Pertemuan 15 Flexibility Method

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ANALISA STRUKTUR I RETNO ANGGRAINI.
Advertisements

Ir. Rony Ardiansyah, MT, IPU
KONSEP DASAR ANALISIS STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2011
GAYA GESER DAN MOMEN LENTUR
Pertemuan 7 METODE DISTRIBUSI MOMEN
PANJANG PENYALURAN TULANGAN PERTEMUAN 16
Pertemuan 10 Slope Deflection Method
Balok Lentur Pertemuan 17-18
Pertemuan #1 ANALISIS STRUKTUR RANGKA BATANG
Pertemuan 23 Metode Unit Load
Pertemuan 24 Diagram Tegangan dan Dimensi Balok
Matakuliah : S0512 / Perancangan Struktur Baja Lanjut
Pertemuan 26 Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Kantilever
Pertemuan 24 Mathrix laboratory
TEGANGAN PADA PENAMPANG BETON Pertemuan 03 Matakuliah: S0084 / Teori dan Perancangan Struktur Beton Tahun : 2007.
Pertemuan 05 dan 06 Keseimbangan
Pertemuan 5 Balok Keran dan Balok Konsol
Pertemuan 10 Gaya – gaya dalam
Pertemuan 21 Tegangan Geser, Lentur dan Normal
Pertemuan #11 Perakitan Matriks Kekakuan Struktur Portal 2D
Pertemuan 8 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Pertemuan 21 Stiffnes method
Pertemuan 19 s.d 22 Gaya Batang
Pertemuan 26 Conjugate Beam Method
1 Pertemuan 25 Mathrix laboratory Matakuliah: S0114 / Rekayasa Struktur Tahun: 2006 Versi: 1.
Pertemuan 1 Pengantar Mekanika Bahan
Kolom Matakuliah : S0094/Teori dan Pelaksanaan Struktur Baja
Pertemuan 14 Hukum Castigliano I
Pertemuan 13 Hukum Castigliano I
Pertemuan 8 Analisis Balok Menerus
1 Pertemuan 22 Stiffness method Matakuliah: S0114 / Rekayasa Struktur Tahun: 2006 Versi: 1.
Pertemuan 10 Reaksi pada Balok Gerber
Pertemuan 03 dan 04 Keseimbangan
ANALISIS STRUKTUR Gaya Internal
Kuliah III KONSEP KESEIMBANGAN.
Pertemuan 24 Metode Unit Load
Pertemuan 4 MOMEN DAN KOPEL
Pertemuan 10 Tegangan dan Regangan Geser
Pertemuan 01 Dasar-Dasar Mekanika Teknik
Pertemuan 09 s.d. 14 Gaya Dalam
Pertemuan 19 Besaran dan Sifat Batang (Secara Grafis)
Pertemuan 5 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Pertemuan 17 Tegangan Lentur dengan Gaya Normal yang bekerja Sentris
Pertemuan 10 ANALISA GAYA PADA KERANGKA BATANG
Pertemuan 4 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Pertemuan 9 PORTAL DAN KERANGKA BATANG
Pertemuan 03 Macam Perletakan dan Stabil / Labilnya Konstruksi
PERENCANAAN KEKUATAN BATAS Pertemuan 04
Matakuliah : S0024/Mekanika Bahan Tahun : September 2005 Versi : 1/1
Pertemuan 25 Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok diatas 2 Tumpuan
Pertemuan #10 Analisis Struktur Portal 2D
Pertemuan 09 Pemakaian dari Hukum Hooke
Pertemuan 8 SFD DAN BMD PADA BALOK
Pertemuan 3 Metode Gaya Dan Metode Perpindahan
Pertemuan 14 Slope Deflection Method
Pertemuan 12 Konstruksi komposit
Pertemuan 16 Tegangan pada Balok (Tegangan Lentur Murni)
Pertemuan 20 Tegangan Geser
Pertemuan 17 Konstruksi Rangka Batang
Pertemuan 9 Algoritma Program Analisis Balok
Pertemuan 7 Ikatan Angin
Pertemuan 12 Energi Regangan
Pertemuan 19 Tegangan Lentur dengan Gaya Normal yang bekerja Eksentris
METODE ELEMEN HINGGA EKO DANAN SAPUTRO D
Pertemuan 11 Torsi dan Tekuk pada Batang
Pertemuan 3 Pembebanan Rangka Atap
Pertemuan 6 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Pertemuan 25 Conjugate Beam Method
Prategang Pada Struktur Statis Tak Tentu Pertemuan 13
Transcript presentasi:

Pertemuan 15 Flexibility Method Matakuliah : S0114 / Rekayasa Struktur Tahun : 2006 Versi : 1 Pertemuan 15 Flexibility Method

Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Mahasiswa dapat membuat diagram / skema untuk analisa struktur balok menerus dengan flexibility method

Langkah dan urutan kerja Outline Materi Pengertian Langkah dan urutan kerja

METODE MATRIX UNTUK ANALISA STRUKTUR Pendahuluan Hal utama dengan proses dari perencanaan struktur yaitu menganalisa apa akibat dari pembebanan gaya-gaya pada konstruksi yang ditinjau dan berhubungan erat dengan stress (momen lentur, momen torsi, gaya lintang, gaya normal) dan strain (deformasi) yang terjadi. Pertama dianalisa ialah sifat dan tingkah laku dari elemen-elemen bila dibebani oleh gaya-gaya, dimana dari hasil satu elemen dapat dipakai untuk elemen sejenis kemudian digabungkan sifat dari elemen-elemen itu.

Portal atau bangunan akan diwakili oleh titik-titik nodal maka perlu suatu hubungan antara elemen dengan titik-titik nodal tersebut (titik batas atau pertemuan dinamakan titik nodal). Hal ini tidak dapat dijalankan dengan langsung tetapi melalui titik-titik ujung dari elemen. Elemen akan mempunyai gaya-gaya diujungnya yang merupakan gaya-gaya dalam dari suatu struktur sedang perubahan bentuk dari elemen yang dinyatakan sebagai lendutan pada ujung-ujung dari elemen yang untuk selanjutnya dinamakan deformasi.

Hubungan antara deformasi dan gaya diujung elemen akan merupakan suatu hubungan yang konstan atau tetap. Jika dalam keadaan linier elastis dan dinyatakan sebagai kekakuan atau flexibilitas dari elemen secara physik. Kekakuan atau flexibilitas ini merupakan karakteristik atau sifat dari elemen yang bersangkutan. Hal yang sama untuk beban statis dan elastis, sifat dan karakteristik dari struktur dapat dinyatakan sebagai kekakuan atau flexibilitas dari bangunan dan besaran tersebut akan melukiskan hubungan dan lendutan titik nodal yang telah mewakili seluruh bangunan dengan gaya-gaya luar yang bekerja pada titik nodal tersebut.

Syarat kompatibiliti dan syarat keseimbangan statis harus dipenuhi dan setiap elemen dari konstruksi harus berada dalam keseimbangan sebagai akibat dari semua gaya yang bekerja padanya (beban luar atau gaya reaksi). Tiga hal yang mendasari analisa ini yaitu keseimbangan, hubungan gaya dalam dengan deformasi dan kompalibiliti dan deformasi sebagai berikut:

1. Transformasi gaya-gaya luar dengan gaya-gaya dalam 1. Transformasi gaya-gaya luar dengan gaya-gaya dalam.Dalam melakukan tranformasi ini haruslah dipenuhi persyaratan keseimbangan antara gaya-gaya luar dan gaya-gaya dalam. 2. Transformasi gaya-gaya dalam dengan deformasi.Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan fleksibilitas atau kekakuan dan elemen yang merupakan hubungan antara gaya-gaya dalam dengan deformasi. 3. Transformasi deformasi dengan lendutan.

Untuk melakukan tranformasi ini harus dipenuhi persyaratan kompatibilitas yang merupakan adanya sifat yang konsisten antara deformasi, syarat batas dengan lendutan.

Dengan melakukan ketiga transformasi atau menggabungkan ketiga persyaratan diatas akan diperoleh hubungan dari lendutan dengan gaya luar yang merupakan persamaan utama, karena analisa dilakukan hanya pada titik-titik nodal saja maka gaya-gaya luar yang bekerja harus disesuaikan dengan analisa matrix dimana misalnya gaya-gaya yang bekerja ditengah elemen harus dipindahkan menjadi gaya terpusat / momen pada titik-titik modal atau ujung ujung elemen menjadi gaya ekivalen (titik).

Metode Flexibilitas / Force Method Urutan kerjanya sebagai berikut: a. Keseimbangan yaitu berdasarkan prinsip keseimbangan menghitung gaya dalam yang timbul pada elemen akibat bekerjanya gaya-gaya luar dititik nodal. Hubungan gaya luar dan gaya dalam {P} = {b} {F} {P} = Matrix gaya dalam untuk Hubungan elemen struktur gaya luar {b} = Matrix statis dan gaya {F} = Matrix gaya dalam luar untuk system struktur

b. Mencari hubungan mengenai deformasi yang terjadi pada elemen akibat adanya gaya-gaya dalam tersebut. {} = {} {P} {} = Matrix flexibilitas untuk elemen struktur (tergantung sifat bahan)

c. Kompabiliti yaitu mencari hubungan antara lendutan yang terjadi pada struktur dititik nodal dengan deformasi yang timbul pada elemen-elemen struktur dimana antara lendutan dan deformasi harus memenuhi syarat kompabiliti {} = {b}T{} {} = Matrix deformasi untuk elemen struktur {b}T = Matrix transpose dari (b) = matrix kompabiliti {} = Lendutan atau diplacement untuk system struktur

Dari ketiga langkah ini didapat hubungan {} = {b}T {} {} = {b}T {} {P} {} = {b}T {} [ {b} {F} ] {} = {a} {F} {a} = {b}T {} {b} (a) {F} {} (b) (b)T {P} {} ()

Metode fleksibilitas didasarkan atas superposisi lendutan dan “unknow” (bilangan yang tak diketahui) merupakan gaya yang diperoleh dari syarat kompabiliti. System Element Matrix Fleksibilitas.... Matrix Kekakuan....... Force Vector............. Displacement Vektor {a} {k} {F} {} {} {K} {P} {}