DI SUSUN OLEH MERLIN DEVI MAIZA PUTRI ANIS WATUL ZHURIAH.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DG A S F I K S I A
Advertisements

KALA II PERSALINAN Proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan.
Kebutuhan Dasar Oksigenasi
JADWAL KUNJUNGAN RUMAH MASA NIFAS
KOMPLIKASI INTRANATAL
Sri Yunita Suraida Saat, S.ST.M.Kes.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
RUJUKAN DAN TRANSPORTASI BAYI BARU LAHIR
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PERSALINAN KALA 1,2,3 DAN 4.
Heri Widiarso, S.Kep, Ns, MNur Bidang Perawatan RS Bethesda Yogyakarta
Rury Narulita Sari, SST., M.Kes RURY NARULITA SARI, SST., M.Kes
PERUBAHAN FISIOLOGIS DALAM KALA I PERSALINAN
PERSALINAN.
SEBAB-SEBAB MULAINYA PERSALINAN
TUGAS ASKEB II PERSALINAN
ASFIKSIA Oleh : dr. Irma Susanti.
Kebutuhan Oksigenasi R Bayu KN, S.Kep.,Ners.,M.Kes.
Asuhan Keperawatan Neonatus dengan Asfiksia
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR
PERSALINA LETAK LINTANG
ASUHAN KEBIDANAN KALA I
DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYULIT PERSALINAN
DETEKSI DINI PERSALINAN PADA MASA KALA 1,2 dan 3
Assalam mua’alaikum wr,wb
Nama : LILI LESTARI Nim :
ANAMNESA,PEMERIKSAN FISIK,ANAMNESA DAN ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
Asuhan Neonatus,Bayi,Balita dan Pra Sekolah
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala i inel masryanti ii B
DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYAKIT MASA PERSALINAN
MELAKSANAKAN KEBUTUHAN DASAR PADA BAYI
INVERSIO UTERI & SYOK OBSTETRIC
DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYAKIT YG MENYERTAI MASA PERSALINAN PADA KALA I KALA II DAN KALA III RESNA REZA KURNIA
OLEH PUTRI ANANDA YESRI
KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DALAM MASA PERSALINAN
ASUHAN BAYI BARU LAHIR BERMASALAH
Melakukan Amniotomi Dan Episiotomi
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN ASFIKSIA
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Ibu dalm Masa Persalinan
KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DALAM MASA PERSALINAN
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dalam Masa Persalinan
KOMPLIKASI DAN PENYULIT KEHAMILAN TRIMESTER III (KELAINAN LETAK)
NAMA : SYUKRIA ANGELA RESHA TINGKAT : II B NIM :
PERSALINAN LETAK SUNGSANG SISRI NINGSIH
Penyulit kala III dan IV
NAMA:RENI SURYA NINGSIH NIM :
ASUHAN BAYI BARU LAHIR BERMASALAH
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, DAN ANAK BALITA
ASUHAN KALA IV PERSALINAN
SYOK OBSTETRIK KELOMPOK 7.
Assalamualaikum Kelompok 7 Ika Apriani Riza Sativa
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA I (PEMBUKAAN)
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
ASSALAMMU’ALAIKUM WR. WB
Gangguan pada sistem pencernaan
Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
ASKEP ASFIKSIA NEONATORUM
KESEHATAN REPRODUKSI KESEHATAN IBU DAN ANAK DISUSUN OLEH :
Oleh : Dr. H. Endang Ma’ruf, Sp.OG
BRONKITIS OLEH : NINIS INDRIANI.
Asuhan Keperawatan Pada Ibu dengan Hipertensi dalam Kehamilan di RSUD Tarakan Kelompok 25 & 26.
Amniotomi dan episiotomi
PENGERTIAN PERSALINAN
Asuhan keperawatan intranatal
K ONSEP OKSIGENASI By: Ns.Rehmaita. DEFINISI 1. Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Kekurangan oksigen kurang dari 5 menit.
ADAPTASI BAYI SEGERA SETELAH MELAHIRKAN
GEMELLI.
RUPTURA SINUS MARGINALIS
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
ASFIKSIA NEONATORUM. DEFINISI  Asfiksia pada bayi baru lahir adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah.
Transcript presentasi:

DI SUSUN OLEH MERLIN DEVI MAIZA PUTRI ANIS WATUL ZHURIAH

Asfiksia Neonatus adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan.(Mochtar,1989) Asfiksia Neonatus adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan da teratur,sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.(Manuba,1998).

Ada dua macam jenis asfiksia yaitu : 1.Asfiksia livida (biru) 2.Asfiksia pallida (putih )

Penyebab asfiksia menurut Mochtar (1989) 1.Asfiksia dalam kehamilan : a.Penyakit infeksi akut b.Penyakit infeksi kronik c.Keracunan oleh obat-obat bius 2.Asfiksia dalam persalinan *Partus lama (CPAD,rigid serviks dan atonia) *Ruptur uteri yang memberatkan,kontraksi uterus yang terus-menerus mengganggu sirkulasi darah ke uri.

Tekanan terlalu kuat dari kepala anak pada plasenta. Prolaps fenikuli tali pusat akan tertekan antara kepaladan panggul. Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya. Perdarahan banyak : plasenta previa dan solutio plasenta. Kalau plasenta sudah tua : postmaturitas (serotinus), disfungsi uteri. b. Paralisis pusat pernafasan Trauma dari luar seperti oleh tindakan forseps Trauma dari dalam : akibat obet bius.

Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah,timbulah rangsangan terhadap nervus vagus sehingga DJJ(denyut jantung janin) menjadi lambat.Jika kekurangan O2 terus berlangsung maka nervus vagus tidak dapat dipengaruhi lagi.Timbulah kini rangsangan dari nervus simpatikus sehingga DJJ menjadi lebih cepat akhirnya ireguler dan menghilang.

Janin akan mengadakan pernafasan intrauterin dan bila kita periksa kemudian terdapat banyak air ketuban dan mekonium dalam paru, bronkus tersumbat dan terjadi atelektasis. Bila janin lahir, alveoli tidak berkembang. Apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan ganti, denyut jantung mulai menurun sedangkan tonus neuromuskuler berkurang secara berangsur- angsur dan bayi memasuki periode apneu primer. Jika berlanjut, bayi akan menunjukkan pernafasan yang dalam, denyut jantung terus menurun, tekanan darah bayi juga mulai menurun dan bayi akan terluhat lemas (flascid

1.Edema otak dan perdarahan otak 2.Anuria atau oliguria 3.Kejang 4.Koma

A. Memastikan saluran nafas terbuka Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi, bahu diganjal. Menghisap mulut, hidung dan trakhea. Bila perlu, masukkan pipa ET untuk memastikan saluran pernafasan terbuka. B. Memulai pernafasan Memakai rangsangan taktil untuk memulai pernafasan. Memakai VTP bila perlu, seperti sungkup dan balon, pipa ET dan balon, mulut ke mulut (hindari paparan infeksi)

1.Sirkulasi Nada apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/mnt.Tekan darah 60 sampai 80 mmHg (sistolik).45 sampai 45 mmHg (diastolik). Bunyi jantung,lokasi di mediasternum dengan titik intensitas maksimal tepat di kri dari mediasternum pada ruang intercosta III/IV

1.Bersihan jalan nafas tidak efektif produksi mukus banyak. 2.Pola nafas tidak efektif hipoventilasi 3.Kerusakan pertukaran gas ketidakseimbangan perfusi ventilasi 4.Risiko cedera anomali kongenital tidak terdeksi 5.Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh kurangnya suplai O2 dalam darah.

Bersihan jalan nafas tidak efektif produksi mukus banyak Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan jalan nafas lancar. Status pernafasan: Kepatenan jalan nafas Kriteria hasil : 1 Tidak menunjukan demam 2 Tidak menunjukan cemas 3 Rata-rata respirasi dalam batas normal