MUSTH In Elephant.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Sistem Reproduksi.
Advertisements

STATISTIK KEHUTANAN.
Kegiatan Statistik Kehutanan
KEPERAWATAN BENCANA TERHADAP ANAK
Tri Baskoro 022 Bagus Setiawan 027 Wahab Abdullah 025
Di ekosistem hutan, biasanya konflik konservasi muncul antara satwa endemik dan pengusaha HPH (Hak Pengusahaan Hutan). Karena habitatnya menciut dan kesulitan.
Aspek Peran Aktif Masyarakat dalam Pengelolaan DAS HUMBAHAS
Dasar hukum amdal (UUPLH) TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP:
Dr. Ir. Heru Purboyo Hidayat P, DEA
AGROFOREST ATAU SISTEM AGROFORESTRI KOMPLEKS
Perencanaan Tata Guna Lahan
Oleh : Muhammad Desna Noronhae
PENGEMBANGAN ROTAN INDONESIA MELALUI POLA SENTRA HHBK
“Meningkatkan Efektifitas Zonasi
PERIKANAN DAN KEHUTANAN
Kegiatan Statistik Kehutanan
Namo Buddhaya.
Kastrasi pada Kucing Kelompok 4 : Belinda Martin J3P Dolly yumantara J3P Matelda SR J3P M Vidy Fitryadi J3P Normalita Caesari.
KEHUTA NAN KETENTUAN UMUM UNDANG- UNDANG REPUBLIK INDONESIA
KONSEP MODERN KAWASAN DILINDUNGI BAGI OBYEK EKOWISATA
TEKNIK SILVIKULTUR Oleh : Suryo Hardiwinoto, dkk Laboratorium Silvikultur & Agroforestry Fakultas Kehutanan UGM, YOGYAKARTA.
Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc.
ARAHAN SEKDITJEN KSDAE REKONSILIASI PENDATAAN BIDANG KSDAE TAHUN 2016
PENATAAN RUANG VISI: Tercapainya pengaturan pemanfa-tan ruang yg berkualitas untuk mewujudkan keterpaduan penggunaan sumberdaya dlm kerangka Pemb Nasional.
Namo Buddhaya.
(Memahami Tumbuh Kembang Masa Remaja)
SCREENING IBR DAN DIFERENSIAL LEUKOSIT UNTUK PENGENDALIAN GANGGUAN REPRODUKSI SAPI PO DI DAERAH INTEGRASI JAGUNG-SAPI Bogor, 8-9 Agustus 2017.
RENCANA KERJA DINAS KEHUTANAN TAHUN 2017
SISTEM REPRODUKSI BETINA DAN JANTAN
Fakultas Sains dan Teknologi
KONSERVASI LANSKAP : BENTANG ALAM EKOSISTEM PESISIR DAN PULAU KECIL
PENGUATAN KONSEP EKOLOGI TANAMAN
Superfund Follies di Indonesia
Studi Kelayakan Bisnis
(Memahami Tumbuh Kembang Masa Remaja)
ASAS PENGELOLAAN KONSERVASI
PENDAHULUAN.
KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM
Dr. Drs. Budi Riyanto, S.H.,M.Si.
ANATOMI FISIOLOGI Pengampu : 1. Moh. Nur Ihsan 2. Dr. Tri Eko Susilorini, MS Penilaian : UTS, Kuis, UAS dan praktikum.
Sistem Indera Vertebrata
Kinerja Reproduksi Sapi Betina dan Performans Pedet Pada Usaha Perbibitan Sapi Potong Di Kabupaten Sigi Moh. Takdir, Pujo Haryono dan Andi Baso Lompengeng.
KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU DI KAWASAN HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT
TAHUN 2014 TENTANG DESA UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT
Sistem Agroforestri Repong Damar (Shorea javanica) Di Krui, Lampung Barat SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017 I GUSTI AYU KUSUMA WARDANI.
SEMANGAT BELAJAR FOR MY STUDENT
PENGELOLAAN SATWALIAR
Wisata lampung indonesia
UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2010
“HORMON REPRODUKSI”.
GOUT Oleh Dr. Sri Utami, B.R. MS.
Sistem Reproduksi Pria
AKSI MITIGASI PERUBAHAN IKLIM DAN PEP RAD-GRK DI BIDANG KEHUTANAN
KELOMPOK 5 SISTEM REPRODUKSI PRIA
BEKERJA DI LEMBAGA KONSERVASI
HEZRON PARDOMUAN DOLOK SARIBU
Pengangkutan Dengan Kereta Api (Aspek Hukum)
Nixon Rammang. Undang – undang No 5 Tahun 1967 Tentang Ketentuan Pokok Kehutanan diganti dengan Undang-Undang 41 Tahun 1999 Pengelolaan hutan oleh dan.
REKLAMASI HUTAN dan rehabilitasi das
COVER PENDAHULUAN ISI KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA.
Pengertian (1) Struktur Ruang Tata Ruang Pola Ruang
Di ekosistem hutan, biasanya konflik konservasi muncul antara satwa endemik dan pengusaha HPH (Hak Pengusahaan Hutan). Karena habitatnya menciut dan kesulitan.
IMPLEMENTASI UNDANG – UNDANG NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT OLEH:TUTIK KUSUMA WADHANI,SE,MM,M.Kes.
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL. Apa itu Penyakit Menular Seksual? Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu jenis Infeksi Saluran Reproduksi (ISR),
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.
SISTEM REPRODUKSI. SISTEM REPRODUKSI PRIA Struktur luar terdiri dari penis dan skrotum Struktur dalamnya terdiri dari testis, epididimis, vas deferens,
STRUKTUR SPERMATOZOA DARI KELOMPOK 2. NAMA ANGGOTA KELOMPOK Halimah Tusya ‘Diah(04) I Gede Agus Ananda Putra(05) I Gusti Lanang Janu Tantipala(06)
TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR
Keanekaragaman Hayati
Transcript presentasi:

MUSTH In Elephant

FENOMENA MUSTH PADA GAJAH JANTAN DI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS PROVINSI LAMPUNG MUHAMMAD VIDY FITRYADI J3P213065 dibimbing oleh: Dr Drh Yudi, MSi PROGRAM KEAHLIAN PARAMEDIK VETERINER INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

(Elephas maximus sumatranus) PENDAHULUAN Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) Gajah TNWK Domestikasi gajah liar Aktivitas rutin: perawatan, pemeliharaan, pelatihan mahout “MUSTH”

TUJUAN Mendapatkan Informasi Mengenai Fenomena Musth Pada Gajah Jantan Di Taman Nasional Way Kambas Provinsi Lampung.

LOKASI DAN WAKTU Lokasi : di PLG Taman Nasional Way Kambas, Jl Taman Nasional Way Kambas, kec. Labuhan Ratu, Desa Rajabasa Lama I, Lamtim, Indonesia. Waktu : 27 Juli – 27 Agustus 2015

Teknik pengumpulan data Primer Pengamatan Sekunder Studi pustaka

Sejarah TNWK Resmi sebagai TN oleh Menhut dengan SK No. 670/Kpts-II/1999. Luas 125.621,3 H. Perwakilan hutan dataran rendah Sudah menghasilkan ±300 gajah latih sejak 1985 Didirikan : melindungi keberadaan gajah (Ditjen PHKA 2007)

FENOMENA MUSTH Musth : Fenomena fisiologi normal pada gajah yang ditandai dengan perubahan tingkah laku, keadaan fisik, dan keadaan fisiologi (Deepa 1999)

Keadaan fisiologi Musth gajah jantan memproduksi hormon testosteron berlebihan. Testosteron : perkembangan organ kelamin jantan (penis dan testis). Hormon testosteron bertanggung jawab untuk pengembangan massa otot, pertumbuhan badan, dan pematangan sel kelamin (Hanum 2010).

Ciri-ciri dan gejala Ciri-ciri khas : -ekskresi kelenjar temporal -urine dribling -peningkatan agresifitas dan biasanya disertai vokalisasi (Huggler 2006).

Gejala Fase awal : pembesaran kelenjar temporal Titik perubahan prilaku Gajah bersemangat bergerak, diikuti peningkatan kekuatan

Pengamatan kelenjar temporal : - lubang coklat sedikit kotor - keluar cairan kental - bau khas

>>>Puncak agresifitas<<< Fase pertengahan : >>>Puncak agresifitas<<< - kekuatan mencapai 6x lipat - gajah sulit dikendalikan mahout - cairan kelenjar temporal keluar lebih cepat - gajah cenderung melakukan pengerusakan ( Deepa 1999)

Gambar 3. Ekskresi kelenjar temporal.

Gajah mulai mengikuti perintah mahout Fase akhir : berkurangnya ekskresi kelenjar temporal, intensitas ereksi penis, agresifitas. Gajah mulai mengikuti perintah mahout Beberapa minggu kemudian : Berhentinya ekskresi kelenjar temporal, urinasi kembali normal, dan perilaku beralih seperti awal (Deepa 1999).

Penanganan Gajah Musth Beberapa mahout memilih melakukan isolasi terhadap gajahnya. Isoasi ini bertujuan untuk memberi keamanan gajah-gajah lain dan lingkungan disekitarnya (Alikodra 2010).

Cara pengisolasian : - kaki gajah diborgol - kedua borgol diikat ke pohon besar dengan jarak ±30m

Gambar 4 Penambatan Gajah

Pertimbangan penambatan : -tempat yang tepat -ketersediaan pakan -keamanan

Kekuatan yang dimiliki gajah musth, dapat dikontrol dengan menarik kereta safari P: 4m L: 2.5 m Bobot : ±1 ton Gambar 4. Kereta Safari

Gajah berkeliling menarik kereta safari Gajah berkeliling menarik kereta safari. >>energi banyak terkuras<< mahout wajib berada diatas gajah sebagai pengendali. Akumulasi energi yang dibiarkan, membuat gajah semakin kuat (Huggler 2006).

Pemanfaatan Gajah Musth Kekuatan mental gajah dimanfaatkan untuk patroli menggiring gajah liar yang masuk kawasan. Diperlukan skill dari mahout yang berpengalaman dalam melakukannya, karena keselamatan mahout dan gajah liar menjadi taruhannya (Vidya and Sukumar 2005).

Simpulan Musth merupakan fenomena fisiologi normal yang kompleks dan hanya terjadi pada gajah jantan. Periode musth adalah waktu yang sangat berbahaya, karena gajah akan menjadi agresif, tidak terkendali dan cenderung melakukan pengrusakan. Kontrol pemeliharaan dan pemanfaatan gajah musth yang tepat dapat menjadi alternatif pemecahan masalah tersebut.

SARAN Balai TNWK perlu adanya peningkatan dalam tindak pengamatan, pengontrolan, dan pemanfaatan gajah musth. Berbagai aspek perlu diperharikan demi keamanan mahout, gajah yang sedang musth, dan gajah lain disekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA Alikodra, H.A. 2010. Teknik Pengelolaan Satwaliar dalam Rangka Mempertahankan Keanekaragaman Hayati Indonesia. IPB Press. Bogor. Balai Taman Nasional Way Kambas. 2008. Buku Zonasi Taman Nasional Way Kambas. Lampung. Balai Besar Taman Nasional Way Kambas. 2011. Rencana Strategis Taman Nasional Way Kambas . 2004-2010. Lampung Deepa A, 1999. Musth in elephants. Zoo's print journal, 15(5), pages 259–262 Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam (Ditjen PHKA). 2007. Informasi 50 Taman Nasional Di Indonesia.  Bogor : Sub Direktorat Informasi Konservasi Alam (Bogor) Dan Lestari Hutan Indonesia Hanum, M. 2010. Biologi Reproduksi. Nuha Medika; Yogyakarta Huggler, J. 2006. Animal Behaviour: Rogue Elephants. London: The Independent.

TERIMAKASIH Allah SWT Kedua Orang Tua Teman-teman PKL TNWK Dr Drh Yudi, MSi Dr Drh Gunanti, MS Drh Dedy Candra dan Drh Diah Esti beserta staff Drh Surya Kusuma W Tio Mulyawarman Berlina Oktoria Teman-teman PKL TNWK Teman-teman PVT 50 Teman-teman UKM MAX!! IPB