KONSTRUKSI SOSIAL teori pekerjaan sosial Dr. MOCH ZAENAL HAKIM
MAIN POINT Tujuan utama perkuliahan adalah mereview teori praktek pekerjaan sosial Semua praktek dipengaruhi oleh teori formal dan informal tentang apa itu pekerjaan sosial, bagaimana melaksanakan pekerjaan sosial dan apakah dunia klien Teori praktek adalah cara dimana pengetahuan mempengaruhi praktek pekerjaan sosial Pekerjaan sosial dibangun dalam 3 arena relasi antara klien, pekerja dan lembaga sosial
Praktek dan Teori Praktek Praktek pekerjaan sosial adalah suatu kerangka kerja yang sistematis dan berkelanjutan (asesmen, intervensi, terminasi). Cara menjalankan praktek pekerjaan sosial didasari oleh: Penelitian guna mendapatkan cara-cara efektif untuk menjalankan aktivitas. Teori-teori praktek tentang kepentingan melakukan asesmen, intervensi, dan terminasi; bagaimana menjalankan proses-proses tersebut. Praktek pekerjaan sosial adalah proses menentukan tindakan yang efektif dari berbagai alternative yang ada. Teori membantu kita memutuskan mengapa dan bagaimana memilih diantara dua alternative atau lebih.
Pengantar Apa Teori Pekerjaan Sosial? Teori Pekerjaan Sosial adalah Pandangan –pandangan (perspectives), Asumsi-asumsi (asumtions), ataupun Pendekatan-pendekatan (approaches) yang mendasari praktek pekerjaan sosial. Mengapa kita mempelajari Teori Pekerjaan Sosial? Pekerjaan Sosial adalah suatu profesi, artinya bahwa praktek pekerjaan sosial harus dapat dipertanggungjawabkan secara sosial, sehingga harus didasarkan pada teori/pengetahuan (body of knowledge), nilai (body of values) dan keterampilan (body of skills) tertentu.
TEORI SEPERANGKAT PERNYATAAN TENTANG HUBUNGAN DIANTARA VARIABEL YG MENUNJUKKAN PEMAHAMAN SISTEMATIS THD PERILAKU, KEJADIAN, KEADAAN DAN MEMBERIKAN PENJELASAN MENGAPA SESUATU ITU TERJADI
FUNGSI TEORI MENYEDERHANAKAN PHENOMENA YG KOMPLEKS MEMPREDIKSI PERILAKU KLIEN DIMASA YANG AKAN DATANG MEMANDU PILIHAN UNTUK INTERVENSI MELINDUNGI DARI PROSEDUR IRASIONAL
Jenis Teori : (SIBEON) TEORI FORMAL (TERTULIS DAN DIBAHAS DALAM DUNIA PROFESIONAL DAN AKADEMIK) TEORI INFORMAL (TEORI YG LUAS DAN NILAI YG ADA DALAM MSY DAN DIBANGUN DARI PENGALAMAN PRAKTIK)
Tipe Teori dlm pekerjaan sosial, yaitu: Pengetahuan/teori ttg pekerjaan sosial, yaitu pengetahuan-2 yg mendefinisikan hakikat kesejahteraan sosial, pekerjaan sosial, institusi-institusi sosial, serta teori umum lainnya, spt patologi sosial, reformasi liberal, marxis, dsb. Termasuk tugas, peran, tanggung jawab pekerjaan sosial; Pengetahuan/teori utk memahami bagaimana cara melakukan intervensi (how to do), pengetahuan formal, tertulis ttp praktek, spt social casework, groupwork maupun pengetahuan informal yg seringkali tak tertulis yg diperoleh dari pengalaman;
Pengetahuan/teori yg berkenaan dgn klien, teori dan pengetahuan tertulis serta data empirik spt perkembangan kepribadian, keluarga, masyarakat, dsb serta pengetahuan informal seperti perilaku normal, orang tua yang baik, hak anak dsb.
TIPE TEORI (SIBEON) TIPE TEORI FORMAL TEORI INFORMAL TEORI APA PEKERJAAN SOSIAL ITU TERTULIS SECARA FORMAL MENDEFINISIKAN SIFAT & TUJUAN PEKSOS (PATOLOGI PERSONAL, LIBERAL, FEMINIST, DSB) MORAL, POLITIK, NILAI BUDAYA DARI PRAKTISI UNTUK MENDEFINISIKAN PEKERJAAN SOSIAL BAGAIMANA MELAKUKAN PEKERJAAN SOSIAL TEORI PRAKTIK TERTULIS FORMAL (CASEWORK, GROUP WORK, TERAPI KLG) TEORI SECARA INDUKTIF BERASAL DARI SITUASI TERTENTU, TEORI PRAKTIK TDK TERTULIS DUNIA KLIEN TEORI ILMU SOSIAL TERTULIS FORMAL DAN DATA EMPIRIS (PERSONALITI, KLG, RAS, GENDER) PENGGUNAAN PENGALAMAN PRAKTISI & MAKNA BUDAYA (PERILAKU NORMAL, PARENTING YG BAIK)
TEORI DLM PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL MELIPUTI TIGA KEMUNGKINAN MODEL (Prinsip dan pola aktivitas yang memberikan konsistensi praktek). Contoh: Model task-centered practice, crisis intervention, empowerment ) PERSPEKTIF (Menunjukkan nilai atau pandangan tentang dunia yang memungkinkan orang untuk menata pikirannya secara memadai ketika berpartisipasi). Contoh: perspektif psikodinamika, perspektif sistem dan ekologikal)
CONT. TEORI PENJELASAN (Menerangkan hasil tindakan atau konsekuensi dan mengidentifikasi keadaan mengapa demikian). Contoh: teori feminist, teori cognitive-behavioral )
PANDANGAN TENTANG PEKERJAAN SOSIAL Pandangan “Reflexive-therapeutic” Pandangan ini berasumsi bahwa masalah yang ada disebabkan karena faktor-faktor yg berasal dari individu. Pekerjaan sosial berupaya utk mencapai kesejahteraan terbaik utk individu, kelompok, serta komunitas dalam masyarakat. Mendorong & memfasilitasi pertumbuhan scr normal & meningkatkan kemampuannya dlm memecahkan masalah serta memenuhi kebutuhan;
Proses interaksi yang berlangsung terus menerus antara orang satu dengan lainnya akan mengubah gagasan serta pikiran-pikiran orang, dan demikian pula sebaliknya, juga akan mengubah gagasan maupun pikiran orang lain; Proses saling memberi pengaruh (mutual influence) inilah yang kemudian menyebabkan pekerjaan sosial dikatakan sebagai refleksif (reflexive); Dalam cara seperti ini (Saling memberi pengaruh melalui proses interaksi yang terus menerus), seseorang akan memperoleh kekuatan personal, yang dengan demikian akan memiliki kekuatan pula dalam mengatasi penderitaannya maupun persoalan-persoalan yang merugikan dalam kehidupannya. Individual objective.
Pandangan “Sosialist-Collectivist” Pandangan ini berasumsi bahwa masalah yang ada bukan disebabkan oleh individu, melainkan oleh struktur yang ada; Pekerjaan sosial merupakan profesi yang berupaya untuk mengembangkan kerjasama serta sistem pemberian dukungan timbal balik dalam masyarakat Aliran ini berupaya membantu orang atau anggota masyarakat dengan cara memberdayakannya seoptimal mungkin sehingga mereka mampu untuk ambil bagian secara aktif dalam proses-proses belajar maupun proses kerjasama tersebut secara konstruktif
Pelayanan yang diberikan oleh pekerja sosial diupayakan dengan cara mengembangkan lembaga-lembaga tertentu dimana semua orang dapat ikut memiliki maupun terlibat di dalamnya serta memanfaatkannya Aliran teori inilah yang menjadi dasar praktek makro dalam pekerjaan sosial Kelompok2 elit (istilah u/ menggambarkan segelintir orang yg memiliki kendali atas sumber daya – istilah ini seringkali digunakan dalam aliran teoritik ini) pada dasarnya akan menghimpun serta mengekalkan kendali maupun kekuasaan atas sumber daya yang ada demi keuntungannya sendiri. Dengan demikian, mereka akan selalu menciptakan penindasan maupun ketidak beruntungan bagi orang lain Disinilah pekerjaan sosial berupaya untuk menggantikannya dengan relasi-relasi yang bersifat lebih “egaliter” dalam masyarakat
Dalam situasi ketidak adilan seperti itu, upaya yg diarahkan u/ pemenuhan kebutuhan diri seseorang (seperti dalam pandangan “Reflexive Therapeutic”) menjadi sangat tidak mungkin dilakukan/sangat tidak efektif, karena kepentingan pribadi para kelompok elit akan selalu menghalangi segala kemungkinan berkembang dari kelompok yg tertindas, kecuali kalau suatu perubahan sosial yang bermakna dapat tercapai; Dengan hanya menerima tatanan sosial, seperti yang dilakukan oleh pandangan “Reflexive-therapeutic” maupun pandangan “Individual-reformist”, justru hanya akan mendukung serta mengekalkan kepentingan kelompok-kelompok elit itu saja Dengan demikian akan menghambat serta menghalangi kepentingan para kaum tertindas atau kaum yang kurang beruntung dalam mencapai kemajuan. Padahal, kelompok ini merupakan penerima manfaat utama dari pekerjaan sosial. Social objectives
Pandangan “Individualist-Reformist” Pekerjaan sosial merupakan bagian dari pelayanan kesejahteraan sosial kepada individu maupun masyarakat Pekerja sosial berupaya untuk memenuhi keb individual serta meningkatkan pelay2 sosial tempatnya berada, sehingga dengan demikian, pekerjaan sosial dan pelayanan sosial dapat bekerja dengan lebih efektif Berupaya untuk mengubah masyarakat agar bersifat lebih adil atau menciptakan pelayanan pemenuhan kebutuhan sosial personal melalui pertumbuhan individu maupun masyarakat dianggap sebagai gagasan utama dalam pandangan ini Namun demikian, gagasan seperti ini sangat tidak rasional untuk pelaksanaan praktek pelayanan sehari-hari yang diberikan secara terus menerus, karena pelayanannya hanya memiliki skala kecil dan sangat terbatas, yang tidak mengarah pada perubahan sosial penting; Individual Objectives/work.
Teori radikal, teori anti penindasan, dan perspektif pemberdayaan merupakan teori yang berkembang dari pandangan “Socialist-Collectivist” Teori pekerjaan sosial yg terpusat pd pemberian tugas (task centered), teori sistem merupakan teori-teori yg berkembang dlm pandangan atau perspektif “Individualist-Reformist” Teori-teori eksistensialist, humanis, psikologi sosial merupakan teori-teori yg berkembang dlm perspektif “Reflexive-Therapeutic”
ANALISIS TEORI PEKERJAAN SOSIAL TIPE TEORI TERAPEUTIK REFLEKSIF KOLEKTIF SOSIALIS REFORMIS INDIVIDUALIS PERSPEKTIF KOMPREHENSIF INKLUSIF TEORI MODEL PSIKODINAMIKA HUMANISME, EKSISTENSIAL KONSTRUKSI KRISIS KRITIS ANTI OPRESI FEMINIS PEMBERDAYAAN PENGEMBANGAN SOSIAL SISTEM PERILAKU-KOGNITIF BERPUSAT PADA TUGAS
PERBEDAAN BUDAYA DALAM TEORI PEKERJAAN SOSIAL Landasan nilai & budaya dari masyarakat yg berbeda dari suatu masyarakat mungkin tdk sesuai dgn asumsi-asumsi dari teori-teori barat; Masalah serta isu-isu yg dihadapi oleh suatu masyarakat juga berbeda; Masalah imperialisme budaya, negara barat tempat asal pekerjaan sosial dikembangkan yg berasal dari negara maju, belum tentu sejalan dgn budaya setempat. Ketiga aspek di atas inilah yg menyebabkan teori serta pengetahuan pekerjaan sosial sulit digeneralisasikan kedalam seluruh budaya dimana pekerjaan sosial tsb bekerja.
ARENA KONSTRUKSI PEKERJAAN SOSIAL Adalah kompleksitas struktur sosial dan keterlibatan individu yang saling mempengaruhi satu sama lain, meliputi tiga arena utama, yaitu: SOSIAL-IDEOLOGI-POLITIK LEMBAGA-PROFESI KLIEN-PEKERJA-LEMBAGA
SOSIAL – IDEOLOGI - POLITIK Debat dikalangan sosial dan politik membentuk kebijakan yg memandu lembaga dan tujuan yang ditetapkan oleh lembaga itu sendiri Pekerja sosial terlibat melalui asosiasi profesi dan organisasi lainnya Keterlibatan sebagai aktivis, pemilih atau penulis, dan pengaruh kepada lembaga mereka bekerja
Arena Lembaga - Profesi Majikan dan organisasi pekerja , seperti serikat buruh dan asosiasi profesional, terlibat dalam mempengaruhi satu sama lain membahas tentang elemen-elemen yang spesifik untuk menerapkan praktek pekerjaan sosial
Arena Klien – Pekerja - Lembaga Arena yang paling penting dalam pekerjaan sosial, satu sama lain saling mempengaruhi Klien dapat mempengaruhi arena politik-sosial-filosofi dengan suara mereka atau melalui demostrasi dengan cara lainnya Mereka dapat mempengaruhi arena lembaga- profesional dengan datang ke lembaga dengan sejumlah besar dan menanyakan pelayanan Kondisi ini akan mengarahkan kepada perubahan pelayanan dalam kebijakan dan praktek
PEKERJAAN SOSIAL DIKONSTRUKSI SECARA SOSIAL MELALUI INTERAKSI PEKSOS DENGAN KLIEN, PEKERJAAN, KEKUATAN SOSIAL (KONTEKS ORGANISASI & SOSIAL)
KONSTRUKSI SOSIAL TEORI PRAKTEK Teori praktek Pekerjaan Sosial diciptakan dari interaksi dengan praktek pekerjaan sosial, yg kemudian berinteraksi dengan kontak-kontak sosial secara luas 3 kekuatan konstruksi pekerjaan sosial: Menciptakan dan mengendalikan pekerjaan sosial sebagai suatu pekerjaan Menciptakan orang sebagai klien yang mencari atau memerlukan pertolongan pekerjaan sosial Menciptakan konteks sosial dimana pekerjaan sosial dijalankan Ketiga aspek ini disebut Relasi triangular utama antara Pekerja, klien dan lembaga.
KONSTRUKSI SOSIAL TEORI PRAKTEK Pekerjaan sosial adalah aktivitas khusus dimana orang berinteraksi dalam peranan sosial khusus sebagai pekerja sosial dan klien. Peran ini selanjutnya didefinisikan sebagai praktek pekerjaan sosial. Interaksi antara pekerja sosial dengan klien berjalan sepanjang waktu sehingga memunculkan kepedulian dan kepercayaan yang menjadikan interaksi secara efektif dalam mencapai hasil yang diinginkan. Dalam menghadapi klien, pekerja sosial dikonstruksi oleh harapan pekerjaan dari pemahaman terhadap pekerjaan sosial itu sendiri maupun relasi dengan kelompok pekerjaan lainnya dan lembaga-lembaga sosial.
KONSTRUKSI SOSIAL TEORI PRAKTEK Pekerjaan sosial bekerja dalam konteks lembaga pelayanan, yaitu perkumpulan orang-orang yang dibangun untuk mencapai tujuan tertentu. Lembaga adalah satu relasi sosial lainnya dengan mana konstruksi sosial mempengaruhi pekerjaan sosial. Lembaga secara formal dikendalikan oleh dewan pengurus mewakili masyarakat yang dilayani; dikendalikan oleh politik dari pemerintah dan lembaga swasta.
KONSTRUKSI SOSIAL TEORI PRAKTEK Pekerjaan sosial bersifat reflexive karena merespon kebutuhan orang terhadap suatu pelayanan. Bagaimana klien mengalamai berbagai realita mereka akan mempengaruhi bagaimana pekerja sosial berfikir mengenai teori-teori praktek mereka. Teori Pekerjaan sosial harus respon terhadap konstruksi sosial kontemporer atas realita baik oleh klien, pekerja dan lingkungan sosial mereka.
KONSTRUKSI SOSIAL TEORI PEKERJAAN SOSIAL Adalah dengan cara mereview teori praktek PS yg telah ada, mengkaji dan memahami bagaimana gambarannya, nilai-nilainya, serta ide dasarnya yang bermanfaat bagi praktek pekerjaan sosial. Mereview berarti memaparkan scr ringkas teori yg telah ada, kemudian diadop dan diadaptasikan sesuai dg kebutuhan praktek peksos. Jadi bukan dalam rangka utk mengembangkannya.
Hal tersebut dilakukan karena teori yang digunakan dalam praktek pekerjaan sosial sifatnya eclectic, artinya merupakan irisan dari teori-teori yang ada. Selain itu, juga mencoba memaparkan panduan terorganisir serta menggambarkan apa yg menjadi dasar pikiran atas apa yg dilakukan oleh pekerja sosial yg berguna dalam praktek.
Terima Kasih