OLEH: SLAMET SUMARNO.Drs. BREATHING EXERCISES OLEH: SLAMET SUMARNO.Drs.
PENGERTIAN. SUSUNAN GERAKAN PERNAFASAN YG SISTEMATIS BERTUJUAN UNTUK : RILEKSASI OTOT-OTOT PEMBANTU PERNAFASAN / UTAMA. MENINGKATKAN RONGGA THORAK MENINGKATKAN RONGGA PARU MENINGKATKAN ROM THORAK MENINGKATKA NILAI AEROBIK.
TUJUAN BE. IMPROVE CHEST EXPANTION. RILEXATION OF THE THORAX. INCREASE EXPIRATION OF AIR. INCREASE AEROBIC CAPASITY. INCREASE THE EFECTIVENESS OF THE COUGH MECHANISM. Prevent pulmonary impairments. Corect inefficient or abdominal breathing.
PERNAFASAN NORMAL. NORMALNYA PERNAFASAN TERJADI PENGEMBANGAN THORAX SAAT INSPIRASI AKTIF DAN PENURUNAN SAAT EKSPIRASI AKIBAT RECOIL OTOT-OTOT PERNAFASAN SAAT INSPIRASI (PASIF).
INSPIRASI / PENGEMBANGAN THORAK VERTICAL (FUNGSI DIAPRAGMA) PEMBANTU PERNAFASAN STERNO CLEDO MASTOID, TRAPESIUS dll. LATERAL.(DIAPRAGMA, INTERCOSTAL EKSTERNUS). ANTEROPOSTERIOR.(DIAPRAGMA,GERAK STERNUM ,PECTORALIS dll.
PENGEMBANGAN THORAK PENGEMBANGAN CEPAT DIBANTU OLEH OTOT-OTOT PEMBANTU PERNAFASAN SAAT INSPIRASI DAN MENGAKIBATKAN TERTARIKNYA TULANG RUSUK KE LATERAK DAN KEDEPAN TERANGKATNYA STERNUM (ANTEROPOSTERIOR)
EKSPIRASI. RILEKSASI OTOT-OTOT INSPIRATOR MENIMBULKAN COMPLIN THORAK DAN MENIMBULKAN PENURUNAN VENTILASI THORAK DAN DIASUMSIKAN ALVEOLI MENGECIL AKIBAT PERBEDAAN TEKANAN. PADA PERNAFASAN BIASA UDARA MASUK PARU ANTARA 400-500 CC/ml DENGAN RR 15-20 (4- 3 SEC/RESPIRASI)
KOMANDO Memberikan komand dalam latihan pernafasan sangat penting. TARIK NAFAS DALAM DAN BUANG NAFAS Waktu pernafasan normal 4 detik. Perintah tarik nafas dapat 1-2 dt, 2-4dt, 4-6 dt DAN perintah buang nafas lebih panjang dari inspirasi. Perlu diingat jangan sampai menimbulkan hyperventilasi bila pola nafas terlalu lama. Hal ini harus dilakukan bila menghendaki perbaikan nafas secara bertahap.
Pattern latihan nafas. (Breathing exercise) Fleksi trunk = ekspirasi Ekstensi trunk = Inspirasi. Fleksi bahu = inspirasi. Ekstensi bahu = Ekspirasi Abd bahu=Inspirasi Add bahu= Ekspirasi Indorotasi= Ekspirasi Eksorotasi= Inspirasi Depresi bahu = ekspirasi Elevasi bahu = Inspirasi. Back ward = inspirasi. Fore ward = Ekspirasi Ekstensi hip =Inspirasi Fleksi hip = Ekspirasi Abd hip = Ekspirasi Add hip = Inspirasi Pattern normal Berlaku Untuk Pasien rawat Bila pengembangan tertentu Konter patern
Penyebab gangguan venilasi SANGKAR THORAK ROM ELASTISITAS OTOT SANGKAR THORAK KEKUATAN OTOT SANGKAR THORAK KONTROL SARAF PUASAT SESAK NAFAS VENTILASI THORAK/ PARU NYERI KERJA LEBIH JALAN NAFAS ADEKUAT GANGGUAN SIRKULASI DAN DARAH PLEURAE TEKANAN RONGGA
Pengumpulan data pasien Proses dimulainya dengan pertanyaan: kapan, berapa lama bagaimana frekuensinya. Pengobatan medik dll Relevan fisioterapi Assesment: a. Anamnesa. b. Pemeriksaan. c. Pengukuran.
Pelajari pemeriksan respirasi
PEMERIKSAAN UMUM Vital sign Observasi= a)Kesadaran, b)Cyanosis, c)kepala dan leher tanda-tanda sesak nafas, (1)pernafasan mulut, (2)Vena jugularis, (3) Hypertropy otot-otot ventilator,(4) Supra clavikula retraksi (5) Pursed lip breathing d)Dareah periper= Kondisi kulit, klubing digital, edema. e) Bentuk tubuh= Obesitas, normal,
Analis bentuk chest/postur Simetris dada dan trunk anterior, posterior, dan lateral. Mobilisasi trunk check gerak aktif= bahu, scapula costae, intercostalis, trunk. Bentuk umum kelaianan dada. a) Barel chest, funnel chest(bagian bawah sternum kedalam), pigeon chest(Sternum menonjol kedepan) 4. Bentuk=sikap kiposis, skoliosis dll
Breathing pattern Rate=regulasi=daerah pernafasan saat rest normal rasio inspirasi dan ekspirasi =1:2 bila aktif = 1: 1. Pasien dengan chronic penyakit paru rasio dapat menjadi 1:4 karena reflek kesulitan ekspirasi sehingga phase ekspirasi menjadi lebih panjang Normal pernafasan (1)dilakukan diapragma 65% dimana ditandai dengan gerakan perut. (2)Gerakan dada kearah lateral dan depan atas (3) Upper chest terangkat. Otot pembantu pernafasan bekerja bila aktif pernafasan atau deep breathing.
Abnormal pola pernafasan Dyspnea. Tachypnea Bradypnea Hyperventilasi Orthopnea Apnea Apneusis Cheyne stokes.
Palpasi. Simetri mobilisasi dada. letakkan telapak tangan anda diatas dada pasien dan periksa gerakannya saat inspirasi dan ekspirasi pada segment dan lobus check gerakan: ekspansi upper chest lobe dimana ibu jari di sternum notch dan jari jari di atas clavikula dan pasien diminta tarik dan buang nafas dalam.12
Fremitus Pemeriksaan untuk mengetahui getaran pada dinding dada pasien saat mengucapkan ”99” (ninety nine) beberapa kali. Caranya: Letakkan telapak tangan terapis di dinding dada pasien dengan kontak penuh. Rasakan apakah fremitus sama pada setiap dinding dada pasien. fremitus normal bila dada tidak ada getaran skret atau ada kantung udara pada saluran pernapasan. fremitus tidak normal bila ada getaran skret pada suatu sisi dada pada saluran pernapasan.
Check middle, lower lobe expansion Middle lobe : Ibu jari di xypoid prosesus dan jari di antara intercostal tengah. Lower lobe expansion ibu jari di xypoid prosesus dan jari di intercostal bawah. Bagian belakang : ibu jari diantara thoracal dan jari jari di intercostal.
Jenis latihan pernafasan Segmentall breathing Diapraghmatic Breathing Pursed lipe breathing Deep breathing Belt breathing. Pasive breathing Assisted breathing Active breathing Resisted breathing. Paradoksal breathing Fasilitasi breathing Butterfly breathing Dog breathing.
Segmental breathing Indikasi. Gangguan lokal fungsi pernafasan. Skoliosis, gangguan pleurae, fibrotik lokal Tehnik: Fiksasi daerah yang tidak dilatih. Bantu dan kembangkan daerah dilatih. Contoh:
Lateral costal expansion Subjek tidur, duduk dibed atau half lying. Terapis di depan subyek, letakkan telapak tangan terapis di sisi lateral costae terakhir. Lakukan prosedur pernapasan segmental. Ajarkan pernapasan, pasif, asisted, aktif atau resisted. Gerakan Pasif :bantu dorong ke bawah pada costae terakhir ke dalam saat ekspirasi dan lepas saat inspirasi. Selanjutnya latihan dapat dilakukan oleh pasien dengan meletakkan tangannya sendiri.
Segmental breathing Satu tangan fisioterapis sebagai fiksator Tangan yg satu Sebagai kompresi Atau stimulasi
Posterior Basal Expansion
Anterior kanan dan kiri aktif.
Diaprgmatik breathing pasif, asisted, aktif, aktif asested Pasif dilakukan dengan memberikan presure saat ekspirasi dan inspirasi dilepas
Pursed Breathing Latihan nafas dengan inspirasi maksimal dengan ekspirasi dengan mengecilkan mulut seperti meniup lilin. Dengan memperlambat ekspirasi. Inspirasi = 1-3 detik. Ekspirasi = 3-6 detik
Deep Breathing. Memperkecil jumlah pernafasan per menit. Normal dewasa sehat= 16- 20 /min. Sakit dewasa = 20 – 24 / min. Melatih pasien / klien dengan memperkecil jumlah pernafasan / min. 20 RR/min dibuat 15 RR/min 32 RR/min dibuat 20 RR/min dst. RR 10= waktu inspirasi dan ekspirasi= 6 detik RR 15= “ = 5 detik RR 20= “ = 4 detik RR 30= “ = 2 detik
Belt Breathing Belt = sabuk berfungsi sebagai: Asisted atau resisted. Asisted bila beltt diberikan tekanan saat ekspirasi dan saat inspirasi dilepas. Resisted bila belt ddiberikan tahanan saat inspirasi dan saat ekspirasi lepas.
Paradogsal Breathing Latihan pernafasan bila saat inspirasi penuh , tahan nafas dan dilakukan bending ke kontra lateral daerah paru yang ingin dikembangkan ventilasinya, atau fleksibilitas parunya, Karena dengan latihan nafas aktif tidak bermanfaat.
Dog Breathing Berfungsi untuk meningkatkan tahanan perifer, sehingga pasien/klien cepat lelah dan memacu timbulnya gangguan fungsi jantung biasanya dipakai untuk pre tredmil test agar diketahui fungsi jantung minimal.
Trima kasih See yuo egain