Abu Mujahidah al-Ghifari, Lc., M.E.I. STUDI HADITS TARBAWI Abu Mujahidah al-Ghifari, Lc., M.E.I.
KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU عن أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ Dari Anas ibn Malik, ia berkata bahwa Rasulallah S.A.W. bersabda, “Menuntut ilmu itu adalah kewajiban atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)
KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU عَنْ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ وَعَلِّمُوهُ النَّاسَ وَتَعَلَّمُوا الْفَرَائِضَ وَعَلِّمُوهَا النَّاسَ وَتَعَلَّمُوا الْقُرْآنَ وَعَلِّمُوهُ النَّاسَ فَإِنِّي امْرُؤٌ مَقْبُوضٌ وَإِنَّ الْعِلْمَ سَيُقْبَضُ وَتَظْهَرُ الْفِتَنُ حَتَّى يَخْتَلِفَ الاِثْنَانِ فِي فَرِيضَةٍ، فَلاَ يَجِدَانِ أَحَدًا يَفْصِلُ بَيْنَهُمَا. (سنن الدارقطني) Dari Abu Saied bahwa Rasulallah S.A.W. bersabda, “Belajarlah kalian dan ajarkan orang lain apa yang telah kalian pelajari. Belajarlah kalian ilmu waris dan ajarkan orang lain ilmu waris yang telah kalian pelajari. Pelajarilah al-Qur’an dan ajarkan pula kepada orang lain. Saya ini akan wafat. Ilmu akan berkurang dan cobaan akan semakin banyak, sehingga terjadi perbedaan pendapat antara dua orang tentang suatu kewajiban, mereka tidak menemukan satu orang pun yang dapat menyelesaikannya.” (HR. al-Daruqutni dan al-Darimi)
KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU Allah Ta’ala berfirman: ((وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ)) “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya." (QS. al-Taubah: 122 )
KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَإِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ. رواه البخاري Nabi S.A.W. bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah maka dia dipahamkan dalam perkara agama. Sesungguhnya ilmu itu diraih dengan cara belajar” (HR. Muslim)
KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU Rasulallah shallallahu alaihi wasalam bersabda: (وَأَنَّ اْلعُلَمَاءَ هُمْ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ، وَرَثُوْا اْلعِلْمَ، مَنْ أَخَذَهُ بِحَظٍّ وَافِرٍ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَطْلُبُ بِهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلىَ الْجَنَّةِ) "Dan sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris para Nabi, mereka (para Nabi) mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya berarti dia telah mendapatkan bagian yang banyak. Barangsiapa yang menempuh suatu jalan menuntut ilmu niscaya Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. al-Bukhari)
KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU Allah Ta’ala berfirman: يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ “Alloh akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. al-Mujadillah: 11) Ibn Abbas radhiallohu ’anhu berkata, “Seorang ulama memiliki derajat di atas orang-orang beriman dengan 700 derajat yang mana diantara dua derajat sejauh perjalanan selama lima ratus tahun.”
KEUTAMAAN MENGAJARKAN ILMU عَنْ أَبيِ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (إِذَا مَاتَ اْلإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ. أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ. أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ) Dari Abu hurairoh radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulallah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Jika manusia telah mati, maka terputuslah semua amalnya melainkan tiga hal: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendo'akan (orang tua)nya.” (HR. Muslim)
ANCAMAN BAGI YANG MENYEMBUNYIKAN ILMU عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ عَلِمَهُ ثُمَّ كَتَمَهُ أُلْجِمَ يَوْمَ القِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ. وَفِي البَابِ عَنْ جَابِرٍ ، وَعَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو. حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ. Dari Abu Hurairah berkata: Rasulallah S.A.W. bersabda, “Barangsiapa yang ditanya tentang suatu ilmu yang ia ketahui kemudian dia menyembunyikannya maka dia akan dikekang pada hari kiamat dengan kekangan dari Api Neraka.” (HR. al-Tirmidzi)
ANCAMAN BAGI YANG MENYEMBUNYIKAN ILMU إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ قال ابن كثير: هَذَا وَعِيدٌ شَدِيدٌ لِمَنْ كَتَمَ مَا جَاءَتْ بِهِ الرسلُ مِنَ الدَّلَالَاتِ الْبَيِّنَةِ عَلَى الْمَقَاصِدِ الصَّحِيحَةِ وَالْهُدَى النَّافِعِ لِلْقُلُوبِ، مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَهُ اللَّهُ -تَعَالَى -لِعِبَادِهِ فِي كُتُبِهِ، التِي أَنْزَلَهَا عَلَى رُسُلِهِ. قال الشوكاني: مَنِ الْمُرَادُ بِذَلِكَ؟ فَقِيلَ: أَحْبَارُ الْيَهُودِ وَرُهْبَانُ النَّصَارَى الَّذِينَ كَتَمُوا أَمْرَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقِيلَ: كُلُّ مَنْ كَتَمَ الْحَقَّ وَتَرَكَ بَيَانَ مَا أَوْجَبَ اللَّهُ بَيَانَهُ، وَهُوَ الرَّاجِحُ، لِأَنَّ الِاعْتِبَارَ بِعُمُومِ اللَّفْظِ لَا بِخُصُوصِ السَّبَبِ كَمَا تَقَرَّرَ فِي الْأُصُولِ