Fuzzy Clustering Materi Kuliah (Pertemuan 13 & 14) LOGIKA FUZZY

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pengelompokan Jenis Tanah Menggunakan Algoritma Clustering K-Means
Advertisements

Model Datamining Dr. Sri Kusumadewi, S.Si., MT. Materi Kuliah [10]:
Self Organizing Maps Tim Asprak Metkuan
FUZZY INFERENCE SYSTEMS
Jurusan Teknik Informatika Samuel Wibisono
Aplikasi Model Jaringan Syaraf Tiruan dengan Radial Basis Function untuk Mendeteksi Kelainan Otak (Stroke Infark) Yohanes Tanjung S.
Sistem Pendukung Keputusan Pengadaan Buku Perpustakaan STIKOM Surabaya Menggunakan Metode Fuzzy C-means Clustering. Catur Sugeng. P
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMAAN BEASISWA BAGI MAHASISWA BERBASIS LOGIKA FUZZY ADE SYAYUTI MANNAF K
Pemrosesan Teks Klasterisasi Dokumen Teknik Informatika STMIK GI MDP 2013 Shinta P.
Logika Fuzzy Jurusan Teknik Informatika Samuel Wibisono
Design and Analysis Algorithm
Fuzzy Clustering Logika Fuzzy Materi Kuliah Prodi Teknik Informatika
Clustering (Season 2) Self-Organizing Map
Fuzzy Integer Transportation Pertemuan 14 :
Selamat datang di Metode simpleks.
Fuzzy Clustering Materi Kuliah (Pertemuan 13 & 14) LOGIKA FUZZY
Pertemuan-2 Kriteria kebaikan suatu algoritme Correctness
Kuliah Sistem Fuzzy Pertemuan 5 “Sistem Inferensi Fuzzy”
12-CRS-0106 REVISED 8 FEB 2013 CSG523/ Desain dan Analisis Algoritma Divide and Conquer Intelligence, Computing, Multimedia (ICM)
Tabel Input Output Pertemuan 26
LOGIKA FUZZY.
Algoritma Brute Force Oleh: Muhammad Musta’in ( )
Algoritma dan Pemrograman – Pertemuan 3 & 4 Sorting (Pengurutan)
Sistem Berbasis Fuzzy Materi 4
Fuzzy Clustering Materi Kuliah (Pertemuan 13 & 14) LOGIKA FUZZY
DISTRIBUSI FREKUENSI.
LOGIKA FUZZY (Lanjutan)
Sistem Berbasis Fuzzy Materi 5
Fuzzy Clustering Materi Kuliah (Pertemuan 13 & 14) LOGIKA FUZZY
FUZZY INFERENCE SYSTEMS
FUZZY INFERENCE SYSTEMS
Model Fuzzy Mamdani.
Lin (1996), menggunakan jaringan syaraf untuk
Pertemuan 11 FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS)
Masalah PL dgn Simpleks Pertemuan 3:
Logika Fuzzy Jurusan Teknik Informatika Samuel Wibisono
FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) - MAMDANI
Kuliah Sistem Fuzzy Pertemuan 7 “Fuzzy Clustering”
Kode MK :TIF , MK : Fuzzy Logic
Sistem Inferensi Fuzzy
K-Nearest Neighbor dan K-means
FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS)
Clustering (Season 1) K-Means
FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) - TSUKAMOTO
FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (FSAW)
Oleh : Devie Rosa Anamisa
PRODI MIK | FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
Pertemuan 11 FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS)
Sistem Inferensi Fuzzy
Clustering (Season 2) Self-Organizing Map
Analisis Klastering K-Means Model Datamining Kelompok 1 Eko Suryana
Pemanfaatan Sistem Fuzzy Sebagai Pendukung Keputusan
FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) - TSUKAMOTO
FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) - TSUKAMOTO
FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) - SUGENO
CCM110, MATEMATIKA DISKRIT Pertemuan 13-14, Sistem Fuzzy
Klasifikasi Nearest Neighbor
ASESMEN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
CCM110 Matematika Diskrit Pertemuan-11, Fuzzy Inference System
ANALISIS CLUSTER Part 1.
Pembelajaran tak-terbimbing dan klustering
JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS KOMPETISI
Asosiasi Pola Kuliah 8.
PERTEMUAN 7 RUANG N EUCLEDIAN.
CLUSTERING.
K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING
Pengelompokan Dokumen (Document Clustering)
Implementasi clustering K-MEANS (dengan IRIS dataset)
By : Rahmat Robi Waliyansyah, M.Kom
Universitas Gunadarma
Transcript presentasi:

Fuzzy Clustering Materi Kuliah (Pertemuan 13 & 14) LOGIKA FUZZY JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA Samuel Wibisono

Pokok Bahasan Ukuran Fuzzy Fuzzy C-Means (FCM) Fuzzy Subtractive Clustering

Indeks Kekaburan Indeks kekaburan adalah jarak antara suatu himpunan fuzzy A dengan himpunan crisp C yang terdekat. Himpunan crisp C terdekat dari himpunan fuzzy A dinotasikan sebagai C[x]=0, jika A[x]  0,5, dan C[x] = 1, jika A[x]  0,5. Ada 3 kelas yang paling sering digunakan dalam mencari indeks kekaburan, yaitu:

Hamming distance. f(A) = |A[x] - C[x]| atau f(A) = min[A[x], 1 - A[x]] Euclidean distance. f(A) = { [A[x] - C[x]]2}1/2 Minkowski distance. f(A) = { [A[x] - C[x]]w}1/w dengan w  [1,~].

Fuzzy Entrophy Fuzzy entropy didefinisikan dengan fungsi: f(A) = -{A[x]log A[x]+[1-A[x]]log[1-A[x]]}

Fuzzy C-Means (FCM) Fuzzy clustering adalah salah satu teknik untuk menentukan cluster optimal dalam suatu ruang vektor yang didasarkan pada bentuk normal Euclidian untuk jarak antar vektor. Fuzzy C-Means (FCM) adalah suatu teknik pengclusteran data yang mana keberadaan tiap-tiap titik data dalam suatu cluster ditentukan oleh derajat keanggotaan. Output dari FCM bukan merupakan fuzzy inference system, namun merupakan deretan pusat cluster dan beberapa derajat keanggotaan untuk tiap-tiap titik data. Informasi ini dapat digunakan untuk membangun suatu fuzzy inference system. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Jim Bezdek pada tahun 1981.

Konsep dasar FCM, pertama kali adalah menentukan pusat cluster, yang akan menandai lokasi rata-rata untuk tiap-tiap cluster. Pada kondisi awal, pusat cluster ini masih belum akurat. Tiap-tiap titik data memiliki derajat keanggotaan untuk tiap-tiap cluster. Dengan cara memperbaiki pusat cluster dan derajat keanggotaan tiap-tiap titik data secara berulang, maka akan dapat dilihat bahwa pusat cluster akan bergerak menuju lokasi yang tepat. Perulangan ini didasarkan pada minimisasi fungsi obyektif yang menggambarkan jarak dari titik data yang diberikan ke pusat cluster yang terbobot oleh derajat keanggotaan titik data tersebut.

Algoritma FCM 1. Input data yang akan dicluster X, berupa matriks berukuran n x m (n = jumlah sampel data, m = atribut setiap data). Xij = data sampel ke-i (i=1,2,...,n), atribut ke-j (j=1,2,...,m). 2. Tentukan: Jumlah cluster = c; Pangkat = w; Maksimum iterasi = MaxIter; Error terkecil yang diharapkan = . Fungsi obyektif awal = P0 = 0; Iterasi awal = t = 1;

3. Bangkitkan bilangan random ik, i=1,2,. ,n; k=1,2, 3. Bangkitkan bilangan random ik, i=1,2,...,n; k=1,2,...,c; sebagai elemen-elemen matriks partisi awal U. Hitung jumlah setiap kolom: dengan j=1,2,...,n. Hitung:

4. Hitung pusat cluster ke-k: Vkj, dengan k=1,2,...,c; dan j=1,2,...,m. 5. Hitung fungsi obyektif pada iterasi ke-t, Pt:

6. Hitung perubahan matriks partisi: dengan: i = 1,2,...,n; dan k = 1,2,...,c. 7. Cek kondisi berhenti: Jika: ( |Pt – Pt-1| < ) atau (t > MaxIter) maka berhenti; Jika tidak: t = t+1, ulangi langkah ke-4.

Contoh …