Kematangan INTELEKTUAL dan Pengaruhnya Terhadap Readiness

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENYESUAIAN DIRI REMAJA
Advertisements

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
METODE PENGAJARAN Oleh: Kelompok Rizqi Nurjannah BELAJAR DAN TEORI BELAJAR.
Perbedaan Individu dan Prilaku Kerja
Perkembangan dan pertumbuhan dan sifat atau karakteristik perkembangan
Bermain dan Kreativitas Anak Usia Dini
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS ASAS PEMBELAJARAN
Pengukuran, Penilaian dan Evalusi
Karakteristik Anak Berbakat
PESERTA DIDIK DAN KEBUTUHANNYA
PENILAIAN RANAH AFEKTIF
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2. Masa anak sekolah (6 – 12 tahun) Keterampilan yang diperlukan pada masa anak sekolah (Hurlock dalam Munandar, 1999):
Teori Behavioristik Thorndike Skinner Ciri Penerapan Aplikasi.
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI
Pemecahan masalah pemecahan masalah adalah bagian dari proses berpikir. Sering dianggap merupakan proses paling kompleks di antara semua fungsi kecerdasan,
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
DASAR-DASAR PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN UNDANG-UNDANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Adriy.weebly.com.
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL
Tujuan Pembelajaran 5th session.
Om swastyastu.
Pembentukan Sikap Dan Tingkah Laku
Dosen: Unang Wahidin, M.Pd.I
Adriyanto, J. G. Adriy.weebly.com. Konsep Belajar a. Kognitif (kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran) : pengetahuan, pemahaman,
Perkembangan Peserta Didik “Fase Remaja(Adolescence)”
PENYESUAIAN DIRI REMAJA
Keberhasilan belajar dan mengajar
ESTY ARYANI SAFITHRY, M.PSI, PSI
MERANCANG PEMBELAJARAN IPA DI SD PERTEMUAN 13
PENERAPAN METODE EDUTAINMENT ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN RESPON SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI Oleh : Muhammad Irham.
PRINSIP–PRINSIP Perkembangan
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
KESUKARAN BELAJAR PART III
Pertemuan II Psikologi Perkembangan Anak
Psikologi Perkembangan 1
MOTIVASI KERJA.
PEMAHAMAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU
Persepsi, Sikap, dan Nilai
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2.
WINNY PUSPASARI THAMRIN
Persepsi Persepsi memiliki makna penting dalam perilaku manusia. Perilaku seseorang didasarkan pada persepsi mengenai realitas yang dihadapi dalam kehidupanya,
ASPEK PSIKOLOGIK PADA ANAK DENGAN KELAINAN ENDOKRIN
Masalah-masalah BELAJAR
ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB.
Karateristik dan Perbedaan Individu
SIKAP DAN TINGKAH LAKU. TINGKAH LAKU MANUSIA DAN LINGKUNGAN SOSIAL (HUMAN BEHAVIOR AND SOCIAL ENVIRONMENT)
BAB II PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN
Pengertian ppd Proses PBM
KELOMPOK 2 M. HUZA IMAM ( ) M. SYAMSUL M . ( )
Perkembangan Fisik & Motorik wien/pgsd_perk.
Perkembangan Peserta Didik (Pertemuan 2)
KELOMPOK 3 NURLI JUMIATIN RISMAWATI DWIKA NOR RINA YULIA MAWADDAH
Adhyatman Prabowo, M.Psi
KURIKULUM Pengertian Kurikulum 1. Kurikulum sebagai rencana belajar.
Perkembangan masa kanak-kanak akhir (Usia Sekolah)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA
Psikologi Perkembangan 1
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah Secara Kreatif Dan Konsep Belajar Kelompok 6 : Amelia Agustina Derra Farhan F Dicky Moch Zaelani.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MANFAAT DAN TUJUAN PERMAINAN EDUKATIF
teori belajar Teori Psikologi Klasik Teori Mental State
Bermain dan Kreativitas Anak Usia Dini
PERMASALAHAN MAHASISWA
Teori Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki.
KOMUNIKASI INTRAPERSONAL
TUJUAN : SETELAH MENGIKUTI PERKULIAHAN DIHARAPKAN MAMPU MENJELASKAN PEGERTIAN BELAJAR, CIRI-CIRI BELAJAR,TOERI BELAJAR, FAKTOR-2 YANG MEPENGARUHI,PRINSIP.
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK MODUL 4 KARATERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK USIA DEWASA DISUSUN OLEH KELAS A.8 KELOMPOK 4 1. MUH. IKHWAN( ) 2.
MINAT DAN BAKAT.
Transcript presentasi:

Kematangan INTELEKTUAL dan Pengaruhnya Terhadap Readiness Yoga Permana Wijaya

Hukum Belajar Throndike Hukum kesiapan (Law of Readiness) a. jika individu siap untuk bertindak dan mau melakukannya, maka ia akan merasa puas. b. jika individu siap untuk bertindak, tetapi ia tidak mau melakukannya, maka timbullah rasa ketidakpuasan. c. jika belum ada kecenderungan bertindak, namun ia dipaksa melakukannya, maka melakukannya akan menjengkelkan. 2. Hukum latihan (Law of Exercise) a. The Law of Use : hubungan-hubungan atau koneksi-koneksi akan menjadi bertambah kuat, kalau ada latihan antara situasi yang menstimulasi dengan suatu respons. b. The Law of Disuse: hubungan-hubungan atau koneksi-koneksi akan menjadi bertambah lemah atau terlupa kalau latihan-latihan dihentikan, karena sifatnya yang melemahkan hubungan tersebut 3. Hukum efek (Law of Effect) Hubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila keadaan yang menyenangkan (satisfying state of affairs) dan cenderung diperlemah jika keadaan yang menjengkelkan (annoying state of affairs).

Kematangan Anak (Child Maturity) Kematangan anak (child maturity) adalah suatu kondisi yang tampak pada perilaku seseorang untuk mampu melakukan dan mempelajari sesuatu sesuai dengan tuntutan tugas perkembangannya.

Kematangan Intelektual Mampu berpikir mandiri, logis dan sistematis Menghargai gagasan orang lain Dapat menerima kritik Mau belajar terus.

Faktor Perkembangan Intelektual Factor pembawaan (genetik) Faktor gizi Factor kematangan Factor pembentukan Kebebasan psikologis

Ciri Kematangan Intelektual memiliki kebiasaan membaca buku dapat membaca situasi dengan cermat selalu berfikir kritis dan mendalam selalu mengevaluasi pikirannya kembali bersikap terbuka untuk mengadakan penyempurnaan memiliki ketenangan dan keyakinan dalam berusaha memiliki pedoman yang kuat dalam belajar

Kesiapan (Readiness) Kesiapan mental dan fisik untuk bertindak atau menerima pengalaman. Tangkas, pantas, cakap dan terampil. Respon yang cepat atau cepat tanggap.

Kesiapan (Readiness) Menurut Ausubel Anak dapat belajar dengan mudah tanpa ketegangan emosi. Anak mampu menunjukan motivasinya karena usahanya untuk belajar memberikan hasil yang sesuai.

Kesiapan Belajar Menurut Strebel Perkembangan fisik yang sudah matang. Derajat ketergantungan terhadap orang tua, terutama sejauh mana keterikatan anak kepada ibunya. Pemilihan tugas sendiri sesuai dengan minatnya. Dapat menyelesaikan tugas yang diberikan maupun yang dipilih sendiri. Ketepatan prestasi kerja, sehubungan dengan konsentrasi dan perhatiannya terhadap pelajaran. Keteraturan dalam berpikir dan bertingkah laku secara sosial, dalam bekerja kelompok dan teman-temannya. Perkembangan mental yang dapat diukur dengan tes inteligensi dan tes kematangan sekolah.

Kesiapan sekolah (School Readiness) menurut Lewitt dan Baker (1995). Kematangan sekolah mengacu pada kesiapan anak dalam belajar. Secara umum adalah merupakan level perkembangan anak tanpa dibatasi usia yang menunjukan kesiapan anak  mengikuti pembelajaran mengenai materi yang lebih spesifik.

Pandangan Meisels mengenai Pendekatan Teoritis Kesiapan Belajar Nativist and maturationist (lingkungan asal dan kematangan): kesiapan anak dipandang sebagai sesuatu fenomena yang muncul dari 'dalam diri anak', yang memiliki dampak baik kecil ataupun besar semuanya berasal dari lingkungan. Empiricist and Enviromentalist (empiris dan lingkungan): harus ada seperangkat keterampilan yang anak dapatkan sebelum mereka siap untuk mulai belajar atau sekolah. Social Constructivist (konstruktivitas sosial): masyarakat dan lingkungan di mana anak hidup dan tinggal perlu dipertimbangkan dalam rangka memantau kesiapan anak dalam belajar. Interactionalist (interaksi): keterampilan, pengetahuan dan kemampuan anak sangat di pengaruhi oleh interaksinya terhadap masyarakat dan komunitas kecilnya.

Menurut Comenius (Nijmeegse Schoolbekwaamheids Test), Monks, Rost dan Coffie (1978) seorang anak yang akan masuk sekolah harus memenuhi tiga kriteria, yaitu: Menguasai kemampuan panca indera dan pemahaman bahasa yang baik Memiliki motivasi untuk belajar Memiliki kematangan dalam bekerja, sehingga dapat menyelesaikan tugas-tugas dengan tuntas dan baik

Kriteria Kesiapan Belajar dapat dilihat dalam 5 hal: Kompetensi Sosial Koordinasi Motorik dan Kesehatan Fisik Pengaturan Emosi Keterampilan Kognitif Pengetahuan dan kemampuan secara umum.

Faktor Yang Membentuk Readiness Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologis, ini menyangkut pertumbuhan terhadap kelengkapan pribadi seperti tubuh yang umumnya, alat-alat indra dan kapasitas intelektual. Motivasi yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuan-tujuan individu untuk mempertahankan serta mengembangkan diri. Motivasi berhubungan dengan sistem kebutuhan dalam diri manusia serta tekanan-tekanan lingkungan. Pembentukan readiness dipengaruhi pula atas lingkungan atau kultur.

Prinsip Perkembangan Readiness Semua aspek berinteraksi dan bersama-sama membentuk readiness Pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan fisiologis individu Pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi-fungsi kepribadian individu, baik jasmaniah maupun yang rohaniah. Apabila readiness untuk melaksanakan kegiatan tertentu terbentuk pada diri seseorang, maka saat-saat tertentu dalam kehidupan seseorang merupakan masa formatif bagi perkembangan pribadinya.

Kematangan Sebagai Dasar Dari Pembentukan Readiness Dasar-dasar biologis tingkah laku Respondent behavior, yaitu tingkah laku bersyarat dan tidak sengaja selalu tergantung kepada stimuli Operant behavior, yaitu tingkah laku disengaja dan tidak selalu tergantung pada stimuli. Kematangan membentuk readiness