Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi LEADERSHIP Oleh: Drs. N.G. Krishnabudi Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember
CIRI DAN KETERAMPILAN MANAJERIAL BAB IX CIRI DAN KETERAMPILAN MANAJERIAL
Hakikat Ciri dan Keterampilan Ciri (trait) menunjuk kepada sejumlah atribut individual, termasuk aspek- aspek keribadian, tempramen, kebutuhan, motivasi, serta nilai-nilai. Ciri kepribadian adalah watak yang secara relatif stabil yang berperilaku dalam suatu cara tertentu . Contohnya percaya diri, kedewasaan emosional, tingkat enn\ergi dan toleransi terhadap stres. Sebuah kebutuhan (need0 atau motif (motive) adalah suatu keinginan akan jenis-jenis ransangan (stimuli) tau pengalaman (experience) tertentu Nilai (value) adalah sikap diinternalisasi mengenai apa yang benar dan salah, etis dan tidak etis, yang bermoral dan tidak bermoral contohnya kejujuran, keadilan, kesopanan, kesetiaan dsb. Keterampilan (skill) menunjuk kemampuan seseorang untuk melakukan berbagai jenis kegiatan kognitif atau keperilakukan (behavioral) dengan suatu cara yang efektif.
Kategori Keterampilan Keterampilan teknis (technical skill). Pengetahuan mengenai metode, proses, prosedur, dan teknik melakukan sebuah kegiatan khusus, dan kemampuan menggunakan alat-alat dan peralatan yang relevan bagi kegiatan tersebut. Keterampilan untuk melakukan hubungan antarpribadi (interpersonal skills). Pengetahuan tentang perilaku manusia dan proses-proses hubungan antar pribadi, kemampuan untuk mengerti perasaan, sikap, serta memotivasi orang lain, dsb. Keterampilan konseptual (coseptual skills). Kemampuan analitis umum, berfikir nalar, kepandaian dalam membentuk konsep, serta konseptualisassi hubungan yang kompleks dan berarti dua, kreativitas dalam mengembangkan ide dan memecahkan masalsh, kemampuan menganalitis peristiwa-peristiwa dan kecenderungan-kecenderungan yang dirasakan, mengangtisipasi perubahan, dan melihat peluang serta masalah-masalah potensial.
Ciri-ciri dan Efektivitas Manajerial Tingkat energi dan Toleransi terhadap stres. Tingkat energi yang tinggi dan toleransi terhadap stres membantu para manajer menanggulangi tingkat kecepatan yang tinggi, jam-jam kerja yang panjang, serta permintaan yang tidak habis-habisnya terhadap kebanyakan pekerjaan manajerial. Seorang pemimpin yang mempunyai toleransi stres dan ketenangan yang tinggi lebih besar kemungkinannya untuk tetap tenang dan memberi pengarahan yang mantap dan pasti terhadap para bawahan dalam suatu krisis. Rasa Percaya Diri. para pemimpin yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi akan lebih besar kemungkinannnya untuk mencoba tugas- tugas yang sukar dan menetapkan sasaran-sasaran yang menantang bagi dirinya. Pemimpinn yang mempunyai harapan yang tinggi pada dirinya kemungkinan mempunyai harapan yang tinggi pula terhadap bawahannya. Namun seorang manajer yang percaya diri berlebihan cenderung menjadi arogan, otokratik dan tidak toleran terhadap pandangan-yang menentang.
Internal Locus of Control Internal Locus of Control. Orang dengan orientasi internal locus of control (disebut internals) percaya bahwa peristiwa-peristiwwa dalam hidup mereka lebih banyak ditentukan oleh tindakan-tindakan mereka sendiri daripada oleh suatu kebetulan atau kekuatan yang tidak dapat dikontrol. Sebaliknya, orang dengan orientasi external yang kuat (disebt externals) mempercayai bahwa peristiwa-peristiwa dalam hidup mereka ditentukan oleh kebetulan atau nasib dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa untuk memperbaiki kehidupan mereka. Kematangan Emosional. Seseorang dengan kematangan emosional yang tinggi tidak terlalu egosentris, mereka lebih banyak mempunyai kontrol terhadap diri sendiri, mereka mempunyai lebih banyak emosi yang stabil, dan mereka tidak terlalu bersifat defensif. Hasilnya, para pemimpin dengan kematangan emosional yang tinggi mempunyai lebih banyak hubungan keeja sama dengan para bawahan, kerabat, dan dengan para atasan.
Integritas berarti bahwa perilaku seseorang konsisten dengan nilai-nilai yang menyertainya dan orang tersebut bersifat jujur, etis dan dapat dipercaya. Integritas merupakan suatu determinan utama dalam menilai apakah seorang pemimpin dapat dipercaya atau tidak, sejauh mana orang itu jujur dan dapat dipercaya daripada memperdaya, sejauh mana seorang pemimpin memenuhi tanggung jawabnya terhadap pelayanan dan kesetiaan dari para pengikutnya dan sejauh mana seorang pemimpin dapat dipercaya untuk tidak mengulangi secara sembarangan apa yang disampaikan secara sangat konfidensial. Motivasi kekuasaan. Orang yang mempunyai kebutuhan akan kekuasaan yang besar mencari posisi kewenangan dan kekuasaan, dan mereka lebih besar kemungkinannya untuk lebih membiasakan diri kepada permainan politik kekuasaan organisasi.
Orientasi pada keberhasilan (Achivement Orientation) Orientasi pada keberhasilan (Achivement Orientation). Manajer yang mempunyai orientasi akn keberhasilan yang tinggi kemungkinan akan mempunyai perhatian yang tinggi terhadap sasaran tugas, lebih bersedia menerima tanggung jawab untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan tugas, lebih besar kemungkinannya untuk mengambil inisiatif dalam menemukan masalah-masalah tersebut dan bertindak dengan tegas untuk memecahkannya dan lebih menyukai pemecahan-pemecahan yang menyangkut tingkat resiko yang moderat daripada pemecahan-pemecahan yang atau sangat beresiko atau sangat konservatif. Kebutuhan akan afiliasi (Need for Affiliation). Kebanyakan studi menemukan hubungan yang negatif antara kebutuhan akan afiliasi dan efektifitas manajerial. Ketidakefektifan para manajer yang mempunyai kebutuhan afiliasi dapat dipahami dengan meneliti pola perilaku yang umum bagi manajer-manajer yang demikian.
Pedoman Bagi Para Manajer Penemuan bahwa keterampilan dan ciri yang khusus secara positif berhubungan dengan efektifitas manajerial serta kemajuan memunyai beberapa implikasi yang praktis bagi orang dalam merencanakan karir mereka sendiri sebaga seorang manajer. Identifikasi dan ketahui kelemahan dan kekuatan Anda Kembangkan keterampilan-keterampilan relevan yang tidak sempurna Lakukan kompensasi terhadap kelemaha.