PERANAN REVOLUSI HIJAU DALAM PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN DI INDONESIA Disusun oleh : Kelompok 2 Andripa A24130074 Mohamad AkhbarMaulana A24139977 Metta Gitania Lieka A24130078 Retty Nurfazizah A24130079 Kholis Nurfadhilah A24130083 Ajeng Eka Prastiwi A24130085 Qisthi Kustia Rahman A24130094 AgamFadhlurRahman A24139112 AyuniNuramalina A24130113 IkhsanAmbiya A24130114 WawanBinuko A24130121 NatasyaPutri A24130123 BagasAkmala Putra A24130125 ZulfaAzZahroh A24130128 Tiffani A24130129 YohanesDedyKurniawan A24130131 Dona Rustani A24130135 EkoSaputraParlindungan A24130136 B Varian YuliharsaWirabawana A24130138
Pendahuluan Pembahasan Penutup Daftar Pustaka
Latar Belakang Jumlah penduduk dunia akan bertambah setiap tahun, terutama pada negara-negara berkembang. Peningkatan jumlah penduduk harus selalu diiringi dengan peningkatan ketersediaan pangan.
Thomas Robert Malthus (1766 -1834)dalam karyanya Essay on The Principle of Population, mengatakan bahwa jumlah penduduk meningkat tidak terkendali mengikuti barisan ukur sedangkan produksi pangan bertambah menurut barisan hitung, pada suatu waktu akan tiba saatnya manusia kekurangan bahan makanan, jika tidak diimbangi oleh kemampuan mengatasinya (Lestari, 2005).
Oleh karena itu, perlu ada upaya pengembangan sumber daya alam agar tercapai pengembangan produksi pangan. Mencapai produksi yang tinggi, itulah salah salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh Revolusi Hijau yang di Indonesia dikenal dengan BIMAS/INMAS (Bimbingan Massa dan Intensifikasi Massa) di awal tahun 1970-an (Yayasan Obor Indonesia)
Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah mengkaji program Revolusi Hijau yang telah diterapkan sebelumnya di Indonesia.
Pembahasan Pengertian Revolusi Hijau adalah usaha pengembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi pangan, dengan cara mengubah metode pertanian dari pertanian tradisional menjadi pertanian yang menggunakan teknologi modern. Revolusi hijau dilaksanakan karena kemiskinan dan kekurangan pangan yang terjadi akibat pertumbuhan penduduk yang sangat pesat pada waktu itu.
Menurut Soetrisno (2002), Revolusi Hijau atau yang biasa dikenal BIMAS, tujuan utamanya adalah untuk menaikkan produktivitas sektor pertanian bagi petani, khususnya sub-sektor pertanian pangan melalui penerapan paket teknologi modern.
Munculnya Revolusi Hijau Revolusi Hijau berawal dari negara Meksiko yang melakukan revolusi pertaniannya melalui riset, penyuluhan, dan pembangunan infrastruktur yang didanai beberapa lembaga besar.
Pelaksanaan Revolusi Hijau Dalam rangka memodernisasikan pertanian gaya lama, maka dilaksanakan sebuah program yang disebut sebagai “Panca Usaha Tani,” yaitu: - Pemilihan bibit unggul. - Pengolahan tanah. - Pemupukan secara teratur. - Irigasi/pengairan. - Pemberantasan hama.
Dalam program tersebut, petani dihimbau untuk menggunakan bibit padi hasil pengembangan IRRI (International Rice Research Institute) yang bekerja sama dengan pemerintah. Pemerintah pun mendirikan koperasi-koperasi yang dikenal sebagai KUD (Koperasi Unit Desa).
Kelebihan Revolusi Hijau Revolusi Hijau menyebabkan munculnya tanaman jenis unggul berumur pendek sehingga intensitas penanaman per tahun menjadi bertambah (dari satu kali menjadi dua kali atau tiga kali per dua tahun). Revolusi Hijau dapat meningkatkan pendapatan petani. Revolusi Hijau dapat meningkatkan kesadaran petani dan masyarakat pada umumnya akan pentingnya teknologi. Revolusi Hijau meningkatkan dinamika ekonomi masyarakat karena dengan hasil melimpahakan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di masyarakat .
Kekurangan Revolusi Hijau : Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan pupuk buatan dan pestisida hijau secara berlebihan. Berkurangnya keanekaragaman genetika jenis tanaman tertentu. Kemampuan daya produksi tanah makin turun. Timbul urbanisasi. Pencemaran tanah.
Penerapan Revolusi Hijau pada budidaya padi memiliki implikasi dan dampak sebagai berikut: Usaha tani padi memerlukan biaya tetap (fixed cost) per hektar yang lebih tinggi, karena adanya keharusan petani membeli sarana benih, pupuk, dan obat-obatan. Budidaya padi harus mengikuti prosedur teknis yang dibakukan seperti jumlah benih per hektar, umur bibit, jarak tanam, dosis dan jenis pupuk,waktu pemupukan, dan bahkan keserempakan waktu tanam. Dengan tersedianya varietas unggul nasional yang beradaptasi luas, maka satu varietas unggul ditanam secara bersamaan dalam areal jutaan hektar. Varietas-varietas lokal yang berdaya hasil rendah terdesak tergantikan oleh varietas unggul nasional yang berdaya-hasil tinggi.
PENUTUP Kesimpulan Dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Revolusi Hijau merupakan suatu program yang dikhususkan pada pembangunan sektor pertanian. Melalui program ini, pada tahun 1984 Indonesia berhasil menjadi negara swasembada pangan terbesar. Dalam waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 20 tahun, program Revolusi Hijau juga telah berhasil mengubah kebiasaan dan sikap para petani Indonesia yang awalnya memakai sistem bertani secara tradisional menjadi sistem bertani yang modern dimana para petani mulai menggunakan teknologi pertanian yang ditawarkan oleh program revolusi hijau. Di samping suksesnya Revolusi Hijau, banyak dampak negatif yang terjadi. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus agar nantinya dampak negatif yang timbul dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA Abbas S. 1997. Revolusi Hijau dengan Swasembada Beras dan Jagung. Jakarta (ID) : Departemen Pertanian. Lestari VA.2005. Aplikasi Barisan untuk Mengkaji Teori Malthus pada Pertumbuhan Penduduk dan Produksi Pangan. [internet] http://student-research.umm.ac.id. Diakses pada tanggal 7Desember 2014. Sambas, Sulandra A. 2011.Revolusi Hijau Pada Masa Orde Baru. [internet]. http://id.shvoong.com. Diakses pada tanggal 5 Desember 2014. Soetrisno, Lukman. 2002. Paradigma Baru Pembangunan Pertanian Sebuah Tinjauan Sosiologis. Yogyakarta (ID): Penerbit Kanisius. Yayasan Obor Indonesia. 2006. Meningkatkan Produktivitas: Kreativitas Petani dan Kebutuhan Pasar. Jurnal Analisis Sosial Vol.11 No. 1 April 2006.
Pertanian tak memandang umur…
Pertanian itu indah apabila kita jaga…
Harus MeREVOLUSIKAN Revolusi Hijau
Harus ada PERUBAHAN…
Agar Indonesia jadi lebih BAIK
HNH