MUSTH In Elephant
FENOMENA MUSTH PADA GAJAH JANTAN DI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS PROVINSI LAMPUNG MUHAMMAD VIDY FITRYADI J3P213065 dibimbing oleh: Dr Drh Yudi, MSi PROGRAM KEAHLIAN PARAMEDIK VETERINER INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
(Elephas maximus sumatranus) PENDAHULUAN Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) Gajah TNWK Domestikasi gajah liar Aktivitas rutin: perawatan, pemeliharaan, pelatihan mahout “MUSTH”
TUJUAN Mendapatkan Informasi Mengenai Fenomena Musth Pada Gajah Jantan Di Taman Nasional Way Kambas Provinsi Lampung.
LOKASI DAN WAKTU Lokasi : di PLG Taman Nasional Way Kambas, Jl Taman Nasional Way Kambas, kec. Labuhan Ratu, Desa Rajabasa Lama I, Lamtim, Indonesia. Waktu : 27 Juli – 27 Agustus 2015
Teknik pengumpulan data Primer Pengamatan Sekunder Studi pustaka
Sejarah TNWK Resmi sebagai TN oleh Menhut dengan SK No. 670/Kpts-II/1999. Luas 125.621,3 H. Perwakilan hutan dataran rendah Sudah menghasilkan ±300 gajah latih sejak 1985 Didirikan : melindungi keberadaan gajah (Ditjen PHKA 2007)
FENOMENA MUSTH Musth : Fenomena fisiologi normal pada gajah yang ditandai dengan perubahan tingkah laku, keadaan fisik, dan keadaan fisiologi (Deepa 1999)
Keadaan fisiologi Musth gajah jantan memproduksi hormon testosteron berlebihan. Testosteron : perkembangan organ kelamin jantan (penis dan testis). Hormon testosteron bertanggung jawab untuk pengembangan massa otot, pertumbuhan badan, dan pematangan sel kelamin (Hanum 2010).
Ciri-ciri dan gejala Ciri-ciri khas : -ekskresi kelenjar temporal -urine dribling -peningkatan agresifitas dan biasanya disertai vokalisasi (Huggler 2006).
Gejala Fase awal : pembesaran kelenjar temporal Titik perubahan prilaku Gajah bersemangat bergerak, diikuti peningkatan kekuatan
Pengamatan kelenjar temporal : - lubang coklat sedikit kotor - keluar cairan kental - bau khas
>>>Puncak agresifitas<<< Fase pertengahan : >>>Puncak agresifitas<<< - kekuatan mencapai 6x lipat - gajah sulit dikendalikan mahout - cairan kelenjar temporal keluar lebih cepat - gajah cenderung melakukan pengerusakan ( Deepa 1999)
Gambar 3. Ekskresi kelenjar temporal.
Gajah mulai mengikuti perintah mahout Fase akhir : berkurangnya ekskresi kelenjar temporal, intensitas ereksi penis, agresifitas. Gajah mulai mengikuti perintah mahout Beberapa minggu kemudian : Berhentinya ekskresi kelenjar temporal, urinasi kembali normal, dan perilaku beralih seperti awal (Deepa 1999).
Penanganan Gajah Musth Beberapa mahout memilih melakukan isolasi terhadap gajahnya. Isoasi ini bertujuan untuk memberi keamanan gajah-gajah lain dan lingkungan disekitarnya (Alikodra 2010).
Cara pengisolasian : - kaki gajah diborgol - kedua borgol diikat ke pohon besar dengan jarak ±30m
Gambar 4 Penambatan Gajah
Pertimbangan penambatan : -tempat yang tepat -ketersediaan pakan -keamanan
Kekuatan yang dimiliki gajah musth, dapat dikontrol dengan menarik kereta safari P: 4m L: 2.5 m Bobot : ±1 ton Gambar 4. Kereta Safari
Gajah berkeliling menarik kereta safari Gajah berkeliling menarik kereta safari. >>energi banyak terkuras<< mahout wajib berada diatas gajah sebagai pengendali. Akumulasi energi yang dibiarkan, membuat gajah semakin kuat (Huggler 2006).
Pemanfaatan Gajah Musth Kekuatan mental gajah dimanfaatkan untuk patroli menggiring gajah liar yang masuk kawasan. Diperlukan skill dari mahout yang berpengalaman dalam melakukannya, karena keselamatan mahout dan gajah liar menjadi taruhannya (Vidya and Sukumar 2005).
Simpulan Musth merupakan fenomena fisiologi normal yang kompleks dan hanya terjadi pada gajah jantan. Periode musth adalah waktu yang sangat berbahaya, karena gajah akan menjadi agresif, tidak terkendali dan cenderung melakukan pengrusakan. Kontrol pemeliharaan dan pemanfaatan gajah musth yang tepat dapat menjadi alternatif pemecahan masalah tersebut.
SARAN Balai TNWK perlu adanya peningkatan dalam tindak pengamatan, pengontrolan, dan pemanfaatan gajah musth. Berbagai aspek perlu diperharikan demi keamanan mahout, gajah yang sedang musth, dan gajah lain disekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA Alikodra, H.A. 2010. Teknik Pengelolaan Satwaliar dalam Rangka Mempertahankan Keanekaragaman Hayati Indonesia. IPB Press. Bogor. Balai Taman Nasional Way Kambas. 2008. Buku Zonasi Taman Nasional Way Kambas. Lampung. Balai Besar Taman Nasional Way Kambas. 2011. Rencana Strategis Taman Nasional Way Kambas . 2004-2010. Lampung Deepa A, 1999. Musth in elephants. Zoo's print journal, 15(5), pages 259–262 Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam (Ditjen PHKA). 2007. Informasi 50 Taman Nasional Di Indonesia. Bogor : Sub Direktorat Informasi Konservasi Alam (Bogor) Dan Lestari Hutan Indonesia Hanum, M. 2010. Biologi Reproduksi. Nuha Medika; Yogyakarta Huggler, J. 2006. Animal Behaviour: Rogue Elephants. London: The Independent.
TERIMAKASIH Allah SWT Kedua Orang Tua Teman-teman PKL TNWK Dr Drh Yudi, MSi Dr Drh Gunanti, MS Drh Dedy Candra dan Drh Diah Esti beserta staff Drh Surya Kusuma W Tio Mulyawarman Berlina Oktoria Teman-teman PKL TNWK Teman-teman PVT 50 Teman-teman UKM MAX!! IPB