VARIASI JUMLAH KROMOSOM MUTASI PERUBAHAN GENETIK - JUMLAH - ORGANISASI - KANDUNGAN MATERI GENETIK MUTASI : YG TAMPAK SECARA SITOLOGIS DALAM INTI CTH. PERUBAHAN KROMOSOM YG TDK TAMPAK SECARA SITOLOGIS (MUTASI TITIK) CTH. PERUBAHAN GEN
ISTILAH (YANG LAZIM) : MUTASI DIPAKAI UNTUK PERUBAHAN GEN VARIASI KROMOSOM ATAU ABERASI KROMOSOM DIPAKAI UNTUK PERUBAHAN KROMOSOM YANG TAMPAK VARIASI KROMOSOM YANG PALING MUDAH DIAMATI PERUBAHAN JUMLAH
PERUBAHAN JUMLAH KROMOSOM VARIASI EUPLOID : PERUBAHAN JUMLAH DARI KESELURUHAN SET KROMOSOM VARIASI ANEUPLOID : PERUBAHAN JUMLAH SATU ATAU LEBIH KROMOSOM DALAM SUATU SET KROMOSOM
EUPLOID
TABEL : VARIASI EUPLOID CATATAN: SETIAP HAPLOID DARI SET KROMOSOM = n SUATU PREFIKS BAGI JUMLAH SET KROMOSOM PLOIDI
HAPLOID PADA HEWAN, INDIVIDU BERKEMBANG ABNORMAL DIHASILKAN MEMALUI PARTENOGENESIS, CTH. LEBAH PADA TUMBUHAN TINGKAT TINGGI: DIHASILKAN MELALUI : APOMIKSIS KELOMPOK PARTENOGENESIS KULTUR ANTER (POLEN) APLIKASI UNTUK MEMPEROLEH TANAMAN HOMOZIGOT SECARA CEPAT SETELAH DIGANDAKAN LAGI KROMOSOMNYA MAMPU BERKEMBANG TETAPI MEIOSIS GAGAL
POLIPLOID SUATU ORGANISME YANG MEMILIKI JUMLAH SET KROMOSOM MELEBIHI DARI DIPLOID JIKA VARIASI DIHASILKAN DIHASILKAN DALAM SATU SPESIES AUTOPOLIPLOID; AUTO = SENDIRI PADA ORGANISMA SEKSUAL DIHASILKAN MELALUI : FERTILISASI TELUR OLEH LEBIH DARI SATU SPERMA SEHINGGA INTI ZIGOT MEMILIKI TIGA ATAU LEBIH SET KROMOSOM PENGGANDAAN KROMOSOM DENGAN PERLAKUAN SECARA KIMIAWI
TRIPLOID MEMILIKI TIGA SET KROMOSOM DIHASILKAN BILA MEIOSIS PADA ORGANISME DIPLOID GAGAL SEHINGGA DIHASILKAN GAMET DIPLOID (2n) DAN KEMUDIAN DIFERTILISASI OLEH GAMET HAPLOID (1n) DARI SPESIES YANG SAMA, MAKA DIHASILKAN AUTOTRIPLOID ATAU TRIPLOID (3n) MAMPU BERKEMBANG TETAPI MEIOSIS GAGAL APLIKASI PADA TUMBUHAN UNTUK PEMBENTUKAN BUAH TANPA BIJI
TRIPLOID PADA UMUMNYA STERIL KARENA PEMBENTUKAN GAMET TIDAK SEMPURNA ADA TIGA KEMUNGKINAN KOMBINASI PASANGAN ANTARA KETIGA HOMOLOG PADA SATU KROMOSOM 1. JIKA DUA HOMOLOG BERPASANGAN BIVALEN DAN HOMOLOG KETIGA GAGAL BERPASANGAN UNIVALEN 2. JIKA HOMOLOG KETIGA BERPASANGAN DI ATAS DAERAH PENDEK DUA HOMOLOG TRIVALEN 3. KEHADIRAN HOMOLOG KE TIGA MENGGANGGU PEMASANGAN UNIVALEN JUMLAH KROMOSOM HOMOLOG TIDAK SEIMBANG
TERAPLOID AUTOTETRAPLOID PENGGANDAAN KROMOSOM SPESIES DIPLOID (2n) ALOTETRAPLOID PENGGANDAAN KROMOSOM HIBRID ANTAR- JENIS (2n) ATAU HASIL PERSILANGAN SPESIES A (4n) X SPESIES B (4n)
AUTOTETRAPLOID : PEMISAHAN KROMOSOM SEIMBANG, JARANG SEKALI TERJADI PASANGAN UNIVALEN DAN TRIVALEN SERTA QUADRIVALEN SELAMA MEIOSIS UKURAN BEBERAPA TANAMAN/ORGAN TETRAPLOID LEBIH BESAR LEBIH VIGOR DIBANDINGKN DENGAN TANAMAN DIPLOID INTI LEBIH BESAR DAN UKURAN SEL LEBIH BESAR, TETAPI JUMLAH SEL LEBIH SEDIKIT VAKUOLA LEBIH BESAR SEHINGGA KANDUNGAN AIR LEBIH TINGGI STOMATA LEBIH BESAR SEHINGGA LAJU TRANSPIRASI MENINGKAT UKURAN BERKAS PEMBULUH LEBIH BESAR SEHINGGA PENYERAPAN UNSUR HARA LEBIH BANYAK KANDUNGAN VITAMIN DAN HASIL METABOLISME SERING MENINGKAT APLIKASI : TERUTAMA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI “CROP” DAN SEBAHAGIAN KECIL UNTUK PRODUKSI BUAH MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERSILANGAN ANTAR-JENIS
ALOTETRAPLOID : FERTIL KARENA PADA UMUMNYA KROMOSOM HOMOLOG BERPASANGAN BIVALEN MESKIPUN DITEMUKAN BEBERAPA KROMOSOM HOMOLOG BERPASANGAN KUADRIVALEN APLIKASI PEMINDAHAN SIFAT DARI SATU SPESIES KE SPESIES LAIN
SKEMA: ASAL DAN HUBUNGAN BERBAGAI POLIPLOID SPESIES A SPESIES B SPESIES C 2n = AA 2n = BB 2n = CC AUTOTRIPLOID F1 3n = AAA 2n = AB AUTOTETRAPLOID TRIPLOID 4n = AAAA 3n = ABB ALOTETRAPLOID TRIPLOID 4n = AABB 3n = ABC AUTOHEKSAPLOID AUTOALOHEKSAPLOID 6n = AAAAAA 6n = AABBBB AUTOPENTAPLOID ALOHEKSAPLOID 5n = AAAAA 6n = AABBCC AUTOALOOKTAPLOID 8n = AAAABBBB SKEMA: ASAL DAN HUBUNGAN BERBAGAI POLIPLOID