Konferensi asia afrika (KAA)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ASEAN DAN APEC.
Advertisements

Penyelesaian Sengketa Internasional (politik)
MASA DEMOKRASI LIBERAL
KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL
POLITIK LUAR NEGERI A. KAIDAH-KAIDAH POLITIK LUAR NEGERI
Memahami Prinsip Kebijakan Luar Negeri India dan Pakistan
POLITIK LUAR NEGERI By design Drs. Muid.
The Group of Twenty Afrika Selatan Amerika Serikat Arab Saudi
Peran Dunia Internasional dalam Penyelesaian Konflik Indonesia-Belanda
NASIONALISME ASIA-AFRIKA
SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DI ERA PENJAJAHAN JEPANG
Dan Geostrategis Kawasan
PENGUNDURAN DIRI (PENARIKAN DIRI) INDONESIA DARI KEANGGOTAAN PBB
Presentasi Pkn Disusun oleh: Guntur Gunawan.A Richo Bagus .M
BAB 7 USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
SENI RUPA TIMUR SENI – SENI ASIA TENGGARA Pertemuan 13

PERSATUAN BANGSA BANGSA
Demokrasi liberal 1950 – Prestasi Politik . Kemelut politik
Arti Strategis Konferensi Asia Afrika (1955) bagi Politik Luar Negeri RI Pengaruh Konferensi Asia Afrika terhadap Situasi Internasional Situasi internasional.
ANGGOTA: ANGGI JANTI T Y (02) DHINA WINDY A (09) MUHAMMAD IRSYAD S (19) ZUHROUL FAUZIATUL U (32) XI IPA 2 Kelompok 7.
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
DEMOKRASI Yanti Trianita S.I.Kom.
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
Perubahan Pertama Perubahan Kedua Perubahan Ketiga Perubahan Keempat 1
Gerakan dan Tantangan Pengembangan Koperasi
Mempersembahkan MD ENTERTAINTMENT.
MAKNA PROKLAMASI DAN KONSTITUSI PERTAMA
KERJA SAMA BIDANG POLITIK
menjalin hUBUNGAN INTERNASIONAL
MEMBUAT MEDIA PENGAJARAN
A. Bangsa Indonesia B. Negara dan terjadinya Negara
BAB 7.PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MEREBUT IRIAN BARAT
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Perjuangan Mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan
Pembebasan Irian Barat
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MEREBUT IRIAN BARAT
YANG TERPECAH DAN YANG BERSATU
DEMOKRASI Endah Purwitasari.
PKN PRESIDEN By : Nurlina.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
BAHAN DISKUSI.
Konstitusi NKRI Pada Masa ORDE LAMA
"One Vision, One Identity, One Community”
HUKUM INTERNASIONAL PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Peranan Indonesia Dalam Upaya Perdamaian Dunia
Presented By: Lailatul Hikmah
KELOMPOK 5 : AGUS MAULANA DHEA PUTRI A HARYANTI NADILLA
Hakikat Negara Dan Bentuk-bentuk Kenegaraan
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB)
Assalamualaykum.
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
YANG TERPECAH DAN YANG BERSATU
Ayo Kita Kenali ASEAN Titan sadewo. Apa ASEAN itu? ASEAN itu (singkatan dari Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia.
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Oleh : Johannes Sidabalok, S.Pd.
ORGANISASI INTERNASIONAL. Organisasi Internasional adalah badan hukum yang didirikan oleh dua atau lebih negara yang merdeka dan berdaulat, memiliki kepentingan.
Peran Politik Luar Negeri dalam Hubungan Internasional Kelompok 6 1.DINDA APRILLA PRATIWI 2.DESI ERIKA 3.EDO SUSANTO 4.QOLBIYAH KHOIRUNNISA 5.SAHVIRAH.
UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA 1945 Pembukaan
Sejarah Tahun 6 UNIT 10: MALAYSIA DAN DUNIA
Konferensi Asia Afrika (KAA)
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
ARTI PENTING PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA 1. Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia. 2. Lahirnya negara Republik.
SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DI ERA PENJAJAHAN JEPANG OLEH : BUDIARTO,M.Si Asisten Dosen sospol UNDIP.
KONFERENSI ASIA-AFRIKA Cahya Muhammad Thonthowi Qoriroh Nailur Raniah Martin Tetamki
KONTRIBUSI BANGSA INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA
KELOMPOK 1 ANGGOTA : ANDRIAN AGUS RIYANTO (01) ANISSA RISQA AMALIA (02) ANISSA RISQA AMALIA (02) LULU DEWANING BUDI (14) LULU DEWANING BUDI (14) MONIK.
MENCIPTAKAN PERDAMAIAN DUNIA
Dewan perancang Nasional Pada masa Demokrasi terpimpin Disusun oleh: Kelompok 1.Sita aristania 2.Karmila Putri 3.Euis Purnamasari 4.Widiya Linda A.
Transcript presentasi:

Konferensi asia afrika (KAA) Kelompok : Ahmad Ismail (XI IPA 2 / 01) Ajeng Ramadhani (XI IPA 2 / 03) Anita Rahayu (XI IPA 2 / 06) Ardiawan R (XI IPA 2 / 07) Bety Nurul Afni (XI IPA 2 / 09) Dita Kurnia Putri (XI IPA 2 / 12) Devi Wulandari (XI IPA 2 / 13) Idhlam Kholid (XI IPA 2 / 19) Rizqi Adi Nugraha (XI IPA 2 / 26)

Pengertian Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA; kadang juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi antara negara- negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedun Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.

Kilas balik 23 Agustus1953 Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo (Indonesia) di Dewan Perwakilan Rakyat Sementara mengusulkan perlunya kerjasama antara negara-negara di Asia dan Afrika dalam perdamaian dunia. 25 April–2 Mei 1954 Berlangsung Persidangan Kolombo di Sri Lanka. Hadir dalam pertemuan tersebut para pemimpin dari India, Pakistan, Burma (sekarang Myanmar), dan Indonesia. Dalam konferensi ini Indonesia memberikan usulan perlunya adanya Konferensi Asia-Afrika. 28–29 Desember1954 Untuk mematangkan gagasan masalah Persidangan Asia-Afrika, diadakan Persidangan Bogor. Dalam persidangan ini dirumuskan lebih rinci tentang tujuan persidangan, serta siapa saja yang akan diundang. 18–24 April 1955 Konferensi Asia-Afrika berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung. Persidangan ini dirasmikan oleh Presiden Soekarno dan diketuai oleh PM Ali Sastroamidjojo. Hasil dari persidangan ini berupa persetujuan yang dikenal dengan Dasasila Bandung. Indonesia

Pertemuan kedua Untuk memperingati lima puluh tahun sejak pertemuan bersejarah tersebut, para Kepala Negara negara-negara Asia dan Afrika telah diundang untuk mengikuti sebuah pertemuan baru di Bandung dan Jakarta antara 19-24 April 2005. Sebagian dari pertemuan itu dilaksanakan di Gedung Merdeka, lokasi pertemuan lama pada 50 tahun lalu. Sekjen PBB, Kofi Annan juga ikut hadir dalam pertemuan ini.

Pelopor KAA Ali Sastroamidjojo Mohammad Ali Bogra Jawaharlal Nehru Sir John Kotelawala U Nu

Peserta KAA Afganistan Kamboja Thailand Arab Saudi Laos Turki Burma Lebanon Republik Demokratik Vietnam Ceylon Liberia Republik Libya Negara Vietnam (Republik Vietnam) Rakyat Cina Mesir  Ethiopia Nepal  India Pakistan Indonesia Filipina Kerajaan Mutawakkilīyah Yaman Irak Siprus Iran Sudan Yordania Jepang Suriah

Penyelenggaraan KAA Pemerintah Indonesia berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tanggal 18-24 April 1955 di Bandung. Keberhasilan itu merupakan suatu prestasi besar karena diselenggarakan di tengah-tengah maraknya gerakan separatis dan keadaan pemerintahan yang tidak stabil. Penyelenggaraan KAA didasarkan pada beberapa kejadian yang melanda dunia, sekaligus sebagai latar belakang pelaksanaan KAA sebagai berikut: Pertentangan antara Blok Barat (kapitalis) dan Blok Timur (komunis) yang mengancam ketertiban dan perdamaian dunia. Sebagian besar negara-negara Asia dan Afrika yang menjadi korban imperialisme-kolonialisme negara-negara Barat. Perlunya kerjasama antara negara-negara Asia dan Afrika dalam menghadapi masalah pembangunan ekonomi, sosial, pendidikan, dan kebudayaan. Pelaksanaan politik aparheid (diskriminasi) di beberap negara, terutama di Afrika Selatan

Hasil Pertemuan KAA Sepuluh poin hasil pertemuan KAA kemudian tertuang dalam apa yang disebut Dasasila Bandung, yang berisi tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia". Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip Nehru. Menghormati hak-hak dasar manusia seperti yang tercantum pada Piagam PBB. Menghormati kedaulatan dan integritas semua bangsa. Menghormati dan menghargai perbedaan ras serta mengakui persamaan semua ras dan bangsa di dunia. Tidak ikut campur dan intervensi persoalan negara lain. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri baik sendiri maupun kolektif sesuai dengan piagam pbb.

Tidak menggunakan peraturan dari pertahanan kolektif dalam bertindak untuk kepentingan suatu negara besar. Tidak mengancam dan melakukan tindak kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara. Mengatasi dan menyelesaikan segala bentuk perselisihan internasional secara jalan damai dengan persetujuan PBB. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama. Menghormati hukum dan juga kewajiban internasional. Konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non-Blok pada 1961

Pada tanggal 25 Agustus 1953, PM Ali Sastroamidjojo menyatakan pentingnya kerjasama negara-negara Asia dan Afrika di depan DPR. Kerja sama itu akan memperkuat usaha ke arah terciptanya perdamaian dunia yang kekal. Kerjsama antara negara-negara Asia dan Afrika tersebut sesuai dengan aturan-aturan PBB. Pernyataan Ali Sastroamdjojo tersebut mencerminkan bahwa prakarsa penyelenggaraan KAA adalah Indonesia. Ide tersebut mendapat sambutan yang positif dari negara-negara India, Pakistan, Sri Langka, dan Birma (Myanmar). Kelima negara itu, kemudian menjadi sponsor penyelenggaraan KAA. Untuk mempersiapkan KAA, kelima negara di atas menyelenggarakan konferensi pendahuluan, yaitu:

Konferensi Kolombo Konferensi Kolombo dilaksanakan di Sri Langka pada tanggal 28 April s/d 2 Mei 1954. Tujuannya adalah membahas masalah Vietnam dalam menghadapi Konferensi Jenewa pada tahun 1954. Kemudian berkembang gagasan baru, setelah Indonesia melontarkan pentingnya menyelenggarakan KAA. Meskipun diwarnai sikap yang agak ragu-ragu, konferensi berhasil memutuskan hal-hal sebagai berikut: Indocina harus dimerdekakan dari penjajahan Perancis. Menuntut kemerdekaan bagi Tunisia dan Marroko. Menyetujui dilaksanakannya KAA dan menugaskan Indonesia untuk menyelidiki kemungkinan KAA itu.

Konferensi Bogor (Pancanegara) Sesuai hasil putusan Konferensi Kolombo, Indonesia kemudian melakukan pendekatan diplomatik kepada 18 negara Asia dan Afrika. Pemerintah Indonesia ingin mengetahui tanggapan negara-negara tersebut terhadap ide penyelenggaraan KAA. Ternyata, negara-negara yang dihubungi menyambut baik dan menyetujui Indonesia sebagai tuan rumahnya. Sebagai tindak lanjut, Indonesia mengadakan Konferensi Bogor pada 28-29 Desember 1954 dengan mengundang peserta Konferensi Kolombo.

Konferensi Bogor dihadiri tokoh-tokoh penting, yaitu: Mr. Ali Sastroamidjojo (PM Indonesia), Pandit Jawaharlal Nehru (PM India), Mohammad Ali (PM Pakistan), U Nu (PM Birma/Myanmar), dan Sir John Kotelawala (PM Sri Langka). Konferensi tersebut membicarakan persiapan-persiapan terakhir pelaksanaan KAA. Kesepakatan yang dihasilkan dalam Konferensi Bogor adalah sebagai berikut: KAA akan diselenggarakan di Bandung pada 18-24 April 1955. KAA akan diikuti oleh 30 negara sebagai peserta. Menetapkan rancangan agenda KAA

TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA