khusus dipergunakan untuk angkutan penyeberangan dengan menggunakan Kapal Ro-Ro. Memuat atau membongkar.
KAPAL PENGAWAS SDKP (SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN)
TEORI BANGUNAN KAPAL MAHASIN MAULANA AHMAD, S.T., M.T. PROGRAM STUDI TEKNIK PERPIPAAN JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA.
TANDA KELAS HULL MESIN PERALATAN JANGKAR SURVEY, PENGAWASAN KONSTRUKSI 1.A100 2.A90 1.SM 2.A-SM 3.SM 4.A-SM II ILIL I SP I.
PEMBANGKITAN DAN STATISTIK GELOMBANG. PENGERTIAN GELOMBANG Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air laut dengan arah tegak lurus permukaan air.
Transcript presentasi:

DESAIN ALUR NAVIGASI Pemahaman mendasar tentang perilaku kapal diperlukan dalam mendesain sebuah alur navigasi di pelabuhan. Alur navigasi harus cukup dalam bagi kapal untuk masuk (penambahan kedalaman air dapat dilakukan dengan pengerukan dasar laut atau pembatasan waktu buat kapal bertransit hanya pada saat elevasi permukaan air pasang) Kapal paling mudah bermanuver pada saat kecepatan kapal tinggi (5 knots atau lebih), tetapi saat memasuki alur navigasi, kapal harus berjalan lebih lambat atau bahkan berhenti.

DESAIN ALUR NAVIGASI Kapal memerlukan bantuan kapal seret (tug) pada saat bernavigasi (kapal dalam kecepatan rendah) Masih memungkinkan tidak tercapainya kondisi yang aman untuk kapal bermanuver pada kecepatan rendah di saat kondisi angin, gelombang dan arus melewati batas kritisnya. Kapal-kapal yang berlayar melewati satu dengan lainnya dapat memberikan beban hidrodinamika yang besar terhadap satu sama lain.

PENDEKATAN DALAM DESAIN ALUR NAVIGASI Identifikasi/pilih karakteristik kapal desain (ukuran kapal, DWT, loaded draft, loaded displacement, GRT) Defenisikan kondisi lingkungan (kondisi kedalaman air, pasang, arus, gelombang, dan angin memiliki pengaruh langsung pada kemampuan kapal untuk bermanuver) Tentukan kecepatan kapal, kebutuhan akan bantuan kapal seret dan prosedur bermanuver lainnya. Perkirakan kedalaman alur yang diperlukan

PENDEKATAN DALAM DESAIN ALUR NAVIGASI 5. Perkirakan kebutuhan lebar alur 6. Tampilkan alur pada data batimetri yang ada 7. Melakukan simulasi gerak kapal dengan menggunakan dimensi alur 8. Tentukan bantuan-bantuan navigasi yang diperlukan 9. Tentukan kuantitas alur, biaya pengerukan dan analisa kelayakan ekonomi.

KONDISI LINGKUNGAN Kedalaman Air Alur yang dipilih biasanya memiliki kedalaman air yang secara alami besar untuk menghindari biaya awal serta biaya pengerukan yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang. 2. Permukaan Air MHHW, MHW, MSL, MLW, MLLW

KONDISI LINGKUNGAN 3. Angin Direpresentasikan dalam wind rose 4. Gelombang Direpresentasikan dalam Grafik Distribusi Tinggi dan Periode Gelombang Terhadap Persentase Terjadinya, dan dalam Grafik Periode Berulang (Return Periode) dengan Tinggi Gelombang Signifikan (Wave Height Significant Hs)

KONDISI LINGKUNGAN 5. Arus Dilakukan simulasi untuk memodelkan arus di sekitar daerah pelabuhan. Arus bisa berasal dari pasang surut atau akibat adanya sungai. Visibility Visibility yang buruk akibat kabut atau cuaca buruk

DESIGN METHOD (U.S. Army Corps of Engineers 1965,1983, National Ports Council 1975) Kedalaman Alur (Channel Depth) Loaded Vessel Draft + Squat + Wave Induced Motion + Safety Clearance + Dredging Tolerance + Advanced Maintenance Dredging

DESIGN METHOD (U.S. Army Corps of Engineers 1965,1983, National Ports Council 1975) Squat : increase with the square of the forward speed Increase as underkeel clearaence is reduced Large for width-constricted channels than for open areas Permanent International Association of Navigation Congresses (PIANC)

SHIP CHARACTERISTIC LBP = Length Between Perpendicular LOA = Length Overall

DESIGN METHOD (U.S. Army Corps of Engineers 1965,1983, National Ports Council 1975) Wave Induced Motion (Headland 1995) : Six-degree-of-freedom ship motion Accounts for forward motion and shallow water effects Frequency-domain computation to compute vessel motions in wave spectra Maximum vertical excursions of the vessel for various sea states (significant wave height, mean wave period, and wave angle relative to vessel heading)

DESIGN METHOD (U.S. Army Corps of Engineers 1965,1983, National Ports Council 1975) Zmax = maximum vertical motion amplitude m0 = zero spectral moment of the vertical motion = RMS2

DESIGN METHOD (U.S. Army Corps of Engineers 1965,1983, National Ports Council 1975) Safety Clearance: Distance between the lowest calculated position of a vessel’s hull and the channel bottom Soft material on the channel bed (safety clearance : 0.6m) Hard material or clay bottom (safety clearance : 1.2 m)

DESIGN METHOD (U.S. Army Corps of Engineers 1965,1983, National Ports Council 1975) Dredging Tolerance: 0.3 – 0.6 m ditambahkan untuk perkiraan loss (ketidakakuratan) pada saat pengerukan Advanced Maintenance Dredging: Untuk daerah yang cenderung terjadi sedimentasi atau penumpukan Menambah waktu antar jadwal pengerukan Perlunya survey hidrografi yang berkala untuk mengevaluasi keperluan pengerukan

Lebar Alur (Channel Width) DESIGN METHOD (U.S. Army Corps of Engineers 1965,1983, National Ports Council 1975) Lebar Alur (Channel Width) Maneuvering Lane + Ship Clearance Lane + Bank Clearance Bergantung pada faktor : Kecepatan kapal Angin yang melintang (cross winds) Arus yang melintang (cross currents) Arus yang membujur (longitudinal current) Tinggi dan Panjang Gelombang Signifikan

DESIGN METHOD (U.S. Army Corps of Engineers 1965,1983, National Ports Council 1975) Bantuan untuk navigasi Permukaan dasar Kedalaman perairan Tingkat keberbahayaan barang muatan Kerapatan lalu lintas kapal PIANC method : One-way channel Two-way channel

Basic Maneuvering Lane: DESIGN METHOD (U.S. Army Corps of Engineers 1965,1983, National Ports Council 1975) Basic Maneuvering Lane: Yaw = 5%, additional maneuvering lane = 0.5B

DESIGN METHOD (U.S. Army Corps of Engineers 1965,1983, National Ports Council 1975) Ship Clearance Lane: Menghindari interaksi antar kapal seperti beban hidrodinamik pada dua kapal yang berdekatan.

Table for Ship Clearance Lane: Passing Distance Wp Outer Channel, Exposed to Open Water Inner Channel, Protected Water Vessel speed (knots) Fast > 12 2.0 B - Moderate > 8-12 1.6 B 1.4 B Slow > 5-8 1.2 B 1.0 B Traffic Density Light 0.0 Moderate 0.2 B Heavy 0.5 B 0.4 B

Menghindari efek pengisapan akibat aliran air yang asimetris DESIGN METHOD (U.S. Army Corps of Engineers 1965,1983, National Ports Council 1975) Bank Clearance Lane: Menghindari efek pengisapan akibat aliran air yang asimetris

DESIGN METHOD (U.S. Army Corps of Engineers 1965,1983, National Ports Council 1975) Bank Clearance Lane:

DESIGN METHOD (U.S. Army Corps of Engineers 1965,1983, National Ports Council 1975) Bends: Bergantung pada faktor : radius tikungan, panjang kapal, kecepatan kapal dan besar sudut tikungan. Minimum radius tikungan yang harus dipenuhi : 8L – 10L, L adalah panjang kapal Tabel kebergantung tambahan lebar alur berdasarkan USACE: