Konstruksi Tes 11 Validitas Alat Ukur
Validitas Alat Ukur Tipe Validitas Validitas dapat dipahami sebagai ketepatan atau kecermatan. Validitas alat ukur adalah sejauh apa alat ukur mengukur apa yang ingin diukur. Tipe Validitas Content Validity Criterion Related Validity Construct Validity
Content Validity (Validitas Isi) Uji validitas isi adalah proses memeriksa definisi operasional untuk memastikan bahwa definisi operasional tersebut mencakup keseluruhan definisi konseptual dan bukan yang lain. 1. Face Validity (Validitas tampang) Didasarkan pada format penampilan tes seperti: pemilihan jenis huruf, kualitas kertas, lay-out test. Bersifat common sense Terkait dengan motivasi subjek dalam memberikan respons terhadap aitem dalam tes Tidak cukup hanya face validity, perlu dilengkapi dengan estimasi validitas lain.
Content Validity (Validitas Isi) 2. Logic validity (Validitas logis) Berkaitan dengan bagaimana aitem-aitem dalam alat ukur mewakili kawasan ukur Sejauh apa aitem-aitem dalam alat ukur mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang ingin diukur Contoh: dalam blue print skala pengendalian emosi terdapat aspek: Kendali pikiran, kendali perasaan, kreativitas. Skala dapat dianggap tidak valid. Contoh: dalam blue print skala kekerasan dalam rumah tangga, dari aspek kekerasan fisik diturunkan aitem “rumah saya jauh dari keramaian”. Skala dapat dianggap tidak valid
Content Validity (Validitas Isi) Pengujian Validitas Isi Tentukan konstrak, dan lakukan penegasan kawasan ukur (blue-print). Pastikan bahwa seluruh bagian blue-print representatif (Dimensi-Indikator-Aitem) Pilihlah expert (ahli) untuk mengevaluai blue print dan aitem yang disusun.
Constract Validity (Validitas Konstrak) Validitas yang menunjukkan sejauh apa alat ukur mengungkap konstrak psikologis yang hendak diukur. Pengujian Validitas Konstrak: Penelitian perbedaan antara kelompok yang secara teoritis harus berbeda. contoh: skala juvenile deliquency harus lebih tinggi pada kelompok siswa nakal bila dimandingkan siswa teladan. Penelitian pengaruh perubahan yang terjadi dalam diri individu atau lingkungannya terhadap hasil tes. contoh: skor skala kematangan emosi individu harus lebih tinggi saat individu berusia 17 tahun dibandingkan saat ia berusia 7 tahun
Constract Validity (Validitas Konstrak) Pengujian Validitas Konstrak: Korelasi antar aspek dalam alat ukur yang sama. Contoh: dalam tes intelegensi, sub skala tes penalaran dan tes aritmatika di korelasikan. Korelasi antara dua sub skala tersebut seharusnya tinggi karena dimaksudkan mengukur konstrak yang sama yaitu intelegensi Korelasi antar aitem dalam alat ukur yang sama. Contoh: aitem 1 dan aitem 2 dalam skala kecerdasan emosi dikorelasikan. Korelasi antara dua aitem tersebut seharusnya tinggi.
Criterion Validity (Validitas Kriteria) Validitas yang menunjukkan kesesuaian antara objek ukur yang dihubungkan dengan kriteria eksternal. Pengujian dilakukan dengan korelasi antara hasil tes dengan kriteria eksternal. Sulit menemukan kriterion dengan reliabilitas baik. Dibagi menjadi dua: Validitas Prediktif, mengkorelasikan skor alat ukur dengan skor kriterion yang diperoleh pada waktu yang akan datang. Contoh: skor tpa dengan IPK Validitas Konkuren, mengkorelasikan skor alat ukur dengan skor kriterion yang diperoleh pada saat ini (tidak ada perbedaan waktu pengukuran antara alat ukur dengan kriterion. Contoh: skor tpa dengan intelegensi
Koefisien Validitas Interpretasi koefisien validitas tidak memiliki batasan universal untuk disebut tinggi/rendah, memuaskan/mengecewakan. Koefisien validitas sulit untuk diharapkan setinggi koefisien reliabilitas. Namun bila kurang dari 0.30 umumnya dianggap kurang memuaskan. Berapa koefisien yang seharusnya dimiliki oleh alat ukur? Yang tertinggi yang dapat anda peroleh (Cronbach, dalam Azwar 1999). Penilaian koefisien validitas dikembalikan kepada pengguna tes. Skala dengan koefisien validitas rendah masih dapat memberi kontribusi.