FILSAFAT MANUSIA ESENSI MANUSIA.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Dosen : Ravianty Dony, Psikolog
Advertisements

MENGENAL PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
Isyu-isyu penting dalam teori Kepribadian.
HAKEKAT KODRAT MANUSIA
SCHEIN (1992): Oleh para antropolog budaya digunakan untuk menunjuk pada kebiasaan-kebiasaan yang dikembangkan oleh masyarakat sepanjang sejarah mereka.
FILSAFAT PENDIDIKAN ALIRAN REALISME
SEJARAH, KEBUDAYAAN, IPTEK DAN MASALAH SOSIAL
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BUDAYA
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial Arif Wibowo
FILSAFAT NILAI Filasafat nilai mempelajari estetika dan etika yang berhubungan dengan eksistensi manusia secara fisik dan nonfiksik Etika standar ukurannya.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI
Topik 13 FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN PENGANTAR FILSAFAT.
KONSEP DIRI & TEORI JOHARI WINDOWS
FILSAFAT MANUSIA TUBUH DAN JIWA.
Mengingat, Belajar dan Berpikir Psikologi Umum dan Sejarah Rika Riany Yoanna Febrianita Ruslim.
PEMIKIRAN TOKOH – TOKOH DALAM ILMU SOSIAL
Sejarah & Definisi Psikologi
Modul11 filsafat komunikasi PARADIGMA DASAR ILMU
PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN
Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran
Hakekat Manusia dan Pengembangannya
EPISTEMOLOGI (CARA MEMPEROLEH DAN MENYUSUN ILMU PENGETAHUAN )
ALIRAN FILSAFAT NATURALISME
PSIKOLOGI KOMUNIKASI.
MUHAMMAD FAHMI AL HABIB ( )
Realitas & “Kesadaran” Semiotika
Arthur Schopenhauer “Kehendak”.
Perspektif Psikologi, Nature & Nurture
McGraw-Hill/Irwin Copyright © 2008 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.
Pendekatan Psikologi Edy Prihantoro.
Sejarah & Definisi Psikologi
Sejarah & Definisi Psikologi
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
TEORI BELAJAR Teori Behaviorisme Oleh : Iswadi, M. Pd.
Pertemuan 3 Filsafat Pancasila Mahendra P. Utama.
PERSEPSI PERTEMUAN 9.
FILSAFAT PENDIDIKAN EKSISTENSIALISME
FILSAFAT PENDIDIKAN MATERIALISME
Sejarah & Definisi Psikologi
Antropologi Hukum tentang Asal Mula Kehidupan
SIKAP DAN TINGKAH LAKU. TINGKAH LAKU MANUSIA DAN LINGKUNGAN SOSIAL (HUMAN BEHAVIOR AND SOCIAL ENVIRONMENT)
FILSAFAT MANUSIA RENE DESCARTES.
ASUMSI-ASUMSI YANG MENDASARI TEORI-TEORI UNTUK MEMAHAMI TINGKAH LAKU MANUSIA People are knowable Tingkah laku manusia bagian dari gejala alam, manusia.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
FILSAFAT MANUSIA ESENSI MANUSIA.
FILSAFAT MANUSIA TUBUH DAN JIWA.
KONSEP DIRI & TEORI JOHARI WINDOWS
ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB
FILSAFAT ILMU Memahami Manusia & Kebudayaan Cipta Rasa Karsa Manusia Ilmu Pengetahuan Budaya Nasional.
MODUL 6 ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI
Sejarah Aliran Psikologi
Pancasila sebagai sistem filsafat, perbandingan filsafat pancasila dengan sistem filsafat lainnya didunia.
Materi ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA 1 OUTLINE
FILSAFAT PENDIDIKAN.
MASALAH KAUSAL DAN GERAK SEJARAH
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
1. Latar Belakang Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan.
HAKIKAT APA YANG DIKAJI
Kelompok 9 : Miftahul Jannah Siti Rechal Muhammad Khairunnas
FILSAFAT PENDIDIKAN IDEALISME
MANUSIA, KEBUDAYAAN, DAN PERADABAN
PENGANTAR FILSAFAT Oleh: AHMAD TAUFIQ MA. Belajar Filsafat 1. Dari Sejarah Perkembangan Pemikiran: Yunani Kuno – Filsafat Timur Abad Pertengahan Filsafat.
DNJ //Landasan Pendidikan
Sejarah & Aliran Psikologi
EPISTEMOLOGI Setelah mengkaji Ontologi, maka sampailah pada hakekat cara (teori) memperoleh pengetahuan (dan ilmu) atau pada Epistemologi. Bagaimana agar.
EKSISTENSIALISME (Filsafat Berbasis Kemerdekaan)
HUBUNGAN MANUSIA – KEBUDAYAAN
McGraw-Hill/Irwin Copyright © 2008 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.
Perilaku Manusia Oleh: Ns. Suherman, S.Kep, M.Kep POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG Oleh: Ns. Suherman, S.Kep, M.Kep POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG.
Transcript presentasi:

FILSAFAT MANUSIA ESENSI MANUSIA

Materialisme Esensi manusia bersifat materi atau fisik yang menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan (res ekstensa) dan objektif. Peristiwa atau gejala yang belum terpecahkan karena akal belum mampu memahaminya, bukan karena kekuatan spiritual.

Penjelasan terhadap peristiwa atau gejala harus berdasarkan data yang bersifat inderawi, bukan dicari dari dunia spiritual karena dunia spiritual itu tidak ada Peristiwa atau gejala yang terjadi tidak bergerak dengan sendirinya, tetapi ada sebab eksternal yang mendahului atau menggerakkannya

Materialisme disebut juga Naturalisme dan menekankan adanya hukum kausalitas, sebab akibat atau stimulus respon. Kaum Materialisme atau Naturalisme sangat deterministik dan tidak mengakui kebebasan atau independensi manusia.

Faham materialisme dalam psikologi ada pada psikologi behaviourisme, karena : Menganggap gejala psikologis berasal dari peristiwa mekanis, elektris atau kimiawi dalam otak atau syaraf ; Gejala psikologis disamakan dengan perilaku objektif yang menempati ruang dan waktu serta dapat diukur atau dikuantifikasi ;

Perilaku manusia disamakan dengan gejala alam sehingga dapat dijelaskan dengan hukum sebab akibat ; Stimulus eksternal tertentu dianggap menentukan perilaku manusia sehingga manusia dianggap tidak mempunyai kehendak menentukan sendiri.

Manusia adalah bagian dari alam, manusia adalah objek yang substansinya adalah keluasan Manusia adalah kumpulan sel dan system syaraf Manusia adalah daging tanpa jiwa Manusia adalah bagian yang menempati ruang dan waktu Manusia berkembang dan menyusut sejalan dengan perjalanan waktu.

Idealisme Faham idealisme disebut juga faham spritualisme. Ada kenyataan atau kekuatan spiritual di belakang setiap peristiwa dan esensi kenyataan spriritual adalah berpikir (res cogitans), Kenyataan spiritual tidak dapat diukur berdasarkan pengamatan empiris dan hanya dapat dijelaskan dengan kesadaran manusia.

Hukum tersebut dinilai sebagai manifestasi kenyataan yang lebih tinggi yaitu Roh Absolut (Tuhan) Peristiwa terjadi setelah didesain terlebih dahulu oleh kekuatan spriritual, setiap gerak alam mempunyai tujuan, tidak terjadi secara kebetulan tapi telah diatur oleh kekuatan spiritual. Kenyataan bersifat spriritual, maka hal-hal yang ideal seperti agama, dan nilai-nilai mengarahkan perilaku manusia.

Manusia berperilaku untuk menggapai dan mengaktualisasikan tujuan berdasarkan nilai-nilai bukan bergerak secara mekanis dengan sumber yang berasal dari kekuatan internal. Perilaku, kebudayaan atau kesenian adalah simbol aktivitas jiwa karena menjadi produk jiwa yang berusaha mengekspresikan diri.

Berpandangan deterministik, menyatakan bahwa manusia tidak bebas, berhingga dan hanya perwujudan Roh Absolut (Tuhan), berbeda dengan Tuhan yang bebas dan tidak berhingga. Ada yang tidak berpandangan deterministik, yakni penganut faham personalisme yang menyatakan bahwa roh bersifat individual dan masing-masing berdiri sendiri sehingga setiap individu mempunyai kebebasan untuk mengekspresikan dirinya.

Dualisme Kenyataan sejati bersifat fisik dan spiritual, karena tidak semua kejadian bersifat fisik sehingga dapat diukur atau diamati Tidak semua kejadian bersifat spiritual atau roh saja tetapi ada materinya.

Tubuh adalah substansi yang menempati ruang dan waktu sehingga dapat diamati. Jiwa tidak bisa diamati, namun bisa dibuktikan secara rasional karena substansinya adalah berpikir (res cogitans).

Vitalisme Perilaku manusia adalah perwujudan dari energi atau kekuatan yang tidak rasional dan instintif. Bila kekuatan tersebut dinilai rasional maka itu bentuk proses rasionalisasi saja.

Biologi mengajarkan bahwa kehidupan ditentukan oleh kekuatan untuk bertahan hidup yang sifatnya tidak rasional dan instingtif. Sejarah membuktikan bahwa peristiwa besar terjadi akibat dorongan yang tidak rasional, liar dan bersifat instingtif

Eksistensialisme Tidak memandang esensi manusia secara abstrak, statis, umum, namun memandang secara kongkrit, individual dan dinamis. Hanya manusia yang mampu keluar dari dirinya (bereksistensi).

Manusia mampu melampui keterbatasan biologis dan lingkungan fisiknya dan berusaha lepas dari keterbatasan yang dimilikinya Manusia berusaha mencari makna kebebasan dan kehidupan yang otentik

Strukturalisme Manusia tidak bebas dan perilakunya terstruktur oleh sistem bahasa dan budayanya. Tidak ada perilaku dan kesadaran manusia yang bersifat indidual dan bebas dari sistem tersebut

Strukturalisme menolak kebebasan, tidak mengakui individu atau kesadaran. Keberadaan manusia tidak tergantung pada dirinya sendiri namun tergantung pada kedudukannya dalam sistem bahasa dan kebudayaan.