PSIKOLOGI UMUM 1 Kuliah ke- 7 Presentasi contoh penelitian ttg teori motivasi Abraham Maslow HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS ORGANISASI DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA ANGGOTA KOMUNITAS ANAK-ANAK MUDA GEREJA X YOGYAKARTA – TEGUH KURNIA Bimono / L. Gayatri Yosef / A. Shinta / Teguh Kurnia Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
PENDAHULUAN = Latar Belakang Masalah Aktualisasi Diri = proses menjadi diri sendiri dalam mengerjakan sesuatu yang disukai. Pengerjaan itu dilakukan dengan gairah sesuai dengan potensi yang ada di dalam dirinya. Ini adlh kebutuhan pencapaian tertinggi manusia. Aktualisasi Diri => memudahkan & meningkatkan pematangan kepribadian. Ketika individu bertambah dewasa maka “diri” mulai berkembang. Pada saat itu tekanan aktualisasi diri beralih dari segi fisiologi -> psikologis, shg perkembangan selanjutnya berpusat pada kepribadian.
Problem dg Aktualisasi Diri Orang2 sulit capai kebutuhan Aktualisasi Diri. Hal ini juga berlaku pada individu yang menjadi anggota suatu organisasi, seperti pada komunitas anak-anak muda pada Gereja Kristen x di Yogyakarta. Hambatan tsb terjadi karena=> anggota tidak dapat mengadakan interaksi sosial. Interaksi sosial itu penting karena pemenuhan Aktualisasi Diri bisa tercapai bila ada interaksi sosial yang harmonis, kohesivitas kelompok tinggi.
Teori Maslow: Kebutuhan individu terpenuhi bila kebutuhan sebelumnya sudah dicapai.
. Pd lingkungan organisasi pemuda Gereja Kristen, aktualisasi diri bisa terpenuhi bila pr anggotanya= *) saling membantu, *) tidak berkonflik, *) kohesif, *) sering beri umpan balik positif. Anggota akan memanfaatkan umpan balik positif tersebut sebagai sarana untuk memperbaiki diri.
*) Lokasi penelitian= Organisasi pemuda di bawah koordinasi Gereja Kristen x Yogyakarta. *) Subjek= pemuda usia 21-40 tahun. *) Anak muda diteliti krn= pada masa ini mereka mulai berpikir kreatif, hubungan sosial semakin meluas dan terjadi perkembangan kemampuan sosial *) Penganut Kristen diteliti krn= minoritas di Yogyakarta (2.7%), mayoritas Muslim (92.03%). Kelompok minoritas menarik karena= kebutuhan untuk beraktualisasi diri tinggi.
Perumusan Masalah= apakah ada hubungan antara Kohesivitas organisasi dengan Aktualisasi Diri pada anggota komunitas anak-anak muda Gereja Yogyakarta. Tujuan Penelitian= untuk membuktikan hubungan antara Kohesivitas organisasi dengan Aktualisasi Diri anggota komunitas anak-anak muda Gereja Yogyakarta. Manfaat Penelitian= 1) Memperluas khasanah ilmu psikologi. 2) Secara praktis,diharapkan penelitian ini dapat beri masukan kepada mahasiswa yang terlibat dalam kelompok seperti Gereja. 3) Bagi peneliti lain yang tertarik dengan penelitian serupa maka penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA = Pengertian Aktualisasi Diri TINJAUAN PUSTAKA = Pengertian Aktualisasi Diri *) Aktualisasi Diri = motif dasar manusia demi memunculkan potensi yang dimiliki. *) Gambaran individu yang telah tercapai aktualisasi dirinya = indv yg sdh terpenuhi semua kebutuhannya dengan cara menggali potensinya. Pengalian potensi itu dapat tercapai bila individu mempunyai sikap yang kreatif. *) Kreatifitas adalah suatu sikap yang akan diharapkan seseorang dari proses Aktualisasi Diri.
*) untuk menjadi kreatif seseorang tidak perlu memiliki bakat atau kemampuan khusus. *) Kreatifitas = kekuatan yg mengarahkan manusia kepada ekspresi dirinya yg optimal. Contoh= => pembuat sepatu yg ulung, => pembuat rumah yang terkenal, => pedagang yang laris, => guru / dosen teladan. *) Cara ukur Aktualisasi Diri? 1). Aspek penolakan terhadap penyeragaman, 2). Aspek penerimaan diri, 3). Aspek minat sosial, 4). Aspek kreativitas
TINJAUAN PUSTAKA = Kohesivitas Kohesivitas= ketertarikan anggota tim untuk tetap bersatu apa pun yg terjadi dg kelompok. Anggota selalu bersama, antar anggota berempati, & suasana emosional yang positif. Kohesivitas suatu organisasi / kelompok terjadi karena para anggota saling tertarik. Tertarik secara interpersonal, yaitu tertarik antar pribadi seperti daya tarik fisik dan kedekatan. Kelompok tersebut juga punya moral ttt, dan moral tsb dianut secara suka rela oleh seluruh anggota.
Cara ukur kohesivitas kelompok= 1). Aspek rasa memiliki kelompok yg tinggi pd anggota. 2). Aspek kesadaran diri, 3). Aspek toleransi yang tinggi, 4). Aspek pemimpin yg jarang memberi hukuman, 5). Aspek anggota berkomitmen tinggi untuk menjaga kelompok. Kelompok menjadi kompak, adanya rasa kebersamaan dalam kelompok, bukan persaingan.
Hubungan Kohesivitas dg Aktualisasi Diri Hubungan Kohesivitas dg Aktualisasi Diri *) Memenuhi kebutuhan untuk beraktualisasi diri dalam suatu kelompok yang kohesif, ternyata tidak mudah. Hal ini terjadi karena orang-orang yang mempunyai kebutuhan beraktualisasi diri, cenderung mempunyai karakteristik penolakan terhadap penyeragaman dan berperilaku kreatif. *) Pada sisi lain, penolakan penyeragaman dan perilaku kreatif justru bertentangan dengan prinsip-prinsip pencapaian Kohesivitas kelompok. Individu yang menolak penyeragaman, tentu tidak suka bila tidak diikut sertakan dalam proses pengambilan putusan kelompok.
*) Individu yg kreatif => cenderung berseberangan dg pendapat anggota2 lain -> karena: individu yg kreatif mampu melihat hal2 biasa dg cara yg tidak lazim. Dampaknya= ia terisolasi dari anggota lainnya yg mayoritas punya pendapat lazim. *) Anggota yang punya kebutuhan untuk Aktualisasi Diri, selain mempunyai karakteristik penolakan terhadap penyeragaman dan kreatif, juga punya karakteristik unggul= kemampuan untuk menerima diri sendiri & orang lain apa adanya, serta kemampuan minat sosial. *) Dalam proses mewujudkan ide2 yg kreatif & tidak lazim, individu yg akan beraktualisasi diri itu mampu mewujudkan minat sosial yang tinggi. Ia mampu menterjemahkan ide2nya dg cara2 yg mudah dipahami oleh teman2nya.
*) Ketika ada anggota kelompok ada yg kurang mampu pahami ide2 kreatif tadi, maka individu bisa menerima kekurangan teman2nya. Ia dg sabar & simpatik jelaskan idenya, menerima kekurangan dirinya serta kekurangan teman2nya. *) Jadi individu yg beraktualisasi diri mampu berpikir kreatif, menyimpang dari peraturan yang lazim, namun juga mampu bersosialisasi dg teman2nya yang biasa / yg tidak kreatif. *) Salah satu penyebab pemuda Kristen kohesif (kompak) = para anggota saling bergantung, merasa senasib, selesaikan masalah bersama2 shg kebutuhan rasa aman, cinta terpenuhi yang selanjutnya dapat meningkat menjadi kebutuhan untuk beraktualisasi diri.
HIPOTESIS PENELITIAN Ada hubungan positif antara Kohesivitas dengan Aktualisasi Diri pada anggota komunitas anak-anak muda Gereja x Yogyakarta. Semakin tinggi Kohesivitas anggota, semakin mudah bagi anggota untuk mencapai Aktualisasi Diri.
HASIL PENELITIAN *) Variabel Kohesivitas anggota organisasi lemah pengaruhnya terhadap tingkatan aktualisasi dirinya. Pengaruhnya adalah 16,24 % (rendah). *) Jadi tidak adanya hubungan antara kekompakan para responden dengan usaha para responden dalam memenuhi kebutuhan2 untuk beraktualisasi diri. *) Tempat seseorang bekerja dapat dijadikan sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan dirinya dalam beraktualisasi diri. Responden yang memiliki tanggapan baik terhadap Aktualisasi Diri ada tiga orang (20 %), yaitu YL bekerja di sebuah Bank daerah dan KR serta EB bergabung sebagai anggota organisasi di kampus.
) Dalam kehidupan sehari-hari, YL, KR dan EB memang sarat prestasi *) Dalam kehidupan sehari-hari, YL, KR dan EB memang sarat prestasi. Mulai dari SD hingga SMA, YL, KR dan EB berprestasi dalam bidang ekstrakurikuler. *) Jadi responden ada tiga orang (20 %) menunjukan bahwa target aktualisasi dirinya diarahkan pada hal-hal yang ada di luar Gereja. Gereja cenderung dianggap sebagai ajang bersilaturahmi, bukan ajang untuk meningkatkan kemampuan dirinya.
Referensi Adhani, 2013. Hersinta & Soepomo, 2011. Maulana & Heriyanto, 2013. Maslow dalam Walgito, 2006. Maslow dalam Schultz, 1991. Maslow dalam Koswara, 1991 Purwaningwulan, 2006 Jahja, 2011. Mousavi & Dargahi, 2013. Rogers dalam Jarvis, 2000.