INFLASI dan PENGANGGURAN: Kurva Phillips Banu Muhammad H.
Pendahuluan Dalam jangka panjang, tingkat pengangguran ditentukan oleh pasar tenaga kerja, aturan upah minimum, kekuatan pasar dari serikat buruh, keefektifan pencarian kerja. Sedangkan inflasi lebih ditentukan oleh pertumbuhan jumlah uang beredar. Jadi, dalam jangka panjang inflasi tidak memiliki hubungan dengan pengganguran. Dalam jangka pendek, inflasi memiliki hubungan yang saling berkebalikan dengan penggangguran. Jika pemerintah membuat kebijakan yang mengakibatkan kurva permintaan bergeser ke kanan, maka pengangguran akan menurun, dan harga akan naik. Dan jika pemerintah membuat kebijakan yang mengakibatkan kurva permintaan aggregat bergeser ke kiri, maka inflasi akan menurun sedangkan pengangguran meningkat.
Kurva Phillips
Kurva Phillips (1) Kuva phillips adalah kurva yang menghubungkan antara inflasi dan pengangguran dalam jangka pendek. Ide ini pertama kali dicetuskan pada tahun 1958 oleh A. W. Phillips dalam artikelnya yang berjudul “The Relationship between Unemployment and the Rate of Change of Money Wages in the United Kingdom, 1861 – 1957”. Pada artikel ini Phillips memperlihatkan hubungan negatif antara tingkat pengangguran dengan tingkat inflasi.
Kurva Phillips (3)
Kurva Phillips (4) Jadi, kurva Phillips adalah kurva yang menggambarkan kombinasi antara inflasi dan pengangguran dalam jangka pendek. Peningkatan kuantitas barang dan jasa yang diminta, dalam jangka pendek, akan meningkatkan output yang dihasilkan dan harga barang. Output yang semakin besar berarti pengangguran makin sedikit. Dan semakin tinggi barang tersebut berarti semakin tinggi tingkat inflasi. Jadi pergeseran kurva permintaan aggregat akan mendorong inflasi ke atas dan akan menurunkan tingkat pengangguran.
Kurva Phillips (5) Sebagai contoh, tingkat harga awal adalah 100. Kemudian pada tahun berikutnya permintaan aggregat mengalami peningkatan. Sehingga kurva permintaan aggregat bergeser ke kanan, hingga mencapai keseimbangan baru di titik B. Titik B ini juga berhubungan dengan titik B di kurva Phillips. Jadi, ketika permintaan aggregat meningkat, tingkat inflasi relatif tinggi dan tingkat pengangguran relatif rendah.
Kurva Phillips (6) Pergeseran kurva permintaan ke kanan dikarenakan kebijakan pemerintah. Kebijakan yang diambil pemerintah dapat merubah posisi perekonomian sepanjang kurva Phillips, misalnya dengan peningkatan jumlah uang beredar, peningkatan pengeluaran pemerintah, atau penurunan pajak, merupakan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan kurva permintaan aggregat.
Pergeseran Kurva Phillips : Peran Ekspektasi
Expectation & Short-run Phillips Curve (1) Tingkat ekspektasi inflasi merupakan faktor yang paling penting dalam memahami perbedaan antara kurva Phillips jangka panjang dengan jangka pendek. Ekspektasi inflasi mengukur berapa besar ekspektasi masyarakat tentang perubahan harga. Tingkat ekspektasi inflasi merupakan satu variabel yang menentukan posisi kurva penawaran aggregat dalam jangka pendek. Hal ini dikarenakan ekspektasi harga mempengaruhi persepsi harga relatif yang dibentuk masyarakat, dan juga mempengaruhi upah dan harga yang mereka buat.
Expectation & Short-run Phillips Curve (2) Jadi, ketika pemerintah meningkatkan jumlah uang beredar, permintaan aggregat akan meningkat dan bergeser ke kanan. Hasilnya, output akan meningkat (pengangguran menurun) dan harga naik (inflasi naik). Masyarakat akan merespon kondisi seperti ini dengan mengubah tingkat ekspektasi harga mereka. Mereka akan mulai berekspektasi dengan tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Expectation & Short-run Phillips Curve (3) Misalkan perekonomian berada titik A, dan pemerintah ingin menurunkan tingkat pengangguran. Kebijakan moneter atau fiskal yang ekspasif digunakan untuk menggeser kurva permintaan aggregat ke kanan. Sehingga perekonomian bergeser dari titik A ke titik B, dengan tingkat inflasi yang lebih tinggi dan tingkat pengangguran menurun.
Pergeseran Kurva Phillip: Peran Supply Shocks
Pergeseran Kurva Phillips : Supply Shock (1) Supply shock adalah kejadian yang secara langsung mempengaruhi biaya produksi perusahaan dan harga, serta menggeser kurva penawaran aggregat dan hasilnya menggeser kurva Phillips juga. Salah satu contoh dari supply shock adalah peningkatan harga minyak di dunia secara besar-besaran. Misalnya pada tahun 1974, OPEC meningkatkan harga dengan sangat tajam. Peningkatan harga ini meningkatkan biaya produksi bagi negara-negara lain di luar negara OPEC, sehingga harga barang dan jasa pun meningkat. Supply shock biasanya menggeser kurva penawaran aggregat jangka pendek ke kiri
Pergeseran Kurva Phillips : Supply Shock (2) Peningkatan harga minyak dapat meningkatkan biaya produksi, sehingga akan menurunkan jumlah barang yang dihasilkan pada berbagai tingkat harga. Sehingga kurva penawaran akan bergeser ke kiri, hasilnya di dalam perekonomian output akan ber kurang dan harga barang akan naik.
Pergeseran Kurva Phillips : Supply Shock (3) Keadaan diatas disebut dengan stagflasi. Bagi pemerintah kondisi seperti ini sangat tidak disukai. Karena, jika pemerintah membuat kebijakan yang dapat menggeser kurva penawaran aggregat ke kanan, dengan tujuan mengurangi pengangguran, maka yang dihasilkan adalah tingkat inflasi yang lebih tinggi. Sedangkan jika pemerintah ingin menurunkan inflasi dengan menggeser kurva permintaan aggregat ke kiri, maka hal ini akan meningkatkan tingkat pengangguran.
Pengaruh kebijakan kontraksi moneter dalam kurva Phillips Perekonomian bergerak sepanjang kurva Phillips jangka pendek pertama, yaitu dari titik A ke B. Pada titik B inflasi sudah menurun, tapi pengangguran makin banyak. Dari waktu ke waktu masyarakat mulai memperbaiki atau menyesuaikan ekspektasi inflasi kebawah dan akan menggeser kurva Phillips jangka pendek ke kiri. Kemudian perekonomian bergerak dari titik B ketitik C dimana tingkat inflasi sudah rendah dan pengangguran kembali ke tingkat natural. Akibat kebijakan kontraksi pemerintah, output dalam perekonomian menurun, dan pengangguran meningkat.
Udahan...