DISUSUN OLEH : 1.HINDUN ( ) 2.FERDYTA ISMIBAHARI ( ) 3.LILIK INDRAWATI ( ) 4.ALFIAH TUR ROFIAH ( ) 5.Ahmad Haqqul Habib ( )
Tabel 1 Ringkasan APBN, (MILIAR RUPIAH) Uraian APBN-PRAPBN A.Pendapatan Negara dan Hibah , ,7 I. Penerimaan Dalam Negeri , ,6 1. Penerimaan Perpajakan , ,4 a. Pajak Dalam Negeri , ,8 b. Pajak Perdagangan Internasional46.939, ,6 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak , ,2 II. Hibah4.662,1825,1 B. Belanja Negara , ,7 I. Belanja Pemerintah Pusat , ,8 1. K/L , ,2 2. Non K/L , ,7 II. Transfer Ke Daerah , ,9 1. Dana Perimbangan , ,6 2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian64.969, ,3 III. Suspen0,0 C. Keseimbangan Primer(44.252,9)(2.548,1) D. Surplus/Defisit Anggaran (A - B)( ,7)( ,0) % terhadap PDB(2,1)(1,5) E. Pembiayaan , ,0 I. Pembiayaan Dalam Negeri , ,3 II. Pembiayaan Luar negeri (neto)(2.776,6)(292,3) Kelebihan/(Kekurangan) Pembiayaan0,0
ANALISIS Sejak terlanda oleh krisis moneter dan krisis ekonomi yang dimulai pada tahun 1997 sampai dengan saat ini perekonomian Indonesia masih belum stabil. Tercatat bahwa pendapatan pemerintah pada tahun 2011 sampai saat ini masih belum bisa menutupi pengeluaran atau pembiayaan yang lebih besar dibandingkan penerimaan pemerintah (defisit).
Hal ini terlihat dari penerimaan negara yang hanya sebesar Rp , sedangkan belanja negara sebesar Rp Belanja negara yang lebih besar dari penerimaannya menyebabkan Negara Indonesia mengalami defisit sebesar Rp
Kemungkinan defisit tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: Kesadaran wajib pajak yang masih kurang Pengelolaan sumber daya alam yang belum optimal Tingkat korupsi yang masih tinggi sehingga penerimaan negara masih relatif rendah dibandingkan dengan negara- negara maju Penurunan daya beli masyarakat dan dunia usaha Perkembangan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing Tingkat suku bunga deposito Turunnya efisiensi badan usaha milik negara dalam rangka meningkatkan laba Tingginya transfer ke daerah Dll.
Sedangkan RAPBN 2012 untuk penerimaan diperkirakan sebesar Rp dan belanja negara sebesar Rp RAPBN tahun 2012 ini diharapkan bisa dicapai bahkan melebihi target sehingga pengeluaran pemerintah dapat ditutupi dan tidak terjadi defisit.
Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah melakukan kebijakan antara lain: Ekstensifikasi pemungutan pajak penghasilan atau peningkatan pajak pertambahan nilai (PPN) Pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) Penarikan dana pemerintah pusat yang didaerahkan Penurunan porsi pembiayaan rupiah yang dalam proyek Peningkatan dari usaha swastanisasi BUMN dan peningkatan hasil penjualan aset-aset Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2011 pada APBN, Indonesia mengalami defisit sebesar Rp Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: kesadaran wajib pajak yang kurang, pengelolaan sumber daya alam yang belum optimal, pembiayaan dalam negeri yang besar khususnya gaji DPR, dll
KESIMPULAN Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah melakukan kebijakan antara lain: Ekstensifikasi pemungutan pajak penghasilan atau peningkatan pajak pertambahan nilai (PPN) Pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) Penarikan dana pemerintah pusat yang didaerahkan Penurunan porsi pembiayaan rupiah yang dalam proyek Peningkatan dari usaha swastanisasi BUMN dan peningkatan hasil penjualan aset-aset Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
TERIMA KASIH