Iwan Ariawan Departemen Biostatistik FKM-UI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ANALISIS KORELASI.
Advertisements

STATISTIKA MULTIVARIAT MANOVA
Statistik Parametrik.
REGRESI LINIER SEDERHANA
Analisis Diskriminan.
? 1. Konsep Statistika STATISTIKA : Kegiatan untuk : mengumpulkan data
STATISTIK vs STATISTIKA
Operations Management
Uji Korelasi dan Regresi
1. 2 Garis Besar Materi 1) Konsep Dasar 2) Model Analisis Diskriminan 3) Statistics yang terkait dengan Analisis Diskriminan 4) Langkah-langkah Analisis.
ANALISIS REGRESI TERAPAN
FUNGSI DISKRIMINAN 2 KELOMPOK Mukminati An’amallah K Nike Putri W K
ANALISIS KUANTITATIF DALAM PENELITIAN GEOGRAFI
UJI ASUMSI KLASIK.
PENDUGA REGRESI (REGRESSION ESTIMATOR)
KORELASI & REGRESI LINIER
BAB 1 ANALISIS VARIANSI / KERAGAMAN Analysis of Variance ( ANOVA )
ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA) Matakuliah: KodeJ0204/Statistik Ekonomi Tahun: Tahun 2007 Versi: Revisi.
UJI BEDA MEAN DAN BEDA PROPORSI
MULTIPLE REGRESSION ANALYSIS (ANALISIS REGRESI GANDA)
Agribusiness Study of Programme Wiraraja University
Analisis Regresi. ANALISIS REGRESI Melihat ‘pengaruh’ variable bebas/independet variabel/ thd variable terikat/dependent variabel. Berdasarkan jumlah.
created by Vilda Ana Veria Setyawati
Pembobotan & Pemilihan Sampel pada Desain Kompleks
REGRESI LINIER SEDERHANA
ANALISIS JALUR MODUL 12 Analisis Jalur.
KONSEP STATISTIK Nurul Wandasari Singgih, M.Epid
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI
KORELASI & REGRESI.
Dosen pengasuh: Moraida hasanah, S.Si.,M.Si
REGRESI LOGISTIK BINER
UJI HIPOTESIS REGRESI BERGANDA
Program Studi Statistika, semester Ganjil 2012/2013
STATISTIK II Pertemuan 9: Pengujian Hipotesis Dua Sampel dan ANOVA (SPSS) Dosen Pengampu MK: Evellin Lusiana, S.Si, M.Si.
Sutanto priyo hastono Dep. Biostatistik FKMUI
REGRESI LINIER BERGANDA
Program Studi Statistika, semester Ganjil 2012/2013
EKONOMETRIKA Pertemuan 10: Pengujian Asumsi-asumsi Klasik (Bagian 1)
STATISTIK II Pertemuan 12: Asumsi Analisis Regresi Dosen Pengampu MK:
Analisis REGRESI.
Program Studi Statistika, semester Ganjil 2012/2013
ANALISIS REGRESI LINIER DUA PREDIKTOR
Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas Normalitas
Iwan Ariawan Biostatistika FKMUI
PENDAHULUAN Dalam kehidupan sering ditemukan adanya sekelompok peubah yang diantaranya terdapat hubungan alamiah, misalnya panjang dan berat bayi yang.
MANOVA (Multivariate Analysis of Variance)
STATISTIK II Pertemuan 12-13: Asumsi Analisis Regresi
STATISTIK II Pertemuan 9: Pengujian Hipotesis Dua Sampel dan ANOVA (SPSS) Dosen Pengampu MK: Evellin Lusiana, S.Si, M.Si.
Operations Management
ANALISIS REGRESI SEDERHANA
STATISTIKA Materi : Pengantar Statistika deskriptif
Analisis Regresi.
Uji Asumsi Analisis Regresi Berganda Manajemen Informasi Kesehatan
STATISTIK II Pertemuan 13: Asumsi Analisis Regresi Dosen Pengampu MK:
HYPOTHESIS TESTING Beberapa Pengertian Dasar : Hipotesis Statistik
ANALISIS HUBUNGAN NUMERIK DENGAN NUMERIK (UJI KORELASI)
Statistik Dasar Kuliah 8.
BAB 1 ANALISIS VARIANSI / KERAGAMAN Analysis of Variance ( ANOVA )
KORELASI & REGRESI LINIER
UJI ASUMSI KLASIK.
Uji Asosiasi Korelasi Spearman.
REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER
Regresi Linier dan Korelasi
TEORI PENDUGAAN SECARA STATISTIK
Model Linier untuk data kontinyu (lanjut)
STATISTIK II Pertemuan 9: Pengujian Hipotesis Dua Sampel dan ANOVA (SPSS) Dosen Pengampu MK: Evellin Lusiana, S.Si, M.Si.
Principal Components Analysis (Pendekatan Sampel)
Multivariate Analysis
1 ANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA Bentuk persamaan regresi dengan dua variabel indenpenden adalah: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 Bentuk persaman regresi.
Transcript presentasi:

Iwan Ariawan Departemen Biostatistik FKM-UI Analisis Diskriminan Iwan Ariawan Departemen Biostatistik FKM-UI

Definisi Analisis diskriminan adalah teknik statistik multivariat yang digunakan untuk menggolongkan subyek pada satu kelompok (dari k kelompok yang ada) Analisis diskriminan akan membuat fungsi diskriminan berdasarkan kombinasi linier dari variabel prediktor untuk menghasilkan diskriminasi terbaik antar kelompok Fungsi diskriminan dihasilkan dari sampel di mana telah diketahui subyek termasuk dalam kelompok yang mana

Contoh Sederhana Berdasarkan tabel di atas, dapatkah Anda menduga mobil yang digunakan berdasarkan gaji per bulan?

Contoh Sederhana Si L berpenghasilan Rp 12 juta/bln, apakah mobil yang digunakan? Berdasarkan data yang ada, Anda cenderung menebak mobilnya Corolla Altis Prinsip yang sama digunakan pada analisis diskriminan, tetapi menggunakan lebih banyak variabel sebagai prediktor

Analisis Diskriminan Analisis diskriminan dilakukan untuk menentukan prediktor pengguna internet Sampel 2316 1012 bukan pengguna internet 1304 pengguna internet Variabel prediktor: income, yrs of educ, age, employed, suburban, gender, children age < 17 yrs

Fungsi Diskriminan Fungsi diskriminan D = -2,231 + 0,021*Income + 0,195*Yrs Educ – 0,036*Age + 0,226*Employed + 0,290*Suburban + 0,030*Gender – 0,089*Chd < 17 yrs

Fungsi Diskriminan Jika ada seorang penghasilan 50, lama pendidikan 15 th, umur 30 th, bekerja, tinggal di kota, laki-laki & tidak punya anak Income = 50 Yrs educ = 15 Age = 30 Employed = 1 Suburban = 0 Gender = 1 Chd < 17 yrs = 0

Fungsi Diskriminan Fungsi diskriminan D = -2,231 + 0,021*Income + 0,195*Yrs Educ – 0,036*Age + 0,226*Employed + 0,290*Suburban + 0,030*Gender – 0,089*Chd < 17 yrs Maka skor diskriminannya: D = -2,231 + 0,021*50 + 0,195*15 – 0,036*30 + 0,226*1 + 0,290*0 + 0,030*1 – 0,089*0 D = 0,694

Group Membership OK, orang tersebut memiliki skor diskriminan 0,694, tapi pertanyaan belum terjawab: Ia pengguna internet atau bukan? Untuk menjawabnya kita harus tahu cut off skor diksriminan

Group Membership Pengguna internet memiliki skor rata-rata: 0,576 dan bukan pengguna memiliki skor rata-rata -0,742. Cut off skor = (0,576-0,742)/2 = -0,083 Jika skor diskriminan < -0,083  Bukan pengguna internet Jika skor diskriminan > -0,083  Pengguna internet

Peran Variabel Prediktor Unstandardized coeff tidak dapat digunakan untuk menentukan prediktor mana yg paling berperan, karena coeff dipengaruhi oleh satuan ukuran Untuk menentukan prediktor mana yang paling berperan digunakan standardized coefficient

Standardized Coefficient

Korelasi Cara lain untuk menilai kontribusi prediktor adalah dg menggunakan korelasi prediktor dg skor diskriminan

Hubungan Skor Diskriminan & Pengelompokkan Eigen Value Rasio antara between group sum of square dg within group sum of square Fungsi diskriminan yg baik memiliki perbedaan antar kelompok yg besar dan perbedaan dalam kelompok yg kecil Fungsi diskriminan yg baik  Eigen Value besar

Eigen Value

Hubungan Skor Diskriminan & Pengelompokkan Wilks’ lambda Rasio within group sum of square dengan total sum of square 1-Wilks’ Lamba menggambarkan variasi skor diskriminan yang dapat dijelaskan oleh perbedaan kelompok Atau menggambarkan kemampuan fungsi diskriminan untuk membedakan subyek menurut kelompoknya Sama dengan R2 pada regresi linier

Wilks’ Lambda 30% (100-70%) variasi skor diskriminan dapat dijelaskan karena perbedaan kelompok pengguna & bukan pengguna internet

Sensitifitas & Spesifisitas Fungsi Diskriminan Fungsi diskriminan digunakan kembali pada sampel untuk menentukan subyek masuk ke kelompok yang mana Hasil penggelompokkan menurut fungsi diskriminan dibandingkan dengan kelompok yang sesungguhnya

Sensitifitas & Spesifisitas Fungsi Diskriminan

Uji Asumsi Dilakukan jika hasil analisis diskriminan akan digunakan pada populasi (inferensi) Asumsi: Multivariat normality Equal Variance Covariance Matrix Uji Asumsi Box’ M Test  terlalu sensitif pada sampel besar Log Determinant

Box’ M Test H0:Variance/Covariance Matrix equal Hasil di atas  Asumsi tidak terpenuhi

Log Determinant Log determinant tidak berbeda jauh sehingga dapat dikatakan asumsi equak variance/covariance terpenuhi. Box’ M test menyimpulkan assumsi tidak terpenuhi karena sampel besar  uji terlalu sensitif

Contoh Aplikasi pada Penelitian Kedokteran Desertasi Jacub Pandelaki: Penggunaan Rasio Metabolit Kimia Otak dengan Magnetic Resonance Spectoscopy untuk Mendapatkan Fungsi Model Prediksi dalam Menentukan Derajata Astrositoma Penggunaan analisis diskriminan untuk menentukan diagnosis pasien: normal, astrositoma derajat rendah (ADR), astrositoma derajat tinggi (ADT)

Hasil Analisis Diperoleh 2 fungsi diskriminan F1 = -2,931 – (0,889*Cho/Cr) + (1,613*Lip/Cr) – (1,361*Lac/Cr) – (3,890*Mi/Cr) + (2,198*Glx/Cr) + (3,065*LL/Cr) + (3,411*Cho/NAA) F2 = -0,434 + (1,771*Cho/Cr) + (4,046*Lip/Cr) + (1,048*Lac/Cr) + (3,152*Mi/Cr) + (4,705*Glx/Cr) – (4,709*LL/Cr) – (1,777*Cho/NAA) Berdasarkan kedua fungsi tsb, sensitifitas u/ diagnosis normal 94,7%, ADR 81,8% dan ADT 75,0% Fungsi dpt digunakan u/prediksi diagnosis pasien astrositoma (tanpa perlu PA)

Contoh Penggunaan Kedua Fungsi Diskriminan Seorang pasien dilakukan MRS dengan hasil sbb:

Contoh Penggunaan Kedua Fungsi Diskriminan

Contoh Penggunaan Kedua Fungsi Diskriminan Jadi berdasarkan rasio metabolit otaknya, diagnosis pasien tersebut adalah astrositoma derajat tinggi