Hubungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang Natalia Nainggolan Nim : 12.03.4089
Perbedaan Agen dan Kantor Pusat Perbedaan utama antara kantor agen dengan kantor cabang terletak pada 2 hal, yaitu: 1. Struktur organisasi Dilihat dari struktur organisasi perusahaan, kantor agen berada diluar organisasi perusahaan. Jadi kantor agen berdiri sendiri dan terlepas dari kantor pusat (perusahaan yang diageni), oleh karena itu suatu kantor agen dapat menangani beberapa perusahaan (bukan merupakan bagian dari organisasi perusahaan).
Lanjutan Kegiatan Kantor agen berfungsi sebagai pemasaran, yaitu terbatas pada usaha untuk memperoleh pesanan atau calon pembeli namun tindak lanjutnya dilakukan oleh kantor pusat. Sedangkan kegiatan kantor cabang pada dasarnya sama dengan kegiatan perusahaan yang berdiri sendiri. 3. Tidak memiliki persediaan barang yg akan dijual. 4. Menerima barang, dibawah pengawasan KP tidak menjalankam transaksi dengan pihak ke-3.
Pembukuan Agen Pembukuan agen cukup melakukan pembukuan kas saja untuk mecatat penerimaan ( dan pengisian kembali ) modal kerja dari kantor pusat dan pengeluaran untuk berbagai macam biaya. Untuk pengeluaran kas biasanya dicatat dalam bentuk rangkap. Untuk pengisian kembali modal kerja maka agen mengirimkan copy atau tembusan catatan pengeluaran kas berikut bukti-buktinya, untuk medapatkan penggantian dari kantor pusat sedangkan bukti pengeluaran kas yang asli diarsipkan di tempat agen yang bersangkutan.
Kantor Cabang 1. Pencatatan kegiatan kantor cabang dilakukan kantor pusat. Sifat kantor cabang memiliki sifat seperti agen, desentralisasi akuntansi (Pelaksanaan jurnal, buku besar atau seperangkat buku yang terpisah) pada kantor pusat. Pencatatan data akuntansi kantor cabang diperoleh kantor pusat melalui dokumen asli dan ringkasan memo transaksi yang dilengkapi voucher, duplikat sebagai arsip cabang.
Sistem Akuntansi Kantor Cabang Sistem Sentralisasi :Sistem ini akuntansi terhadap kantor cabang diselenggarakan oleh kantor pusat. Sistem Desentralisasi di dalam sistem ini semua transaksi keuangan kantor cabang akan dicatat oleh kantor cabang. Apabila dikehendaki akuntansi terhadap pos-pos tertentu dapat saja diselenggarakan oleh kiantor pusat. Berdasarkan pihak yang terkait transaksi keuangan kantor cabang dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu: a. Transaksi antara kantor cabang dengan pihak lain (selain kantor pusat) b. Transaksi antara kantor cabang dengan kantor pusat
Modifikasi Teknik Pencatatan Agar laporan keuangan lebih informatif, maka hendaknya terdapat pemisahan dalam pencatatan penanaman modal pada kantor pusat dan kantor cabang. Pemisahan tersebut, antara lain: Rekening kantor pusat dan kantor cabang yang bersifat sementara. Rekening kantor pusat dan kantor cabang yang bersifat permanen Kedua perbedaan tersebut tidak mengubah sifat rekening timbal balik antara rekening kantor cabang dan rekening kantor pusat.
Laporan Keuangan Gabungan Laporan keuangan gabungan tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi yang bulat, maka dalam penyusunannya harus memperhatikan: Dalam neraca hanya disajikan aktiva dan hak-hak yang ada pada perusahaan dan hutang-hutang atau kewajiban perusahaan yang lain kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Dalam perhitungan laporan laba/rugi harus dihindari adanya perhitungan ganda terhadap suatu pendapatan dan biaya yang sama.
Penyusunan Neraca Gabungan Penyusunan neraca gabungan, dilakukan dengan langkah-langkah berikut: a. Menghapus saldo rekening “R/K- Kantor Pusat” dengan “R/KKantor Cabang” dan saldo rekening “hutang” dengan “piutang kepada” antar kantor pusat dan cabang, yang ada di dalam neraca individual kantor pusat maupun cabang. b. Menunjukkan saldo rekening-rekening aktiva, dan rekening-rekening hutang yang terdapat dalam neraca individual kantor pusat dan cabangnya sesuai dengan kelompok masing-masing.
Penyusunan L/R Gabungan a. Menghapus saldo rekening “pengiriman barang dari kantor pusat” dengan “pengiriman barang ke kantor cabang” dan saldo rekeningrekening pendapatan dan biaya-biaya yang bersangkutan = yang diakui di dalam laporan perhitungan laba/rugi individual kantor pusat dan cabang sebagai akiba kebijaksanaan sistem desentralisasi yang dilaksanakan. b. Menjumlah saldo rekening-rekening pendapatan dan laba di luar usaha, rekening biaya dan rugi di luar usaha yang terdapat dalam laporan rugi/laba individual kantor pusat dan cabang, sesuai dengan kelompok masing-masing
Penyesuaian Rekening Timbal Balik Penyesuaian Rekening timbal balik pada akhir periode, atau pada saat akan menutup buku-buku, sebab-sebab adanya perbedaan saldo diantara dua rekening yang reciprocal tersebut harus diselidiki dan penyesuaian harus dilakukan seperlunya. Data yang perlu dipertimbangkan dalam menyesuaikan dua rekening tersebut, pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 4 golongan, sebagai berikut: a. Debit rekening “kantor cabang” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “kantor pusat” .
Lanjutan b. Kredit rekening “kantor cabang” tanpa ada hubungan dengan debit rekening “kantor pusat”. c. Debit rekening “kantor pusat” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “kantor cabang”. d. Kredit rekening “kantor pusat” tanpa ada hubungan dengan dengan debit rekening “kantor cabang”
Transfer Uang Antar Cabang Interbranch transfer of cash. Terjadi bila perusahaan punya cabang lebih dari satu. Kp membatasi hubungan antar cabang. Otorisasi transaksi ada di Kp agar transaksi antar cabang dapat di kontrol oleh Kp. Rekening proforma tidak perlu.
Cabang di Luar Negeri Masalah nilai kurs mata uang. Nilai tukar tidak langsung. Jual beli dengan pihak luar negeri. Masalah penjabaran nilai mata uang. Penyusutan aktiva tetap. Selisih penyesuaian kurs. Penyusutan LK gabungan KP dan KC diluar negeri. Penjabaran rekening yang dinyatakan dalam mata uang asing.
Kantor Pusat Kantor Cabang R/k KC Rp. 250.000 Kas Rp. 250.000 Aset tetap Rp. 130.000 R/k KC Rp. 130.000 Pembelian brg dagang Rp. 2000.000 Utang dagang Rp. 2000.000 R/k KC Rp. 400.000 Pengiriman barang Rp. 400.000 Piutang Rp. 1.200.000 Penjualan Rp. 1.200.000 Kas Rp. 1.400.000 Piutang Rp. 1.400.000 Utang dagang Rp. 1.500.000 Kas Rp. 1.500.000 By komersial Rp. 200.000 Kas Rp. 200.000 R/k KC Rp. 100.000 By komersial Rp. 100.000 Kas Rp. 300.000 R/k KC Rp. 300.000 R/k KC Rp. 20.000 Aset tetap KC Rp. 20.000 By komersial Rp. 100.000 Aset tetap KC Rp. 100.000 a. Kas Rp. 250.000 R/k KP Rp. 250.000 b. R/k Kp Rp. 130.000 Kas Rp. 130.000 c. Pembelian brg dagang Rp. 600.000 Utang dagang Rp. 600.000 d. Pengiriman barang dari Kp Rp. 400.000 R/k KP Rp. 400.000 e. Piutang Rp. 700.000 Penjualan Rp. 700.000 F. Kas Rp. 400.000 Piutang Rp. 400.000 g.Utang dagang Rp. 500.000 Kas Rp. 500.000 h. By komersial Rp. 500.000 Kas Rp. 500.000 i. By komersial Rp. 100.000 R/k KP Rp. 100.000 j. R/k KP Rp. 300.000 Kas Rp. 300.000 k. By komersial Rp. 20.000 R/k KP Rp. 20.000
Terima Kasih Yogyakarta 11 November 2014