Pertemuan 05 dan 06 Keseimbangan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Rangka Batang Statis Tertentu
Advertisements

Pertemuan 01 dan 02 PENDAHULUAN
BAB IV BATANG LENGKUNG   Batang-batang lengkung banyak dijumpai sebagai bagian suatu konstruksi, dengan beban lentur atau bengkok seperti ditunjukkan pada.
Konsep-konsep Dasar Analisa Struktur
TKS 4008 Analisis Struktur I
Rangka Batang Statis Tertentu
ANALISA STRUKTUR I RETNO ANGGRAINI.
KONSEP DASAR ANALISIS STRUKTUR
Pertemuan 7 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Bab IV Balok dan Portal.
Pertemuan 23 Metode Unit Load
Pertemuan 24 Diagram Tegangan dan Dimensi Balok
Matakuliah : S0512 / Perancangan Struktur Baja Lanjut
Pertemuan 26 Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Kantilever
Pertemuan 15 Flexibility Method
Pertemuan 10 Gaya – gaya dalam
Pertemuan 07 Keseimbangan pada Konstruksi Rangka Kuda-Kuda
Pertemuan 21 Tegangan Geser, Lentur dan Normal
Pertemuan 8 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Pertemuan 21 Stiffnes method
Pertemuan 19 s.d 22 Gaya Batang
Pertemuan 26 Conjugate Beam Method
1 Pertemuan 25 Mathrix laboratory Matakuliah: S0114 / Rekayasa Struktur Tahun: 2006 Versi: 1.
Pertemuan 1 Pengantar Mekanika Bahan
Kolom Matakuliah : S0094/Teori dan Pelaksanaan Struktur Baja
Pertemuan 13 Hukum Castigliano I
Pertemuan 7 Tegangan Normal
1 Pertemuan 22 Stiffness method Matakuliah: S0114 / Rekayasa Struktur Tahun: 2006 Versi: 1.
Pertemuan 10 Reaksi pada Balok Gerber
Dosen : Vera A. Noorhidana, S.T., M.T.
GAYA PADA BATANG DAN KABEL
METODE CLAPEYRON Pustaka: SOEMADIONO. Mekanika Teknik: Konstruksi Statis Tak Tentu. Jilid 1. UGM.
Pertemuan 03 dan 04 Keseimbangan
Kuliah VI Konstruksi Rangka Batang
Pertemuan 3 – Metode Garis Leleh
ANALISIS STRUKTUR Gaya Internal
Pengantar MEKANIKA REKAYASA I.
PERTEMUAN 2 PLAT DAN RANGKA BETON.
Kuliah III KONSEP KESEIMBANGAN.
Pertemuan 24 Metode Unit Load
Pertemuan 4 MOMEN DAN KOPEL
Pertemuan 10 Tegangan dan Regangan Geser
Pertemuan 01 Dasar-Dasar Mekanika Teknik
Pertemuan 09 s.d. 14 Gaya Dalam
MENERAPKAN ILMU STATIKA DAN TEGANGAN
Pertemuan 13 Slope Deflection Method
Matakuliah : R0262/Matematika Tahun : September 2005 Versi : 1/1
MENGHITUNG LENTURAN DENGAN METODE BALOK-BALOK KECIL
Pertemuan 17 Tegangan Lentur dengan Gaya Normal yang bekerja Sentris
Pertemuan 10 ANALISA GAYA PADA KERANGKA BATANG
Pertemuan 4 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Pertemuan 9 PORTAL DAN KERANGKA BATANG
Pertemuan 03 Macam Perletakan dan Stabil / Labilnya Konstruksi
Matakuliah : S0024/Mekanika Bahan Tahun : September 2005 Versi : 1/1
Pertemuan 25 Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok diatas 2 Tumpuan
Pertemuan #10 Analisis Struktur Portal 2D
Pertemuan 11 Struktur Pelengkung 3 Sendi
Pertemuan 3 Metode Gaya Dan Metode Perpindahan
Pertemuan 16 Tegangan pada Balok (Tegangan Lentur Murni)
Pertemuan 20 Tegangan Geser
Matakuliah : S0024/Mekanika Bahan Tahun : September 2005 Versi : 1/1
Pertemuan 12 Energi Regangan
Pertemuan 19 Tegangan Lentur dengan Gaya Normal yang bekerja Eksentris
JONI RIYANTO M. IQBAL PAMBUDI M. NURUL HUDA RIAN PRASETIO
Pertemuan 11 Torsi dan Tekuk pada Batang
Pertemuan 6 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Matakuliah : S0084 / Teori dan Perancangan Struktur Beton
Pertemuan 25 Conjugate Beam Method
KONSEP DASAR TUMPUAN, SFD, BMD, NFD PERTEMUAN II.
Kuliah V Sistem Pembebanan Portal
Transcript presentasi:

Pertemuan 05 dan 06 Keseimbangan Matakuliah : S0284/ Statika Rekayasa Tahun : Pebruari 2006 Versi : 01/00 Pertemuan 05 dan 06 Keseimbangan

Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Mahasiswa dapat menghitung idealisasi struktur, dengan bentuk - bentuk struktur statis tertentu dan tak tentu secara umum , serta mampu menghitung reaksi perletakan pada struktur statis tertentu (C3)

Outline Materi Pengertian bentuk umum konstruksi Pengertian statis tertentu dan statis tak tentu Analisa konstruksi statis tertentu dan statis tak tentu Macam-macam bentuk struktur statis tertentu dan statis tak tentu Menghitung reaksi perletakan untuk statis tertentu pada kantilever dan balok di atas 2 perletakan.

Idealisasi Struktur Dalam mengidealisasikan suatu struktur hal yang perlu diperhatikan meliputi : a. Idealisasi dari Strukturnya (bentuknya). b. Idealisasi dari joint strukturnya c. Idealisasi dari perletakan strukturnya.

a) Idealisasi dari Strukturnya (bentuknya). Kebanyakan bentuk struktur dari Ilmu Teknik cenderung dianggap sebagai suatu bentuk struktur 1 dimensi (line) dan 2 dimensi (surface). Biasanya ukuran panjang dari suatu bentuk struktur 1 dimensi adalah perbandingan besar bentuk struktur 1 dimensi lainnya. Peng-idealisasian suatu bentuk struktur 1 dimensi dinyatakan sebagai sumbu batang yang diperoleh dari titik berat penampang yang disebut line diagram, dapat berupa garis lurus atau kurva.

a) Idealisasi dari Strukturnya (bentuknya). Untuk bentuk struktur 2 dimensi berupa permukaan 2 dimensi tipis yang berada di tengah – tengah ketebalan struktur 2 dimensi, dapat berupa permukaan datar yang dise-but plate atau permukaan lengkung yang disebut shell (cangkang). Sebuah struktur yang terbuat dari beberapa struktur 1 dimensi secara bersamaan disebut Struktur Frame (Portal). Pada bahasan ini, kita batasi ideali-sasi struktur untuk bentuk konstruksi portal karena bentuk tersebut dapat memberikan suatu asumsi yang pasti seperti penurunan (Displace-ment), putaran sudut dan distribusi dari komponen–komponen tegangan (lentur, normal & geser).

a) Idealisasi dari Strukturnya (bentuknya). Asumsi dasar komponen – kompo-nen tegangan (displacement & putaran sudut) pada beberapa titik di struktur portal berdasarkan pada komponen–komponen dari resultan-te gaya dalam batang dan momen batang yang bekerja di titik berat penampang struktur sepanjang sumbu batang (line diagram). Dengan kata lain sumbu batang titik berat (line diagram) merupakan pedoman dalam penentuan kompo-nen–komponen tegangan dan kom-ponen–komponen dari gaya – gaya dalam batang serta momen batang pada sebuah struktur.

a) Idealisasi dari Strukturnya (bentuknya). Komponen – komponen tegangan dapat dihitung bila gaya – gaya dalam dan momen telah dietahui. Umumnya konstruksi portal mempu-nyai bentuk tiga dimensi (tiga arah sumbu koordinat) dan dalam analisa serta design portal 3 dimensi dapat dibagi menjadi 2 dimensi (planar) di satu arah dan 2 dimensi (planar) di lain arah yang disebut Metode Free Body. 

.b) Idealisasi dari Joint Struktur-nya. Joint struktur suatu struktur selalu diidealisasikan sebagai suatu bentuk jepit elastis yang mana untuk planar structures maupun space structures, gaya – gaya dalam batangnya dapat mentransfer gaya terpusat (normal, lintang & momen dari batang / members ke joint begitu pula sama halnya untuk kondisi kebalikannya).

c) Idealisasi dari perletakan struk-turnya. Pengidealisasian perletakan struktur terbagi atas: 1.           Perletakan Rol 2.           Perletakan Sendi 3.           Perletakan Jepit 4.           Perletakan Spring (pegas)

Idealisasi Muatan (Beban) Secara umum muatan (beban) pada struktur dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a)  Beban (gaya) luar b)  Displacement (penurunan) perle-takan c)  Perubahan cuaca (temperatur) d)  Initial Stress (tegangan awal)

Bentuk umum konstruksi Berdasarkan klasifikasinya bentuk-bentuk konstruksi secara umum dibagi menjadi Beam (Balok) Portal (Frame) Truss (Rangka Batang)  

Statis tertentu Pengertian struktur statis tertentu ialah suatu bentuk struktur dimana bentuk tersebut dapat diselesaikan dengan persamaan keseimbangan Hukum Newton III ( H = 0 ; V = 0 ; M = 0 ), mempunyai bilangan anu/jumlah perletak-an n = 3 dan kondisinya stabil.

Statis tak tentu ialah suatu bentuk struktur yang merupakan struktur statis ter-tentu baik untuk struktur dengan balok, maupun untuk struktur rangka/portal, stabil hanya penyelesaiannya tidak bisa diselesaikan dengan per-samaan keseimbangan ( H=0 ; V=0 ; M=0 ) secara langsung dan jumlah nilai perletakan/ bilangan anu n > 3.

Statis tak tentu Besarnya derajat ketidak-tentuan struktur ditentukan/ dihitung mulai dari jumlah nilai perletakan n = 3. Bila n = 4 berarti besarnya derajat ke-tidaktentuan strukturnya = 1 (statis tak tentu derajat 1).

Statis tak tentu Sedangkan untuk struktur rangka batang statis tak tentu terdiri dari 2 bagian : 1.    Statis Tak Tentu Luar : jika n (jumlah nilai perletakan) > 3 dan bila n=5 berarti besarnya derajat ketidaktentuan struktur = 2  2. Statis Tak Tentu Dalam : jika tidak dipenuhinya rumus m=2j-3. Bila m<2j-3 berarti struktur rangka batang labil dan bila m>2j-3 berarti struktur rangka batang statis tak tentu dalam. Besarnya derajat ketidak-tentuan struktur rangka batang statis tak tentu dalam berdasarkan selisih antara m dengan 2j-3

Macam-macam struktur Statis tertentu Kantilever Murni/Jepit Balok diatas 2 perletakan biasa Balok diatas 2 perletakan dengan Kantilever Portal Konstruksi Balok Gerber Pelengkung Tiga Sendi Biasa Pelengkung Tiga Sendi dengan Batang Sokongan Rangka Batang