Pertemuan 24 Mathrix laboratory

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KONSEP DASAR ANALISIS STRUKTUR
Advertisements

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2011
Pertemuan 7 METODE DISTRIBUSI MOMEN
1 Pertemuan 6 Hubungan Komponen terhadap Kehandalan Paralel Matakuliah: H0204/ Rekayasa Sistem Komputer Tahun: 2005 Versi: v0 / Revisi 1.
Pertemuan 4 Aplikasi Perhitungan Gaya Dengan Program Komputer
Pertemuan 10 Slope Deflection Method
Pertemuan #3 Input Data dan Bagan Alir Program Analisis Struktur
Pertemuan 11 Slope Deflection Method
Pertemuan 23 Metode Unit Load
Pemrograman Komputer dalam analisa Struktur Baja
Matakuliah : S0512 / Perancangan Struktur Baja Lanjut
Pertemuan 26 Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Kantilever
Pertemuan 12 Slope Deflection Method
Pertemuan 05 dan 06 Keseimbangan
Pertemuan 5 Balok Keran dan Balok Konsol
Pertemuan 15 Flexibility Method
1 Pertemuan 5 PPh PASAL 21 Matakuliah: A0572/ Perpajakan Tahun: 2005 Versi: Revisi 1.
Pertemuan 10 Gaya – gaya dalam
Mengambar kurva fungsi linier Pertemuan 4
Pertemuan #11 Perakitan Matriks Kekakuan Struktur Portal 2D
Pertemuan 8 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Pertemuan 21 Stiffnes method
Matakuliah : R0022/Pengantar Arsitektur Tahun : Sept 2005 Versi : 1/1
Pertemuan 19 s.d 22 Gaya Batang
Pertemuan 26 Conjugate Beam Method
1 Pertemuan 25 Mathrix laboratory Matakuliah: S0114 / Rekayasa Struktur Tahun: 2006 Versi: 1.
Pertemuan 14 Hukum Castigliano I
Pertemuan 13 Hukum Castigliano I
Pertemuan 8 Analisis Balok Menerus
1 Pertemuan 7 Diferensial Matakuliah: R0262/Matematika Tahun: September 2005 Versi: 1/1.
1 Pertemuan 22 Stiffness method Matakuliah: S0114 / Rekayasa Struktur Tahun: 2006 Versi: 1.
Matakuliah : R0262/Matematika Tahun : September 2005 Versi : 1/1
Pertemuan 04 Fungsi-fungsi Microsoft Excel
BY Achmad Muchtar.ST.,MT Hand Out Mata Kuliah Mekanika Rekayasa III Dosen ; Achmad Muchtar.MT Fakultas Teknik Sipil UniversitasNarotama Surabaya Tahun.
Pertemuan 24 Metode Unit Load
Pertemuan 4 MOMEN DAN KOPEL
Pertemuan 01 Pengantar Teori Fungsi
Pertemuan 09 s.d. 14 Gaya Dalam
Pertemuan 13 Slope Deflection Method
Pertemuan 5 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Pertemuan 17 Tegangan Lentur dengan Gaya Normal yang bekerja Sentris
Pertemuan 10 ANALISA GAYA PADA KERANGKA BATANG
Pertemuan 4 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Pertemuan 9 PORTAL DAN KERANGKA BATANG
Matakuliah : K0074/Kalkulus III Tahun : 2005 Versi : 1/0
Pertemuan 03 Macam Perletakan dan Stabil / Labilnya Konstruksi
Matakuliah : T0074 / Grafika Komputer
Pertemuan 25 Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok diatas 2 Tumpuan
Pertemuan #10 Analisis Struktur Portal 2D
Pertemuan 11 Struktur Pelengkung 3 Sendi
Pertemuan 8 SFD DAN BMD PADA BALOK
Pertemuan 3 Metode Gaya Dan Metode Perpindahan
Pertemuan 14 Slope Deflection Method
Pertemuan 12 Konstruksi komposit
Matakuliah : S0494/Pemrograman dan Rekayasa Struktur
Pertemuan 18 Besaran dan Sifat Batang (secara analitis)
Pertemuan 16 Tegangan pada Balok (Tegangan Lentur Murni)
Pertemuan 20 Tegangan Geser
Matakuliah : S0024/Mekanika Bahan Tahun : September 2005 Versi : 1/1
Pertemuan 17 Konstruksi Rangka Batang
Pertemuan 9 Algoritma Program Analisis Balok
Pertemuan 7 Ikatan Angin
Pertemuan 3 Diferensial
Pertemuan 12 Energi Regangan
Pertemuan 19 Tegangan Lentur dengan Gaya Normal yang bekerja Eksentris
Pertemuan 11 Torsi dan Tekuk pada Batang
Pertemuan 9 Slope Deflection Method
Pertemuan 6 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Pertemuan 20 Sambungan Batang Kuda-Kuda
Pertemuan 25 Conjugate Beam Method
Transcript presentasi:

Pertemuan 24 Mathrix laboratory Matakuliah : S0114 / Rekayasa Struktur Tahun : 2006 Versi : 1 Pertemuan 24 Mathrix laboratory

Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Mahasiswa dapat membuat diagram / skema untuk analisa struktur dengan bantuan program komputer

Outline Materi Pengertian Tujuan

METODE KEKAKUAN PADA KONSTRUKSI KINEMATIS TAK TERTENTU Dilakukan pengecekan pada konstruk-si kinematis tak tentu derajatnya. Tentukan system koordinat dan elemen koordinat. 2. Mencari hubungan antara deformasi dan lendutan dengan menghitung matrix [] yaitu memberi lendutan = 1 satuan dan hitung besar momen pada masing-masing elemen batangnya akibat gaya luar yaitu []* dan [K].

3. Hubungan gaya dalam dengan deformasi dengan menghitung matrix [K] untuk keseluruhan elemen. 4. Hitung []T 5. Hitung [k]= []T[K] [] = Tentukan besar displacement / lendutan pada titik yang tidak terkekang [] = [k]-1{F} Besar gaya dalam [P] dapat dihitung = [K] [] []. Menentukan momen akhir pada masing masing elemen = [P]-(momen primer) =

[k11] = []*T [K] []* [k12] = []*T [K] []0 = [k21]T [k21] = []0T [K] []* = [k22]T [k22] = []0T [K] [0] [k]* = [k11] - [k12] [k22]-1 [k21] [F*] = [k11][]*+[k12][]0 [0] = [k21][]*+[k22][]0 []0 = -[k22]-1 [k21][]*

[] = []* - []0 [k22]-1 [k21] [P] = [K] [] [] [P] = [K] [P] =[K] []*[]*+[K] []0 []0 [P] =[K][]*[]*+[K][]0-[k22]-1[k21][]* [P] =[K][ [*]-[]0[k22]-1[k21] ] {}* [] [k] = []T[k22]-1[k21] [] = [] []* P] = [K] [] []* [] = []* - []0 [k22]-1 [k21]

Aplikasi metode kekakuan pada konstruksi portal kinematis tak tertentu. C D B A 5 2 EI EI 0,6 0,6 t 2 3 0,3 t/m C D B A Struktur dasar yang dikekang Derajat kinematis tak tertentu 2 3 4 1 2 5 6 1 2 System koordinat Elemen koordinat

0,432 0,625 0,288 1 1

Ada 3 elemen CD=AC=BD  l = 5 EI untuk CD = 2 EI

MA = 0,240 MB = 0,240 MCA = 0,528 MCD = 0,528 MDC = 0,528 MDB = 0,528 0,048 0,096 A D C B 0,432 0,625 0,288 A D C B MA = 0,240 MB = 0,240 MCA = 0,528 MCD = 0,528 MDC = 0,528 MDB = 0,528

Metode Superposisi Langsung Ada beberapa cara dikenal untuk menentukan matrix kekakuan elemen antara lain : - Metode unit load/satuan - Teorema castigliano I - Metode inversi - Metode inversi untuk menurunkan matrix k {F}=(k){} Dibuat partisi pada persamaan diatas, proses menurunkan matrix (k) dibagi dalam 4 tahap Seperti di Mek. Rek.IV

Tahap 1: ambil 1 = 1, 2 = 0 (1)=(a11){F1} (F1)=(k11)-1{1} (k11)=(a11)-1  {1}=(k11)-1(F1) Tahap 2 : (F2)-()(F1)=0 (F2)=()(F1) (F2)=()(k11)(1) (F2)=(k21)(1){F2}=(k21)(k11)-1(F1) (k21)=()(k11) Tahap 3 : (k12)=(k21)T Tahap 4 : 1=0; 2=2 (2)=(a22)(F2) (F2)=(a22)-1(2) (F2)=(k22)( 2) (k22)=(a22)-1