PENGARUH KOMUNIKASI MASSA TERHADAP INDIVIDU PENGEMBANGAN: TEORI MULTI LANGKAH Kriktik atas Teori Dua Langkah –Bermanfaat dan jelas, tapi sangat sederhana –Teori ini tidak selalu benar Banyak dari informasi yg kita terima berasal langsung dari media –Media massa masa kini (TV) punya kredibilitas tinggi Banyak orang menerima informasi dari TV menganggap benar begitu saja tanpa harus lagi perlu pendapat orang lain –Konsep OL perlu ditelaah lebih jauh lagi. Ada pemimpin dari pemimpin Ada pemimpin dari para pengikut Ada pemimpin yang menerima informasi dari media, ada juga yang menerimanya dari pemimpin lain (bukan dari media) Banyak OL juga adalah orang media. Maka lahir TEORI MULTI LANGKAH
PENGARUH KOMUNIKASI MASSA TERHADAP INDIVIDU TEORI MULTI LANGKAH Dikembangkan sbg kritik atas Teori Dua Langkah TML menyatakan: –Pengaruh mengalir ulang-alik dr media ke khalayak, dimana individu khalayak juga berinteraksi satu dengan lainnya, dan kemballi ke media, kemudian kembali ke khalayak, dan seterusnya –Artinya: ada banyak langkah yg harus ditelaah sebelum mulai dapat menjelaskan pengaruh/efek media. Media Pemirsa/ Pembaca/ Pendengar Pemirsa/ Pembaca/ Pendengar
PENGARUH KOMUNIKASI MASSA TERHADAP INDIVIDU TEORI MULTI LANGKAH Media dan khalayak saling mempengaruhi atau antarkhalayak juga dapat saling mempengaruhi Jamieson & Campbell (1988) –Cara mempengaruhi media: Menyampaikan keluhan individu Mengorganisasikan tekanan masyarakat Mendesak pihak yudikatif melakukan tindakan (kepolisian/kejaksaan) Mengadu ke legislatif (DPR/DPRD)
Contoh Penelitian: Teori Komunikasi Dua Langkah Latar Belakang Masalah: –PT GG memiliki dua divisi utama: Divisi Yogya untuk wilayah Jawa Tengah dan Divisi Semarang untuk wilayah Jawa Timur. Masing-masing divisi memiliki jumlah buruh 250 orang. Namun Divisi Yogya ternyata lebih bergolak dibanding Semarang dalam menyikapi keputusan-keputusan pimpinan yang disebarluaskan melalui News Letter. –Timbul pertanyaan: mengapa Yogya lebih bergolak dibanding Semarang? Berdasarkan penelitian pendahuluan diketahui bahwa kedua divisi memiliki Serikat Buruh-nya masing-masing. Apakah sikap (pimpinan) serikat Buruh mempengaruhi sikap para buruh?
Contoh Penelitian: Teori Komunikasi Dua Langkah Rumusan Masalah: –Apakah ada kesesuaian antara sikap pimpinan buruh dengan anggotanya terhadap kebijakan yang diinformasikan melalui News Letter? Tujuan Penelitian: –Untuk mengetahui sikap pimpinan buruh terhadap kebijakan yang diinformasikan melalui News Letter –Untuk mengetahui sikap anggota buruh terhadap kebijakan yang diinformasikan melalui News Letter –Untuk mengetahui bagaimana hubungan kesesuaian antara sikap pimpinan buruh dengan anggotanya terhadap kebijakan yang diinformasikan melalui News Letter
Contoh Penelitian: Teori Komunikasi Dua Langkah Landasan Teori: Two Step Flow Kerangka Pemikiran: Isi News Letter: (Kebijakan Perusahaan) Sikap Pimpinan Buruh Div Yogya Sikap Pimpinan Buruh Div Semarang Sikap Para Buruh Div Yogya Sikap Para Buruh Div Semarang
Contoh Penelitian: Teori Komunikasi Dua Langkah Hipotesis: –Terdapat korelasi positif antara sikap pimpinan buruh dengan anggotanya: jika pimpinan buruh menolak isi news letter, maka sikap para buruh juga menolak; Sebaliknya jika pimpinan buruh menerima isi news letter maka sikap para buruh juga menerima.
Contoh-contoh Kasus
Contoh Kasus-1 LATAR BELAKANG MASALAH Balai Lelang (BL/Auction House) adalah perusahaan yg bergerak di bidang jasa lelang. Untuk menjangkau peseta lelang dalam wilayah luas (bahkan mencanegara) BL menyebarluaskan informasi melalui . Dengan media ini BL mengharapkan feedback dari peserta lelang atas prosedur/tatacara lelang Namun terlihat feedback yang rendah dan juga pemahaman yang rendah dari peserta lelang terhadap prosedur lelang.
Contoh Kasus-1 LATAR BELAKANG MASALAH Penelitian pendahuluan terhadap 10 responden tentang perhatian terhadap prosedur lelang menunjukkan adanya hubungan antara perhatian dengan pemahaman peserta lelang terhadap prosedur lelang yang disampaikan melalui –Dua responden (20%) menyatakan tidak selalu mengecek yang masuk. –Enam respondej (60%) menyatakan kurang memahami informasi prosedur lelang yang disampaikan melalui . –Dua responden (20%) lainnya menyatakan informasi yang disampaikan kurang jelas sehingga harus menelepon kembali untuk mendapat penjelasan lebih jauh. Timbul pertanyaan: apakah rendahnya pemahaman peserta lelang karena rendahnya perhatian mereka atas isi pesan yang disebarluaskan melalui ?
Contoh Kasus-1 RUMUSAN MASALAH Bagaimana hubungan antara perhatian dengan pemahaman peserta lelang atas prosedur lelang BL melalui ?
Contoh Kasus-1 TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui tingkat perhatian peserta lelang terhadap prosedur lelang yang disampaikan melalui Untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta lelang terhadap prosedur lelang yang disampaikan melalui Untuk mengetahui hambatan yang ada antara perhatian dengan pemahaman peserta lelang terhadap prosedur lelang yang disampaikan melalui
Contoh Kasus-1 KERANGKA TEORI Teori Stimulus - Respons Teori-teori perhatian Teori-teori pemahaman
Contoh Kasus-1 KERANGKA PIKIR X Y Variabel X: perhatian peserta lelang terhadap prosedur lelang yang dikirmkan melalui oleh BL Variabel Y: pemahaman peserta lelang terhadap prosedur lelang yang dikirmkan melalui oleh BL
Contoh Kasus-1 HIPOTESIS Jika perhatian peserta lelang terhadap prosedur lelang tinggi maka pemahaman peserta lelang terhadap prosedur lelang juga tinggi
Contoh Kasus-1 OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel X: –perhatian peserta lelang terhadap prosedur lelang Atribut: –Tinggi Jika responden menjawab 5-6 pertanyaan yang diajukan menganai prosedur lelang yang dikirim melalui –Sedang Jika menjawab benar 3-4 pertanyaan yang diajukan mengenai prosedur lelang yang dikirim melalui –Rendah Jika responden menjawab benar 1-2 pertanyaan yang diajukan mengenai prosedur lelang yang dikirim melalui Indikator: –perhatian peserta lelang terhadap prosedur lelang yang dikirim melalui dapat dilihat melalui pertanyaan sbb.
Contoh Kasus-1 OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel Y: –pemahaman peserta lelang terhadap prosedur lelang Atribut: –Tinggi Jika responden menjawab 5-6 pertanyaan yang diajukan menganai prosedur lelang yang dikirim melalui –Sedang Jika menjawab benar 3-4 pertanyaan yang diajukan mengenai prosedur lelang yang dikirim melalui –Rendah Jika responden menjawab benar 1-2 pertanyaan yang diajukan mengenai prosedur lelang yang dikirim melalui Indikator: –pemahaman peserta lelang terhadap prosedur lelang yang dikirim melalui dapat dilihat melalui pertanyaan sbb.
Contoh Kasus-2 LATAR BELAKANG MASALAH Sebagian masyarakat mengindikasikan bahwa pemberitaan media massa tentang konflik Ambon menyimpan kecenderungan berpihak membela kelompok tertentu. Kompas, oleh sebagian masyarakat, dinilai pembela Nasrani sementara Republika adalah media Islami.
Contoh Kasus-2 RUMUSAN MASALAH Bagaimana objektifitas pemberitaan konflik Ambon pada Suratkabar Kompas dan Republika? –Secara lebih spesifik objektifitas yang dipermasalahkan oleh penelitian ini adalah: Bagaimanakah akurasi informasi dan data, apakah ada percampuran antara fakta dengan opini? Bagaimanakah kesesuaian antara judul berita dengan isi berita? Bagaimana keseimbangan jumlah sumber berita? Bagaimana keberpihakan media massa terhadap pihak- pihak yang berselisih paham?